(Wuryanti Handayani)
Wuryanti Handayani
Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jember
ABSTRACT
Synthesis of polyeugenol with sulfuric acid catalyst has been studied in this work. Clove leaf oil was extracted
and fractionated to yield eugenol. Eugenol was polimerizated with sulfuric acid in variation ratio. Fraction 3
was pure eugenol between another fractions. Polyeugenol with ratio catalyst: monomer = 1:2 was the best
polimer. In ratio catalyst: monomer = 1:8, polyeugenol was not resulted.
Gambar 2 menunjukkan kromatogram luas area menurun. Hal ini menunjukkan fraksi
hasil analisis fraksi 2. Puncak tertinggi 2 lebih murni daripada fraksi 1.
terdapat pada waktu retensi 6,351. Luas area Kromatogram fraksi 3 mempunyai puncak
meningkat menjadi 91,09% yang menunjukkan tertinggi pada waktu retensi 6,372 dengan luas
konsentrasi eugenol meningkat. Dalam fraksi 2 area 95,65% (Gambar3). Puncak-puncak lain
juga masih terdapat lima puncak lain, tetapi semakin banyak, tetapi luas areanya kecil. Hal
Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.2, 2001: 103-110 106
ini disebabkan oleh pemanasan kolom yang Analisis Struktur Eugenol Dengan
menyebabkan senyawa-senyawa organik selain Spektrofotometer IR
eugenol terurai. Spektra inframerah eugenol fraksi 3 dapat
Fraksi 3 digunakan untuk penelitian dilihat pada Gambar 4 dan hasil analisis
selanjutnya, karena fraksi ini memiliki tingkat spektranya dapat dilihat pada Tabel 2. Spektra
kemurnian paling tinggi di antara fraksi-fraksi yang dihasilkan dari serapan eugenol terhadap
lain. Besarnya luas area puncak tertinggi dan sinar inframerah menunjukkan struktur gugus-
perbandingan antara puncak-puncak tertinggi gugus fungsi. Dengan struktur gugus-gugus
dengan puncak-puncak lain menunjukkan fungsi yang ada dapat diinterpretasi struktur
fraksi 3 paling murni. keseluruhan molekul tersebut.
Tabel 2. Hasil analisis spektra inframerah bilangan gelombang 817,8 cm-1, gugus vinil
eugenol (995,2 dan 914,2 cm-1), gugus metil (1367,4
cm-1), gugus metilen (1431,1 cm-1), dan gugus
OH (3448,5 cm-1). Rumus struktur eugenol
Serapan (cm-1) Gugus Karakteristik dapat dilihat pada Gambar 5.
3448,5 Gugus hidroksil
TL (0C) 129 - -
Asam sulfat termasuk asam Bronstead- polimerisasi menggunakan katalis asam sulfat
Lowry (Gould, 1959), yakni senyawa yang pekat ini terjadi melalui tahapan-tahapan: tahap
dapat menghasilkan proton berupa ion H+. Ion inisiasi, tahap propagasi, dan tahap terminasi.
H+ ini yang akan memprotonasi monomer, Tahap inisiasi ditandai dengan terjadinya
sehingga menghasilkan kation. Reaksi perubahan warna larutan menjadi merah. Pada
Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.2, 2001: 103-110 108
tahapan ini terjadi reaksi adisi pada monomer. Analisis Struktur Polieugenol Dengan
Reaksi tersebut mengikuti Hukum Spektrofotometer IR
Markovnikoff bahwa stabilitas ion karbonium Spektra inframerah dari polimer dengan
menentukan reaktivitas dalam polimerisasi menggunakan katalis pada perbandingan
berikutnya. katalis: monomer = 1:2 dapat dilihat pada
Tahap propagasi terjadi ikatan kovalen Gambar 6. Dari spektra tersebut terlihat bahwa
antara kation dengan monomer. Pada tahap ini serapan gugus olefin (1636,5 cm-1) dan serapan
kation yang terbentuk menangkap elektron dari gugus vinil (995,2 cm-1) hilang. Hal ini berarti
ikatan rangkap yang dimiliki oleh eugenol. telah terjadi reaksi adisi terhadap ikatan
Proses propagasi akan menentukan panjang rangkap yang ada dalam eugenol yang
rantai polimer. Tahap terminasi merupakan menunjukkan telah terjadi polimerisasi. Secara
penghentian proses polimerisasi, yaitu dengan fisik dapat dilihat bahwa polimer yang
menambahkan ion negatif. dihasilkan berwujud padat.
Selain dengan spektra IR, polieugenol Plants Grown in West Bengal, Indian
dikarakterisasi dengan kromatografi lapis tipis. Perfumer, 18,1.
Gambar 9 menunjukkan kromatogram lapis Considine, D.M. dan G.D. Considine, 1982.
tipis eugenol dan polieugenol. Data Food and Food Production
kromatogram menunjukkan Rf eugenol= 0,93; Encyclopedia, Van Nortand Reinhold
Rf polieugenol menggunakan katalis 1:2= 0,76; Co., New York.
Rf polieugenol menggunakan katalis 1:4= 0,76; Dean, A., 1987. Handbook of Organic
dan Rf polieugenol dengan katalis 1:8= 0,89. Chemistry, Mc Graw-Hill Book Co.,
New York.
KESIMPULAN Deyena, T. dan T. Horiguchi, 1971. Studies of
Eugenol yang murni dengan rendemen tinggi the Components of Essential Oil of
diperoleh dari minyak cengkeh dengan metode Clove (Eugenia caryophyllata
destilasi bertingkat pengurang tekanan pada Thumber), Yokugaku Zasshi, 91, 22.
fraksi 3. Polimerisasi kationik eugenol yang Gould, E.S., 1959. Mechanism and Structure
dilakukan pada tekanan dan suhu kamar dapat in Organic Chemistry, Holt, Reinhart
dilakukan dengan katalis asam sulfat pada and Winston, New York.
perbandingan katalis: monomer= 1:2 dan 1:4. Guenther, E., 1950. The Essential Oils.
Volume IV, D, Van Norstand
DAFTAR PUSTAKA Company Inc., New York.
Chairil, A, 1994. The conversion of Eugenol Hardjono, S., 1978. Isolation and Utilization
into More Valuable Substances, of Eugenol from Clove Leaf Oil,
Disertation, Gadjah Mada University, Disertation, Gadjah Mada University,
Yogyakarta. Yogyakarta.
Chakrabarki, M.M. dan S.K. Ghosh, 1974. Ketaren, S., 1985. Pengantar Teknologi
Studies on Some Essential Oils from Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarta.