Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No.

2, September 2017 ISSN: 2355-3774

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL


BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI PAYA PEUNAGA
KABUPATEN ACEH BARAT

Febry Fahreza1
Nurul Husna2

1
STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615, E-mail : fahrezza25@gmail.com
2
STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615, E-mail: Nurulhusna78@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah dan
ekspositori terhadap hasil belajar IPS di kelas V SD Negeri Paya Peunaga Kabupaten Aceh Barat. Penelitian
ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2 yang mempunyai dua variabel bebas
dan satu variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Paya Peunaga
Kabupaten Aceh Barat yang terdiri atas dua kelas dengan jumlah 76 siswa. Sampel penelitian ditetapkan
kelasV-B yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kelas V-A yang menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Data
dikumpulkan melalui tes hasil. Untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan
4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 38 soal dengan koefisien reliabilitas 0,92. Uji normalitas
dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlett. Kemudian data di analisis
dengan Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil penelitian
adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah X = 29,27
lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori X =
27,55.

Kata-kata kunci: Strategi Pembelajaran, Hasil Belajar IPS.

PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh teknik penilaian yang sesuai. Pendidikan
anak didik yang berakibat terjadinya mempunyai peranan yang sangat besar
perubahan pada diri pribadinya (Miarso, dalam mencapai keberhasilan dalam
2004:9). Dengan demikian pendidikan perkembangan anak.
merupakan usaha yang dilakukan dengan Menurut Sagala (2012:12), kegiatan
terencana untuk membantu anak didik mengajar pada hakikatnya adalah aktivitas
memiliki kemampuan intelektual dan juga siswa dalam arti yang sangat luas, dalam
pengembangan sikap, kepribadian dan arti guru bukan hanya semata-mata
keterampilan siswa agar bermanfaat bagi memberikan informasi, melainkan juga
kepentingan hidupnya sebagai seorang mengarahkan dan memberi fasilitas belajar
individu dan sebagai masyarakat dengan (directing and facilitating the learning)

Pengaruh Strategi Pembelajaran 37


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

agar proses belajar lebih memadai. Hal ini ini dilaksanakan di sekolah ini lebih banyak
mengandung pengertian bahwa proses dilakukan metode ceramah yaitu dengan
belajar mengajar oleh guru menghadirkan cara guru menerangkan dan siswa duduk
proses belajar pada pihak siswa yang mendengarkan mata pelajaran IPS. Siswa
berwujud dalam perubahan tingkah laku, akan menghafal materi tanpa memahami
meliputi perubahan tingkah laku, perubahan konsep. Hal seperti ini akhirnya
keterampilan, kebiasaan sikap, menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS
pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. itu sendiri.
Proses pembelajaran merupakan Pemilihan strategi pembelajaran
suatu sistem yang terdiri atas berbagai sangat berpengaruh dalam meningkatkan
komponen yang saling terkait. Salah satu mutu pembelajaran siswa. Oleh karena itu,
komponen yang sangat berpengaruh dari perlu diadakan pengkajian dan
komponen tersebut dalam peningkatan pembaharuan (inovasi) dalam strategi
mutu pendidikan adalah guru. Sagala pembelajaran, di antaranya adalah strategi
(2012:147) menyatakan bahwa guru sebagai pembelajaran berbasis masalah yaitu
tenaga pendidik adalah seseorang atau strategi pembelajaran yang memberikan
sekelompok orang yang berprofesi kebebasan kepada siswa dalam hal belajar.
mengelola kagiatan belajar mengajar serta Mereka didorong belajar secara mandiri
seperangkat peran lainnya yang dalam hal mengolah informasi. Apabila
memungkinkan berlangsungnya kegiatan siswa dilibatkan dalam proses belajar
belajar mengajar yang lebih efektif, melalui mengajar maka sikap apatis, menolak dan
transformasi. tingkah laku yang menyimpang akan
Proses belajar mengajar meliputi berkurang, sebaliknya akan menimbulkan
setiap mata pelajaran salah satunya adalah kegirangan dan kegairahan belajar dan
pelajaran IPS. Kenyataan sekarang ini membuat siswa untuk dapat berpikir secara
banyak siswa yang mengalami masalah kritis dan juga leluasa dalam
tentang mata pelajaran IPS. Kualitas berkomunikasi.
pendidikan IPS di Indonesia belum Pembelajaran berbasis masalah
mencapai hasil yang diharapkan. Siswa merupakan konsep belajar yang membantu
banyak yang mengeluh tentang mata guru untuk mengaitkan materi yang
pelajaran IPS dan menganggap bahwa diajarkan dengan situasi nyata siswa.
pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang Konsep belajar ini juga akan mendorong
membosankan. Hal ini disebabkan karena siswa membuat hubungan antara
strategi mengajar yang digunakan guru pengetahuan yang dimilikinya dengan
tidak menarik. Pembelajaran yang selama penerapan dalam kehidupan mereka sehari-

