11 19 1 SM
11 19 1 SM
Febry Fahreza1
Nurul Husna2
1
STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615, E-mail : fahrezza25@gmail.com
2
STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615, E-mail: Nurulhusna78@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah dan
ekspositori terhadap hasil belajar IPS di kelas V SD Negeri Paya Peunaga Kabupaten Aceh Barat. Penelitian
ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2 yang mempunyai dua variabel bebas
dan satu variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Paya Peunaga
Kabupaten Aceh Barat yang terdiri atas dua kelas dengan jumlah 76 siswa. Sampel penelitian ditetapkan
kelasV-B yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kelas V-A yang menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Data
dikumpulkan melalui tes hasil. Untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan
4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 38 soal dengan koefisien reliabilitas 0,92. Uji normalitas
dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji Barlett. Kemudian data di analisis
dengan Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil penelitian
adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis masalah X = 29,27
lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori X =
27,55.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh teknik penilaian yang sesuai. Pendidikan
anak didik yang berakibat terjadinya mempunyai peranan yang sangat besar
perubahan pada diri pribadinya (Miarso, dalam mencapai keberhasilan dalam
2004:9). Dengan demikian pendidikan perkembangan anak.
merupakan usaha yang dilakukan dengan Menurut Sagala (2012:12), kegiatan
terencana untuk membantu anak didik mengajar pada hakikatnya adalah aktivitas
memiliki kemampuan intelektual dan juga siswa dalam arti yang sangat luas, dalam
pengembangan sikap, kepribadian dan arti guru bukan hanya semata-mata
keterampilan siswa agar bermanfaat bagi memberikan informasi, melainkan juga
kepentingan hidupnya sebagai seorang mengarahkan dan memberi fasilitas belajar
individu dan sebagai masyarakat dengan (directing and facilitating the learning)
agar proses belajar lebih memadai. Hal ini ini dilaksanakan di sekolah ini lebih banyak
mengandung pengertian bahwa proses dilakukan metode ceramah yaitu dengan
belajar mengajar oleh guru menghadirkan cara guru menerangkan dan siswa duduk
proses belajar pada pihak siswa yang mendengarkan mata pelajaran IPS. Siswa
berwujud dalam perubahan tingkah laku, akan menghafal materi tanpa memahami
meliputi perubahan tingkah laku, perubahan konsep. Hal seperti ini akhirnya
keterampilan, kebiasaan sikap, menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS
pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. itu sendiri.
Proses pembelajaran merupakan Pemilihan strategi pembelajaran
suatu sistem yang terdiri atas berbagai sangat berpengaruh dalam meningkatkan
komponen yang saling terkait. Salah satu mutu pembelajaran siswa. Oleh karena itu,
komponen yang sangat berpengaruh dari perlu diadakan pengkajian dan
komponen tersebut dalam peningkatan pembaharuan (inovasi) dalam strategi
mutu pendidikan adalah guru. Sagala pembelajaran, di antaranya adalah strategi
(2012:147) menyatakan bahwa guru sebagai pembelajaran berbasis masalah yaitu
tenaga pendidik adalah seseorang atau strategi pembelajaran yang memberikan
sekelompok orang yang berprofesi kebebasan kepada siswa dalam hal belajar.
mengelola kagiatan belajar mengajar serta Mereka didorong belajar secara mandiri
seperangkat peran lainnya yang dalam hal mengolah informasi. Apabila
memungkinkan berlangsungnya kegiatan siswa dilibatkan dalam proses belajar
belajar mengajar yang lebih efektif, melalui mengajar maka sikap apatis, menolak dan
transformasi. tingkah laku yang menyimpang akan
Proses belajar mengajar meliputi berkurang, sebaliknya akan menimbulkan
setiap mata pelajaran salah satunya adalah kegirangan dan kegairahan belajar dan
pelajaran IPS. Kenyataan sekarang ini membuat siswa untuk dapat berpikir secara
banyak siswa yang mengalami masalah kritis dan juga leluasa dalam
tentang mata pelajaran IPS. Kualitas berkomunikasi.
pendidikan IPS di Indonesia belum Pembelajaran berbasis masalah
mencapai hasil yang diharapkan. Siswa merupakan konsep belajar yang membantu
banyak yang mengeluh tentang mata guru untuk mengaitkan materi yang
pelajaran IPS dan menganggap bahwa diajarkan dengan situasi nyata siswa.
pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang Konsep belajar ini juga akan mendorong
membosankan. Hal ini disebabkan karena siswa membuat hubungan antara
strategi mengajar yang digunakan guru pengetahuan yang dimilikinya dengan
tidak menarik. Pembelajaran yang selama penerapan dalam kehidupan mereka sehari-
program pengajaran yang bertujuan untuk belajar adalah perubahan tingkah laku yang
mengembangkan potensi peserta didik agar terjadi pada seseorang dari yang tidak tahu
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di menjadi tahu. Perubahan tingkah laku yang
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap hubungan sosial, kebiasaan, keterampilan
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang etis, budi pekerti, apresiasi dan sikap.
Tahap 5
Menurut David, dkk (2008:78) Tahap 4 Menganalisis
dan
Mengembangkan mengevaluasi
selama pembelajaran berlangsung siswa Tahap 3
Membimbing
dan menyajikan
hasil karya
proses
pemecahan
penyelidikkan masalah.
