Disusun Oleh :
SEMARANG
2020
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………… 1
1. Pendahuluan ………………………………………………………………… 1
Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 2
Tujuan dan Manfaat …………………………………………………………… 2
2. Landasan Teori ………………………………………………………………... 3
3. Metode Penelitian ……………………………………………………………... 5
4. Hasil dan Pembahasan …………………………………………………………. 6
5. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 7
i
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan oleh Nensi Yuniarti dan Budi Astuti. Tujuannya untuk menguji
pengaruh agresivitas pajak terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, pada studi
empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015 – 2019. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu, variabel independen yang berupa agresivitas pajak dengan proksi
Book Tax Difference (BTD) dan Cash Effective Tax Rate (CETR). Yang kedua variabel dependen
berupa Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian ini menerapkan model persamaan
analisis regresi berganda. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menerapkan teknik purposive
sampling.
Penelitian ini menghasilkan 2 hipotesis yang pertama yaitu H₁ : agresivitas pajak dengan
proksi Book-tax Difference (BTD) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) sedangkan, H₂ : agresivitas pajak dengan proksi Cash Effective Tax Rate
(CETR) memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR),
terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.
PENDAHULUAN
Salah satu aktivitas yang dapat diterapkan perusahaan guna menurunkan kewajiban pajaknya
yaitu dengan melakukan agresivitas pajak. Biasanya, perusahaan melakukan tindakan agresivitas
pajak dengan menggunakan cara perencanaan pajak (tax avoidance) yang dilakukan secara legal
maupun secara illegal berupa tax evasion. Perusahaan yang melakukan tindakan ini ditandai
dengan rendahnya transparansi informasi laporan keuangan perusahaan. Hal ini tindakan
agresivitas pajak dapat dinilai menyebabkan hilangnya nama baik perusahaan, karena pajak
tersebut akan dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat (Nanda dkk, 2015). Oleh karena itu,
perusahaan yang telah melakukan tindakan agresivitas pajak tidak memperoleh legitimasi.
Program CSR yang dilakukan perusahaan adalah usaha untuk mengayomi masyarakat
lingkungan perusahaan sebagai wujud kepedulian perusahaan untuk lingkungan sekitar. Corporate
Social Responsibility memberikan dampak positif terhadap perusahaan yaitu sebagai langkah
1
untuk mengambil empati masyarakat dan menjadi ajang promosi bagi perusahaan. Semakin
banyak perusahaan mengungkapkan kegiatan Corporate Social Responbility, maka semakin kecil
pula perusahaan melakukan kegiatan agresivitas pajak yang nantinya membebani lingkungan
masyarakat dan perusahaan itu sendiri.
Penelitian ini sebelumnya telah diteliti oleh Rizki dan Didik (2017), pada studi empiris
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013 – 2016. Dimana dalam penelitiannya
diketahui bahwa agresivitas pajak berpengaruh positif terhadap Corporate Social Responsibility
dengan alat ukur menggunakan proksi ETR (Effective Tax Rate). Namun, pada penelitian Natasya
dan Abdul tahun 2014, ditemukan hasil yang berbeda bahwa angresivitas pajak berpengaruh
negative terhadap Corporate Social Responbility (CSR). Hal ini membuktikan bahwa perusahaan
memiliki agresivitas pajak yang rendah akan cenderung mengungkapkan informasi Corporate
Social Responbility (CSR) yang lebih besar untuk mendapatkan empati dari masyarakat serta
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dengan adanya perbedaan
tersebut, maka peneliti melakukan penelitian ulang dengan variabel yang sama, namun dengan
proksi dalam perhitungan agresivitas pajak yang berbeda.
Rumusan Masalah
Berpegang pada latar belakang yang telah dijelaskan, lalu kami usulkan untuk
mengidentifikasikan rumusan masalah, diantaranya :
Tujuan
Bersumber rumusan masalah yang sudah dijelaskan menurut kami, tujuan usulan ini adalah
“Mengkaji seberapa besar pengaruh agresivitas pajak menggunakan proksi Book Tax Difference
2
(BTD) dan Cash Effective Tax Rate (CETR) terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada studi empiris perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2015
– 2019”.