Pengaruh Strategi Pembelajaran 38


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

hari sebagai anggota keluarga dan memajukan masyarakat sekitar (Sapriya,


masyarakat. Konsep belajar ini 2009:24).
berpandangan bahwa belajar akan lebih Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
bermakna jika anak “menemukan sendiri” merupakan salah satu mata pelajaran yang
masalah apa yang sedang dipelajarinya diberikan mulai SD/MI sampai
bukan “mengetahuinya” dari orang lain. SMP/MTs/SMA. IPS mengkaji seperangkat
Dengan demikian, hasil pembelajaran peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
diharapkan lebih bermakna bagi siswa, yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui
karena dengan pembelajaran berbasis mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
masalah, siswa diharapkan mengalami dan untuk dapat menjadi warga negara
memahami sendiri apa makna belajar, apa Indonesia yang demokratis, dan
manfaatnya, dan bagaimana mencapainya, bertanggung jawab, serta warga dunia yang
sehingga siswa dapat menyadari bahwa cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun
pelajaran tersebut berguna bagi hidupnya secara sistematis, komprehensif, dan
nanti. terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewasaan dan keberhasilan dalam
Hakikat Hasil Belajar IPS kehidupan di masyarakat.

Pembelajaran IPS di merupakan Menurut Hamalik (2005:67) hasil

program pengajaran yang bertujuan untuk belajar adalah perubahan tingkah laku yang

mengembangkan potensi peserta didik agar terjadi pada seseorang dari yang tidak tahu

peka terhadap masalah sosial yang terjadi di menjadi tahu. Perubahan tingkah laku yang

masyarakat, memilki sikap mental positif termasuk hasil belajar meliputi;

terhadap perbaikan segala ketimpangan pengetahuan, emosional, pengertian,

yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap hubungan sosial, kebiasaan, keterampilan

masalah yang terjadi sehari-hari baik yang etis, budi pekerti, apresiasi dan sikap.

menimpa dirinya sendiri maupun yang Menurut Mulyasa (2013:89). Tujuan

menimpa masyarakat. Pembelajaran IPS di pengajaran IPS di sekolah dapat

Sekolah Dasar berfungsi mentransmisikan dikelompokkan menjadi empat komponen

pengetahuan dan pemahaman tentang yaitu:

masyarakat, berupa fakta-fakta dan ide-ide a) Memberikan kepada Siswa pengetahuan


kepada anak, selain itu juga tentang pengalaman manusia dalam
mengembangkan rasa kontunuitas dan kehidupan bermasyarakat pada masa
stabilitas, memberikan informasi dan lalu, sekarang dan masa akan datang.
teknik-teknik sehingga mereka dapat ikut

