A. STRESS
1. Definisi stress
Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan
psikologis. Seseorang yang menderita stress, selain terwujud dalam berbagai macam
penyakit, dapat pula terungkap melalui ketidakmampuannya untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, sehingga menderita gangguan kecemasan, depresi dan
ganguan psikosomatik.
penderitaan fisik dan psikis menyebabkan seseorang tak dapat berfungsi
secara wajar, tak mampu berprestasi tinggi dan sering menadi masalah bagi
lingkungannya, hal tersebut merupakan akibat dari stress yang berkelanjutan.
b. Factor psikologis
1) Frustasi
Frustasi ditandai dengan menurunnya semangat hidup seseorang.
Ketika seseorang kecewa dengan apa yang dia dapatkan atau gagal dalam
meraih apa yang diinginkan maka banyak kemungkinan orang itu akan
mengalami frustasi.
2) Perasaan dan emosi
Marah, mudah tersinggung, merasa tidak nyaman, merasa tidak
aman, sedih merasa bersalah adalah cotoh perasaan dan emosi yang
menyebabkan stress.
3) Pengalaman hidup
Segala yang terjadi dalam kehidupan seseorang yang tidak sesuai
dengan yang diinginkan, biasanya akan menimbulkan stress.
4) Keputusan perilaku
Salah mengambil keputusan membuat orang merasa takut dan tak
mau lagi menjalani hidupnya.
5) Respon perlawanan
Ketika seseorang melawan hal yang terjadi namun dia tetap tidak
merubah keadaan, disitulah seseorang rentang terkena stress.
c. Factor social
1) Keluarga
Terjadi kesalahan pola asuh dari keluarga yang dianggap tidak
sejalan dengan filsafat individu.
2) Lingkungan
Gaya hidup yang modern juga membuat orang mudah terkena stress.
3) Dunia kerja
Stressor yang berasal adari dunia kerja yang mampu membuat orang
mnegambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.
3. Pengelolahanaan stress
Manajeman stress adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi,
orang-orang dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan.
a. Berikut pengelolahan stress yang baik:
1) Jangan hanya bergantung pada diri sendiri
2) Ciptakan tujuan yang terukur dan bisa tercapai
3) Jangan menuntut kesempurnaan
4) Bedakan antara stress yang nyata dan tidak nyata
5) Tahun apa yang bisa diharapkan dari diri sendiri.
6) Jangan menipu diri sendiri
7) Jangan biarkan satu kegagalan menganggu diri sendiri.
8) Belajar mengelola waktu dan angan melakukan semuanya pada satu waktu.
9) Belajar berkata tidak
5. Jenis-jenis stress
a. Stress yang bersifat organobiologik (fisik)
Kelelahan fisik, kecelakaan, gizi kurang, penyakit infeksi dan tindakan operasi.
b. Stress yang bersifat psiko-edukatif
Stress yang berasal dari alam psikologik (kejiwaan) dan alam pensdidikan.
c. Stress sosio kultural
Perubahan-perubahan social/ekonomi dan social budaya yang cukup besar.
B. Frustasi
a. Definisi frustasi
Frustasi adalah perasaan kecewa jengkel akibat terhalang dalam pencapaian
tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar frustasi dirasakan.
Frustasi adalah suatau keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi
dan tujuan tidak bisa tercapai sehingga orang kecewa dan mengalami halangan,
kecemasan dan ketegangan yang tidak menyenagkan dalam usahanya untuk
mencapai tujuan.
b. Reaksi frustasi
Seseorang yang mengalami frustasi akan bereaksi secara tidak sadar untuk
mengurangi tekanan batin yang menimbulkan rasa sakit atau stress. Reasksi tersebut
dinamakan defense of mechanism yaitu reaksi yang muncul dalam diri seseorang
yang sedang berusaha mempertahankan harga dirinya dari realita yang dihadapi.
Tiga bentuk pokok perilaku dalam upaya penyesuaian, yaitu
1) Aggressive reaction (reaksi menyerang)
Seseirang yang frustasi bisa melakukan tindak menyerang, baik terhadap ojek
penghalang penyebab frustasi atau terhadap objek pengganti.
2) Withdrawal reaction (reaksi menghindar)
Dibagi menjadi 3 yakni;
a) Repression
Proses peminggiran dari kesadaran pikiran maupun perasaan yang
menimbulkan kepedihan, rasa malu atau bersalah.
b) Fantasy
proses seseorang lari dari relita kedunia khayal yang bisa memuaskan
keinginan yang terhalang.
c) Regression
Proses seseorang melarikan diri dari realita yang menyakitkan dan
dari tangungjawab yang diembannya menuju kearah keberadaan masa kanak-
kanaknya yang terlindungi.
6) Compromise reactioan (reaksi kompromistis)
Proses seseorang harus menyerah kepada suasana yang mengancam
atau tidak mengenakkan sebagai akaibat bfrustasi, tetapi tanpa harus
menyerah total sehingga tujuan yang diimpikan tetap bisa terealisasi.
d. Pengelolahan frustasi
Terdapat 7 cara dalam mengelola frustasi yakni;
1) Sikap optimis merupakan pilihan, bukan bawaan dari lahir.
2) Jangan cemas, maka hati akan lebih tenang.
3) Bersikap tenang , rileks sambil berfikir menyusun strategi.
4) Belajar bereaksi secara positif, karena pemikiran positif menghasilka sesuatu
yang positif pula.
5) Mulai dengan tindakan kecil tetapi pemikiran besar.
6) Ambil langkah-langkah kecil dan maju sambil terus memperhatikan tujuan akhir
yang ingin dicapai agar kita tidak kehilangan arah.
e. Pengelompokan frustasi
Secara garis besar frustasi dikelompokkan menjadi 2 kategori, sebagai berikut;
1) Frustasi ekternal
Contoh, kecelakaan,divonis penyakit, bencana, norma-norma adat dll.
2) Frustasi internal
Yakni setiap hal yang merendahkan diri dan menurunkan harga diri.