Anda di halaman 1dari 17

ABSTRACT

Buku petunjuk praktikum ini


bersifat sementara sebagai ujicoba
praktikum luring. Pandemi Covid-19
belum benar-benar berlalu.
Protokol kesehatan selama
praktikum harus menjadi
pertimbangan utama.

Imam Bachtiar
PETUNJUK FKIP Universitas Mataram

PRAKTIKUM
ZOOLOGI
INVERTEBRATA
Oktober 2021
Waktu: 60 menit (di laboratorium) dan 60 menit di rumah (5 hari sebelumnya)

Pendahuluan

Protozoa merupakan kelompok dari hewan-hewan yang uniseluler. Mereka hidup di dalam air.
Sebagian besar Protozoa makan materi organik yang terlarut di dalam air, misalnya Paramaecium sp.
Sebagian di antaranya, misalnya Amoeba sp., menjadi pemangsa. Selain Foraminiferida, hewan
Protozoa adalah mikroskopis.

Larutan dari jerami atau rerumputan sudah lama dikenal sebagai media yang bagus untuk beternak
atau membuat kultur campuran Protozoa. Walaupun demikian, ada sejumlah pertanyaan yang
masih belum terjawab. Berapakah konsentrasi larutan jerami yang optimum untuk biakan campuran
Protozoa? Berapa hari kelimpahan dan keanekaragaman Protozoa mencapai maksimum?

Tujuan

Setelah praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Membuat biakan campuran Protozoa


2. Mengidentifikasi takson Protozoa di bawah mikroskop
3. Membandingkan kelimpahan dan keanekaragaman Protozoa antar media biakan.

Alat dan bahan

1. Pembuatan biakan campuran Protozoa di rumah


a) Botol ukuran 50-200 ml
b) Jerami atau bahan dari tanaman lain
2. Praktikum di laboratorium
a) Biakan Protozoa pada tiga media yang bervariasi.
b) Mikroskop cahaya
c) Kaca benda dan kaca penutup
d) Tissue
e) Pipet

Prosedur

1. Membuat biakan campuran Protozoa di rumah (5 hari sebelumnya)


a) Merebur air sampai mendidih.
b) Potong jerami atau bahan yang lain ukuran 1-2 cm.
c) Masukkan potongan jerami ke dalam tiga botol, masing-masing 10%, 25%, dan 50% isi
botol.
d) Siram dengan air mendidih hingga 50% ukuran botol.

1
e) Biarkan selama minimal satu hari (24 jam) di tempat terbuka, kemudian buang jerami
dari dalam botol media.
f) Tambahkan air sawah yang diambil dekat pembusukan serasah tanaman, hingga 75% isi
botol.
g) Biarkan selama minimal 5 hari.
2. Praktikum di laboratorium
a) Dengan pengaduk yang bersih aduk air di dalam setiap botol biakan sebelum
pengambilan air untuk pengamatan.
b) Menggunakan pipet teteskan air dari setiap media biakan di kaca benda, tutup, dan
amati di mikroskop cahaya. Pastikan volume tetesan sama di seiap pengamatan.
c) Ulangi pengamatan sebanyak 3-5 kali dari setiap biakan. Catat nama takson Protozoa
yang ditemukan dan hitung jumlahnya di setiap kaca benda.
d) Catat perbesaran mikroskop yang digunakan dalam penghitungan kelimpahan.

Tabel pengamatan

Media biakan Takson yang ditemukan Kelimpahan (per slide) Perbesaran mikroskop

Pertanyaan

1. Di media biakan manakah ditemukan paling banyak takson?


2. Di media biakan manakah dijumpai paling tinggi kelimpahannya?
3. Apakah ada hubungan antara jenis media dengan jumlah takson?

Rekomendasi referensi

1) Corliss, J.O., 2016. The ciliated protozoa: characterization, classification and guide to the
literature. Elsevier.
2) Patterson, D.J. and Hedley, S., 1996. Freeliving Freshwater Protozoa. CRC Press.

2
Waktu: 60 menit

Pendahuluan

Arthropoda merupakan kelompok hewan yang paling tinggi keanekaragamannya di antara semua
filum hewan di planet bumi. Arthropoda juga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Arachnida
hidup di dalam rumah. Insekta ada di dapur dan ruang makan. Crustacea bahka ada di meja makan.
Sudah saatnya kita mengenal mereka lebih banyak.

