Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

G1 Usia Kehamilan 16+2 Minggu Partus Prematurus Imminens


dengan Retensi Urin dan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Diajukan kepada :
dr. Erick Yuane, Sp.OG

Disusun oleh :
Bimantara Lesmana (20204010035)

KSM ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI PROGRAM PENDIDIKAN


PROFESI DOKTER RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
G1 Usia Kehamilan 16+2 Minggu Partus Prematurus Imminens
dengan Retensi Urin dan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Panembahan
Senopati Bantul

Disusun Oleh:
Bimantara Lesmana (20204010035)

Telah disetujui dan dipresentasikan pada


Oleh:

Dokter Pembimbing

dr. Erick Yuane, Sp.OG


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji penulis persembahkan kepada


Allah SWT atas segala nikmat, petunjuk dan kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pesentasi kasus ini yang
diberi judul “Hamil 16+2 Minggu Partus Prematurus Imminens dengan Retensi
Urin dan Infeksi Saluran Kemih (ISK)” Shalawat serta salam untuk junjungan
alam Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Presentasi kasus ini selain disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mengikuti ujian akhir di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi, dan
juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kehamilan tidak
berkembang.

Penulis menyadari presentasi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan


sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan yang sangat
baik ini, perkenankanlah penulis mengucapkan penghargaan dan terimakasih
kepada:

1. Allah SWT, telah memberikan segala nikmat yang tidak terhingga sehingga
mampu menyelesaikan Presentasi Kasus ini dengan baik.
2. dr. Erick Yuane, Sp.OG selaku dokter pembimbing dalam menyelesaikan
presentasi kasus ini.
3. Teman-teman ko-asistensi seperjuangan di RSUD Panembahan Senopati
Bantul.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Bantul, 31 Oktober 2020

Bimantara Lesmana
BAB I.
PENDAHULUAN

Persalinan preterm atau partus prematurus imminens adalah suatu kejadian


persalinan yang terjadi pada umur kehamilan di bawah 37 minggu. Persalinan preterm
merupakan salah satu penyumbang dari mortalitias dan morbiditas pada bayi yang baru lahir.
Retensi Urin adalah tidak adanya proses berkemih spontan atau tidak dapat berkemih
spontan yang dimulai 6 jam pasca-persalinan pervaginam atau adanya volume urin residu
lebih dari 200 mL pada hari kedua setelah persalinan. Secara patofisiologi, retensio urin
merupakan mekanisme dari penurunan kontraktilitas kandung kemih, kontraksi otot detrusor
yang buruk, kelainan anatomi, atau gangguan koordinasi neurologis dari proses berkemih.
Pada kehamilan, elastisitas traktus urinarius meningkat sehingga menurunkan tonus otot
polos. Tonus otot kandung kemih akan menurun saat kehamilan terjadi dan kapasitasnya
akan meningkat secara perlahan. Normalnya, kandung kemih pada ibu hamil dapat
menampung 250 – 400 mL urin dengan maksimal 1.000 – 1.200 mL urin pada posisi
telentang atau tidur di tempat tidur. Pada saat berdiri, uterus yang membesar akan
meningkatkan tekanan pada kandung kemih. Setelah bayi lahir, kandung kemih akan
menjadi hipotonus dan menurun sensitivitasnya terhadap tekanan intravesikel dan pengisian
yang cepat. Pada periode pasca-persalinan, terjadi peningkatan elastisitas traktus urinarius
yang dapat mengalirkan ataupun menampung urin selama kehamilan akibat perubahan
hormonal terhadap tonus otot polos. Secara garis besar, patofisiologi retensio urin pasca
persalinan terjadi karena perubahan hormon dan perubahan respons kontraktil kandung
kemih dan trauma persarafan yang terjadi di kandung kemih.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada sistema urinaria akibat
proliferasi suatu mikroorganisme. Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh
bakteri, tetapi jamur dan virus juga bisa menjadi penyebab infeksi saluran kemih. Sekitar
39,6% dari persalinan preterm disebabkan oleh karena infeksi. Salah satu infeksi yang
memengaruhi persalinan preterm adalah infeksi saluran kemih.
Jadi, infeksi saluran kemih pada ibu hamil dapat memicu terjadinya partus
prematurus imminens yang juga dapat menyebabkan retensio urin pasca persalinan (RUPP).
BAB II.
KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Sri Rahayu
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Patuk Lor, RT 55/27, Tirtorahayu, Galur, Kulonprogo
Tanggal Masuk : 14 Oktober 2020
Tanggal Keluar : 16 Oktober 2020