Manfaat
Manfaat yang diharapakan pada penelitian ini adalah pemahaman mengenai agresivitas
perpajakan, melalui perhitungan proksi Book Tax Difference (BTD) dan Cash Effective Tax Rate
(CETR) diharapkan mengetahui seberapa besar pengaruh agresivitas pajak terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang tercantum di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015 – 2019.
LANDASAN TEORI
Teori Legitimasi
Grey dkk (1996) dalam Reny dan Denies (2012) mengatakan bahwa legitimasi adalah suatu
sistem manajemen perusahaan yang mengarah atas keberpihakan pada masyarakat, pemerintah,
perseorangan, dan kumpulan komunitas.
Teori Stakeholder
Diungkapkan bahwa teori stakeholder perusahaan bukanlah suatu entitas yang sekadar
beroperasional demi kepentingan pribadi, tetapi perlu memberi manfaat kepada stakeholdernya
(konsumen, supplier, pemegang saham, kreditur, pemerintah, masyarakat, dan pihak lain) (Natasya
dan Rohman, 2014). Perusahaan dapat beroperasional membutuhkan pertolongan dari pihak luar
yaitu berupa suport dari masyarakat.
Grey dkk (1997) dalam Rizki dan Didik (2017) mengatakan bahwa teori stakeholder adalah
pendekatan berbasis tekanan dalam penyediaan atau penarikan pasar terhadap sumber daya
ekonomi yang menentukan jenis pengungkapan sosial dan lingkungan pada titik waktu tertentu.
Teori ini juga membiarkan masyarakat mempengaruhi penyediaan informasi pada laporan
keuangan, dimana terdapat aturan perundang-undangan yang mengharuskan keterbukaan
informasi tertentu termasuk di dalamnya.
3
Agresivitas Pajak
Darussalam dan Septriadi dalam (Diah dkk, 2015), menyatakan agresivitas pajak atau
dikenal dengan perencanaan pajak merupakan rencana transaksi yang ditujukan demi
meminimalisasi tanggungan pajak dengan memanfaatkan celah yang terdapat pada ketentuan
perpajakan, sehingga para ahli perpajakan menegaskan legal sebab tidak melanggar aturan
perpajakan.
Sedangkan proksi Cash Effective Tax Rate (CETR) digunakan karena menjelaskan
persentase total pembayaran pajak penghasilan yang akan dibayar perusahaan atas semua total
pendapatan sebelum pajak. Rumus yang digunakan untuk mengukur CETR yaitu :
Pengembangan Hipotesis
Khurana dan Moser (2009), menyatakan agresivitas pajak sebagai perencanaan pajak
perusahaan dengan menggunakan kegiatan perencanaan pajak atau pajak. Hal tersebut adalah
keinginan perusahaan demi meminimalisir tanggungan pajak lewat kegiatan perencanaan pajak
yang bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Kegiatan perencanaan pajak dilakukan dengan
menggunakan cara legal, ilegal, ataupun dengan menggunakan keduanya. Penerapan proksi book
4
tax difference pada penghitungan agresivitas pajak lantaran mencerminkan total perbedaan laba
akuntansi dan laba fiskal.
Berdasarkan penelitian Khurana dan Moser (2009), dengan digunakannya proksi Book-tax
Difference (BTD) menyatakan kondisi tersebut memberi pengaruh positif pada agresivitas pajak.
Sesuai penjelasan yang telah dijelaskan, hipotesis yang diajukan yaitu:
Frank et al (2009) dalam Dewi dan Dwi (2010), pajak agresif ialah tindakan yang bertujuan
demi mengurangi laba kena pajak dengan menggunakan perencanaan pajak dengan cara yang
termasuk atau tidak termasuk tax evasion. Berdasarkan penelitian Dewi dan Dwi (2010), dengan
digunakannya prosi Cash Effective Tax Rates (CETR) menyatakan jika kondisi tersebut memberi
pengaruh positif pada agresivitas pajak. sesuai penjelasan yang telah dijelaskan, hipotesis yang
diajukan yaitu:
H2 : Agresivitas pajak menggunakan proksi Cash Effective Tax Rates (CETR) berpengrauh
terhadap Corporate Social Responsibility (CSR).
