Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

Late Post Partum Haemorrhage (Perdarahan Pascasalin


Sekunder) et causa Retensi Sisa Plasenta dengan Anemia
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Diajukan kepada :
dr. I Nyoman Tritia Widiantara, Sp.OG

Disusun oleh :
Bimantara Lesmana (20204010035)

KSM ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI PROGRAM PENDIDIKAN


PROFESI DOKTER RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
LATE POST PARTUM HAEMORRHAGE (Perdarahan
Pascasalin Sekunder) et causa Retensi Sisa Plasenta dengan
Anemia

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Panembahan
Senopati Bantul

Disusun Oleh:
Bimantara Lesmana (20204010035)

Telah disetujui dan dipresentasikan pada


Oleh:

Dokter Pembimbing
dr. I Nyoman Tritia Widiantara, Sp.OG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji penulis persembahkan kepada


Allah SWT atas segala nikmat, petunjuk dan kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pesentasi kasus ini yang
diberi judul “Late Postpartum Haemorrhage (Perdarahan Pascasalin
Sekunder) et causa Retensi Sisa Plasenta dengan Anemia” Shalawat serta
salam untuk junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya.

Presentasi kasus ini selain disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mengikuti ujian akhir di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi, dan
juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kehamilan tidak
berkembang.

Penulis menyadari presentasi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan


sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan yang sangat
baik ini, perkenankanlah penulis mengucapkan penghargaan dan terimakasih
kepada:

1. Allah SWT, telah memberikan segala nikmat yang tidak terhingga


sehingga mampu menyelesaikan Presentasi Kasus ini dengan baik.
2. dr. I Nyoman Tritia Widiantara, Sp.OG selaku dokter pembimbing dalam
menyelesaikan presentasi kasus ini.
3. Teman-teman ko-asistensi seperjuangan di RSUD Panembahan Senopati
Bantul.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Bantul, 17 Oktober 2020

Bimantara Lesmana
BAB I.
PENDAHULUAN

Perdarahan pascasalin adalah kehilangan darah lebih dari sama dengan 500 mL
setelah persalinan terjadi dan berpotensi mengganggu keadaan hemodinamik ibu. Volume
darah ibu hamil normalnya adalah meningkat sekitar 30 sampai dengan 60 persen dari
wanita biasa. Late postpartum haemorrhage atau perdarahan pascasalin sekunder adalah
perdarahan pascasalin yang terjadi setelah 24 jam pertama pascasalin. Banyak penyebab dari
perdarahan pascasalin diantaranya adalah masalah pada plasenta (plasenta previa, abruptio
plasenta, plasenta akreta/inkreta/perkreta, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa), trauma
pada jalan lahir (laserasi atau episiotomi, forcep atau vakum, persalinan sesar atau
histerektomi, dan ruptur uteri), faktor obstetri (obesitas, riwayat perdarahan pascasalin),
atonia uteri, pasien yang rentan (Preeklamsia atau eklamsia, insufisiensi renal kronis), dan
kelainan faktor koagulasi.
Anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Kadar
hemoglobin pada laki-laki dewasa dan perempuan dewasa berbeda, yaitu pada laki-laki
dewasa sekitar 14 gr/dL – 18 gr/dL dan pada perempuan dewasa sekitar 12 gr/dL – 15 gr/dL.
Anemia pada kehamilan terjadi ketika sel darah merah atau hemoglobin pada trimester satu
dan tiga kurang dari 11 gr/dL atau trimester kedua kurang dari 10,5 gr/dL. Penyebab dari
anemia pada kehamilan diantaranya adalah diet rendah (zat besi, B12, dan asam folat),
kelainan gastrointestinal, penyakit kronis, dan riwayat keluarga. Manifestasi klinis dari
seorang ibu hamil dengan anemia dapat dilihat dari keadaan umumnya yang biasanya lemas,
pucat, mata berkunang-kunang, dan mudah pingsan tetapi tekanan darah masih batas normal.
Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk kecurigaan anemia defisiensi besi pada ibu
hamil.
Hubungan antara anemia dengan perdarahan pascasalin adalah postpartum yang
dapat menyebabkan atonia uteri. Apabila atonia uteri terjadi, suplai oksigen menuju uterus
akan berkurang sehingga otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi dan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Penelitian mengatakan bahwa anemia merupakan salah satu
penyebab atonia uteri yang dapat menyebabkan perdarahan pascasalin. Selain itu, retensi
sisa plasenta juga dapat menyebabkan perdarahan sehingga pasien dapat kehilangan darah
dan menyebabkan anemia.
BAB II.
KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Nur Fitri Luthfiah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tegal Layang RT 06 Caturharjo Pandak
Tanggal Masuk : 15 Oktober 2020

