Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Isolasi Rhodinol dari Minyak Sereh Jawa Menggunakan


Metode Kromatografi Kolom Tekan
Endah Sayekti1*, Ajuk Sapar1, Fitririyanti1, Titin Anita Zaharah1
1
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
*Corresponding author: (e-mail) endahkimiauntan@yahoo.co.id

Abstrak. Telah diisolasi rhodinol dari minyak sereh Jawa. Isolasi minyak sereh Jawa
dilakukan menggunakan destilasi fraksinasi pengurangan tekanan sehingga diperoleh fraksi
F3 (T=119o-136oC dan P=40 mmHg) dengan volume 50 mL dan persentase rhodinol sebesar
68,55%. Kemudian dipisahkan menggunakan kromatografi kolom tekan (KKT) dengan
komposisi eluen toluen : etil asetat bergradien (toluen 100% dan toluen : etil asetat = 12:0,1
; 12:0,5 ; 12:0,7) sehingga diperoleh isolat F3.4 dari hasil penggabungan beberapa fraksi.
Analisis terhadap isolat F3.4 dilakukan menggunakan spektrofotometer GC-MS dan IR.
Kromatogram GC-MS isolat F3.4 menunjukkan rhodinol 100% dengan persentase sitronelol
42,98% dan geraniol 57,02% yang berupa cairan minyak bening. Spektrum IR dari isolat F3.4
menunjukkan serapan –CH3 bending pada bilangan gelombang 1381,03 cm-1 dan 1458,18
cm-1 ; serapan C=C alkena pada bilangan gelombang 1604,77 cm-1; serapan -C-H (CH3 dan
CH2) streching alkana pada bilangan gelombang 2924,09 cm-1 dan 2870,08 cm-1 ; serapan
=C-H stretching alkena pada bilangan gelombang 3024,38 cm-1 ; serapan O-H pada bilangan
gelombang 3371,57 cm-1.

Kata kunci : minyak sereh Jawa, rhodinol, kromatografi kolom tekan.

PENDAHULUAN pengurangan tekanan. Khususnya sitronelol


dan geraniol hasil isolasinya masih dalam
Minyak sereh wangi, adalah salah satu bentuk campuran yang dikenal dengan
minyak atsiri yang merupakan komoditi di rhodinol. Kedua senyawa ini memiliki
sektor agribisnis memiliki pangsa pasar struktur yang mirip dan hanya berbeda pada
yang baik dan berdaya saing kuat di pasaran jumlah ikatan rangkapnya. Titik didih
luar negeri. Minyak sereh wangi tersusun senyawa sitronelol 225o - 226oC dan
dari tiga komponen utama yang dapat geraniol 229o - 230oC sehingga jika dilihat
memberikan aroma yang lembut sehingga berdasarkan titik didihnya senyawa ini sulit
memiliki nilai jual sangat tinggi. Ketiga dipisahkan dengan cara destilasi fraksinasi
komponen minyak sereh wangi yaitu pengurangan tekanan.
sitronelal, sitronelol dan geraniol dimana Isolasi rhodinol menggunakan cara
sitronelol dan geraniol dalam perdagangan kimia dan cara fisika untuk memisahkan
dikenal dengan rhodinol. rhodinol dari minyak sereh telah dilakukan.
Ketiga senyawa tersebut dalam Cara kimia dilakukan dengan merefluks
pemanfaatannya digunakan untuk bahan minyak sereh dengan logam Na pada media
baku industri fragrance, industri farmasi n-heksan selama 1,5 jam. Hasil yang
dan keperluan pembuatan kosmetik diperoleh kemudian disaring dalam keadaan
sehingga meningkatkan nilai jualnya. panas sehingga diperoleh residu dan filtrat.
Ketiga komponen ini dapat diisolasi dengan Residu dan filtrat masing-masing didestilasi
cara destilasi fraksinasi dengan uap. Hasil destilasi residu diperoleh