Tahapan 5
masalah dan kelas V-B sebagai kelas
Tahap 1 Memberikan
Menyampaikan kesempatan
tujuan dan
mempersiapka
Tahapan 3
Membimbing
untuk pelatihan
lanjutan dan
ekspositori.
n siswa pelatihan penerapan
belajar siswa.
antara lain : nilai rata-rata (mean), median, diperoleh rata-rata = 29,27; varians = 14,8;
modus, standart deviasi (sd) dan simpangan baku = 3,84; median = 29,7 dan
kecenderungan data. Teknik statistik modus = 31,8. Data yang diperoleh
inferensial digunakan untuk menguji selanjutnya dibuat dalam daftar distribusi
hipotesis penelitian, dimana teknik frekuensi, yang secara ringkas dilihatkan
inferensial yang digunakan adalah teknik pada Tabel 1.
Analisis Varians Dua Jalur (desain faktorial
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
2x2) dengan taraf signifikansi 0,05
(Sudjana, 2011). Sebelum Anava dua jalur No Kelas F Persentase
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji Interval (%)
persyaratan analisis yakni uji normalitas 1 20 – 22 1 2,63
dengan menggunakan Uji Lilifors, 2 23 – 25 7 18,42
sedangkan persyaratan homogenitas 3 26 – 28 7 18,42
menggunakan Uji F dan Uji Barlett. 4 29 – 31 10 26,33
5 32 – 34 11 38,94
Setelah melakukan pengujian
6 35 – 37 2 5,26
persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan
Jumlah 38 100
pengujian Anava dua jalur.
1. Hasil Belajar IPS Siswa Yang berada pada kelas rata-rata; 15 orang
Diajar Dengan Strategi (39,47%) berada di bawah rata-rata;
Pembelajaran Berbasis Masalah. dan 13 orang (44,2%) berada di atas
rata-rata. Selanjutnya data dari tabel
Data yang dideskripsikan pada
distribusi frekuensi digambarkan dalam
penelitian ini adalah data hasil belajar IPS
bentuk diagram batang yang disebut
pada kelas pembelajaran berbasis masalah
histrogram. Seperti terlihat pada
dan kelas pembelajaran ekspositori. Rincian
Gambar 4.
pemaparan deskripsi data meliputi: skor
terendah, skor tertinggi, mean, modus,
median, varians dan simpangan baku. Hasil
belajar IPS siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran berbasis masalah
diperoleh nilai tertinggi 37 dan nilai
terendah 20 Hasil perhitungan statistik
Tabel 3. Rangkuman Analisis Uji Normalitas atau tidak. Uji homogenitas yang dilakukan
N Kelompo L- L- Keteranga yaitu membandingkan varians data hasil
o k hitun Tabel n belajar IPS antara perlakuan dengan strategi
g pembelajaran berbasis masalah dan strategi
1 Strategi 0,076 0,143 Normal pembelajaran ekspositori. Uji homogenitas
PBM 4 7 kelompok sampel strategi pembelajaran
2 Strategi 0,123 0,143 Normal berbasis masalah dan strategi pembelajaran
Eksposito 3 7 ekspositori tertera pada Tabel 4.
ri
Tabel 4. Rangkuman Analisis Uji Homogenitas
Kelompok Sampel Strategi Pembelajaran
Uji kenormalan data hasil belajar IPS
Berbasis Masalah Dan Strategi Pembelajaran
siswa yang diajar dengan strategi
Ekspositori
pembelajaran berbasis masalah diperoleh Kelompok F- F- Keterangan
nilai Liliefors hitung sebesar 0,0764 Sampel hitung tabel
sedangkan nilai Liliefors tabel 0,1437 pada Strategi 1,05 1,72 Homogen
α = 0,05. Dengan demikian maka diketahui Pembelajaran
bahwa nilai Liliefors hitung lebih kecil dari Berbasis
nilai Liliefors tabel yaitu 0,0972 < 0,1437, Masalah Dan
maka disimpulkan bahwa data hasil belajar Strategi
IPS siswa tersebut berdistribusi normal. Pembelajaran
Uji kenormalan data hasil belajar IPS Ekspositori
siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori diperoleh nilai
Uji homogenitas data hasil belajar
Liliefors hitung sebesar 0,1233 sedangkan
kelompok sampel yang diajar dengan
nilai Liliefors tabel 0,1437 pada α = 0,05.
strategi pembelajaran berbasis masalah dan
Dengan demikian maka diketahui bahwa
strategi pembelajaran ekspositori diperoleh
nilai Liliefors hitung lebih kecil dari nilai
nilai Fhitung sebesar 1,05 sedangkan nilai
Liliefors tabel yaitu 0,1233 < 0,1437 maka
Ftabel sebesar 1,72 pada pada α = 0,05.
disimpulkan bahwa data hasil belajar IPS
Dengan dk pembilang 37 dan dk penyebut
siswa tersebut berdistribusi normal.
37. Dengan demikian maka diketahui
bahwa nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel
2. Uji Homogenitas
yaitu 1,05 < 1,72 maka disimpulkan bahwa
Pengujian homogenitas varians
kedua kelompok sampel memiliki varians
dilakukan untuk mengetahui apakah varians
yang relatif sama (homogen).
sampel berasal dari populasi yang homogen