Kita melihat Arthropoda setiap hari, misalnya lalat, tetapi sangat sedikit yang kita ketahui tentang
struktur tubuh Arthropoda. Laba-laba di dalam kamar tidur, udang yang kita makan berkali-kali,
keduanya juga belum kita kenal dengan baik. Pada umumnya kita tidak tahu berapa macam kaki
yang dimiliki, berapa jumlah kakinya, berapa mata yang dimiliki, dimana organ reproduksi
eksternalnya, dan sebagainya.

Tujuan

Setelah praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menggambar morfologi dari Arachnida.


2. Menggambar morfologi dari Crustacea.
3. Menggambar morfologi dari Insecta.
4. Menyusun daftar perbedaan morfologi antara Crustacea dengan Insekta.

Alat dan bahan

1. Spesimen hewan dari Kelas Arachnida (kala jengking atau laba-laba)


2. Spesimen hewan dari Kelas Crustacea (udang atau lobster)
3. Spesimen hewan dari Kelas Insecta (belalang, kecoa, atau lalat besar)
4. Kaca pembesar
5. Mikroskop stereo
6. Larutan chloroform
7. Meja seksio atau cawan petri
8. Jarum pentul

Prosedur

1. Hewan yang akan diamati dibius atau dimatikan dengan menggunakan chloroform.
2. Letakkan hewan di meja seksio atau cawan petri dan gambarlah morfologinya. Daftar bagian
tubuh yang harus ditunjukkan di dalam gambar disajikan pada tabel berikut.

3
Kelas Yang harus ditunjukkan pada gambar
Arachnida sefalotoraks (karapas), abdomen
palpus, kelisera, mata tunggal
spineret, paru-paru buku
Crustacea sefalotoraks (karapas), abdomen
pleopoda, pereiopoda, uropoda, telson, maksileped
antenna, antenula, rostrum, mata majemuk
Insecta kepala, toraks, abdomen
kaki, sayap dan halter (jika ada), mata majemuk
spirakel, mandibula, maksila
femur, tibia, tarsus

Pertanyaan

1. Carilah klasifikasi dari hewan yang anda amati.


2. Buatlah tabel pengamatan ketiga macam hewan tersebut?
3. Jelaskan perbedaan antara ketiga hewan, yang mewakili perbedaan antar kelas?

Rekomendasi referensi

1) Poore, G.C., 2004. Marine decapod Crustacea of southern Australia: A guide to identification.
CSIRO publishing.
2) Dore, I. ed., 2012. An illustrated guide to shrimp of the world. Springer.
3) Gullan, P.J. and Cranston, P.S., 2014. The insects: an outline of entomology. John Wiley &
Sons.
4) Eaton, E.R. and Kaufman, K., 2007. Kaufman field guide to insects of North America.
Houghton Mifflin Harcourt.
5) Wegner, G.S., 2011. Spider Identification Guide. BASF Corporation.

4
Waktu: 60 menit

Pendahuluan

Cnidaria merupakan kelompok hewan yang paling menarik di dalam ekosistem laut. Cnidaria
mmbentuk dan mendominasi ekosistem terumbu karang yang menjadi tujuan utama wisata selam.
Karang adalah kelompok hewan dari ordo Scleractinia yang membentuk dan mendominasi ekosistem
terumbu karang. Pentingnya peran karang di dalam ekosistem terumbu karang melebihi pentingnya
peran pepohonan di dalam ekosistem hutan.

Universitas Mataram sangat dekat dengan ekosistem terumbu karang. Mengenal jenis-jenis karang
menjadi kebutuhan bagi mahasiswa yang mempelajari ilmu-ilmu hayati. Mengajarkan karang dan
terumbu karang kepada siswa SMA dan SMP di Pulau Lombok juga sangat penting. Kegiatan ini akan
meningkatkan kemampuan anda di dalam mengidentifikasi jenis-jenis karang.

Tujuan

Setelah praktikum, mahasiswa diharapkan:

1. Mempunyai pengalaman dalam menggunakan kunci identifikasi hewan.


2. Mengenal minimal 5 (lima) jenis karang Scleractinia berdasarkan kerangkanya.
3. Mendeskripsikan morfologi dari kerangka karang.

Alat dan bahan

1. Kerangka koloni karang. Setiap mahasiswa menghadapi lima koloni karang.


2. Daftar istilah teknis yang digunakan di dalam kunci identifikasi karang.
3. Dokumen Kunci Identifikasi Karang Scleractinia.
4. Kaca pembesar
5. Mikroskop stereo

Prosedur

1. Kerangka koloni karang yang akan diamati diletakkan di dalam meja laboratorium.
2. Dengan menggunakan dokumen Kunci Identifikasi Karang Scleractinia (terlampir),
mahasiswa melakukan identifikasi jenis karang hingga ke tingkat genus.
3. Mencatat proses identifikasi ke dalam tabel pengamatan berikut.

No spesimen Ciri-ciri yang digunakan Nama genus Foto spesimen

5
Rekomendasi referensi

1) Veron, J.E.N. 1994. Corals of Australia and Indo-Pacific. Honolulu: University of Hawaii.
2) Kelly, R. 2016. Coral Finder Indo-Pacific. Townsville: BYOGuides.
3) http://www.coralsoftheworld.org/page/home/

6
Kunci Identifikasi Karang Scleractinia

A. Cara hidup
1a Koloni menempel di substrat dasar yang keras (hidup sesil). Nomor 2
1b Koloni tidak menempel di substrat dasar (hidup soliter). Nomor 35

2a Koloni karang bercabang atau berbentuk pilar. No 3


2b Koloni karang berbentuk masif, submasif, lembaran atau daun No 10
(foliose).

B. Bentuk koloni bercabang

3a Memiliki koralit aksial. Acropora


3b Tidak memiliki koralit aksial. No 4

4a Koralit memiliki tonjolan pali (palliform lobes) di tengah koralit, Porites


diameter koralit <1 mm.
4b Koralit tidak memiliki tonjolan pali. No 5

5a Diameter koralit kecil, dinding koralit menyatu dan membentuk Hydnophora


tonjolan bukit yang naik turun tidak bersambungan (montikula).
5b Koralit tidak membentuk montikula. No 6

6a Diameter koralit kecil (<2 mm), jarak antar koralit kurang dari Montipora
diameter koralit.
6b Diameter koralit antara 2-20 mm, jarak antara koralit lebih besar dari No. 7
diameter koralit.

7a Koralit kecil, isi koralit tampak kosong. Seriatopora


7b Koralit besar (>4 mm), kosta tinggi sehingga koralit menonjol keluar. Echinopora

C. Koloni berbentuk masif

10a Koloni berbentuk masif (pejal). No 11


10b Koloni berbentuk submasif, foliose, lembaran atau merayap. No 21

11a Ukuran koralit <1 mm No 12


11b Ukuran koralit >1 mm. No 14

12a Koralit mempunyai tonjolan pali. Porites


12b Koralit tidak mempunyai tonjolan pali, No 13

13a Dinding koralit menyatu dan membentuk tonjolan bukit yang naik Hydnophora
turun tidak bersambungan (montikula).
13b Koralit dangkal, dinding koralit tidak jelas. Psammocora

7
14a Dinding koralit menjadi satu dengan tetangganya. No 15
14b Dinding koralit terpisah, koralit menonjol dari permukaan. No 17

15a Koralit tipe cerioid (6-15 mm), ada tonjolan pali. Goniastrea
15b Koralit tipe meandroid (lebar 4-10 mm), sejumlah koralit mempunyai No 16
satu dinding bersambungan membentuk lembah memanjang.

