ABSTRACT
The objective of this study was to investigate the total content of two omega 6 fatty acids,
namely linoleic acid (LA, C18:2n-6) and arachidonic acid (ARA, C20:4n-6), of mole crabs
Emerita talpoida and E. Analoga. Samples of mole crabs were collected from intertidal zone of
Yogyakarta’s south coast. The omega 6 fatty acids were prepared by in situ transesterification
method, and were analyzed by gas chromatography. This study revealed that omega 6 fatty acid of
E. talpoida consisted of 9.9% LA and 1.90% ARA, while that of E. analoga consisted of 11.11%
LA and 1.83% ARA. It was concluded that the total content of omega 6 fatty acid of E. analoga
was higher then that of E. talpoida.
Key words : Omega 6 fatty acid, mole crabs, Emerita talpoida, Emerita analoga
Indonesia yang dikenal sebagai negara kelompok crustacea yang memiliki sebaran
maritim memiliki potensi sumber daya alam dan kemelimpahan yang relatif tinggi
laut yang sangat besar. Namun demikian, (Anonim, 2002). Pechenik (1991),
sebagian besar sumber daya alam laut melaporkan bahwa ketam pasir tersebar
tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sangat luas di sepanjang pesisir laut Atlantik
oleh masyarakat, terutama untuk pemenuhan dan Pasifik, dimulai dari Peru sampai Chile,
gizi maupun peningkatan kualitas kesehatan. dan dari Amerika Utara sampai Amerika
79
Mursyidin – Asam lemak omega 6 pada ketam pasir Emerita spp
Di Indonesia, sebaran ketam pasir talpoida dan E. analoga) dari Pantai Selatan
belum diketahui dengan pasti. Namun di Yogyakarta.
pantai selatan Yogyakarta, ketam pasir
mempunyai fekunditas telur yang relatif BAHAN DAN METODE
tinggi. Trijoko (1988), melaporkan bahwa Dalam penelitian ini digunakan metode
ketam pasir di pantai selatan Yogyakarta susur pantai untuk mengambil sampel ketam
mempunyai fekunditas telur antara 1.410– pasir. Sampel ketam pasir diambil dari zona
11.983 butir telur yang berbanding lurus intertidal Pantai Selatan (Samas dan Congot)
dengan panjang dan lebar karapaks serta Yogyakarta. Sampel ketam pasir yang
berat tubuhnya. terambil kemudian dimasukkan ke dalam ice
Sebagai organisme laut, ketam pasir box berisi es (dipertahankan pada suhu ±
diduga memiliki kandungan gizi yang cukup 40C) dan setelah itu dibawa ke laboratorium
tinggi, terutama kandungan asam lemak. Hal untuk dipreparasi. Preparasi sampel
ini didasarkan bahwa sebagian besar dilakukan untuk mengekstraksi lemak total
organisme laut menghasilkan lemak alami dan mengubah asam lemak menjadi bentuk
dari produk alkitol senyawa asam lemak metil ester asam lemak.
tertentu (Murray et al., 1999). Ekstraksi lemak ketam pasir dilakukan
Asam lemak omega 6, terutama asam dengan metode soxhlet (Bligh & Dyer,
linoleat (C18:2n-6) dan asam arakhidonat 1959), menggunakan pelarut kloroform dan
(C20:4n-6) merupakan salah satu komponen metanol (2:1, v/v). Setelah ekstraksi selesai,
penyusun lemak tubuh yang sangat penting, kadar lemak total ketam pasir ditetapkan
terutama dalam proses pertumbuhan dan dengan menghitung selisih berat sampel
perkembangan (Hernandez et al., 2003). sebelum dan sesudah proses ekstraksi.
Penelitian tentang kandungan asam Preparasi asam lemak pada ketam pasir
lemak omega 6 pada ketam pasir sangat dilakukan dengan menggunakan metode
terbatas. Oleh karena itu penelitian untuk Transesterifikasi In Situ yang telah
mempelajari kandungan asam lemak omega dimodifikasi (Park & Goins, 1994). Dalam
6 pada ketam pasir tersebut sangat penting metode ini, sebanyak 50 mg sampel minyak
untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan ketam pasir bebas air dimasukkan kedalam
untuk mempelajari kandungan asam lemak tabung bertutup teflon. Kedalam tabung
omega 6 terutama asam linoleat dan asam tersebut kemudian ditambahkan 100 µL
arakhidonat pada ketam pasir (jenis Emerita metilen klorida dan 1 mL NaOH 0,5 N dalam
80
BIOSCIENTIAE. 2007. 4(2): 79-84
metanol. Setelah diberi gas nitrogen dan memperlihatkan waktu retensi yang berbeda
ditutup, tabung reaksi dipanaskan dalam kedua asam lemak. Berdasarkan Gambar
0
penangas air pada suhu 90 C selama 10 tersebut, terlihat bahwa asam linoleat
menit. Tabung reaksi didinginkan dan mempunyai waktu retensi yang lebih cepat
ditambahkan 1 mL BF3 14% dalam metanol. (pada menit ke 25,5) dibandingkan asam
Setelah diberi gas nitrogen, pemanasan arakhidonat (pada menit ke 32,73).
