Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Oleh :

Mega Ovalia Putri P27820117002

Dina Ayu Amelia P27820117008

Ilaham Abdillah P27820117013

Novita Andriani P27820117018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO

SURABAYA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di banyak negara saat ini prevelansi meningkat sejalan dengan
perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktifitas fisik dan
stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan
masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang
lebih besar jika tidak di tanggulangi sejak dini. Rata – rata prevelansi
hipertensi di indonesia sekitar 8,3 % , sedangkan prevelansi penduduk
di kota besar (jakarta) lebih tinggi yaitu sekitar 14,2 %  dan 15%
mayoritas hipertensi   (90%) adalah hipertensi esensial (tidak di
ketahui penyebabnya), sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder
(akibat suatu penyakit). Meskipun telah banyak di lakukan pengobatan
secara farmakologis maupun nonfarmakologis, prevelansi hipertensi
tidak menunjukan adanya penurunan secara bermakna terutama untuk
hipertensi esensial ( Riyaadina et al .,2002).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering di sebut sebagai sillent
killer(pembunuh diam-diam),sebab seseorang dapat
mengidap  hipertensi selama bertahun –tahun  tanpa menyadarinya
sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup beerat yang bahkan
dapat membawa kematian . 70% penderita hipertensi tidak merasakan
gejala apa –apa sehingga tidak mengetahui dirinya meenderita
hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter.namun
terjadi setelah masa menopause atau pada usia 45 tahun ( dalimartha et
al , 2008 ).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa konsep dasar teori keluarga?
1.2.2. Apa konsep dasar hipertensi?
1.2.3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada kasus
hipertensi?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
tentang Hipertensi

1.3.2. Tujuan Khusus


1.3.2.1. Dapat mengetahui konsep dasar keluarga
1.3.2.2. Dapat mengetahui konsep dasar hipertensi
1.3.2.3. Dapat mengetahui asuhan keperawatan keluarga
pada kasus hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Teori Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu
yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak
memiliki hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
1998).
Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 1998).

2.1.2 Bentuk-bentuk Keluarga


2.1.2.1 Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
1. Keluarga Tradisional
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-
anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama. Keluarga dengan orang
tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang
mengepalai akibat dari penceraian, pisah atau ditinggalkan. Pasangan
inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka. Bujang dewasa yang tinggal sendirian .
Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah dan
istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja. Jaringan
keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota
keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan dalam daerah geografis

2. Keluarga Non tradisional


Keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah.
Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah. Pasangan yang hidup
bersama tanpa menikah (kumpul kebo). keluarga gay dan lesbi adalah
pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan
yang menikah. keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari
lebih satu pasangan monogamy dengan anak-anak,secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang sama

2.1.2.2 Menurut Anderson Carter


1. Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
2. Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah
3. Keluarga berantai (sereal family)yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti
4. Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang terdiri
dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat yang
disebabkan karena perceraian atau kematian
5. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
6. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan

2.1.3 Fungsi keluarga


Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon
dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota
keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan-batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan
kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi
sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber dana keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan datang
(pendidikan anak dan jaminan hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk
kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan
kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya

2.1.4 Tugas keluarga


Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan.Lima tugas keluarga yang dimaksud :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan

2.1.5 Tingkat kemandirian keluarga


Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan
perawat keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian
keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi
ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai tingkat
kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006) sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat dan
menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat, menerima
pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar, melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat, menerima
pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar, melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan. memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif,
melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat, menerima
pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar, melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif,
melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran, melakukan tindakan
promotif secara aktif

2.1.6 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


2.1.6.1 Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
1. Saling memuaskan antar pasangan
2. Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
3. Merencanakan dengan matang jumlah anak
4. Memperjelas peran masing-masing pasangan
2.1.6.2 Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
1. Mempersiapkan biaya persalinan
2. Mempersiapkan mental calon orang tua
3. Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
2.1.6.3 Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
1. Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6
bln)
2. Memberikan kasih sayang
3. Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan
4. Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran
anggota keluarga baru termasuk siklus hubungan sex
5. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangan
2.1.6.4 Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
1. Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
2. Mulai menanamkan keyakinan beragama
3. Mengenalkan kultur keluarga
4. Memenuhi kebutuhan bermain anak
5. Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
6. Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
7. Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak
2.1.6.5 Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
1. Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah
maupun biaya sekolah
2. Membiasakan belajar teratur
3. Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya
4. Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat
penting untuk masa depan anak
5. Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya
2.1.6.6 Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
1. Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
2. Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana
sekolah/kegiatan di luar sekolah
3. Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung
jawab
4. Mempertahankan komunikasi dua arah\

