Sebutan lain terhadap pemikir yang menjadi ahli pembentukan alam semesta maka
didasari dengan filsafat alam yang kemudian menandai objek yang digunakan sebagai
perantaranya ialah alam semesta. Berdasarkan perkembangan yang terjadi pada masanya
maka bermunculanlah para filsuf yang mengemukakan pikirannya terkait dengan
penciptaan alam semesta adapun yang termasuk didalamnya ialah:
a. Thales
b. Anaximander
Beliau adalah salah satu murid yang berguru terhadap thales, namun
walaupun begitu Ia memiliki sudut pandangnya tersendiri mengenai Proses
penciptaan alam semesta. yang menurutnya tidak sepakat terhadap Apa yang
dimaksud oleh gurunya sendiri yaitu thales.Melalui pemikirannya Ia
menyampaikan segala hal yang berada di muka bumi ini bermula dari sesuatu yang
sifatnya tak terbatas, memiliki sifat Ilahi dan bersifat stagnan ataupun menetap.
c. Parmenides
d. Zeno
Ada suatu kisah yang disebutkan kan oleh Nya kura-kura yang berjalan dengan
lambat tidak akan mampu dikejar oleh pelari termasyur dari Yunani yaitu Achilles
dengan menuju jarak yang telah ditentukan. kecepatan berlari Achilles setara
dengan 1 kaki per detik namun hal ini berbeda dengan kura-kura yang walaupun
berlari hanya mendapatkan setengah kaki per detik, walaupun menurut khayalan
kita bisa saja kura-kura pelari terlebih dahulu satu kaki lebih awal dibandingkan
Achilles. kemudian bukti lain yang dia Sebutkan mengenai melakukan pemanahan
bukan berarti busur tersebut pada akhirnya bergerak namun ia Mengalami
pemberhentian di setiap waktu.
e. Heraklitos
Adanya julukan yang melekat terhadapnya yaitu si gelap ini didasari akibat
kepribadian yang dicerminkan oleh dirinya ia tidak suka terhadap keramaian dan
senantiasa menyendiri. heraklitos diketahui telah menciptakan berbagai fragmen
fragmen sesuai dengan hasil yang ia miliki atas kerja kerasnya yang kemudian
hingga kini masih banyak yang memanfaatkannya sebagai bahan bacaan. masih
berkaitan terhadap pembentukan alam semesta maka filsuf tersebut juga
mengemukakan sudut pandangnya ia beranggapan bahwasanya tidak ada yang
bersifat permanen di dunia ini segala sesuatu bersifat dinamis dan terus mengalami
perkembangan sebab adanya logos. logos dianggap sebagai suatu hukum yang
berfungsi mampu menggerakkan segala sesuatu hal ini juga tidak dipungkiri
terhadap makhluk hidup khususnya manusia.
f. Pythagoras
g. Empedokles
h. Democritus
Menjadi salah satu filsuf yang terkenal pada masanya ia kemudian dikenal
sebagai sosok yang ahli dalam ilmu alam. pemikirannya mengenai hal tersebut
kemudian diinterpretasikan dari buat Cipta karyanya dalam berbagai buku yang
berhubungan mengenai ilmu alam, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu pengobatan, dan
lain sebagainya. jika dilakukan perbandingan ia bahkan lebih memilih meminta
menjadi seorang matematik dibandingkan diangkat sebagai penguasa layaknya
seorang raja. sementara hakikat ilmu adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehingga akan terus bersifat dinamis berdasarkan Perkembangannya
kepercayaannya kepada manusia yang sewaktu-waktu dapat terurai dalam bentuk
materi yang halus.
Filsafat Abad Petengahan
Pada dasarnya perkembangan yang terjadi dari filsafat yang termasuk kedalam abad
pertengahan dimulai dari abad ke-6 hingga 16 Masehi atau sebutan lain sebagai abad yang
gelap Hal ini dikarenakan ke kaisaran Romawi yang mengalami keruntuhan serta kehidupan
manusia kembali ke peradaban lama, tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat berkembang
semua pemikiran juga terhambat dari doktrinasi gereja sehingga disebut sebagai zaman
kegelapan. Pada masa itu ada dua filsafat yang paling dikenal yang disebut dengan filsafat
patristik dan skolastik.
Sementara untuk mengartikan filsafat patristik itu sendiri sebutan lain ialah pemimpin
gereja. yang berusaha membuat filsafat melakukan penginstalan sebab Pada masa itu yang
menjadi pemimpin terkemuka adalah dari pihak gereja. terdapat beberapa pihak yang menjadi
tokoh terkemuka pada masanya diantaranya:Yustinus Martir, kfemens, tertulianus,
augustinus.
Kelompok mutakallimin
Lahirnya filsafat Islam dengan berbagai argumentasi dan perspektif yang mereka
miliki dilatarbelakangi oleh dua faktor yang menjadi alasan terbesarnya terlepas
dari upaya untuk menjadikannya sebagai hukum ataupun akibat pengemukaan
sesuatu yang bersifat logis, dan lain sebagainya. ialah:
2) Ibnu Sina
4) Ibnu Rusyd