Pengaruh Strategi Pembelajaran 39


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

b) Menolong siswa untuk berpikir secara teratur, kritis dan tanggap


mengembangkan keterampilan (skill) dalam memecahkan masalah. Hal apapun
untuk mencari dan mengolah informasi. yang dipelajari siswa, maka ia harus
c) Menolong siswa untuk mempelajarinya sendiri, tidak ada
mengembangkan nilai/sikap demokrasi seorangpun dapat melakukan kegiatan
dalam kehidupan bermasyarakat. belajar tersebut untuknya.
d) Menyediakan kesempatan kepada siswa Pembelajaran berbasis masalah
untuk mengambil bagian/berperan serta dimulai dengan pemberian “masalah”
dalam bermasyarakat. biasanya “masalah” memiliki konteks pada
dunia nyata, siswa secara berkelompok aktif
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah merumuskan masalah dan mengidentifikasi
Strategi pembelajaran berbasis kesenjangan pengetahuan mereka,
masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai mempelajari dan mencari sendiri materi
rangkaian aktivitas pembelajaran yang yang berkaitan dengan “masalah” dan
menekankan kepada proses penyelesaian melaporkan solusi dari “masalah”.
masalah yang dihadapi secara ilmiah Sementara guru lebih banyak memfasilitasi.
(Sanjaya, 2007:203). Pembelajaran berbasis Pertanyaan atau masalah yang diajukan
masalah bertumpu pada psikologi kognitif secara pribadi bermakna untuk siswa, dan
dan pandangan konstruktivis mengenai merupakan masalah yang sesuai dengan
belajar. Prinsip kontruktivis menyatakan situasi kehidupan nyata yang otentik,
bahwa “aktivitas harus selalu mendahului sehingga bukan hanya mengorganisasikan
analisa” (Departemen pendidikan Nasional, prinsip-prinsip atau keterampilan akademik
2005). tertentu. Meskipun pembelajaran berbasis
Strategi Pembelajaran Berbasis masalah berpusat pada mata pelajaran
Masalah (SPBM) adalah strategi yang tertentu tetapi masalah yang akan diselidiki
menerapkan metode penemuan, sehingga telah dipilih yang benar-benar nyata agar
siswa diharapkan akan lebih mampu dalam pemecahannya siswa terbuka, proses
mengenal dan menggambarkan kapasitas demokrasi dan peranan siswa aktif.
belajar dan potensi yang dimilikinya secara Tahapan-tahapan pembelajaran berbasis
penuh, menyadari dan dapat menggunakan masalah dapat dilihat pada gambar 1
potensi sumber belajar yang terdapat di dibawah ini.
sekitarnya. Selama belajar siswa
menggunakan potensi sumber belajar yang
terdapat di sekitarnya. Selama belajar siswa
diharapkan lebih banyak untuk berprakarsa,

Pengaruh Strategi Pembelajaran 40


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

Menemukan Masalah dan mereka pelajari pada masalah tersebut


mendefinisikan Masalah
secara praktis dan (5) siswa merefleksikan
Mengumpulkan Fakta materi dan proses pembelajaran yang telah
berlangsung sehingga dapat diintegrasikan
Menyusun Hipotesis --->
Penyelidikan ke dalam pengetahuan dan keterampilan
mereka. Riyanto (2009:307) mengatakan
Menyimpulkan alternatif pemecahan
masalah secara kolaboratif tahapan pembelajaran berbasis masalah
adalah pada Gambar 2 berikut:
Melakukan pengujian hasil (solusi)
pemecahan masalah.

Gambar 1. Tahapan-Tahapan Pembelajaran


Berbasis Masalah

Tahap 5
Menurut David, dkk (2008:78) Tahap 4 Menganalisis
dan
Mengembangkan mengevaluasi
selama pembelajaran berlangsung siswa Tahap 3
Membimbing
dan menyajikan
hasil karya
proses
pemecahan
penyelidikkan masalah.

melakukan berbagai aktivitas pemecahan Tahap 2


Mengorganisasi
individu dan
kelompok
siswa untuk
belajar
masalah diawali dengan pengajuan Tahap 1
Orientasi
siswa
masalah. Para siswa dikelompokkan untuk kepada
masalah