2.1.6.7 Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat


Tugas:
1. Mempertahankan keintiman pasangan
2. Membantu anak untuk mandiri
3. Mempertahankan komunikasi
4. Memperluas hubungan keluargaantara orang tua dengan
menantu
5. Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal
anak
2.1.6.8 Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
1. Menjaga keintiman pasangan
2. Merencanakan kegiatan yang akan dating
3. Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
4. Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
2.1.6.9 Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
1. Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar
pasangan
2. Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
3. Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua
sepertidengan berolahraga,berkebun,mengasuh cucu
4. Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya
kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini
2.2 Konsep Dasar Teori Hipertensi
2.2.1 Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat
abnormal. Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan
sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg
(Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG
(Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah
diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison 1997).
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau
telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan
dengan mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan
darah pada dua waktu yang terpisah. Patologi utama pada
hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat
arteriol.

2.2.2 Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan
pada organ targeet seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak
teratasi, hipertensi dapat menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan
kebutaan, dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan penyebabnya
hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat
atau maligna, namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses
penyakit dasar. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim
renal/vakuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada
umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
serta pelabaran pembuluh darah.

2.2.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini  bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin
mengakibatkankontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan
dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vascular.
Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan
fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(Volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).

2.2.4 Manifestasi Klinik


Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala bila demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada
ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah
sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata berkunang-
kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak).Pada tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi
asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh
gangguan ginjal.

2.2.5 Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan.
Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di
bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol
factor risiko. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau
dengan obat antihipertensi. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah :
1. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona
latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas
aerobic atau 72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5
kali/minggu.
Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga
pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi
lebih lanjut.
1. Terapi Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan
tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah
komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai
berikut :
a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.
b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE,
penghambat reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-
blocker, beta blocker, antagonis Ca dan diuretic
c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan
proteinuria diberikan inhibitor ACE.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE
dan diuretic.
e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca
dihidropiridin kerja sama.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA),
inhibitor ACE (dengan disfungsi systolic)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tinjauan Kasus :
Tn.J (60 tahun) dengan pendidikan tamat SI bekerja sebagai seorang pensiunan
PNS menikah dengan Ny.S (60 tahun) tamat SMA seorang ibu rumah tangga
mempunyai penyakit hipertensi sejak 15 tahun lalu. Tn J dan Ny.S mempunyai 1
orang anak yaitu Tn.S (37 tahun) lulus SMA menikah dengan Ny.K (36 tahun)
lulus SMA mempunyai seorang anak yaitu An.A (9 tahun) yang saat ini duduk
dibangku kelas 4 SD. Tn. S mempunyai penyakit hipertensi semenjak 5 tahun
yang lalu. Untukmengatasimasalahtersebut, Ny.Kselalu mengantarakan Tn.S ke
Rs ataupun puskesmas untuk mengontrol tekanan darah Tn.S. Keluarga Tn.J
sangat peduli akan kesehatan.

3.1 Pengkajian
3.1.1. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. J
2. Alamat dan Telpon : Jl. Mawar No 21 RT.2
RW.1 Kec. Sawahan Kel. Santreyan Blitar
3. Pekerjaan kepala keluarga : PNS (Pensiun)
4. Pendidikan kepala keluarga : Sarjana (Tamat)
5. Komposisi keluarga

No Nama Jenis Hubungan Dg KK Umur Pendidikan


Kelamin

1. Ny. S P Istri KK 60 SMA


(Tamat)
2. Tn. S L Anak KK 37 SMA
(Tamat)
3. Ny. K P Menantu 36 SMA
(Tamat)
4. An. A L Cucu 9 SD
(Kelas 4)

Genogram :

1 2

3 4

5
Keterangan :

Laki – laki Klien

Perempuan Menikah

Satu Rumah

1.      KK                                                     
2.      Isteri KK                                                4.    Menantu KK
3.      Anak Pertama KK                                 5.    Cucu KK

6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.J adalah Extended Family yaitu dalam satu keluarga terdiri dari
ayah, ibu, anak, menantu dan cucu.
7. Suku Bangsa
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut
tidak bertentangan degan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa jawa.