Semirata 2013 FMIPA Unila |131


Endah Sayekti dkk: Isolasi Rhodinol Dari Minyak Sereh Jawa Menggunakan Metode
Kromatografi Kolom Tekan

rhodinol sebesar 49,226%, sedangkan hasil pemisahan optimal dengan kadar sitronelol
filtrat diperoleh sebesar 52,843%. Isolasi 71,43% dan geraniol 28,57% menggunakan
dengan cara fisika dilakukan dengan pelarut petroleum eter : benzene (1:1).
destilasi fraksinasi pengurangan tekanan Walaupun demikian, sitronelol masih tetap
pada minyak sereh dan diperoleh 3 fraksi. dalam campuran dengan geraniol sebagai
Rhodinol dengan persentase tertinggi rhodinol.
terdapat pada fraksi ke-3 sebesar 61,620% Senyawa golongan terpen alkohol dari
pada tekanan 15 mmHg dan suhu 102o- tanaman obat herbal Thymus vulgaris dan
115oC. Thymus zygis telah diidentifikasi
Isolasi rhodinol juga dapat dilakukan menggunakan KLT dengan komposisi
dengan cara merefluks residu minyak sereh eluen toluen : etil asetat (93:7) dan deteksi
yang bebas sitronelal (sitronelal telah noda menggunakan larutan vanilin. Hasil
dipisahkan dari minyak sereh dengan analisis menunjukkan bahwa komponen
menggunakan destilasi fraksinasi mengandung sitronelal dengan waktu
pengurangan tekanan). Residu tersebut retensi (Rf) 0,7-0,8 dan geraniol dengan
direfluks dengan larutan NaOH melalui waktu retensi (Rf) 0,15-0,35 dengan pola
reaksi penyabunan sehingga kadar rhodinol noda berwarna biru.
meningkat kemudian dilakukan isolasi Penelitian ini bertujuan untuk
rhodinol dengan cara destilasi fraksinasi mengisolasi rhodinol dari minyak sereh
pengurangan tekanan. Hasil analisis GC- Jawa menggunakan metode kromatografi
MS menunjukkan pada fraksi ke-3 kolom tekan (KKT) dengan menggunakan
diperoleh kadar rhodinol sebesar 97% pada komposisi eluen toluen : etil asetat secara
tekanan 3 mmHg dan suhu 76o-77oC [4]. bergradien. Selanjutnya hasil pemisahan
Rhodinol dapat diperoleh dengan kadar diidentifikasi dengan spektrofotometer IR
82,42% pada tekanan 25 mmHg dan suhu dan spektrofotometer GC-MS.
140o-160oC.
Rhodinol juga telah diisolasi melalui METODOLOGI PENELITIAN
reaksi penyabunan dengan NaOH [6]. Hasil
penyabunan diekstraksi dengan pelarut n-
heksan dengan perbandingan 1:1 ; 1:2 ; 1:3 Alat dan Bahan
; 1:4 ; 1:5 ; 1:6 serta mengoptimalkan Alat-alat yang digunakan pada penelitian
waktu ekstraksi pada interval 0,5 ; 1 ; 1,5 ; ini adalah alat-alat gelas kimia yang umum
2 ; dan 2,5 jam. Hasil penelitian diperoleh digunakan di laboratorium kimia, bejana
ekstraksi rhodinol dengan n-heksan KLT, botol semprot KLT, lampu UV,
optimum pada perbandingan rhodinol : n- neraca analitik (OHAUS Carat Series),
heksan (1:5) dengan waktu ekstraksi 2 jam piknometer 10 mL, refraktometer (merek
sehingga diperoleh rhodinol sebanyak ATAGO), satu set alat destilasi fraksinasi
69,31%. dengan pengurangan tekanan, seperangkat
Isolasi sitronelol dari campurannya alat kromatografi kolom tekan (KKT),
geraniol juga telah dilakukan menggunakan spektrofotometer IR (FTIR SHIMADZU
metode kromatografi kolom gravitasi PRESTIGE 21) dan spektrofotometer GC-
dengan variabel yang berbeda yaitu eluen MS (SHIMADZU QP 2010). Bahan-bahan
yang digunakan, ukuran dan cara packing yang diperlukan pada penelitian ini adalah
kolom, laju alir eluen, volume sampel yang minyak sereh komersial yang diperoleh dari
digunakan dan kecepatan tetes eluat [7]. toko Sari Warna Yogyakarta, etil asetat
Komposisi eluen yang digunakan etanol (CH3COOC2H5), toluen (C7H8), plat KLT
95% : CCl4 (1:1), etanol 95% : CCl4 (1:4), slika gel F254 , silika gel 60 (230 – 400
dan petroleum eter : benzena (1:1). Hasil mesh) dan vanillin 6,1%.