16a Lebar lembah 4-10 mm, lebar lembah lebih besar lebar dinding koralit Platygyra
16b Lebar lembah lebih kecil dari dinding koralit. Leptastrea

17a Septa tumbuh menonjol ke atas membentuk permukaan koloni seperti Galaxea
berduri.
17b Septa tidak menonjol ke atas, tidak ada tonjolan berduri. No 18

18a Koralit sangat tidak teratur posisinya, ukuran sangat bervariasi, Astreopora
menonjol dan tenggelam, tampak kosong
18b Koralit lebih teratur posisinya, ukuran bervariasi, septa dan kosta No 19
tampak jelas

19a Diameter koralit bulat dan kecil (2-4 mm) Plesiastrea


19b Diameter koralit lebih besar (>4 mm) No 20

20a Ukuran koralit bervariasi akibat pertunasan ekstratentikular. Montastrea


20b Jarak antar koralit renggang, pertunasan intratentikular. Favia

D. Koloni berbentuk submasif

21a Koloni berbentuk sub-masif, mempunyai tonjolan-tonjolan seperti No 22


percabangan yang besar.
21b Koloni berbentuk lembaran, foliose atau merayap. No 30

22a Dinding koralit terpisah, koralit kecil (<2 mm) menonjol tidak teratur Isopora
22b Dinding koralit menyatu No 23

23a Dinding koralit menyatu dan membentuk tonjolan bukit yang naik Hydnophora
turun tidak bersambungan (montikula).
23b Dinding menyatu dengan ukuran tipis, tidak ada tonjolan montikula. Pocillopora
Koralit tenggelam di dalam dan di antara verusae (verrucae).

E. Koloni berbentuk lembaran

30a Koloni berbentuk seperti vas bunga atau piring. No 31


30b Koloni berbentuk lembaran atau bersusun. No 33

31a Koloni berbentuk seperti piring tebal dengan banyak tonjolan ke atas. Merulina
Koralit membentuk lembah sempit dengan dinding yang tebal.
31b Koloni berbentuk vas bunga tanpa tonjolan. No 32

8
32a Diameter koralit sangat kecil (<1 mm) sehingga sulit dilihat dengan Montipora
mata telanjang. Dinding koralit tidak jelas.
32b Diameter koralit ukuran 2,5-4 mm, lembaran koloni tipis, septa Echinopora
menonjol membentuk tombol di kosta.

33a Koralit hanya terdapat pada satu sisi saja. Koralit membentuk lembah- Pachyseris
lembah parallel yang memanjang dengan sedikit tonjolan di
tengahnya.
33b Koralit terdapat pada dua sisi, yang teratur dalam barisan. Pavona

F. Koloni berbentuk jamur, hidup soliter

40a Koloni berbentuk seperti cakram atau kubah. 41


40b Koloni berbentu lonjong atau oval mempunyai cekungan aksial. 44

41a Koloni terdiri hanya satu polip, satu mulut. 42


41b Koloni terdiri atas banyak polip, banyak mulut. 43

42a Septa di atas cakram tipis dan bergerigi. Fungia


42b Septa di atas cakram tidak bergerigi, menebal di bagian oral. Cycloseris

43a Bentuk koloni seperti kubah atau bel, banyak mulut, jarak antar koralit Halomitra
jauh, septa tipis.
43b Bentuk koloni seperti kubah, banyak mulut, jarak antar koralit dekat. Sandalolitha

44a Septa bergerigi mirip gergaji, tidak ada mulut sekunder di cekungan Ctenactis
aksial.
44b Septa tumpul, mempunyai mulut sekunder di luar cekungan aksial. Herpolitha