memecahkan masalah untuk


mengidentifikasi terlebih dahulu istilah dan
Gambar 2. Tahapan-tahapan Pembelajaran
konsep yang tidak biasa bagi beberapa atau Berbasis Masalah
semua anggota. Tahapan-tahapan yang
dilaksanakan adalah (1) siswa melakukan Strategi Pembelajaran Ekspositori
proses berbagai informasi tentang istilah Strategi pembelajaran ekspositori
yang tidak diketahui dengan mencari adalah strategi pembelajaran yang
informasi dari berbagai sumber, (2) siswa menekankan kepada proses penyampaian
mengembangkan sejumlah hipotesis yang materi secara verbal dari seorang guru
menjelaskan permasalahan yang diajukan, kepada sekelompok siswa dengan maksud
(3) siswa mengidentifikasi isu agar siswa dapat menguasai materi
pembelajaran, yaitu apa yang dipahami oleh pelajaran secara optimal. Strategi
individu dan kelompok supaya dapat pembelajaran ekspositori menekankan pada
mengatasi masalah yang diajukan, (4) siswa pembelajaran bertutur. Materi pelajaran
mengumpulkan berbagai informasi yang sengaja diberikan secara langsung. Peran
mereka peroleh untuk menyelesaikan isu siswa dalam strategi ini adalah menyimak
pembelajaran melakukan penyelidikan untuk menguasai materi pelajaran yang
sekaligus harus menerapkan apa yang disampaikan guru.

Pengaruh Strategi Pembelajaran 41


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

Sagala (2012:79) menamakan Berdasarkan uraian di atas


pendekatan strategi ekspositori ini mengajar penjelasan mengenai strategi pembelajaran
secara konvensional seperti metode berbasis masalah dan pembelajaran
ceramah maupun demonstrasi, karena ekspositori dapat dipahami bahwa
dalam strategi ini guru berperan lebih aktif, paradigma strategi pembelajaran berbasis
lebih banyak melakukan aktivitas masalah merupakan pembelajaran yang
dibandingkan siswanya. Guru mengelolah bertumpu pada penyelesaian masalah.
dan mempersiapkan bahan ajaran secara
tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih METODE
pasif tanpa banyak melakukan pengolahan Penelitian ini menggunakan
bahan, karena menerima bahan ajaran yang rancangan faktorial 2x2. Melalui desain ini
disampaikan oleh guru. Sudjana (2011:45) akan dibandingkan pengaruh antara strategi
ciri-ciri pembelajaran ekspositori, yaitu : (1) pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran yang berpusat pada guru, 2) pembelajaran ekspositori terhadap hasil
siswa mendengar dan mencatat seperlunya, belajar IPS siswa.
3) komunikasi terjadi satu arah, 4)
Populasi dalam penelitian ini adalah
menyamaratakan kemampuan siswa, 5)
seluruh siswa kelas V SD Negeri Paya
siswa kurang berani bertanya. Kegiatan
Peunaga berjumlah 76 siswa, yang terdiri
siswa dalam pembelajaran ekspositori
atas 2 kelas. Untuk menentukan kelas
adalah mendengarkan penjelasan guru di
sampel maka digunakan teknik
depan kelas dan melakukan tugas jika guru
pengambilan sampel secara acak kelas
mendengarkan latihan pada siswa. Tahapan
(cluster random sampling). Kelas sampel
startegi pembelajaran ekspositori dapat
yang digunakan sebanyak 2 kelas berjumlah
dilihat pada gambar 3 dibawah ini :
76 siswa, kelas V- A sebagai kelas berbasis

Tahapan 5
masalah dan kelas V-B sebagai kelas
Tahap 1 Memberikan
Menyampaikan kesempatan
tujuan dan
mempersiapka
Tahapan 3
Membimbing
untuk pelatihan
lanjutan dan
ekspositori.
n siswa pelatihan penerapan

Untuk memperoleh data dalam


Tahapan 2 Tahapan 4
Mengecek
penelitian ini digunakan instrumen yaitu
Mendemontrsi
kan pemahaman
dan
pengetahuan
atau memberikan
umpan balik
tes. Tes digunakan untuk mengetahui hasil
keterampilan

belajar siswa.

