Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH NILAI PASAR, PROFITABILITAS

DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA


SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR
OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014-2018
PRADITYA YUDHA ARKA PRATAMA

Program Studi Akuntansi-S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis

URL : http://dinus.ac.id/

Email : 212201502956@mhs.dinus.ac.id

ABSTRAK

Dalam menjalankan suatu kegiatan operasional perusahaan pasti


membutuhkan modal untuk meningkatkan dan memperluas perusahaan. Sumber dana
untuk modal tersebut dapat diperolah dengan cara menghutang atau menjual saham
perusahaan kepada publik. GAIKINDO dan AISI merupakan perusahaan otomotif
dan komponen terbesar di Indonesia dimana produksi pada tahun 2012-2016 selalu
meningkat sehingga berdampak pada penjualan dan laba yang akhirnya akan
memberikan daya tarik para shareholder untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Menemukan pengaruh antara PER, ROE, NPM dan DER terhadap harga saham
adalah tujuan dari penelitian ini. Perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2014-2018 dijadikan sampel penelitian.
Informasi yang disajikan dalam ICMD dan laporan keuangan adalah data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini. Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu
purposive sampling dengan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PER dan
ROE berpengaruh terhadap harga saham dan NPM dan DER tidak berpengaruh
terhadap harga saham.

Kata kunci : PER, ROE, NPM, DER dan Harga Saham

ABSTRACT

The business operation of company definitely need capitals to improve and


expand activities of the companies. Source of funds for this capital can be obtained
by debt or selling company share to public. GAIKINDO and AISI are the largest
automotive and component companies in Indonesia, and the production in the period
of 2012-2016 was always increases on sales and profits hence will provide a signal
for shareholders to buy the company`s shares. Finding the effect of PER, ROE, NPM
and DER on stock prices is the purpose of this research. Automotive and components
listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period of 2014-2018 were used
as research samples. The information presented in the ICMD and financial
statements are the secondary data used in this study. The determination of the
sample in this study is the purposive sampling with SPSS method. The results of this
study indicate that PER and ROE affect the stock prices and NPM and DER do not
affect the stock prices.

Keywords: PER, ROE, NPM, DER and Stock Prices

1. PENDAHULUAN
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam dekade terakhir mengalami
peningkatan signifikan, dilihat dari tumbuhnya beberapa perusahaan baru yang
muncul dengan keunggulan yang kompetitif seperti melakukan inovasi baru untuk
terus dapat bersaing dengan perusahaan lain dan juga untuk mempertahankan
eksistensi yang sudah dicapai perusahaan mereka. Dalam menjalankan suatu
perusahaan tentu dibutuhkan modal untuk kelangsungan operasional perusahaan
melakukan kegiatan ekonomi. Tersedianya modal untuk operasional perusahaan
dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti hutang dan menjual saham perusahaan
kepada publik. Harga per lembar saham yang tertera pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) tidak selalu menunjukkan angka-angka yang dapat menguntungkan bagi pihak
perusahaan maupun shareholders, harga saham dapat naik dan turun dalam hitungan
detik, menit maupun jam secara singkat. Hal ini dikarenakan adanya transaksi antara
perusahaan dengan investor (Darmadji dan Fakhrudin, 2012).
Berdasarkan pengamatan CCI dari GAIKINDO dan AISI diketahui bahwa
perkembangan produksi mobil selama tahun 2012 hingga 2016 lalu meningkat rata-
rata 7,8% per tahun dan sepeda motor cenderung menurun dengan laju minus 2,79 %
per tahun. Namun jika dilihat dari populasi negara Indonesia masih sangat besar
sehingga konsumsi untuk komponen mobil maupun sepeda motor selalu dibutuhkan
masyarakat.