9
KEGIATAN PRAKTIKUM
FILUM MOLLUSKA
Pendahuluan
Molluska adalah hewan yang hidup di air tawar, air laut dan di darat. Hewan ini pada
umumnya bebadan lunak dan tubuhya ditutupi oleh jaringan yang disebut mantel. Pada bagian luar
mantel terdapat pelingdung tubuh yang disebut cangkang dengan bentuk yang amat beragam.
Tidak semua molluska mempunyai cangkang di luar, sebab ada Molluska yang mempunyai
cangkang di dalam tubuh.cangkang tersusun dari bahan yang terbuat dari zat kapur dan chitin.
Bahkan ada beberapa jenis-jenis tertentu yang tidak bercangkang sama sekali.
Tubuh Molluska berstruktur tripoblastis dan pada dasarnya sudah memiliki rongga tubuh,
namun ronga ini tereduksi, tetapi dinding tubuhnya tebal dan berotot. Tubuhnya terdiri ata tiga
bagian uatama, yaitu kepala (anterior), kaki (ventral), dan visera (dorsal). Variasi ketiga bagian
tersebut sangat nyata dan mengakibatkan terjadinya keanekaragaman yang tinggi dari filum ini.
Klasifikasi anggota filum Molluska didasarkan pada perbedaan anatom atau morfologi cangkang,
kepala, kaki, alat respirasi, alat reproduksi dan sistem syaraf. Walau kebanyakan anggotanya hidup
bebas, namun ada juga yang parasit, komensal dan simbiotik. Pengelompokkan hewan anggota
filum Molluska ke dalam klas sangat beragam. Belum ada persamaan pendapat antara pakar
taksonomi untuk membagi filum ini ke dalam sejumlah klas tertentu. Pada umumnya filum
Molluska dikelompokkan kedalam 7 klas, yaitu:
1. Aplacophora (250 jenis), yaitu molluska dengan bentuk seperti cacing, tidak berkepala,
kaki, maupun cangkang.
2. Monoplacophora (6 jenis), meliputi molluska purba dengan cangkang berbentuk kerucut.
3. Polyptacophora atau Amphineura (600 jenis), yaitu molluska dengan 8 lempengan
cangkang.
4. Scapopoda (350 jenis), yaitu molluska dengan cangkang berbentuk tanduk dengan kedua
ujung terbuka.
5. Gastropoda (40.000 jenis), yaitu molluska bercangkang tunggal dengan bentuk beragam
dan ada pula yang tanpa cangkang.
6. Bivalvia atau Pelecypoda (20.000 jnis), yaitu molluska yang cangkangnya setangkup yang
pada umunya setangkup.
7. Cephalopoda (650 jenis), yatiu molluska yang bercangkang di dalam atau tanpa cangkang,
kecuali Nautilus yang masih bercangkang di luar.
Klas Gastropoda
Umumnya bercangkang tunggal berpilin, berbentik spiral dan beberap jenis tidak
bercangkang. Pada kepala dengan dua pasang tentakel, kaki yang lebar dan pipih, rongga mantel
dan visceral bagi yang bercangkang berputar 180o terhadap kepala dan kaki. Iansang 1-2 buah atau
bernafas dengan paru-paru. Organ reproduksi berumah sau atau dua, dan fertilisasi secara internal
atau eksternal. Berdasarkan organ pernafasannya, klas Gastropoda dibagi menjadi tiga subklas,
yaitu Prosobranchia dengan cirri-ciri mempunyai 2 insang di daerah anterior, sistem syaraf berpilin
membentuk angka 8, tentakel 2 buah dan cangkang tertutup operculum (Trochus, Conus, Murex);
Opisthobranchia dengan 2 insang dibagian posterior, cangkang teredksi dan terletak di dalam
mantel, jantung beruang satu dan organ reproduksi berumah satu (Aplysia); dan Pulmunata,
bernafas dengan paru-paru, cangkang berbentuk spiral, kepala dilengkapi 1-2 pasang tentakel,
rongga mantel terletak di anterior, dan organ reproduksi hermaprodit atau berumah satu (Achantia
fulica).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar cangkang Gastropoda adalah:
Ukuran cangkang. Panjang vangkang diukur dari ujung anterior sampai ujung posterior.
Lebar cangkang diukur dari sisi tubuh yang paling lebar. Gambar 7.2: cara mengukur
panjang atau lebar cangkang. Arah putaran cangkang. Putaran diawali dari apeks,
kemudian dirunut arah putarannya searah (disebut dekstral) atau berlawanan arah dengan
jarum jam (disebut sinistral). Jumlah putaran cangkang: jumlah pitaran cangkang dihitung
dari apeks cangkang.
Ada tidaknya operculum. Cangkang dengan operculum disebut operculate, dan
sebaliknya disebut non operculate. Operculum (jika ada) sebaiknya digambar terpisah dan
diberi keterangan terpisah.
Klas Cephalopoda
Tubuh simetri bilateral, cangkang eksternal, internal atau tanpa cangkang. Kepala besar,
mata berkembang baik dan kompleks. Mulut dilengkapi dengan dua buah rahang dan radula serta
dikelilingi oleh 8-10 lengan. Sistem syaraf terdapat di kepala yang membentuk semacam otak
yang dilindungi oleh tulang rawan. Insang berjumlah 4, ginjal 2 buah, jantung beruang tiga dan
organ reproduksi berumah dua.
Klasifikasi Chepalopoda didasarkan atas jumlah insang, tentakel serta ada tidaknya
cangkang. Pada bangsa tertentu ada tidaknya kornea mata dan sirip lateral digunakan untuk
menentukan subbangsa. Loligo sp. yang tergolong dalm subklas Coleoida, ordo Theutoidea dan
subordo Myopsida merupakan hewan bertubuh lunak dengan cangkang terletak di dalam rongga
mantel, berwarna putih transparan, berbentuk pena atau bulu dan terbentuk dari zat chitin. Tubuh
relatif panjang, langsing, dan dibagian belakang meruncing. Mantel berwarna putih dengan bintik-
bintik merah, ungu sampai kehitaman yang diselubungi selaput lendir. Terdapat sirip lateral yang