8. Agama
Seluruh anggota Tn.J adalah beragama islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Tn.S dapat sembuh dari penyakit yang
dideritanya
9. Status sosial ekonomi keluarga
A. Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK dan anak
KK sejumlah Rp 1.500.000/bulan. Kebutuhan yang diperlukan
keluarga:
1. Makan Rp 750.000
2. Bayar Listrik/PDAM Rp 200.000
3. Pendidikan Rp 150.000
4. Lain-lain Rp 150.000
Total Rp 1.200.000, Sisanya ditabungkan untuk kebutuhan yang
mendadak.
B. Barang-barang yang dimiliki: 2 buah TV, 4 kipas angin dan 2 sepeda
angin, 1 motor. Pada ruang tamu terdapat 1 set kursi dan lemari, pada
ruang tengah terdapat 2 lemari pakaian dan 1 kulkas.              
10. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV
bersama dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah kadang-kadang ikut
rombongan pengajian yang ada (ziarah wali songo) yang diadakan 2-3 tahun
sekali.

3.1.2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.J dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap IV yaitu keluarga
dengan anak usia sekolah. Tahap ini dimulai dari sejak anak berusia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini pada umumnya keluarga mencapai fase
jumlah anggota keluarga yang maksimal. Tugas perkembangan sebagai berikut :
a. Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan biaya hidup
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidakditemukannyatahapperkembangankeluarga yang belumterpenuhi.An.Amasih
duduk di bangku kelas 4 SD. Tn. S dan Ny. K mengatakan komunikasi dengan
anaknya bersifat terbuka dan An.A tahu akan tugas dankewajibannya sebagai
seorang anak
3. Riwayat keluarga inti
Tn.J sebagai KK jarang sakit, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan,
maupun kebutuhan dasar yang lain. Tidak mempunyai penyakit menurun
(Hipertensi) dan penyakit menular (TBC, Kusta). Pada saat pengkajian TD 130/90
mmHg.
Ny.S menderita Hipertensi sejak 15 tahun yang lalu yang mengeluh pusing.
Tekanan darah naik bila klien dalam hari tersebut terlalu banyak mengkonsumsi
jenis daging-dagingan. TD 150/110 mmHg.
Tn.S menderita Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu sering mengeluih pusing,
selama ini berobat ke RS secara teratur yaitu 1 bulan sekali.
Ny.K tidak mempunyai penyakit menurun (Hipertensi) dan penyakit menular
(TBC, Kusta)
4. Riwayat keluarga sebelumnya
A. Dari pihak suami : Keluarga Tn.J dari pihak suami ada yang menderita
HT  yaitu Istri KK
B. Dari pihak istri : Keluarga Tn.J dari pihak istri tidak terdapat anggota
keluarga yang menderita HT

3.1.3. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Luas                : 8 X 20 M2
b. Jenis                : Permanen
C. Sirkulasi udara: 2 pintu X 1.9 X 0.9 m2              = 3.42 m2
Pencahayaan   : 2 jendela X 1.2 X 0.7 m2        
= 1.68 m2 dibuka
                                           
3 jendela X 1 X 0.6 m2            = 1.8 m2  dibuka
                          Angin-angin 4 X 0.3 m2            = 1.2 m2
                          Angin-angin 3 X 0.3 X 0.6 m2  = 0.54 m2      
Total                                                                            = 8.64 m2
Jadi sirkulasi udara dan pencahayaan Tn.J cukup
d. pemanfaatan ruangan rumah               : perabot tertata rapi
e. kebersihan ruangan                             : bersih
f. lantai                                                   : keramik
g. jarak septic tank dengan sumur           : > 10 meter
h. sumber air minum                                : tandon air hujan
i. pembuangan limbah                            : melalui selokan
j. halaman dimanfaatkan dengan tanaman hias
k. keadaan pekatangan bersih
l. pembuangan sampah dibakar
Denah Rumah
           
B C E
D

Keterangan :
A : Ruang Tamu
B : Kamar Tidur 1
C : Kamar Tidur 2
D : Kamar Mandi
E : Dapur
: Pintu Utama
: Jendela

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Hubungan antar tetangga Tn.J baik, saling membantu, bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong-royong.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga  Tn. J selama ini sebagai penduduk asli Dsn. Tambak boyo Desa
Tambak rigadung dan tidak pernah pindah rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. K mengatakan mulai bekerja pukul 06.00 – 18.00 WIB yaitu membuka toko
pracangan di rumah dan pada malam hari digunakan untuk berkumpul bersama
seluruh keluarganya, Ny K mengikuti pengajian tiap hari minggu.
5. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga 4 orang , yaitu istri, anak, menantu, dan cucu.
Sedangkan ibu (Ny S) yang selalu mengantarkan klien (Tn S) periksa ke Rumah
sakit atau petugas kesehatan.