Tabel 1.1
Perkembangan Produksi Mobil dan Sepeda Motor pada Tahun 2011-2016

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016


Mobil 836.000 1.053.000 1.208.000 1.299.000 1.319.000 1.178.000
Prosentase
Kenaikan
Produksi - 25,95% 14,71% 7,53% 1,53% -10,68%
Mobil
Motor 8.006.000 7.080.000 7.736.000 7.926.000 6.356.000 6.215.000
Prosentase
Kenaikan
Produksi - -11,56% 9,26% 2,45% -19,80% -2,21%
Motor
Jumlah
Populasi
Indonesia 245,7 jt 248,9 jt 252 jt 255,1 jt 258,2 jt 261,1 jt
Sumber: Gaikindo dan AISI (data diolah)
Melihat potensi pasar otomotif yang masih cukup besar dan dilain pihak
kepemilikan mobil perkapita di Indonesia tergolong masih rendah (0,087 %)
didorong biaya tenaga kerja yang murah, berbagai industri mobil global mulai
melirik untuk berinvestasi besar-besaran di Indonesia dan mungkin akan
mengubahnya menjadi tempat pusat produksi mereka dimasa depan. Pemerintah
bertekad untuk mendukung investasi tersebut dengan road map industri otomotif
2011-2025. Dalam waktu kedepannya, Pemerintah mempunyai pandangan akan
mengubah negara kita ini menjadi sebuah negara pemanufaktur otomotif dan
komponen yang independen dan memproduksi unit-unit sparepart tanpa melakukan
impor.
Permintaan terhadap saham dipasar modal dipengaruhi oleh beberapa data
yang diperoleh para shareholders, salah satunya adalah laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan akan terbit saat periode tertentu, seperti seperempat
atau setengah tahun untuk cakupan lebih luas biasanya sampai satu tahun untuk
keperluan evaluasi perusahaan. Secara garis besar, laporan keuangan mengambarkan
kondisi keuangan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2016).
Akan tetapi informasi yang tersaji dilaporan keuangan belum dapat
menghasilkan informasi yang meyakinkan para investor, masih perlu dilakukan
analisis keuangan yang menfokuskan terhadap pos-pos keuangan dilaporan keuangan
untuk menghitung harga saham itu dapat diapresiasi. Rasio keuangan adalah
perhitungan dua angka akuntansi atau lebih dengan hasil yang didapatkan dibagi
dengan beberapa angka. Rasio keuangan memiliki tujuan untuk evaluasi keadaan
keuangan maupun kinerja suatu perusahaan, dari perhitungan tersebut akan
didapatkan suatu kondisi perusahaan yang bersangkutan (Horne, 2013). Menurut IAI
(2012), rasio keuangan terbagi beberapa jenis seperti Rasio Nilai Pasar, Rasio
Profitabilitas, Rasio Solvabilitas dan lain-lain.
Dibutuhkan perhitungan rasio nilai pasar saham didalam mengambil sebuah
keputusan yang berhubungan dengan harga saham maka dari itu para investor
dituntut untuk lebih teliti. Perhitungan nilai pasar dapat mengurangi resiko akan
terjadinya dalam pengambilan sebuah keputusan. Sebagai bahan pertimbangan
laporan keuangan di perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Investor dapat
menganalisis nilai pasar disuatu perusahaan dengan Per Earning Ratio (PER). Oleh
beberapa investor, rasio keuangan tersebut dipakai dalam memperkirakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dimasa depan.
Ketersediaan dana terhadap pertumbuhan PER sangat bergantung pada kans
perusahaan. Dengan kata lain bahwa PER merupakan perhitungan antara harga
saham dengan pendapatan suatu perusahaan (Tandelilin, 2010).
Rasio profitabilitas ialah rasio yang menggambarkan sebuah perhitungan untuk
menghitung kemampuan perusahaan saat mencari keuntungan selama periode
tertentu saat penjualan. Salah satu perhitungannya adalah Return on Equity (ROE),
ialah perhitungan keuntungan bersih penjualan setelah dikurangi pajak serta modal
perusahaan. Dan rasio lain diambil adalah Net Profit Margin (NPM), perhitungan ini
untuk keuntungan bersih dari penjualan yang dikurangi seluruh biaya pengeluaran
termasuk pajak (Sartono, 2010). Sebaliknya dengan Rasio Solvabilitas, seperti rasio
Debt to equity ratio (DER) ialah perhitungan untuk melihat perbandingan hutang dan
ekuitas perusahaan. Selain itu, DER dipakai untuk mengukur jumlah dana
perusahaan yang dimiliki oleh kreditur dan pemilik perusahaan. Dalam pemahaman
yang berbeda, rasio ini mampu mengukur setiap dana untuk modal perusahaan yang
dipakai untuk jaminan hutang (Kasmir, 2016).
Dari banyaknya penelitian mengenai harga saham yang dilaksanakan oleh
peneliti lain dan hasilnya pun beragam. Salah satunya dari Marfuatun dan Indarti
(2012) yang telah melaksanakan sebuah penelitian mengenai Pengaruh EPS, ROE,
dan DER terhadap harga saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Variabel
independen yang dipakai seperti EPS, DER & ROE yang menghasilkan penelitian
cukup berbeda dengan penelitian serupa dari sebelumnya seperti EPS secara parsial
mempengaruhi harga saham, sedangkan ROE dan DER secara parsial tidak
mempengaruhi harga saham pada objek yang diteliti.
Kedua, Suryanto, dkk (2013), melakukan sebuah penelitian mengenai
Pengaruh Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi dan PDB terhadap Harga Saham
Perusahaan F&B. Variabel yang diuji untuk mengukur adalah PER, EPS, ROE,
tingkat inflasi dan laju pertumbuhan PDB. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut
antara lain secara parsial variable EPS dan PER mampu mempengaruhi harga saham
dengan signifikan, namun variabel lain seperti laju pertumbuhan PDB, tingkat inflasi,
dan ROE tidak mempengaruhi harga saham. Dan yang terakhir, Dita (2013),
melakukan sebuah penelitian mengenai Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdafta di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2011 dengan variabel independen terdiri dari EPS, DER,
NPM, CR dan PER. Dengan hasil penelitian membuktikan bahwa secara parsial CR
mampu mempengaruhi harga saham dengan signifikan dan DER tidak
mempengaruhi harga saham. Sedangkan pada uji simultan PER, CR, NPM, DER dan
EPS mempengaruhi harga saham pada perusahaan otomotif dan komponen yang
diteliti.