B. Anamnesis
Keluhan Utama Perdarahan melalui jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh menemui gumpalan darah pada
kasurnya jam 02.30 WIB (15 Oktober 2020).
Pasien telah mengganti pembalut masa nifas namun
darah tetap banyak, akhirnya pukul 09.00 pasien
dibawa ke IGD RSPS.
Riwayat Penyakit Dahulu ISK (+), Diabetes Mellitus (-), Hipertensi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Diabetes Mellitus pada Ayah
Riwayat Personal Sosial Merokok (-), Konsumsi Alkohol (-)
Riwayat Obstetri P2A0
Riwayat Kontrasepsi Pemasangan IUD setelah melahirkan anak kedua
Riwayat Haid Menarche sewaktu kelas 6 SD

C. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Compos Mentis, Tampak Lemas
 Tanda Vital :
o TD : 130/85
o Nadi : 84 kali/menit
o Pernafasan : 20 kali/menit
o Suhu : 37 derajat Celcius
 Kepala
o Mata : Konjungtiva tampak anemis
o Mulut : Mulut lembap dan lidah bersih
 Leher
o Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
 Thorax
o Jantung : DBN
o Paru-paru : DBN
 Abdomen
o Supel
 Ekskremitas
o Superior : hangat
o Inferior : hangat
 Tinggi Fundus Uteri
o 2 Jari di bawah pusat
 Pemeriksaan Ginekologi
o Perdarahan (+)
o Portio tertutup
o Lendir darah (+)
o Bekas luka jahitan DBN

D. Pemeriksaan Laboratorium
 Hb 9,1 (T)
 AL 17,6 (N)
 AE 2,88 (N)
 HMT 26,1 (N)
 EOS 0 (T)
 BAT 0 (T)
 SEG 85 (N)
 LIM 12 (N)
 Ureum 12 (T)
 Creatinin 0,55 (T)
 Natrium 134 (T)
 Kalium 3,23 (T)
E. Diagnosis Kerja
P2A0 H+15 Perdarahan Postpartum dengan Anemia

F. Tatalaksana/Planning
 USG
 Transfusi 1 Kolf
 Amoksisilin 3x1
 Metyl Metergin 3x1
 Sulfas Ferrous 1x1

G. Follow Up Pasien
Tanggal Follow Up Pasien
15 Oktober 2020 S:
 Ibu mengatakan perdarahan terjadi pada jam 14.00 WIB
 Ibu mengatakan lemas
 Ibu mengatakan nyeri perut seperti dismenore.
O:
 TD : 130/85
 Nadi : 84 kali/menit
 Pernafasan : 20 kali/menit
 Suhu : 37 derajat Celcius
A:
 P2A0 H+15 Perdarahan dengan Anemia
P:
 USG
 Transfusi 1 Kolf
 Amoksisilin 3x1
 Metyl Metergin 3x1
 Sulfas Ferrous 1x1
16 Oktober 2020 S:
 Ibu sudah tidak merasakan nyeri
 Ibu masih merasakan pusing
 Ibu merasakan mules pada perut
 Ibu sudah tidak merasakan lemas lagi
 Sudah ada perbaikan pada perdarahan
O:
 TD : 123/73
 Nadi : 78 kali/menit
 Pernafasan : 19 kali/menit
 Suhu : 36,7 derajat Celcius
A:
 P2A0 H+17 Perdarahan dengan Anemia
P:
 USG
 Kuretase
 Amoksisilin 3x1
 Metyl Metergin 3x1
 Sulfas Ferrous 1x1
17 Oktober 2020 S:
 Ibu masih merasakan sedikit nyeri
 Ibu sudah tidak merasakan lemas lagi
 Sudah ada perbaikan pada perdarahan
 Ibu masih merasakan mules
O:
 TD : 135/85
 Nadi : 68 kali/menit
 Pernafasan : 19 kali/menit
 Suhu : 36,4 derajat Celcius
A:
 P2A0 H+17 Perdarahan Postpartum et cause Retensio
Plasenta dengan Anemia
 Post-Kuretase Hari Pertama
P:
 Boleh Pulang
 Amoksisilin 3x1
 Asam Mefenamat 3x1
BAB III.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
a. Perdarahan Pascasalin
Beberapa organisasi mendefinisikan perdarahan pascasalin dengan
definisi yang berbeda-beda. WHO (2012) mendefinisikan perdarahan
pascasalin dengan kehilangan darah lebih dari 500 mL dalam 24 jam pertama
dan perdarahan pascasalin yang berat kehilangan sekitar 1.000 mL dalam 24
jam pertama setelah kelahiran. American College of Obstetricians and
Gynecologists (2013) mendefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500
mL melalui pervaginam atau lebih dari 1.000 mL melalui sectio caesarea.
Perdarahan pascasalin sekunder didefinisikan sebagai kehilangan darah yang
banyak setelah 24 jam dan kurang dari 12 minggu setelah melahirkan.
b. Anemia
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya konsentrasi hemoglobin
(hb) di dalam darah manusia. Kadar normal hemoglobin di dalam tubuh
manusia berbeda antara laki-laki dan perempuan. Kadar hemoglobin pada
tubuh laki-laki dewasa 14 gr/dL – 18 gr/dL sedangkan pada perempuan
dewasa 12 mg/dL – 15 mg/dL.