132|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PROSEDUR PENELITIAN dielusi menggunakan komposisi eluen


toluen : etil asetat bergradien. Komposisi
Destilasi Fraksinasi Pengurangan eluen yang digunakan adalah toluen 100%
Tekanan pada Minyak Sereh dan toluen : etil asetat = 12:0,1 ; 12:0,5
Sebanyak 500 mL minyak sereh dan 12:0,7. Tetes eluat ditampung tiap 5
dimasukkan dalam labu alas bulat leher dua mL/vial pada 5 botol vial pertama dan 3
berkapasitas 1L yang dilengkapi dengan mL/vial untuk vial berikutnya sehingga
stirer dan termometer pada labu. Kemudian diperoleh beberapa fraksi. Setiap fraksi
labu destilasi alas bulat tersebut diuji dengan KLT dengan komposisi eluen
dihubungkan dengan kolom vigreux yaitu toluen : etil asetat (12:0,1) lalu
kemudian dipasang menjadi satu set alat disemprot dengan larutan vanilin sebagai
destilasi fraksinasi pengurangan tekanan. penampak noda dan dipanaskan. Setiap
Destilat ditampung dalam 3 fraksi dengan noda yang sama digabungkan dan
mengamati perubahan suhu. Destilat dari dilakukan KLT kembali. Setelah dua kali
masing-masing fraksi selanjutnya diukur pemisahan melalui kolom tekan, isolat
berat jenisnya kemudian dibandingkan dengan noda utama (mayor) dan terpisah
dengan berat jenis rhodinol standar. Berat dengan baik kemudian dianalisis
jenis rhodinol standar 0,8549 gr/cm3 [9]. menggunakan spektrofotometer IR dan
Selanjutnya terhadap destilat masing- spektrofotometer GC-MS untuk
masing fraksi juga dilakukan pengukuran diidentifikasi.
indeks bias, kemudian hasilnya
dibandingkan dengan indeks bias rhodinol HASIL DAN PEMBAHASAN
standar. Indeks bias rhodinol standar
1,4556. Destilasi fraksinasi pengurangan tekanan
terhadap minyak sereh diperoleh 3 fraksi
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tabel 1 . Data massa jenis ρ sebesar
Plat KLT slika gel F254 dengan ukuran 1 0,8520 gr/cm3 dan indeks bias sebesar
x 5 cm disiapkan, kemudian sampel (fraksi 1,4583 pada F3 yang mendekati nilai
yang mengandung rhodinol tinggi) rhodinol standar mendukung hasil GC-MS
ditotolkan pada plat KLT dengan pada F3. Maka kemudian terhadap sampel
menggunakan pipa kapiler. Plat KLT F3 dilakukan pemisahan menggunakan
dibiarkan sesaat, kamudian dimasukkan ke kromatografi kolom tekan. Pemilihan fasa
dalam bejana KLT yang sudah jenuh gerak dilakukan pada F3 menggunakan
dengan menggunakan pelarut toluen : etil kromatografi lapis tipis (KLT)
asetat (93:7) (Wagner, 1984). Plat KLT menggunakan pelarut toluen : etil asetat
yang telah dielusi dibiarkan kering lalu (93:7) [8].
disemprot dengan vanilin. Dipanaskan Pola noda hasil KLT F3 menggunakan
sampai terlihat noda noda dan diamati pola komposisi eluen toluen : etil asetat (93:7)
pemisahannya. (analisis KLT menggunakan plat silika gel;
tebal 0,25 mm; ukuran 6,5x1 cm, jarak elusi
Kromatografi Kolom Tekan (KKT) 5 cm; penampak noda vanilin; dipanaskan)
Disiapkan kolom dengan tinggi 30 cm menunjukkan sampel telah terelusi tetapi
yang berdiameter 2 cm lalu dimasukkan antara noda belum terpisah dengan baik.
silika gel 60 (230 – 400 mesh yang terlebih Oleh karena itu, kepolaran dari campuran
dahulu direndam toluen) dengan tinggi 20 eluen perlu ditingkatkan. Kepolaran eluen
cm. Sebanyak 5 mL sampel yang telah ditingkatkan pada komposisi eluen yaitu
dilarutkan dalam 3 mL toluen dimasukkan toluen : etil asetat (99:0,1 ; 10:0,1 ; 12:0,1 ;
ke dalam kolom yang telah diisi silika dan 12:0,5 ; 12:0,7 dan 12:1). Berdasarkan hasil