3.1.4. Struktur Keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan mendapat
informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari
televisi dan radio.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga pengambil keputusan yaitu Tn. J. Dalam proses pengambilan
keputusan dengan cara dimusyawarakan dahulu sebelumnya
3. Struktur peran (formal dan informal)
a. Formal
Tn J sebagai KK, Ny S sebagai istri, tn S sebagai anak, Ny K sebagai menantu
dan An A sebagai cucu.
b. informal
Tn J sebagai pencari nafkah dengan menerima pensiunan dengan dibantu Ny K
dengan membuka toko pracangan di rumah
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
Demikian pula dengan sehat dan sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit, dibawa ke Rumah Sakit atau petugas
kesehatan.

3.1.5. Fungsi Keluarga


1. Fungsi Afektif
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung
dibawa ke Rumah sakit atau petugas kesehatan.
2. Fungsi sosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu mentaati norma yang ada.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, komposisi nasi, lauk pauk,
dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari. Dan bila ada anggota kelaurga
yang sakit, keluarga merawat dan memeriksakanny ke Rumah Sakit atau
petugas kesehatan.
b. Kemampuan mengenal masalah kesehatan : Keluarga mengatakan Tn S
sering mengeluh pusing karena penyakit darah tinggi dan takut tensinya
naik dan keluarga kurang memahami cara mengenal masalah hipertensi,
tanda dan gejalanya hipertensi
c. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan : Bila Tn S sakit
langsung dibawa ke Puskesmas atau petugas kesehatan ke rumah, Tn S
tidak pernah merasa menyerah dengan penyakitnya ia tetap berusaha untuk
sembuh, Tn S mengatakan bahwa rumahnya tidak jauh dari Puskesmas dan
tempat fasilitas kesehatan sehingga tidak kesulitan saat ingin memeriksa
kesehatannya, Tn S percaya dengan tenaga kesehatan yang selama ini
memeriksanya
d. Merawat anggota keluarga yang sakit : Dalam merawat Tn S, masih
memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya,
pola tidur juga masih belum sesuai dan waktunya kurang lama, namun
keluarga selalu melakukan kontrol secara teratur ke pelayanan kesehatan,
keluarga juga masih kurang memahami cara perawatan hipertensi,
keluarga tetap selalu menghormati dan menyanyangi Tn S meskipun
sedang sakit dan sealalu mendoakan untuk segera sembuh untuk Tn S.
e. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat : Keluarga
membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1 minggu sekali dan lantai
kamar mandinya tidak licin, bersih dan terawat, menurut keluarga manfaat
pemeliharaan lingkungan rumahnya sangat baik sekali salah satunya dapat
mencegah penyakit karena lingkungan yang bersih.
f. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat : Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas atau
petugas kesehatan bila sakit dan Tn S melakukan periksa sejak menderita
Hipertensi, keluarga mengatakan keuntungan yang didapat dari fasilitas
kesehatan sangat banyak seperti memperoleh informasi yang baik,
keluarga percaya terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan
mudah terjangkau.
4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak 1 orang, anak pertama masih Sekolah Dasar kelas IV. Dan Ny K
menggunakan KB hormonal.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan
biaya untuk berobat

3.1.6. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek : Tn S mengatakan sering mengeluh pusing
b. Stressor jangka panjang : Tn S khawatir tensinya bertambah tinggi dan
bisa berujunng stroke
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/streessor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau
petugas kesehatan
3. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tn S bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

3.2 Pemeriksaan Fisik


Tn S
a. Keadaan umum: cukup, TD: 180/140 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 20 X/mnt,
BB:58 kg dan TB: 154 cm.
b. Kepala : Rambut bersih, warna hitam beruban, rontok, wajah pucat
c. Mata    :Conjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat gambaran tipis
pembululuh darah
d. Hidung: Pernafasan spontan
e. Mulut  : bibir lemba, tidak ada stomatitis, terdapat caries bibir,
f. Leher  : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena
jugularis
g. Dada   : tidak ada tarikan intercostae, vokal fremitus dada kanan dan kiri
sama.  Suara paru sonor pada semua lapang paru, suara jantung pekak,
suara nafas vesikuler, S1 S2 tunggal.
h. Perut  : bulat datar, bising usus 12 x/ menit, hepar dan lien tak teraba.,
suara perut timpani.
i. Ekstrimitas   :   tidak ada odema pada ekstrimitas baik ekstrimitas bagian
atas maupun ekstrimitas bagian bawah.