B. Anamnesis
Keluhan Utama Nyeri perut selama kurang lebih 2 minggu
Riwayat Penyakit Sekarang G1P0A0 UK 16 minggu datang dengan keluhan
nyeri perut kurang lebih 2 minggu, keluhan
meningkat ketika sedang sujud. Keluhan disertai
tidak bisa buang air kecil (BAK) sejak tadi malam.
Pernah ke RS dan dipasang kateter. Mual (-),
muntah (-). Selama 2 minggu berobat ke bidan dan
puskesmas.
Riwayat Penyakit Dahulu Diabetes Mellitus (-), Hipertensi (-)
Riwayat Alergi Tidak ada
Riwayat Obstetri P2A0
Riwayat Haid Menarche usia 10 tahun
HPHT 19 Juni 2020

C. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Sakit, E4V5M6 (Compos Mentis)
 Tanda Vital :
o TD : 110/70
o Nadi : 104 kali/menit
o Pernafasan : 20 kali/menit
o Suhu : 36,7 derajat Celcius
 Kepala
o Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
o Mulut : Gigi Karies
 Leher
o Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)
 Thorax
o Jantung : DBN
o Paru-paru : DBN
 Abdomen
o Nyeri tekan (+), Supel (+), Bising usus (+)
 Ekskremitas
o Superior : hangat
o Inferior : hangat
 Vaginal Toucher
o Sarung Tangan Lendir Darah (-)
 Status Gizi
o Tinggi Badan : 144 Cm
o Berat Badan : 40 Kg
o LiLA : 21,5 Cm
 Pemeriksaan Genitalis
o Fluor Albus warna putih susu dan berbau amis

D. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Lab
Hb 11,5 T
Lekosit 10,16
Eritrosit 3,85 T
Trombosit 256
Hematokrit 33,8 T
Hitung Jenis
Eosinofil 1 T
Basofil 0
Batang 0 T
Segmen 73 N
Limfosit 20
Monosit 6
Golongan Darah O
Hemostasis
PTT 11,6 T
APTT
Fungsi Ginjal
Ureum 11 T
Creatinin 0,35 T
Elektrolit
Natrium 134,4 T
Kalium 3,26 T
Klorida 107,1 N
Urinalisa
Berat Jenis 1,010 T

E. Diagnosis Kerja
G1 UK 16 Minggu Partus Prematurus Imminens dengan Retensi Urin dan Infeksi
Saluran Kemih (ISK).

F. Tatalaksana/Planning
 Pasang DC
 Cefixim 2x100
 Nifedipin 3x1

G. Follow Up Pasien
Tanggal Follow Up Pasien
14 Oktober 2020 S:
 Nyeri perut
 Tidak bisa Buang Air Kecil (BAK)
O:
 VT Tidak ditemukan pembukaan
A:
 PPI G1P0A0 dengan Retensi Urin dan ISK
P:
 Pasang DC
 Cefixim 2x100
 Nifedipin 3x1
15 Oktober 2020 S:
 Nyeri perut sudah mulai berkurang
O:
 KU baik, Compos Mentis, infus terpasang, Hb 11,5
gr/dL
A:
 G1P0A0 hamil 16+1 minggu PPI dengan Retensi Urin
dan ISK
P:
 Pasang DC
 Cefixim 2x100 mg
 Nifedipin (Jika Perlu)
 Profenid (Jika Perlu)
16 Oktober 2020 S:
 Keluhan sudah tidak ada
 Nyeri berkurang
O:
 TD : 106/65
 Hb : 11,5 gr/dL
 Suhu : 36,5 derajat Celcius
A:
 G1P0A0 hamil 16+2 minggu PPI dengan Retensi Urin
dan ISK
P:
 Boleh Pulang
 Tindakan Konservatif dengan DC terpasang
 Cefixim 2x100 mg
 Nifedipin 10 mg (Jika Perlu)
BAB III.