2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Signalling Theory menjelaskan tentang bagaimana semestinya suatu
perusahaan memberikan informasi ataupun sinyal yang ditujukan untuk pengguna
laporan keuangan. Dan sinyal tersebut berisi muatan info tentang hal apa saja yang
telah manajemen lakukan dalam mewujudkan keinginan pemilik saham. Hal tersebut
bisa diartikan sebagai informasi lain yang menunjukkan jika perusahaan telah
melakukan kegiatan operasional yang lebih baik agar terus dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Hal ini dapat memberikan manfaat pada manajer tersebut sendiri
adalah informasi mengenai prospek perusahanya dari pihak luar. Informasi yang
terbitkan sebagai simultan akan memberikan sinyal terhadap para pemegang saham
dalam menimbang keputusan yang akan datang. Dengan hal itu maka pelaku pasar
yang sudah membaca dan menganalisa informasi tersebut apakah informasi tersebut
baik atau buruk terhadap keputusan pribadi para pemangku kepentingan.
2.2 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham
PER biasanya digunakan untuk melihat tingkat pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki PER tinggi berarti pertumbuhan perusahaan bergerak
dengan cepat. Pertumbuhan yang cepat menandakan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba lebih besar dari periode sebelumnya. Sebaliknya, apabila PER
yang dimiliki perusahaan rendah, maka pertumbuhan perusahaannya melambat yang
artinya gerak perusahaan untuk mendapatkan laba menurun (Brigham dan Houston,
2010). Oleh karena itu, dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan jika PER
didalam saham saat mengalami kenaikan maka nilai harga per lembar saham tersebut
akan menunjukan kenaikan juga. Investor perlu memahami laju pertumbuhan
perusahaan dengan menghitung rasio PER. Hal ini sesuai dengan teori sinyal yang
menjelaskan bahwa tindakan perusahaan dalam memberi sinyal kepada investor
tentang bagaimana memandang perusahaan yang diimplementasikan dengan
informasi laporan keuangan perusahaan yang dapat dilihat melalui Bursa Efek
Indonesia. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan Bachtiar (2012),
Achiriyantiningsih (2013), Dita (2013) dan Suryanto, dkk (2013) menyatakan bahwa
PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Maka dalam penelitian ini akan
diajukan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham

2.3 Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham


ROE merupakan rasio yang kenaikannya selalu diikuti dengan kenaikan
harga saham di perusahaan tersebut. Rasio yang mengukur efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memaksimalkan modal yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam tingkat
pengembalian pada pemegang saham (Kasmir, 2016). Informasi peningkatan ROE
akan diterima pasar sebagai suatu sinyal. Hal ini selaras dengan teori sinyal yang
menjelaskan bahwa pihak manajemen perusahaan akan memberikan informasi yang
lalu akan direspon oleh investor tentang prospek keuntungan dari kegiatan
operasional perusahaan. Hal ini mendorong investor untuk percaya menanamkan
modalnya dalam bentuk saham di perusahaan tersebut dengan melihat sinyal
tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Wulandari dan Indarti
(2011), Bachtiar (2012) dan Asnita (2013) menunjukan bahwa ROE secara simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Maka dalam penelitian ini
akan diajukan hipotesis kedua sebagai berikut:
H2: Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham

2.4 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham


Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola
penjualannya dalam mencapai laba. Semakin tinggi nilai NPM semakin efisien
perusahaan tersebut mendapatkan laba dari penjualan. Hal itu juga menunjukkan
bahwa perusahaan mampu menekan biaya – biaya dengan baik (Murhadi, 2013).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa NPM adalah salah satu rasio yang
mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal. Di dalam teori sinyal
dapat menjelaskan bahwa, perusahaan dengan NPM yang tinggi dapat memberikan
suatu sinyal baik bagi pasar, sehingga respon positif yang ditunjukkan oleh pasar
seperti menanamkan modalnya akan meningkatkan harga saham tersebut, maka
NPM memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Wulandari dan Indarti (2011) dan Achiriyantiningsih (2013) dimana Net Profit
Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Maka dalam
penelitian ini akan diajukan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham
2.5 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham
Investor cenderung tertarik dengan DER yang rendah karena para investor
beranggapan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan sehat. Apabila DER tinggi,
maka manajemen perusahaan dalam kondisi kurang baik dikarenakan profitabilitas
perusahaan yang semakin berkurang, sehingga akan berpengaruh pada minat investor
yang juga akan berpengaruh terhadap harga saham (Kasmir, 2016). Dan selaras
dengan teori sinyal yang menjelaskan informasi DER akan diterima pasar sebagai
sinyal buruk yang akan memberikan masukan negatif bagi investor dalam
pengambilan keputusan mengambil keputusan membeli saham. Dan berpengaruh
pada permintaan hal ini menjadi tugas perusahaan untuk memberikan sinyal yang
positif kepada investor untuk menanamkan saham agar perusahaan mampu
menjalankan kegiatan operasionalnya dan dapat tumbuh berkembang secara luas.
Hal ini membuat permintaan dan harga saham menurun. Pernyataan ini
didukung penelitian yang dilakukan Siti Marfuatun dan Iin Indarti (2010 atau 2012),
Bachtiar (2012) dan Achriyantini (2013) yang menyatakan bahwa DER signifikan
berpengaruh terhadap harga saham. Maka dalam penelitian ini akan diajukan
hipotesis keempat sebagai berikut:
H4: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham

3. METODE PENELITIAN
3.1 Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan variabel PER, ROE, NPM dan DER sebagai
variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen.
3.1.1 Price Earning Ratio
PER adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning
perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin
dalam harga suatu saham (Tandelilin, 2010).

Harga saham
PER =
Earning per lembar saham

3.1.2 Return On Equity


Return on Equity (ROE) umumnya dihitung menggunakan ukuran kinerja
berdasarkan akuntansi dan dihitung sebagai laba bersih perusahaan dibagi dengan
ekuitas pemegang saham biasa (Tandelilin, 2010).

Laba Bersih
ROE =
Ekuitas

3.1.3 Net Profit Margin


NPM adalah Rasio yang mengukur laba bersih per dolar penjualan yang
dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. NPM yang tinggi
menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkatpenjualan tertentu (Brigham dan Houston, 2010).
Laba Bersih(Earning after Interest∧Tax)
NPM =
Penjualan

3.1.4 Debt Equity Ratio


Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara total utang dengan modal. Rasio ini berguna untuk
mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang (Kasmir, 2016).

Total Utang(Debt )
DER =
Ekuitas

3.1.5 Harga Saham


Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan
sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang
dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset
perusahaan dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain
dipenuhi jika terjadi likuiditas. Harga saham dipengaruhi oleh kondisi pasar modal.
Dalam artian ini yang dimaksud adalah adanya permintaan dan penawaran (Mulyana,
2011). Dan dalam penelitian ini harga saham yang diambil adalah saat closed price
di setiap tahunnya.
3.2 Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data
sekunder merupakan data informasi yang berwujud simbol angka atau bilangan yang
berasal dari laporan keuangam. Penelitian ini bersumber dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan yang dipublikasikan pada periode
2014-2018.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 sampai 2018. Pengambilan
sampel menggunakan metode purposive sampling. Kriteria sampel yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan otomotif terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2014-2018.
2) Perusahaan otomotif dan komponen yang selalu menerbitkan laporan
keuangan pada Bursa Efek Indonesia kurun waktu 2014-2018.
3) Perusahaan otomotif dan komponen yang menyajikan informasi lengkap
perihal data yang akan dibutuhkan oleh peneliti.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data didapatkan pada wujud data dokumuntasi, misalnya
seperti laporan keuangan yang selalu dipublikasikan oleh perusahaan untuk setiap
tahunnya dalam bentuk cetakan, jurnal, buku dan lain-lain yang berhubungan
terhadap penelitian yang dilakukan. Data dalam penelitian ini berasal dari IDX
(Indonesian Stock Exchanges).
3.5 Metode Analisa
Penelitian ini menggunakan analisis SPSS yang digunakan untuk melakukan
analisis regresi. Analisis pada penelitian data sekunder ini dilakukan ada beberapa
tahap diantarnya analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik, analisis regresi
berganda, pengujian hipotesis dan koefisien determinasi.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah teknik analisis untuk mendeskripsikan objek yang
diteliti melalui deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai maximum, minimum,
rata-rata (mean) dan standar deviasi.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
-
202597,402 19794,53266
PER 45 3698,630 53828,4313980
6 7
1
ROE 45 -,0778 ,3675 ,070712 ,1077311
NPM 45 -,1133 422,9198 9,439070 63,0389605
238967,713
DER 45 ,0002 5373,078255 35615,6465854
4
HARGA_SAHA
45 125 8300 2595,27 2613,976
M
Valid N (listwise) 45
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil minimum Price Earning
Ratio perusahaan sebesar -3698,6301 yaitu PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
(MASA) pada tahun 2016 dan untuk hasil maximum PER sebesar 202597,4026 oleh
PT. Indo Kordsa Tbk (BRAM) tahun 2015. Dilihat dari kisaran hasil minimum dan
maximum PER menunjukkan nilai mean sebesar 19794,532667 dan nilai standar
deviasi sebesar 53828,4313980. Jika dilihat dari nilai mean dan standar deviasi
menunjukkan bahwa nilai rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan standar deviasi
hal ini berarti data tidak stabil atau mengalami penyimpangan.
Variabel Return on Equity mempunyai nilai minimum sebesar -0,0778 yang
terletak pada PT. Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) pada tahun 2015 dan nilai