3.3 Harapan Keluarga


Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan mutu
pelayanan dan membantu masalah Tn “S”

3.4 Analisa Data


1. ganguan rasa aman ( nyeri ) berhubungan dengan ketidakmampuan
merawt anggot keluarga dengan hipertensi yang ditandai dengan
DS:
a. Tn “S”  mengatakan sering mengeluh sakit kepala
b. Tn “S” mengatakan nyeri skala 2
c. Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat
d. Makanan Tn”S” sama dengan keluarga yang lain
e. Pola tidur Tn”S” tidak sesuai dan kurang dari kebutuhan
f. Kontrol secara teratur
DO :
a. Tn “ S” terlihat sering memegangi kepala bagiab belakang
b. Wajah Tn”S” kadang-kadang terlihat menyeringai 
c. TD : 180/140 mmHg
d. N : 88x/mnt
e. RR: 20 x/mnt
2. Gangguan rasa aman ( takut ) terhadap kompliksi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dam mengenal maslah anggota keluarga
dengan hipertensi yang ditandai dengan :
DS :
a. Tn “S” mengatakan khawatir tensinya semakin tinggi dan stroke
semakin parah
b. Keluarga kurang memahami cara mengenal masalah Tn “S” yang
khawatir tensinya akan bertambah tinggi
c. Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Tn”S”
d. Makanan Tn”S” sama dengan keluarga yang lain
e. Pola tidur Tn”S” tidak sesuai dan kurang dari kebutuhan
f. Kontrol secara teratur
DO :
a. Tn “S” terlihat bingung
b. Wajah Tn “:S” kadangf –kadang terlihat pucat
c. TD : 180/140 mmHg
d. N : 88x/mnt
e. RR: 20 x/mnt
Skala Prioritas
Asuhan Keperawatan Keluarga

1. ganguan rasa aman( nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan merawat


anggota keluarga dengan hipertensi yang ditandai dengan :
N KRITERIA PERITUNGAN SCOR PEMBENARAN
O E

1 Sifat masalah 3  x 1 : 3 1 Nyeri kepala


tidak yang dirasa
/ancaman karena
kesehatan peningkatan
tekanan vaskuler
serebral

2 Kemungkinan 2     x 2 : 2 1 Denga kontrol


masalah yang tewratur
dapat diubah dapat
sebagian menurunkan
tekanan darah

3 Potensial 2     x 1 : 3 2/3 Rasa nyeri dapat


masalah dikurangi meluli
untuk dicegah pengobatan dan
cukup perawatan yang
tepat

4 Menonjolnya 2     x1 : 2 1 Keluarga


masalah- menyadari Tn
masalah berat “S”:  mempunyai
harus segera masalah dampak
ditangani dari hipertensi
maka segera
mengatasi
masalah tersebut

Jumlah 3   2/
3

2. Gangguan rasa aman ( takut ) terhadap kompliksi berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dann mengenal maslah anggota
keluarga dengan hipertensi yang ditandai dengan :
N KRITERIA PERHITUNNGAN SCORE PEMBENARAN
O

1 Sifat masalah 2     x 1 : 3 2/3 Rasa takut


keadaan menyebabkan
masalah penigkatan TD
yang dapat
memperburuk
keadaan

2 Kemungkinan 1     x 2 : 2 1 Pemberian


masalah penjelasan yang
dapat diubah tepat dapat
sebagian membantu
menurunkan rasa
takut

3 Potensial 2     x 1 : 3 2/3 Penjelasan dapat


masalah membantu
untuk dicegah mengurangi rasa
cukup takut

4 Menonjolnya 1     x 1 : 2 1/2 Keluarag


masalah- menyadari
masalah tidak dengan
perlu mematuhi diet
ditangani yang dianjurkan
dapat mengrangi
rasa khawatir
Tn”S”