B. Epidemiologi
a. Perdarahan Pascasalin
Penyebab utama meningkatnya angka kematian ibu (AKI) di dunia
adalah perdarahan. Kasus perdarahan yang menimpa ibu pada kehamilan
mencapai 28% dan sekitar 2 – 11% terjadi perdarahan pascasalin setelah
persalinan terjadi. Sekitar 30% perdarahan terjadi setelah pasca salin dan
setidaknya ada 14 juta kasus perdarahan serta 128.000 kasus kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan. Kematian tersebut terjadi sekitar 4 jam setelah
melahirkan atau pascasalin.
b. Anemia
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Prevalensi
anemia pada anak-anak usia kurang dari 4 tahun sekitar 43%. Data dari
World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menunjukan bahwa
prevalensi anemia di seluruh dunia ada sekitar 40% – 88% kasus. Prevalensi
anemia di Indonesia pada tahun 2017 menunjukan angka 26% pada anak
umur 5 – 12 tahun, pada wanita umur 13 – 18 tahun sebesar 23%. Kejadian
anemia pada perempuan lebih banyak terjadi dibandingkan dengan laki-laki,
yaitu sekitar 17% pada laki-laki usia 13 – 18 tahun.

C. Etiologi
a. Perdarahan Pascasalin
Faktor penyebab perdarahan pascasalin sering disebut dengan 4T,
yaitu Tonus, Tissue, Trauma, dan Thrombin. Tonus berkaitan dengan atonia
uteri dimana kontraksi uterus melemah sehingga perdarahan terus terjadi.
Tissue berhubungan dengan retensi sisa plasenta yang mengakibatkan
perdarahan dari jalan lahir. Trauma berkaitan dengan luka atau robekan pada
jalan lahir, hal ini disebabkan oleh tindakan episiotomi, persalinan
pervaginam dengan instrumen (forsep di dasar panggul atau bagian tengah
panggul), bekas SC atau histerektomi, dan Thrombin berkaitan dengan
gangguan koagulasi atau pembekuan darah.
b. Anemia
Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah
gangguan pembentukan eritrosit. Hal ini disebabkan karena suatu defisiensi
substansi tertentu seperti mineral (besi dan tembaga), asam amino, gangguan
pada sumsum tulang, dan vitamin (B12 dan asam folat). Selain itu, penyebab
lainnya adalah perdarahan. Perdarahan akut ataupun kronis dapat
menyebabkan penurunan total sel darah merah dalam sirkulasi pada tubuh
manusia. Gangguan lainnya yang dapat menyebabkan anemia adalah proses
hemolisis, yaitu suatu proses penghancuran yang menyebabkan kerusakan
membran sel darah merah dan menghasilkan pengaruh pelepasan hemoglobin
serta komponen intraseluler ke dalam cairan sekitarnya.
D. Patofisiologi Anemia pada Perdarahan Pascasalin (Postpartum Haemorrhage)
a. Perdarahan Pascasalin (Postpartum Haemorrhage)
b. Anemia
E. Hubungan Perdarahan Pascasalin dengan Anemia
Berdasarkan penyebabnya, anemia yang disebabkan karena perdarahan
berawal dari retensi sisa plasenta yang mengakibatkan terganggunya his atau
kontraksi uterus. His (kontraksi) yang kurang kuat atau lemah akan menyebabkan
berkurangnya suplai darah ke uterus sehingga otot-otot uterus tidak dapat
berkontraksi dan tidak ada yang mengapit pembuluh darah sehingga perdarahan
terjadi.
Teori lainnya adalah mengenai vaskularisasi uterus. Pasokan darah uterus
melalui a. uterin - a. iliaka interna, a. uterina – a. ovarika – aorta abdominalis.
Semua arteri besar pada uterus ibu akan memasok darah 500 – 800 mL/menit. Jika
uterus tidak berkontraksi, pasca plasenta lahir maka 350 – 560 mL darah/menit akan
keluar dan dalam 10 – 30 menit pasien akan kehabisan darah.