dilanjutkan pada suhu yang sama selama 10
menit. Tabung reaksi didinginkan pada suhu
35 32,73
ruang dan ditambah 1 mL aquades serta 200
30
25,5
W a k tu R e te n s i (m e n i t)
µL heksana. Campuran dikocok (divorteks)
25
dengan kuat selama 1 menit untuk
20
mengekstrak metil ester asam lemak. Setelah 15
disentrifugasi, lapisan atas siap untuk 10
dianalisis menggunakan kromatografi gas. 5
Analisis kadar asam lemak omega 6 0
pada sampel ketam pasir dilakukan di C18:2n-6 C20:4n-6
Jenis Asam Lemak
Laboratorium Biokimia PAU Pangan dan
Gizi UGM dengan menggunakan persamaan Gambar 1. Waktu retensi asam linoleat dan
sebagai berikut: asam arakhidonat pada dua jenis ketam pasir
HASIL
81
Mursyidin – Asam lemak omega 6 pada ketam pasir Emerita spp
Kadar asam lemak omega 6 metilen klorida jenuh (Carrapiso & Garcia,
2000).
Ketam pasir memiliki kadar asam
Metanol berfungsi untuk membentuk
lemak omega 6 yang bervariasi. Gambar 2
ester dengan garam natrium asam lemak,
memperlihatkan kadar masing-masing asam
sehingga membentuk metil ester asam lemak
lemak omega 6 pada kedua jenis ketam pasir
(FAME) dengan katalis BF3. Pelarut yang
tersebut
digunakan untuk mengekstraksi asam lemak
PEMBAHASAN adalah heksana, karena pelarut ini tidak
menyerap air, dapat mengekstraksi dengan
Profil asam lemak omega 6 baik dan relatif aman dibandingkan dengan
pelarut lemak yang lain (Carrapiso & Garcia,
Dalam analisis kandungan asam lemak,
2000).
lemak ketam pasir dihidrolisis dengan basa
Injeksi sampel lemak yang telah
kuat yang bertujuan untuk memisahkan
dimetilasi kedalam kromatografi gas,
komponen-komponen yang terdapat dalam
menimbulkan puncak-puncak asam lemak.
lemak kasar. Basa kuat tersebut
Adapun puncak-puncak asam lemak omega 6
menghidrolisis ikatan ester pada trigliserida
terletak pada waktu retensi yang berbeda,
sederhana dan trigliserida campuran. Reaksi
yaitu pada menit ke 25,5 dan 32,73. Adanya
hidrolisis ini bersifat irreversible, sehingga
perbedaan waktu retensi pada kedua asam
dalm reaksi penyabunan menghasilkan
lemak mungkin desebabkan karena rantai
rendeman yang lebih baik (Carrapiso &
yang berbeda dari kedua asam lemak
Garcia, 2000).
tersebut. Dimana asam arakhidonat
Komponen yang mengandung asam
mempunyai rantai yang lebih panjang
lemak, seperti trigliserida, lilin dan
dibandingkan asam linoleat.
fosfolipida akan tersabunkan menjadi garam
natrium asam lemak. Sedangkan komponen
Kadar asam lemak omega 6
yang tidak mengandung asam lemak akan
Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa
membentuk koloid berwarna putih yang
ketam pasir jenis E. talpoida mempunyai
tersebar di dalam larutan. Koloid ini
kadar asam lemak omega 6 total sebesar
merupakn persenyawaan sterol, tokoferol
11,80%, dengan kadar masing-masing asam
(vitamin E), hidrokarbon, dan pigmen yang
lemak, yaitu asam linoleat 9,90% dan asam
dapat dipisahkan dengan penambahan
arakhidonat 1,90%. Sementara itu, ketam
pasir jenis E. analoga mempunyai kadar
82
BIOSCIENTIAE. 2007. 4(2): 79-84
83
Mursyidin – Asam lemak omega 6 pada ketam pasir Emerita spp
84