Gambar 3. Tahapan Strategi Pembelajaran Teknik analisis data yang digunakan


Ekspositori adalah teknik statistik deskriptif dan
inferensial. Teknik statistik deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan data,
Pengaruh Strategi Pembelajaran 42
Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

antara lain : nilai rata-rata (mean), median, diperoleh rata-rata = 29,27; varians = 14,8;
modus, standart deviasi (sd) dan simpangan baku = 3,84; median = 29,7 dan
kecenderungan data. Teknik statistik modus = 31,8. Data yang diperoleh
inferensial digunakan untuk menguji selanjutnya dibuat dalam daftar distribusi
hipotesis penelitian, dimana teknik frekuensi, yang secara ringkas dilihatkan
inferensial yang digunakan adalah teknik pada Tabel 1.
Analisis Varians Dua Jalur (desain faktorial
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
2x2) dengan taraf signifikansi 0,05
(Sudjana, 2011). Sebelum Anava dua jalur No Kelas F Persentase
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji Interval (%)
persyaratan analisis yakni uji normalitas 1 20 – 22 1 2,63
dengan menggunakan Uji Lilifors, 2 23 – 25 7 18,42
sedangkan persyaratan homogenitas 3 26 – 28 7 18,42
menggunakan Uji F dan Uji Barlett. 4 29 – 31 10 26,33
5 32 – 34 11 38,94
Setelah melakukan pengujian
6 35 – 37 2 5,26
persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan
Jumlah 38 100
pengujian Anava dua jalur.

Dari daftar distribusi Tabel 1.


HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukan bahwa 10 orang (26,33%)

1. Hasil Belajar IPS Siswa Yang berada pada kelas rata-rata; 15 orang
Diajar Dengan Strategi (39,47%) berada di bawah rata-rata;
Pembelajaran Berbasis Masalah. dan 13 orang (44,2%) berada di atas
rata-rata. Selanjutnya data dari tabel
Data yang dideskripsikan pada
distribusi frekuensi digambarkan dalam
penelitian ini adalah data hasil belajar IPS
bentuk diagram batang yang disebut
pada kelas pembelajaran berbasis masalah
histrogram. Seperti terlihat pada
dan kelas pembelajaran ekspositori. Rincian
Gambar 4.
pemaparan deskripsi data meliputi: skor
terendah, skor tertinggi, mean, modus,
median, varians dan simpangan baku. Hasil
belajar IPS siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran berbasis masalah
diperoleh nilai tertinggi 37 dan nilai
terendah 20 Hasil perhitungan statistik

Pengaruh Strategi Pembelajaran 43


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

Dari daftar distribusi Tabel 2,


ditemukan bahwa 14 orang (36,84%)
berada pada kelas rata-rata; 8 orang
(21,05%) berada di bawah rata-rata;
dan 16 orang (42,11%) berada di atas
rata-rata. Selanjutnya data dari tabel
distribusi frekuensi digambarkan dalam
bentuk diagram batang yang disebut
histogram. Seperti terlihat pada
Gambar 5.
Gambar 4. Histogram Hasil Belajar IPS
Pembelajaran Berbasis Masalah

Berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan untuk hasil belajar IPS siswa
yang diajar dengan strategi pembelajaran
berbasis masalah memperoleh skor rata-rata
29, 27 sedangkan siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran ekspositori hanya
memperoleh rata-rata 27,55.

2. Hasil Belajar IPS Siswa Yang


Diajar Dengan Strategi Gambar 5. Histogram Hasil Belajar IPS
Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran Ekspositori

Tabel 2. Distribusi Frekuensi


1. Uji Normalitas
No Kelas f Persentase
Pengujian normalitas data
Interval (%)
digunakan untuk mengetahui apakah
1 17 – 19 2 5,27
sampel berasal dari populasi yang
2 20 – 22 1 2,63
berdistribusi normal. Pengujian normalitas
3 23 – 25 5 13,15
dilakukan dengan uji Liliefors. Rangkuman
4 26 – 28 14 36,84
perhitungan dengan formula Liliefors dapat
5 29 – 31 12 31,58
dilihat pada Tabel 3.
6 32 – 34 4 10,53
Jumlah 38 100