maximum sebesar ,3675 pada PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM) tahun 2014. Nilai
rata-rata pada ROE menunjukkan sebesar 0,070712 dan nilai standar deviasinya
0,1077311. Hal ini menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata artinya data tidak stabil atau mengalami
penyimpangan.
Data Net Profit Margin menunjukkan hasil minimumnya sebesar - 0,1133 dan
maximum sebesar 422,9198 yang keduanya ditunjukka pada PT. Multistrada Arah
Sarana Tbk (MASA) tahun 2015 dan tahun 2018. Sedangkan untuk hasil rata-rata
dari nilai minimum dan maximumnya yaitu sebesar 9,439070 lalu untuk hasil standar
deviasi sebesar 63,0389605 yang membuktikan bahwa nilai rata-rata lebih rendah
dari deviasi hal ini menunjukka bahwa data tidak tidak stabil atau mengalami
penyimpangan.
Variabel independen Debt to Equity Ratio mempunyai data minimum dan
maximum sebesar 0,0002 serta 238967,7134 yang ditunjukkan pada perusahaan PT.
Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) tahun 2018 dan PT. Gajah Tunggal Tbk
(GJTL) tahun 2018. Hasil rata-rata dari data DER yaitu 5373,078255 dan untuk
standar deviasi sebesar 35615,6465854 yang artinya data tidak tidak stabil atau
mengalami penyimpangan karena nilai rata-ratanya lebih rendah dibandingkan
dengan nilai standar deviasi.
Harga Saham adalah variabel dependen dalam penelitian ini, harga saham
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari closing price setiap tahunnya. Dari
45 observasi perusahaan harga saham minimum sebesar 125 pada PT. Prima Alloy
Steel Universal Tbk (PRAS) tahun 2015 dan harga saham maximum sebesar 8300
pada PT. Astra International Tbk (ASII) tahun 2017. Nilai rata-rata harga saham
antara 125 dengan 8300 sebesar 2595,27 dan untuk standar deviasi sebesar 2613,976.
Dilihat dari nilai mean dan standar deviasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata lebih
rendah dibandingkan dengan standar deviasi artinya data tidak stabil atau mengalami
penyimpangan.
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
one-sample kolmogorov-smirnov test
Unstandardized
Residual
N 45
a,b Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 2072,29898950
Absolute ,174
Most Extreme
Positive ,174
Differences
Negative -,138
Kolmogorov-Smirnov Z 1,171
Asymp. Sig. (2-tailed) ,129
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Dari tabel diatas diperoleh nilai 1,171 dengan tingkat sig 0,129 yang > 0,05
maka H0 diterima. Artinya variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.
4.2.1 Uji Multikolonieritas
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant 3,52 ,
1490,995 423,574
) 0 001
PER ,019 ,006 ,392 3,11 , ,991 1,009
6 003
3,38 ,
ROE 10544,316 3118,317 ,435 ,951 1,051
1 002
,
NPM -,246 5,298 -,006 -,046 ,963 1,039
963
,
DER -,003 ,009 -,041 -,325 ,981 1,019
747
a. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji multikoloniearitas dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen yaitu PER, ROE, NPM, dan DER tidak terjadi
multikoloniearitas atau bebas dari multikoloniearitas.

4.2.2 Uji Heteroskedastisitas


Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas (GLETSER)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized Collinearity
d
Coefficients Statistics
Model Coefficients t Sig.
Toleranc
B Std. Error Beta VIF
e
(Constant) 1132,994 258,646 4,380 ,000
PER -,003 ,004 -,105 -,761 ,451 ,991 1,009
1 ROE 6000,968 1904,130 ,445 3,152 ,003 ,951 1,051
NPM -1,897 3,235 -,082 -,586 ,561 ,963 1,039
DER -,004 ,006 -,107 -,767 ,447 ,981 1,019
a. Dependent Variable: GLETSER
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Tabel diatas ini dapat dilihat variabel independen manakah yang terjadi
heterokedastisitas dan bebas heterokedastisitas. Variabel independen yang bebas
heterokedastisitas yaitu variabel independen PER, NPM dan DER sedangkan yang
terjadi heterokedastisitas yaitu ROE.
4.2.3 Uji Auto Korelasi
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,610a ,372 ,309 2173,446 2,073
a. Predictors: (Constant), DER, NPM, PER, ROE
b. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Positif Ragu-ragu Bebas Ragu-ragu Negatif
0 dl du DW 4-du 4-dl 4

(1,336) (1,720) 2,073 (2,280) (2,664)

Berdasarkan tabel 4.6 hasil dari nilai Durbin Watson sebesar 2,073. Nilai du
dan dl diambil dari tabel DW dengan n = 45 dan k = 4 sehingga diperoleh dl sebesar
1,336 dan du sebesar 1,720. Nilai du dan dl dikurangi dengan rumus 4-dl sebesar
2,664 dan 4-du sebesar 2,280. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian DW
tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif, jadi model regresi penelitian ini
tidak ditolak dan dapat digunakan sebagai penelitian.