F. Manifestasi Klinis
a. Anemia dan Perdarahan Pascasalin
Manifestasi yang terjadi baik pada perdarahan pascasalin atau anemia
adalah kehilangan darah banyak (> 500 mL) yang menyebabkan nadi lemah,
pucat, lochia berwarna merah, lemas, tekanan darah rendah, ekskremitas
dingin, serta dapat terjadi syok hemoragik.
b. Tertinggalnya Sisa Plasenta
Selaput yang mengandung pembuluh darah yang tertinggal akan
mengakibatkan perdarahan segera. Gejala yang timbul berupa uterus
berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang.

G. Diagnosis
Diagnosis perdarahan pascasalin dilakukan secara sistematik, yaitu:
 Palpasi uterus : bagaimana keadaan kontraksi uterus dan tinggi fundus
uteri
 Memeriksa plasenta dan ketuban : lengkap atau tidak
 Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari sisa plasenta dan
ketuban dan robekan rahim.
 Inspekulo : melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang
pecah.
 Pemeriksaan laboratorium : bleeding time, hemoglobin, Clot
Observation Test, dan lain-lain.
Diagnosis anemia sendiri ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium
untuk mengetahui kadar Hb, apabila di bawah 12 gr/dL maka ditetapkan
diagnosis sebagai anemia.

H. Penatalaksanaan
Tatalaksana yang dilakukan untuk Pasien P2A0 H+16 dengan
Perdarahan Pascasalin et causa Retensio Plasenta dan anemia adalah berupa
tatalaksana aktif, yaitu kuretase untuk mengeluarkan sisa-sisa plasenta yang
menjadi penyebab perdarahan aktif pada pasien, kemudian ditambahkan
dengan pemberian IVFD Ringer Laktat 2 jalur, salah satu flabot dimasukan
oksitosin 2 x 10 IU secara drip, transfusi Whole Blood (WB) yang dilanjutkan
dengan Packed Red Cells (PRC), dan pemberian antibiotik amoksisilin.
Oksitosin bekerja sebagai obat yang meningkatkan motilitas uterus
dengan merangsang otot polos uterus.
Antibiotik diberikan dengan dosis pencegahan (profilaksis) untuk
mencegah infeksi. Antibiotik yang diberikan pada ibu pasca melahirkan
berupa Amoksisilin (golongan Penicillin) yang memiliki spektrum luas
sehingga mencegah pertumbuhan bakteri gram negatif maupun bakteri gram
positif.
I. Pencegahan
Pencegahan perdarahan pascasalain dilakukan dengan manajeman
aktif Kala III yaitu pemberian uterotonika (oksitosin) sebelum plasenta lahir,
peregangan tali pusat terkendali, dan masase uterus setelah plasenta lahir.

Gambar Manajemen Aktif Kala III


BAB IV.

PEMBAHASAN

Teori Kasus
Gejala yang timbul pada pasien dengan Pasien mengalami lemas (terlihat dari
perdarahan pascasalin (postpartum bicaranya) dan mengatakan bahwa
haemorrhage) adalah pucat, lemas, dan perdarahan terjadi dari jalan lahir.
muncul perdarahan dari jalan lahir.