Pengaruh Strategi Pembelajaran 44


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

Tabel 3. Rangkuman Analisis Uji Normalitas atau tidak. Uji homogenitas yang dilakukan
N Kelompo L- L- Keteranga yaitu membandingkan varians data hasil
o k hitun Tabel n belajar IPS antara perlakuan dengan strategi
g pembelajaran berbasis masalah dan strategi
1 Strategi 0,076 0,143 Normal pembelajaran ekspositori. Uji homogenitas
PBM 4 7 kelompok sampel strategi pembelajaran
2 Strategi 0,123 0,143 Normal berbasis masalah dan strategi pembelajaran
Eksposito 3 7 ekspositori tertera pada Tabel 4.
ri
Tabel 4. Rangkuman Analisis Uji Homogenitas
Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran
Uji kenormalan data hasil belajar IPS
Berbasis Masalah Dan Strategi Pembelajaran
siswa yang diajar dengan strategi
Ekspositori
pembelajaran berbasis masalah diperoleh Kelompok F- F- Keterangan
nilai Liliefors hitung sebesar 0,0764 Sampel hitung tabel
sedangkan nilai Liliefors tabel 0,1437 pada Strategi 1,05 1,72 Homogen
α = 0,05. Dengan demikian maka diketahui Pembelajaran
bahwa nilai Liliefors hitung lebih kecil dari Berbasis
nilai Liliefors tabel yaitu 0,0972 < 0,1437, Masalah Dan
maka disimpulkan bahwa data hasil belajar Strategi
IPS siswa tersebut berdistribusi normal. Pembelajaran
Uji kenormalan data hasil belajar IPS Ekspositori
siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori diperoleh nilai
Uji homogenitas data hasil belajar
Liliefors hitung sebesar 0,1233 sedangkan
kelompok sampel yang diajar dengan
nilai Liliefors tabel 0,1437 pada α = 0,05.
strategi pembelajaran berbasis masalah dan
Dengan demikian maka diketahui bahwa
strategi pembelajaran ekspositori diperoleh
nilai Liliefors hitung lebih kecil dari nilai
nilai Fhitung sebesar 1,05 sedangkan nilai
Liliefors tabel yaitu 0,1233 < 0,1437 maka
Ftabel sebesar 1,72 pada pada α = 0,05.
disimpulkan bahwa data hasil belajar IPS
Dengan dk pembilang 37 dan dk penyebut
siswa tersebut berdistribusi normal.
37. Dengan demikian maka diketahui
bahwa nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel
2. Uji Homogenitas
yaitu 1,05 < 1,72 maka disimpulkan bahwa
Pengujian homogenitas varians
kedua kelompok sampel memiliki varians
dilakukan untuk mengetahui apakah varians
yang relatif sama (homogen).
sampel berasal dari populasi yang homogen

Pengaruh Strategi Pembelajaran 45


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian yang


Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk hasil belajar IPS siswa
yang pertama, kedua dan ketiga dilakukan yang diajar dengan strategi pembelajaran
dengan menggunakan analisis varians berbasis masalah memperoleh skor rata-rata
faktorial 2 x 2. 29, 27 sedangkan siswa yang diajar dengan
1. Hipotesis Pertama strategi pembelajaran ekspositori hanya
Pengujian hipotesis pertama yaitu memperoleh rata-rata 27,55.
hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan Hasil belajar IPS siswa yang diajar
strategi pembelajaran berbasis masalah dengan strategi pembelajaran berbasis
lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS masalah lebih baik hasilnya. Hal ini dapat
siswa yang diajar dengan strategi dipahami strategi pembelajaran berbasis
pembelajaran ekspositori. Hipotesis masalah dikembangkan berdasarkan teori
statistiknya adalah: belajar konstruktivisme yang menyatakan
Ho : µA1 ≤ µA2 bahwa belajar adalah suatu proses yang
Ha : µA1 > µA2 membuat pembelajar secara aktif
Berdasarkan perhitungan anava mengkontruksi pengetahuannya melalui
faktorial 2 x 2 diperoleh F-hitung = 16,97 interaksinya dengan lingkungan belajar
sedangkan nilai F-tabel = 3,8 untuk dk yang dirancang oleh fasilitator
(1,72) dengan taraf nyata α = 0,05. Ternyata pembelajaran.
nilai F-hitung = 16,97 > F-tabel = 3,8 Berbeda dengan strategi pembelajaran
sehingga pengujian hipotesis menolak Ho ekspositori dimana bentuk kegiatan
dan menerima Ha. Dengan demikian dapat instruksional dengan menggunakan guru
ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar IPS sebagai satu-satunya sumber belajar dan
siswa yang diajar dengan strategi sekaligus bertindak sebagai penyaji isi
pembelajaran berbasis masalah lebih baik pelajaran. Dalam strategi pembelajaran
dibandingkan dengan hasil belajar IPS ekspositori ini guru berperan lebih aktif,
siswa yang diajar dengan strategi lebih banyak melakukan aktivitas
pembelajaran ekspositori teruji dibandingkan siswanya. Guru mengelolah
kebenarannya. Hal ini juga terlihat dari dan mempersiapkan bahan ajaran secara
rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih
dengan strategi pembelajaran berbasis pasif tanpa banyak melakukan pengolahan
masalah (X = 29,27) lebih tinggi dari hasil bahan, karena menerima bahan ajaran yang
belajar IPS siswa yang diajar dengan disampaikan oleh guru. Materi pelajaran
strategi pembelajaran ekspositori (X = disampaikan langsung oleh guru, dan siswa
27,55). tidak dituntut untuk menemukan sendiri