4.3 Analisis Regresi Berganda


Tabel 4.6
Hasil Uji Analisi Regresi Berganda
Standardize
Unstandardized Collinearity
d
Coefficients Statistics
Model Coefficients t Sig.
Std. Toleranc
B Beta VIF
Error e
(Constant
1490,995 423,574 3,520 ,001
)
PER ,019 ,006 ,392 3,116 ,003 ,991 1,009
1 10544,31
ROE 3118,317 ,435 3,381 ,002 ,951 1,051
6
NPM -,246 5,298 -,006 -,046 ,963 ,963 1,039
DER -,003 ,009 -,041 -,325 ,747 ,981 1,019
a. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Y= α + β1.X1 +β2.X2 +β3.X3 -β4.X4 - ei

Harga Saham = 1490,995 + 0,019 PER + 10544,316 ROE - 0,246 NPM - 0,003 DER
- ei
Y = Konstanta sebesar 1490,995 menyatakan bahwa variabel PER, ROE, NPM dan
DER bernilai 0 atau tetap.
Persamaan regresi dapat diartikan sebagai sebagai berikut :
a) Koefisien regresi PER X1 bernilai positif sebesar 0,019 yang menyatakan
bahwa setiap nilai data PER meningkat maka harga saham akan meningkat
sebesar 0,019 satuan.
b) Koefisien regresi ROE X2 bernilai positif sebesar 10544,316 yang
menyatakan bahwa setiap nilai data ROE meningkat maka harga saham akan
meningkat sebesar 10544,316 satuan.
c) Koefisien regresi NPM X3 bernilai negatif sebesar - 0,246 yang menyatakan
bahwa setiap nilai data NPM meningkat maka harga saham akan menurun
sebesar 0,246 satuan.
d) Koefisien regresi DER X4 bernilai negatif sebesar - 0,003 yang menyatakan
bahwa setiap nilai data DER meningkat maka harga saham akan menurun
sebesar 0,003 satuan.
4.4 Uji Kebaikan
4.4.1 Uji F
Tabel 4.7
Hasil Uji F
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 111691646,317 4 27922911,579 5,911 ,001b
1 Residual 188954616,483 40 4723865,412
Total 300646262,800 44
a. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
b. Predictors: (Constant), DER, NPM, PER, ROE

Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019


Hasil uji – F sebesar 5,911 dan sig sebesar 0,001, maka dapat dikatakan
bahwa nilai sig. < 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan PER, ROE,
NPM dan DER secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu
2014-1018.
4.4.2 Uji T
Tabel 4.8
Hasil Uji T
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1490,995 423,574 3,520 ,001
PER ,019 ,006 ,392 3,116 ,003
1 ROE 10544,316 3118,317 ,435 3,381 ,002
NPM -,246 5,298 -,006 -,046 ,963
DER -,003 ,009 -,041 -,325 ,747
a. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan dari hasil Uji – T dapat dianalisa sebagai berikut:


a) Pengaruh variabel PER terhadap harga saham membuktikan nilai koefisien
PER sebesar 0,019 dan sig sebesar 0,003. Dengan nilai sig. < 0,05 maka H1
diterima yang menyatakan PER berpengaruh terhadap harga saham.
b) Pengaruh variabel ROE terhadap harga saham membuktikan nilai koefisien
ROE sebesar 10544,316 dan sig sebesar 0,002. Dengan nilai sig. < 0,05 maka
H2 diterima yang menyatakan ROE berpengaruh terhadap harga saham.
c) Pengaruh variabel NPM terhadap harga saham membuktikan nilai koefisien
NPM sebesar - 0,246 dan sig sebesar 0,963. Dengan nilai sig. > 0,05 maka H3
ditolak yang menyatakan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
d) Pengaruh variabel DER terhadap harga saham membuktikan nilai koefisien
DER sebesar - 0,003 dan sig sebesar 0,747. Dengan nilai sig. > 0,05 maka H4
ditolak yang menyatakan DER tidak berpengaruh terhadap harga saham.
4.4 Koefisien Determinasi
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,610a ,372 ,309 2173,446 2,073
a. Predictors: (Constant), DER, NPM, PER, ROE
b. Dependent Variable: HARGA_SAHAM
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Hasil Adjusted R Square = 0,309 hal ini menyatakan bahwa variabel PER,
ROE, NPM dan DER memiliki kontribusi sebesar 30,9 % (0,309 x 100%). Artinya
variabel independen PER, ROE, NPM dan DER dapat mempengaruhi harga saham
sebesar 30,9 % sedangkan untuk (100% - 39,7%) = 69,1% harga saham perusahaan
otomotif dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
4.5 Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham
Berdasarakan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan bahwa terdapat
pengaruh antara PER terhadap harga saham. Hasil pengujian tersebut diperoleh nilai
koefisien regresi sebesar 0,019 dan sig. sebesar 0,003 maka nilainya < 0,05 yang
berarti terdapat pengaruh antara PER terhadap harga saham. Maka dapat disimpulkan
bahwa jika PER perusahaan setiap tahunnya meningkat maka harga saham
perusahaan juga akan meningkat sebesar 0,019. Hal ini dikarenakan jika pendapatan
per saham semakin tinggi maka harga saham perusahaan juga akan semakin tinggi.
Hal ini dikarenakan semakin tinggi laba per saham yang dikeluarkan
perusahaan untuk investor maka akan semakin tinggi pula harga saham yang akan
diperjualkan. Begitu juga jika sebaliknya jika perusahaan memberikan laba per
saham itu dengan nilai rendah maka harga saham yang diperjualkan juga akan
rendah. Sesuai dengan teori signal yang menyatakan bahwa perusahaan memberikan
sesuatu pedoman bagi investor yang berhubungan dengan manajemen untuk
melakukan tindakan dimasa yang akan datang. Hasil penelitian ini di dukung oleh
peneliti Bachtiar (2012), Dita (2013) dan Suryanto, dkk (2013) yang menyatakan
bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4.6 Pengaruh Return on Equity terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji dalam penelitian ini terdapat pengaruh ROE terhadap harga
saham. Hasil pengujian pengaruh ROE terhadap harga saham diperoleh nilai
koefisien regresi sebesar 10544,316 dan p-value sebsar 0,002 < 0,05 artinya variabel
ROE mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Nilai koefisien ROE menjelaskan
bahwa setiap kenaikan 1% ROE akan mengakibatkan harga saham naik sebesar
10544,316.
Hal ini terjadi karena kenaikan ROE menandakan meningkatnya kinerja
manajemen dalam mengelola sumber dana yang ada untuk menghasilkan laba.
Dengan adanya peningkatan laba bersih maka nilai ROE juga akan meningkat
sehingga para investor tertarik untuk membeli saham tersebut maka harga saham
perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
laba yang tinggi sehingga semakin meningkat kepercayaan investor terhadap masa
depan perusahaan. Bahwa makin tinggi nilai rasio ROE suatu perusahaan maka akan
menyebabkan harga saham yang semakin tinggi pula. Hasil penelitian ini didukung
dalam penelitian Wulandari dan Indarti (2011), Bachtiar (2012) dan Asnita (2013)
yang menunjukan bahwa ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga
saham.
4.7 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham
Hasil penelitian yang sudah dilakukan membuktikan bahwa tidak ada
pengaruh NPM terhadap harga saham. Pembuktian ini dapat dilihat dari nilai sig
sebesar 0,963 yang nilainya tidak memenuhi syarat yaitu > 0,05 dan untuk nilai
koefisien regresinya sebesar - 0,246. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
NPM terhadap harga saham disebabkan karena kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba melalui penjualan dianggap cukup rendah. Selain itu, kemampuan
perusahaan dalam menekan pengeluaran biaya-biaya yang dilakukan perusahaan
kurang efisien sehingga mengurangi laba yang diperoleh perusahaan.
Hal ini tidak sesuai dengan teori signal dimana perusahaan harusnya
memberikan sinyal berupa segala informasi yang baik supaya para shareholder dapat
membeli saham perusahaan. Tetapi hal ini justru kebalikannya dikarenakan kinerja
perusahaan tidak produktif, sehingga akan mengurangi kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Penyebab lainnya karena investor
dalam melakukan investasi tidak memperhitungkan variabel NPM untuk
memprediksi harga saham sehingga variabel NPM tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Karena semakin tinggi nilai NPM perusahaan maka kinerja perusahaan akan
semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Nilai NPM perusahaan semkain
tinggi maka semakin efisien perusahaan tersebut mendapatkan laba dari penjualan.
Hal itu juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan biaya – biaya dengan
baik. NPM yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat efisiensi dan efektifitas
pengelolaan penjualan perusahaan baik. Hasil penelitian ini didukung oleh Janu Widi
Wiasta (2010), Achmad Husaini (2012), dan Egi Ferdianto (2014) yang juga
menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
4.8 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham

Hasil analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat


pengaruh DER terhadap harga saham, yang ditunjukkan pada nilai sig. > dari 0,05
yaitu sebesar 0,747 dan nilai koefisien regresi sebesar - 0,003. Nilai koefisien DER
yang negatif menjelaskan bahwa setiap kenaikan 1% DER akan mengakibatkan
harga saham menurun sebesar 0,003. Hal ini dikarenakan DER menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya yang ditunjukkan
oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk
membayar hutang. DER yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga
semakin berat. Jika suatu perusahaan menanggung beban utang yang tinggi, yaitu
melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka harga saham perusahaan akan menurun.
Bahwa semakin tinggi nilai DER suatu perusahaan maka belum tentu akan
menyebabkan harga saham yang semakin meningkat pula.
Oleh karena itu perusahaan harus bisa mengelola utang untuk digunakan
secara efektif dan efisien. Investor dalam mengambil keputusan investasi untuk
menempatkan dana investasinya tidak terlalu memperhitungkan besar kecilnya DER.
Hal tersebut yang mengakibatkan Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
(Sanjaya, 2015) (Maulana, 2015) yang menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio
(DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham karena nilai sig > 0,05
yaitu 0,003 dengan koefisien sebesar 0,019. Hal ini sesuai dengan teori signal
yang menyatakan bahwa perusahaan memberikan sesuatu pedoman yang baik
bagi investor.
2) Return on Equity berpengaruh terhadap harga saham karena nilai sig > 0,05 yaitu
0,002 dengan koefisien sebesar 10544,316. Berdasarkan teori teori signal yang
menyatakan bahwa perusahaan harus memberikan sesuatu pedoman bagi investor
berupa kondisi laporan keuangan yang baik.
3) Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham karena nilai sig >
0,05 yaitu 0,963 dengan koefisien sebesar -0,246. Hal ini tidak sesuai dengan
teori signal dikarenakan kinerja perusahaan tidak produktif, sehingga akan
mengurangi kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut.
4) Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham karena nilai sig >
0,05 yaitu 0,747 dengan koefisien sebesar -0,003. Hal ini tidak sesuai dengan
teori signal karena investor dalam mengambil keputusan investasi untuk
menempatkan dana investasinya tidak terlalu memperhitungkan besar kecilnya
DER.
Saran
Berdasarkan keterbatasan diatas peneliti mempunyai saran, yaitu:
1) Bagi perusahaan, dapat lebih memperhatikan faktor-faktor fundamental yang
dapat digunakan investor dalam memprediksi harga saham terutama Price
Earning Ratio dan Net Profit Margin. Untuk Price Earning Ratio, perusahaan
dapat berusaha meningkatkan laba perusahaan dan untuk Net Profit Margin dapat
dengan cara efisiensi penjualan atau pendapatan bersih serta laba dari periode
sebelumnya.
2) Bagi calon investor, dapat memperhatikan Price Earning Ratio dan Net Profit
Margin sebagai dasar pengambilan keputusan investasi karena kedua rasio
tersebut dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.
3) Bagi peneliti selanjutnya, dapat meneliti faktor-faktor fundamental lainnya
maupun faktor-faktor teknikal terhadap harga saham. Selain itu dapat juga
melakukan penelitian menggunakan variabel lain dengan periode pengamatan
yang lebih panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Achiriyantiningsih, Ana. 2013. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning
Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM) dan Book Value Per Share (BVPS)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang.

Apriana, Dina dan Suryanto, Rudy. 2010. “Analisis Hubungan Antara Belanja
Modal, Pendapatan Asli Daerah, Kemandirian Daerah Dan Pertumbuhan
Ekonomi Daerah (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Se Jawa-Bali)”. Jurnal
Akuntansi dan Investasi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Vol. 11,
No. 1 Hal 68-79.

Brigham, Eugene F dan Joul F Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan


Buku 1 (Edisi 11). Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat.

Dita, Ines Farah. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdafta di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2011.

Ferdianto, Egi. 2014. Analisis pengaruh ROA, DER, NPM, dan CR terhadap Harga
Saham Perusahaan Tambang yang Terdaftar di BEI tahun 2011- 2013.
Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Hidayatullah Jakarta
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Horne, Van dan Wachowicz. 2013. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi


Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Husaini, Achmad. 2012. Pengaruh Variabel Return On Assets , Return On Equity,


Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Perusahaan. Jurnal Profit, Volume 6, Nomor 1, juni.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI.

Kasmir, 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Marfuatun, Siti, Indarti, Iin. (2012). Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity
Ratio dan Return on Equity terhadap Harga Saham Perusahaan LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia. Aset, Maret 2012, hal. 63-73 Vol. 14 No. 1 ISSN
1693- 928X.

Maulana, Adi Kharis. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Net
Profit Margin dan Earning Per Share terhadap Harga Saham (Studi pada
perusahaan sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode
2010-2014). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB (JIMFEB). Universitas
Brawijaya. Vol 4, No 2.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat.

Sanjaya, Tomi. 2015. Pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio
(DER), Earning Per Share terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan
Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya. Vol 23, No 1

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius

Wiasta, Janu Widi. 2010. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Pada Lembaga Keuangan Yang Go Pubic di bei tahun 2004-2007. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190624152542-17-80270/penjualan-
mobil-mei-turun-saham-astra-indomobil-digoyang. Diakses pada tanggal 16
Mei 2019

https://www.otomotif.kompas.com/read/2019/08/02/143053915/perbandingan-
jumlah-penjualan-mobil-dan-motor-baru-di-semester-i-2019. Diakses pada
tanggal 2 April 2019

Anda mungkin juga menyukai