Teori Kasus
Perdarahan pascasalin (postpartum Pasien mengalami keluhan perdarahan dari
haemorrhage) disebabkan oleh 4T, yaitu jalan lahir sehingga dicek dengan USG dan
Tonus (Otot Rahim), Tissue (Retensi Sisa planning untuk kuretase.
Plasenta), Trauma (Luka pada Jalan Lahir),
dan Thrombin (Gangguan Pembekuan Pada hasil kuretase dihasilkan retensi sisa
Darah). plasenta yang menjadi penyebab perdarahan
pada pasien.

Teori Kasus
Diagnosis untuk perdarahan pascasalin dan Keadaaan umum pasien tampak lemas, letih,
anemia ditemukan melalui gejala klinis dan dan pasien mengatakan ada darah yang
pemeriksaan laboratorium untuk anemia. keluar dari jalan lahir.
Pada anemia, jika ditemukan hemoglobin Hasil laboratorium pasien ditemukan angka
(Hb) kurang dari 12 gr/dL dapat ditegakkan hemoglobin (Hb) 9,1 gr/dL (Normal 12 gr/dL
sebagai anemia. – 15 gr/dL).

Teori Kasus
Penatalaksanaan untuk perdarahan pascasalin Pasien dilakukan kuretase dan kompresi
yang disebabkan oleh retensi sisa plasenta bimanual interna oleh dokter yang melakukan
adalah kuretase yang kemudian ditambahkan kuretase pada pasien. Setelah itu, pasien
dengan pemberian IVFD Ringer Laktat 2 diberikan transfusi sebanyak satu kolf untuk
jalur, salah satu flabot dimasukan oksitosin 2 penanganan anemia. Pasien diberikan
x 10 IU secara drip, transfusi Whole Blood amoksisilin 3x1 sebagai pencegahan
(WB) yang dilanjutkan dengan Packed Red profilaksis, dan asam mefenamat 3x1 sebagai
Cells (PRC), dan pemberian antibiotik antinyeri karena pasien masih mengalami
amoksisilin. Selain itu, penatalaksanaan nyeri pada perutnya.
perdarahan pascasalin dilakukan
menggunakan masase uterus untuk menaikan
tonus otot rahim, kompresi bimanual interna,
dan injeksi oksitosin apabila belum berhasil.
BAB V.

REFERENSI

1. Apriyanti, F. (n.d.). HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA


PADA REMAJA PUTRI SMAN 1 PANGKALAN KERINCI KABUPATEN
PELALAWAN TAHUN 2019. Retrieved October 17, 2020, from
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/429

2. Berghella, V. (2012). Maternal-fetal evidence based guidelines. New York: Informa


Healthcare.

3. BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN ...


(n.d.). Retrieved October 17, 2020, from https://draguscn.com/wp-
content/uploads/2018/02/buku-saku-pelayanan-kesehatan-ibu.pdf

4. Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Dashe, J. S., Hoffmann, B. L.,
Casey, B. M., & Spong, C. Y. (2018). Williams obstetrics. New York: McGraw-Hill
Education.

5. Diagnosis and Management of Iron Deficiency Anemia. (n.d.). Retrieved October 17,
2020, from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/944/777

6. Hubungan anemia dalam kehamilan dengan perdarahan ... (n.d.). Retrieved October
17, 2020, from
https://www.researchgate.net/publication/279496640_Hubungan_anemia_dalam_keha
milan_dengan_perdarahan_postpartum_karena_atonia_uteri_di_RSUD_Wonogiri

7. Jihan dan Ratna | P2A0 Post Partum Spontan 11 Jam (di Luar ... (n.d.). Retrieved
October 17, 2020, from http://repository.lppm.unila.ac.id/2212/1/Jihan-dan-Ratna-_-
P2A0-Post-Partum-Spontan-11-Jam-di-Luar-dengan-HPP-Primer-ec-Sisa-Plasenta-
Anemia-Berat%20%284%29.pdf

8. LPPM UHB. (n.d.). Retrieved October 17, 2020, from


http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/issue/view/16

9. Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta. (n.d.). Retrieved October 17,
2020, from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/814/pdf

10. STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN PASKA


MELAHIRKAN ... (n.d.). Retrieved October 17, 2020, from
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/ST/article/download/1142/928

Anda mungkin juga menyukai