Semirata 2013 FMIPA Unila |133


Endah Sayekti dkk: Isolasi Rhodinol Dari Minyak Sereh Jawa Menggunakan Metode
Kromatografi Kolom Tekan

KLT maka pemilihan eluen untuk


Kromatografi Kolom Tekan (KKT) dimulai
dari variasi eluen yang bersifat nonpolar
dan ditingkatkan kepolaran dengan eluen
yang bersifat semipolar (Tabel 2).
Hasil KKT menggunakan komposisi
eluen toluen : etil asetat (12:0,1) (analisis
KLT menggunakan plat silika gel; tebal
0,25 mm; jarak elusi 4 cm; penampak noda
vanilin; dipanaskan) diperoleh 233 fraksi. Gambar 1. Kromatogram GC isolat F3.4 hasil KKT
Selanjutnya terhadap sejumlah 233 fraksi
tersebut, dilakukan penggabungan fraksi Tabel 5. Interpretasi hasil identifikasi IR
(Tabel 3). pada F3.4
Tahap selanjutnya dilakukan KLT pada Bilangan Jenis gugus fungsi
F3.2 dan F3.4 untuk melihat kembali pola gelombang (cm-1)
1381,03 ; 1458,18 -CH3 bending (sedang)
noda hasil penggabungan. Pola noda F3.2 1604,77 C=C alkena
dan F3.4 dari fraksi gabungan hasil 2924,09 ; 2870,08 -C-H(CH3 dan CH2) alkana streching
3024,38 =C-H alkena (stretch)
pemisahan dengan KKT menggunakan 3371,57 O-H melebar
komposisi eluen toluen : etil asetat (12:0,1)
(analisis). Hasil analisis isolat F3.2 menggunakan
KLT menggunakan plat silika gel; tebal
GC-MS menunjukkan 3 puncak yaitu
0,25 mm; jarak elusi 4 cm; penampak noda
vanilin; dipanaskan), menunjukkan nilai Rf sitronelal 6,89%, sitronelil asetat 40% dan
F3.2 = 0,825, Rf F3.4 = 0,325 dan noda geranil asetat 53,11%. Hal ini menunjukkan
berwarna biru. Nilai Rf F3.4 termasuk ke pada F3.2 tidak terdapat rhodinol.
dalam rentang nilai Rf geraniol yang Kromatogram GC isolat F3.4 hasil KKT
terindikasi bahwa F3.4 mengandung menunjukkan 2 puncak yaitu sitronelol
senyawa geraniol. 42,98% dan geraniol 57,02%. Hal ini
menunjukkan isolat F3.4 adalah murni
Tabel 2 Data variasi eluen untuk KKT pada
pemisahan rhodinol nggunakan plat silika senyawa rhodinol.
gel; Berdasarkan hasil analisis GC-MS yang
Eluen Perbandingan Volume Jumlah didukung dengan hasil analisis IR, dapat
eluen total Elusi
(dalam 100 mL) (mL) disimpulkan bahwa rhodinol murni terdapat
Toluen 100% 100 1x
Toluen : Etil asetat 12:0,1 400 4x pada F3.4 dengan jumlah persentase kedua
Toluen : Etil asetat 12:0,5 200 2x senyawa adalah 100%.
Toluen : Etil asetat 12:0,7 200 2x