berbentuk segitiga. Kepala besar dengan 8 lengan dan 2 tentakel panjang. Permukaan lengan
bagian dalam terdapat batil hisap dan pada tentakel, batil hisap hanya terdapat pada ujung-
ujungnya. Ujung pasangan lengan 4 pada yang jantan berubah menjadi hectocotylus, yaitu alat
untuk memasukkan spermatophore ke rongga mantel yang betina di dekat muara oviduct. Hewan
ini pada umumnya hanya memijah satu kali kemudian mati. Telur keluar dari membran ovarium
yang dilapisi membran liat dan panjang serta berlubang pada ujungnya. Bila terancam, mereka
akan bernang mndur sambil menyemburkan tinta berwarna hitam.
Tujuan Kegiatan
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan struktur dan sistem tubuh bekicot.
2. Menerangkan hubungan antara struktur dan fungsi pada tubuh bekicot.
3. Mendeskripsikan struktur dan sistem tubuh cumi-cumi (Loligo sp.).
4. Menerangkan hubungan antara struktur dan fungsi pada tubuh cumi-cumi.
5. Membandingkan anatomi eksternal antar bekicot, cumi-cumi dan kerang serta dapat
mengidentifikasi dasar-dasar pengelompokkan hewan-hewan tersebut.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain: bekicot darat
(Helix atau Achantia fulica), cumi-cumi, kerang air tawar, papan bedah, kaca pembesar dan
perangkat alat bedah.
Prosedur Kegiatan
1. Struktur tubuh bagian luar bekicot
Amati bekicot yang sedang dalam keadaan aktif berjalan. Perhatikan bagian kepalanya.
Pada bagian kepala terdapat mulut yang terletak pada ujung sebelah ventral dan didalamnya
terdapat gigi parut. Dibagian atas kepala terdapat sepasang tentakel dan di belakangnya
terdapat satu pasang mata dengan tangkai yang cukup panjang. Kaki dengan otot yang menebal
ditandai dengan adanya glandula mukosa pada bagian dorsal. Perhatikan dan gambarkan
bentuk cangkangnya. Ada berapa lingkaran spiral pada cangkang? Setelah anda menggambar
morfologi luarnya, keluarkanlah tubuh bekicot tersebut dengan memberikan garam atau
memecahkan cangkangnya.
2. Struktur tubuh bagian dalam bekicot
Dengan mmenggunakan stapel atau gunting, bukalah dari bagian mulut ke belakang.
Usahakanlah untuk menemukan saluran pencernaan mulai dari esophagus, lambung, usus, dan
anus yang terbuka dibagian dorsal anterior dari kaki. Hati terdapat di dekat lambung. Dapatkan
pula jantung (merah) dengan ginjal didekatnya yang terdapat disebelah ventral dari apeks.
Temukan pula saluran genitalia, seperti vagina, oviduct, ductus deverens, ductus spermaticus
yang biasanya terdapat pada bgian dorsal dari kaki. Sedagkan seminal receptacle/spermatecate
terdapat di daerah collumela dan ovotestis, ductus hermaproditicus serta glandula albimin
terdapat didaerah apeks. Gambarkanlah hasil pengamatan anda dan berikanlah keterangan
yang lengkap.
3. Struktur tubuh cumi-cumi
Letakkan cumi-cumi (Loligo sp.) di atas papan bedah atau bak lilin. Amati
morfologinya. Tentukan bagian-bagian dorsal, ventral, anterior, dan posterior. Tentukan pula
jenis kelaminnya dengan cara melihat pasangan lengan IV. Penomoran lengan dimulai dari
pasangan yang paling dorsal dari tubuh bagian anterior. Pasangan diberi nomor I, kemudian
menuju ke ventral dari arah kiri dan kanan adalah II, III. IV.
4. Struktur anatomi tubuh cumi-cumi
Amatilah spesimen anda dengan sisi posterior menghadap keatas. Bedahlah dengan
mengguntign bagian tengah posterior mantel dari ujung ventral sampai dorsal. Selanjutnya
buka potongan dengan membalikkannya masing-masing kedua sisi berlawanan sehingga anda
dapat melihat anatomi dalamnya. Angkat dan cuci di bawah aliran air keran untuk
menghilangkan kotoran dan tintanya. Selanjutnya letakkan di atas bak lilin dengan posisi
semula. Amati dengan posisi seksama dan cangkang spesimen anda. Gambarlah struktur
anatomi Loligo sp. Keluarkan dan gambarkan cangkangnya. Bandingkan hasil pengamatan
dengan gambar yang ada di buku referensi.
Kerang Air Tawar (Anadonta sp.)
Struktur Luar
Letakkan kertas di atas dissecting pan dan perhatikan bagian luar dari kedua bagian
cangkang. Gambar dan ukur panjang, lebar, dan tebal cangkang serta tunjukkan bagian-bagian
dari cangkang, seperti bagian anterior, bagian posterior, bagian dorsal, bagian ventral,
cangkang kiri, cangkang kanan, umbo, sendi ligament, dan garis pertumbuhan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada waktu menentukan panjang/lebar cangkang dan menentukan
cangkang kiri/kanan adalah sebagai berikut:
• Panjang cangkang : diukur dari sisi dorsal sampai ventral
• Lebar cangkang : diukur dari sisi posterior sampai anterior
• Tebal cangkang : diukur dari sisi terluar cangkang kiri sampai cangkang
kanan.
Sisi posterior ditandai adanya jarak terjauh tepi cangkang ke umbo atau adanya palia
sinus. Cangkang kanan ditandai dengan menghadapkan bagian dorsal (umbo) kea rah bawah
dan letakkan sisi posterior cangkang kea rah bawah, dan belahan cangkang sebelah kanan
disebut sebagai cangkang kanan. Selanjutnya cobalah membuka cangkang dengan hati-hati.
Pergunakan alat-alat, seperti scalpel atau obeng yang tipis. Gambar dan tunjukkan bagian-
bagian tubuhnya, seperti dorsal shipon, ventral shipon, otot kaki (foot muscular).

Struktur Dalam
Dengan menggunakan skalpel yang tajam, bukalah cangkang atas sampai ke belakang
sehingga umbo menyentuh papan bedah (bak lilin) sehingga dapat melihat otot adduktor
(adductor muscle) yang menyatukan kedua cangkang. Letakkan skalpel diantara mantel dan
cangkang. Selanjutnya potonglah adductor muscle sehingga cangkang bagian atas dapat
terlepaskan. Dapatkan intercurent shipon dan excurent shipon dengan melalui insang.
Perhatikan bagian usus kedepan, yaitu pada pericardium dimana terdapat jantung. Di bawah
jantung terdapat ginjal berwarna coklat. Dengan hati-hati, potonglah organ dan foot muscular
menjadi dua bagian (atas dan bawah). Di dalamnya terdapat bahan yang tidak padat, yaitu
glandula reproduksi dan pencernaan. Gambarlah bagian cangkang serta organ bagian
internalnya dan beri keterangan pada setiap organ hasil pengamatan anda.
Gambar 10. Anatomi internal dan eksternal Helix.

Gambar 11. Anatomi internal Kerang air tawar.

Gambar 12 . Struktur dasar dan bagian-bagian tubuh kerang


Gambar 13.
Anatomi tubuh Cumi-cumi.

Anda mungkin juga menyukai