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel independen pada penelitian ini menggunakan agresivitas pajak dengan proksi
Book-tax Difference (BTD) serta Cash Effective Rate (CETR). Sedangkan variabel dependen
menggunakan Corporate Social Responsibility.
Populasinya yaitu perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2019. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan pengujian analisis
sensivitas. Teknik pengambilan sampel dengan puposive sampling. Jumlah perusahaan yang
dijadikan sampel yaitu 38 perusahaan dan jumlah observasinya yaitu 152 observasi.
5
Metode Analisis
Metode analisis yang diterapkan ialah analisis linear berganda, yang memiliki tujuan guna
mengamati pengaruh variabel independen atas variabel dependen. Model persamaan regresinya
seperti berikut :
Keterangan :
Α = Konstanta
e = Error
Pada penelitian ini menerapkan beberapa pengujian antara lain uji linear berganda, uji F,
koefisien determinasi dan uji t. Hasil persamaan regresi berdasarkan jurnal (Zs dan Astuti, 2020)
diperoleh konstanta sebesar 0,078 artinya dengan adanya CSR dengan proksi BTD dan CETR
maka konstanta agresivitas pajak sebesar 0,078. Agresivitas pajak dengan proksi BTD dan CETR
sebesar 0,073 dan 0,002 dapat diartikan besarnya pengungkapan CSR oleh variabel asumsi
konstanta bebas lainnya akan menyebabkan penurunan tindakan agresivitas pajak sebesar 0,073
dan 0,002, begitu pula sebaliknya CSR untuk agresivitas pajak. Pada hasil uji F terlihat nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari
batas nilai signifikansi (0,005) dan F hitung sebesar 22,640.
6
Pada hasil pengujian koefisien determinasi berdasarkan jurnal (Zs dan Astuti, 2020)
diperoleh R square sebesar 0,338 , dapat disimpulkan bahwa meningkat menurunnya CSR
dipengaruhi oleh agresivitas pajak dengan proksi BTD dan CETR sebesar 33,8%. Dan sisa
dipengaruhi variabel lain sebesar 66,2%. Yang terakhir uji t, agresivitas pajak pada proksi BTD
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,205 yang artinya lebih besar dari 0,005 maka proksi BTD
agresivitas pajak tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil lain diperoleh proksi
CETR agresivitas pajak yang berpengaruh negative terhadap pengungkapan CSR dengan nilai
signifikansi senbesar 0,000.
Kesimpulan
Dari pembahasahan dan analisis data yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan :
1. Pengungkapan variabel CSR tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak dengan proksi
BTD. Karena nilai signifikansi didapatkan 0,205 yang mana lebih besar dari 0,05.
2. Pengungkapan variabel CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak dengan proksi CETR.
Karena nilai signifikansi didapatkan 0,00 yang mana kurang dari 0,05. Sehingga semakin
luas pengungkapan CSR akan menurunkan tingkat agresivitas pajak dengan proksi CETR.
7
DAFTAR PUSTAKA
Diah, M. R., Handajani, L., & Elin, E. S. (2015). Agresivitas Pajak pada Perusahaan Publik
Indonesia yang Melakukan Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sna.
Reny, D. R., & Denies, P. (2012). PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2010). Nominal, Barometer Riset Akuntansi
Dan Manajemen. https://doi.org/10.21831/nominal.v1i2.1000
Rizki, A., & Didik, A. (2017). Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility. PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY.
Zs, N. Y., & Astuti, B. (2020). PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK MENGGUNAKAN PROKSI
BOOK TAX DIFFERENCE ( BTD ) DAN CASH EFFECTIVE TAX RATE ( CETR )
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ( CSR ) ( Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. 8(2), 183–191.