Jumlah 2   5/
6

3.5 Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga


KRITERIA
DX. KEP TUJUAN
N EVALUASI
KELUA INTERVENSI
O KHUSU KRITER STANDAR
RGA UMUM
S IA T
1 Ganggua Setelah Setelah Demonstr Keluarga     1.Berikan
n rasa dilakukan dilakuka asi dapat penjelasan pada
nyaman tindakan n mendemonst keluarga
( nyeri) keperawa kunjung rasikan cara tentang cara
berhubun tan rasa an mengurangi mengurangi/me
gan nyeri rumah dan ncegah
dengan teratasi/hi 3x mencegah terjadinya nyeri
ketidak lang diharapa trerjadinya      2.Demonstrasi
mampuan kan nyeri dengan kan pada
keluarga keluarga benar keluarga
merawat mampu dengan tentang cara
anggota memberi teknik mengurangi
keluarga kan relaksasi, nyeri
dengan keperaw kompres    3.Berikan
hipertensi atan dingin pada penjelasan pada
. pada Tn kepala keluarga
S bagian tentang diet
dengan belakang yang sesuai
nyeri dan dengan
sekunde menghindari penderita
r perubahan hipertensi yaitu
hiperten posisi secara diet rendah
si mendadak garam, rendah
dan lemak dan
pengobatan kolesterol
secara     4.Anjurkan
teratur pada keluarga
untuk
mengkonsumsi
makanan sesuai
dengan diet
hipertensi
   5.Anjurkan pada
keluarga untuk
jadwal tidur Tn.
S
   6.Anjurkan pada
keluarga
memeriksakan
Tn. S secara
teratur 

II Ganggua Setelah Setelah Demonstr -   Adanya 1. 1.Ber


n rasa dilakukan dilakuka asi usaha untuk ikan
aman tindakan n tidur sesuai
penjelasan
( takut ) keperawa kunjunn kebutuhan
terhadap tan gan -   Periksa pada
kompliksi diharapka rumah secara keluarga
berhubun n rasa 3x teratur ke
tentang diet
gan takut diharapa pelayanan
dengan teratasi/hi kn kesehatan yang sesuai
ketidakm lang keluarga -   Ungkapan untuk
ampuan mampu Tn S tidak
penderita
keluarga memberi takut
merawat kan -    Wajah Tn hipertensi
dam perawat S tamapak yaitu diet
mengenal an pada relaks rendah
maslah Tn. S
anggota garam,
keluarga rendah
dengan lemak dan
hipertensi
kolesterol
2. 2.An
jurkan pada
keluarga
untuk
mengkonsu
msi
makanan
sesuai
dengan diet
hipertensi
3. 3.An
jurkan pada
keluarga
untuk jadwal
tidur Tn. S
4. 4.An
jurkan
kepada
keluarga
memeriksak
an Tn. S
secara
teratur

3.6 Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga


N Tang Dx Tujuan Implementasi TT
o gal Keperawa Khusus D
tan
1 10- I, II Setelah 1.     1.Memberikan
03- dilakukan penjelasan pada
2008 kunjungan keluarga tentang
rumah 3x cara mengurangi
diharapkan dan mencegah
keluarga terjadinya nyeri
mampu dengan benar,
memberika dengan teknik
n relaksasi,
perawatan kompres dingin
bagaimana pada kepala
cara bagian belakang
mengurangi dan menghindari
rasa nyeri perubahan posisi
secara mendadak
     2.Mendemonstrasi
kan pada keluarga
tentang cara
mengurangi nyeri
dengan cara : pada
Setelah saat ada nyeri
dilakukan menarik nafas
kunjungan panjang ditahan
rumah 3x sebentar kemudian
diharapkan dikeluarkan secara
keluarga perlahan-lahan
mampu       3.Menganjurkan
memberikan pada keluarga
perawatan memerikasakan Tn.
pada Tn. S S secara teratur
dengan setiap minggu dan
hipertensi minum obat secara
dengan teratur.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama jantung,stroke,gagal ginjal
(Brunner & Suddart, 2002).
  Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan
tekanan distolik > 90 mmHg. Penyakit hipertensi merupakan penyakit
yang paling banyak di jumpai pada orang yang lanjut usia. Pada penerapan
asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir seluruhnya ada pada
tinjauan kasus

4.2 Saran
Setelah penulis membahas asuhan keperawtan keluarga pada pasien
dengan hipertensi penulis dapat memberikan saran : 
1.Diharapkan kepada perawat sejawat agar meningkatkan mutu asuhan
keperawatan keluarga khusunya pasien hipertensi
2.Diharapkan adanya kerja sama yang baik antara perawat dengan
pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk mendukung
kesembuhan pasien dan keberhasilan dari asuhan keperawatan. 

DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Edisi 3.


Jakarta :EGC

Setiawati, Santun dkk. (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Bandung : Rizqi press

Akhmadi.(2008). Konsep Keluarga Diambil tanggal 27 Juli dari


http://creasoft.files.wordpress.com.pdf

Anda mungkin juga menyukai