Tabel 1. Hasil destilasi fraksinasi pengurangan tekanan dari minyak sereh Jawa pada tekanan
4 cmHg (40mmHg) berdasarkan analisis GC-MS

Fraksi Kode Suhu (oC) Volume Indeks Massa jenis Kadar Kadar
ke fraksi (mL) bias (gr/cm3) sitronelol geraniol
1 F1 89o-102oC 50 1,4595 0,8267 - -
2 F2 102o-119oC 150 1,4500 0,8339 7,50 % 7,37 %
3 F3 119o-136oC 50 1,4583 0,8520 29,41 % 39,14%

Tabel 4. Data m/z komponen F3.4 yang dianalisis dari GC-MS

134|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Puncak Waktu Luas SI Berat Fragmentasi (m/z) Perkiraan


retensi (% area) molekul senyawa
1 8,751 42,98 98 156 41,55,69,81,95,109,1 Sitronelol
23,138,156
2 9,416 57,02 96 154 41,53,69,70,93,111, Geraniol
123,139

KESIMPULAN 1991, Universitas Erlangga, Surabaya


Karlos, E., 1998, Sintesis Awal Senyawa
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Eter dari Rhodinol Hasil Isolasi Minyak
diambil kesimpulan sebagai berikut: Sereh, Skripsi, FMIPA, UGM,
1. Isolasi rhodinol (sitronelol dan geraniol) Yogyakarta.
dapat dilakukan dengan metode
kromatografi kolom tekan (KKT) Sastrohamidjojo, H., 1981, A Study of
menggunakan eluen bergradien yaitu Some Indonesian Essential Oil, Disertasi
toluen 100% dan toluen : etil asetat S3, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
dengan komposisi 12:0,1 ; 12:0,5 dan Sayekti, E., 2002, Konversi Ionon menjadi
12:0,7. Ionon dan Ionil Asetat melalui Reaksi
2. Hasil isolasi rhodinol dari minyak sereh Reduksi dan Esterifikasi, Tesis S2,
Jawa berdasarkan identifikasi dengan FMIPA, UGM, Yogyakarta.
GC-MS diperoleh kemurnian yang
tinggi dengan luas area sitronelol Utomo, H.P. dan Widiatmoko, N., 2008,
42,98% dan geraniol 57,02% (total Isolasi Rhodinol dalam Ekstraksi
rhodinol 100%). Minyak Sereh Jawa, Makalah Penelitian,
Fakultas Teknik, Universitas
DAFTAR PUSTAKA Diponegoro, Semarang.
Utami, N., 1987, Mempelajari Isolasi
Gunawan, W., 2009, Kualitas dan Nilai Sitronelol dari Rhodinol dalam Minyak
Minyak Atsiri, Implikasi pada Sereh (Javanese citronella oil) dengan
Pengembangan Turunannya, Makalah Kromatografi Kolom, Skripsi, FMIPA,
disampaikan pada Seminar Nasional UGM, Yogyakarta, Hal 5-10.
dengan tema: Kimia Bervisi SETS
(Science Environment, Technology, Wagner, H. and Bladt, S., 1984, Plant Drug
Society) Kontribusi Bagi Kemajuan Analysis: A Thin Layer Chromatography
Pendidikan dan Industri, Atlas, Springer-Verlag Berlin
diselenggarakan Himpunan Kimia Heidelberg.
Indonesia Jawa Tengah, 21 Maret 2009, O'neil, M.J.;Ann, S. dan Patrida, E.H.,
Semarang. Hal 5. 2001, The Merck Index : an
Sastrohamidjojo, H., 1994, Kimia Minyak Encyclopedia of Chemicals, Drugs and
Sereh, Jurnal Berkala Ilmiah FMIPA Biologicals, Edisi Ketiga, Penerjemah :
UGM, Thn.5, 1:43, Workshop on Susan Budavari, MERCK CO.,Inc, New
Research in Essential Oils, 12-14 Maret Jersey.

Semirata 2013 FMIPA Unila |135

Anda mungkin juga menyukai