A. Definisi
a. Partus Prematurus Imminens
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi dibawah usia
kehamilan 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir dan ditandai
adanya kontraksi uterus disertai berupa dilatasi serviks dan effacement.
b. Retensi Urin
Retensi Urin adalah tidak adanya proses berkemih spontan atau tidak
dapat berkemih spontan yang dimulai 6 jam pasca-persalinan pervaginam
atau adanya volume urin residu lebih dari 200 mL pada hari kedua setelah
persalinan.
c. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi yang disebabkan oleh
pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia. Infeksi
saluran kemih terjadi apabila kuman berkembang biak dengan jumlah kuman
> 100.000/mL urin. Bakteriuria asimptomatik ditandai dengan pemeriksaan
kultur urin positif tanpa disertai gejala klinis. Infeksi saluran kemih
disebabkan karena invasi ascending dari uretra ke dalam kandung kemih.
Pada wanita, kuman berasal dari vagina yang masuk ke kandung kemih
melalui uretra yang pendek dan secara spontan atau mekanik melalui
hubungan seksual dan perubahan pH serta flora vulva dalam siklus
menstruasi.
B. Epidemiologi
a. Partus Prematurus Imminens
Angka kejadian persalinan preterm di Indonesia sebesar 18,5% pada
tahun 1983; 14,2% pada tahun 1995; dan 10% pada tahun 2005. Prematuritas
masih menjadi penyumbang terbesar kematian bayi baru lahir di beberapa
negara di dunia dengan angka mortalitas pada bayi preterm sebesar 75 – 80%
dan kematian sekitar 40% pada bayi yang lahir di bawah usia kehamilan 32
minggu. Faktor resiko persalinan preterm antara lain infeksi, inflamasi,
perdarahan, regangan dinding uterus yang berlebih, trauma, dan stres. Infeksi
intrauterine merupakan yang tertinggi dalam faktor resiko terjadinya
persalinan preterm. Sebanyak 39,6% persalinan preterm disebabkan karena
adanya infeksi, yaitu infeksi saluran kemih. Hal ini dikarenakan kolonisasi
bakteri yang memicu respon maternal maupun fetal yang akan menginisiasi
rangkaian kejadian dan menyebabkan persalinan preterm.
b. Retensi Urin
Retensi urin post partum (RUPP) pada persalinan vaginal relatif sering
terjadi dengan angka kasus yang dilaporkan sekitar 1,7% sampai dengan
17,9%. Pada suatu penelitian dengan subyek sebanyak 768 pasien, kejadian
retensi urin terjadi 9,8% pada persalinan pervaginam dan 15,8% pada
persalinan dengan instrumen. Penelitian lain mengatakan bahwa retensi urin
lebih sering terjadi pada wanita primigravida dibandingkan dengan wanita
multigravida.
c. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Sekitar 39,6% persalinan preterm diduga akibat infeksi. Salah satu
infeksi yang menyebabkan persalinan preterm terjadi adalah infeksi saluran
kemih. Wanita hamil dengan bakteriuria asimptomatik bila tidak diterapi akan
meningkatkan resiko sebesar 25% terjadinya bakteriuria simptomatik atau
infeksi saluran kemih.