Pengaruh Strategi Pembelajaran 46


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

materi pelajaran, dan materi pelajaran Cangara, H. 2003. Pengantar Ilmu


seakan-akan sudah jadi atau telah Komunikasi. Jakarta: Raja
dipersiapkan oleh guru. Grafindo Persada
David, dkk. 2009. Methods for Teaching:
KESIMPULAN Promoting Student Learning in
K-12 Classroom. USA: New
Berdasarkan hasil analisis dan
Jersey
pembahasan selama pembelajaran dengan
David, dkk. 2009. Methods for Teaching:
strategi pembelajaran berbasis masalah dan
Promoting Student Learning in
ekspositori, diperoleh beberapa kesimpulan
K-12 Classroom. USA: New
yang merupakan jawaban atas pertanyaan-
Jersey.
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut
Metode Pelatihan Berintegrasi
adalah:
dan Pengetahuan Alam. Jakarta:
1. Hasil belajar IPS siswa yang diajar
Departemen Pendidikan
dengan strategi pembelajaran berbasis
Nasional.
masalah lebih tinggi dari pada rata-rata
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar
hasil belajar IPS siswa yang diajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
dengan strategi pembelajaran
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan
ekspositori. Hal ini juga terlihat dari
Implementasi Kurikulum 2013.
rata-rata hasil belajar IPS siswa yang
Bandung: PT Remaja
diajar dengan strategi pembelajaran
Rosdakarya.
berbasis masalah (X = 29,27) lebih tinggi
Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih
dari hasil belajar IPS siswa yang diajar
Teknologi Pendidikan. Jakarta:
dengan strategi pembelajaran ekspositori
Kencana.
(X = 27,55).
Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif
Suatu Pendekatan Lintas Budaya.
DAFTAR RUJUKAN
Bandung : Remaja Rosdakarya
Adam Kuper & Jesica Kuper. (2000). Rakhmat, J. (2009). Psikologi Komunikasi.
Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: PT. Gramedia Pustaka.
Jakarta:Rajawali Press. Riyanto, Y.2009. Paradigma Baru
Burgoon and Ruffner. 1978. Human Pembelajaran : Sebagai Referensi
Communication. New York : Bagi Guru/Pendidik Dalam
Library Of Congress. Implementasi Pembelajaran

Pengaruh Strategi Pembelajaran 47


Jurnal Bina Gogik, Volume 4 No. 2, September 2017 ISSN: 2355-3774

Yang Efektif dan Berkualitas. Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses


Jakarta: Kencana. Belajar Mengajar. Bandung:
Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Remaja Rosdakarya.
Pembelajaran. Bandung: Sanjaya, W.2007. Strategi Pembelajaran.
Alfabeta. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Group.
Berorientasi Standart Proses Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Konsep
Pendidikan. Jakarta : Kencana dan Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Pengaruh Strategi Pembelajaran 48

Anda mungkin juga menyukai