C. Etiologi
a. Persalinan Preterm
Faktor-faktor penyebab persalinan preterm diantaranya adalah paritas
pertama dan paritas kelima atau lebih, karakteristik ibu yang mengalami
persalinan kurang bulan yaitu paritas atau jumlah kelahiran, usia di bawah 18
tahun – 20 tahun dan di atas 35 tahun serta ibu yang bekerja berat. Selain itu,
faktor lainnya adalah riwayat persalinan preterm yang terjadi, riwayat
ketuban pecah dini, dan pernah mengalami keguguran. Selain itu, faktor
lainnya yang menyebabkan persalinan preterm adalah infeksi intrauterine.
Infeksi intrauterine menjadi salah satu faktor yang paling penting pada
kejadian persalinan preterm yang berhubungan dengan mekanisme sistem
imunitas tubuh ibu terhadap mikroorganisme.
b. Retensi Urin
Retensi urin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor neurologis seperti lesi di otak, lesi di medula spinalis, lesi di
sistem saraf otonom, refleks nyeri lokal, stroke DM. Obat-obatan juga dapat
menyebabkan retensi urin seperti Atropine like agents, Ganglion blockers,
Antihistamin, Theofilin, Triskilik antidepresan, Antagonis kalsium. Inflamasi
seperti uretritis atau sistitis, vulvovaginits akut, herpes zoster atau simpleks.
Obstruksi seperti ekstra-mural (masa pelvik atau vagina), intra-mural (prolaps
dinding vagina posterior atau uterovaginal), intraluminal, disinergia detrusor
sfingter, kondisi uretra (striktur uretra, batu saluran kemih, tumor/kanker).
Gangguan medis (DM, hipotiroid, porfiria, skleroderma), overdistensi: post-
operatif post-partum. Psikogenik seperti non-neurogenic bladder, gangguan
psikiatri. Post operatif seperti operasi pengangkatan bladder neck, prosedur
untuk denervasi kandung kemih, dan prosedur yang menyebabkan edema dan
nyeri terlokalisir.
c. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Faktor resiko meningkatnya infeksi saluran kemih pada wanita hamil
diantaranya adalah perubahan morfologi pada kehamilan. Perubahan ini
terjadi karena asalnya dari traktus genital dan traktus urinarius. Pada traktus
urinarius terjadi karena dilatasi pelvis renal dan ureter, hal ini terjadi setelah
kehamilan 20 minggu dan lebih sering terjadi pada sisi kanan (85,7%)
dibanding sebelah kiri (10%). Hal ini terjadi karena colon sigmoid berada di
sebelah kiri dan adanya kecenderungan uterus untuk mengadakan
dekstrorotasi dan kecenderungan secara anatomi bahwa ureter kanan rentan
terhadap dilatasi. Dilatasi tersebut terjadi karena adanya hormon progesteron
yang meningkat disamping efek penekanan dari uterus yang membesar karena
hamil. Selain itu, vesika urinaria terdesak ke anterior dan superior seiring
dengan makin bertambahnya uterus dan cenderung lebih terletak pada rongga
abdominal daripada di rongga pelvis. Pelebaran juga terjadi pada daerah basal
sehingga kapasitas urin akan meningkat tetapi daya pengosongan akan
menurun karena terjadi kelemahan pada otot-otot detrusor kandung kemih
akibat aktifitas progesteron. Tonus otot detrusor berkurang yang
menyebabkan pelebaran pada kandung kemih dan mengakibatkan sisa urin
meningkat sehingga bakteri mudah terjadi.
D. Patofisiologi Persalinan Preterm
a. Persalinan Preterm et causa Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Retensi
Urin
Persalinan preterm dapat disebabkan karena infeksi saluran kemih yang
mengakibatkan inflamasi sehingga terjadi membran plasenta pecah, penipisan
serviks, dan kontraksi uterus.

Apabila terjadi infeksi bakteri maka akan dihasilkan produk-produk


bakteri seperti fosfolipase A2 (PLA2), endotoksin, dan kolagenase, selain itu
terjadi peningkatan produksi lipoksigenase, sikloksigenase, dan sitokin (IL-1,
IL-6, IL-8, dan TNF). Peningkatan PLA2 akan melepaskan asam arkhidonat
yang dipakai untuk mensintesis COX-1 dan COX-2 pada jalur sintesis
prostaglandin. Hal ini diakibatkan karena makrofag yang berada pada
permukaan plasenta dan membran amnion akan mensintesis prostaglandin,
enzim protease, dan kolagenase yang menyebabkan penipisan pada serviks
dan kontraksi otot miometrium sehingga menginduksi persalinan preterm.
Infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi pada wanita dapat melalui
beberapa mekanisme, yaitu melalui aliran darah yang berasal dari usus halus
atau organ lain ke bagian saluran kemih. Penyebaran melalui saluran getah
bening berasal dari usus besar ke kandung kemih atau ke ginjal, dan secara
ascendens yaitu migrasi mikroorganisme melalui saluran kemih (uretra,
vesika urinaria, ureter lalu ke ginjal).
Ketiga mekanisme tersebut yang paling sering terjadi adalah
mekanisme secara ascendens karena uretra wanita yang pendek dan
mudahnya kontaminasi yang berasal dari vagina dan rectum.
Pengaruh hormon progesteron terhadap tonus dan aktivitas otot-otot
dan obstruksi mekanik oleh pembesaran uterus dalam kehamilan merupakan
faktor predisposisi meningkatkan kapasitas vesika urinaria dan terdapatnya
sisa urin setelah berkemih pada ibu hamil. Perubahan pH urin disebabkan
karena meningkatnya ekskresi bikarbonat memberikan kesempatan lebih
besar untuk bakteri berkembang dan tumbuh.
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dibagi menjadi tiga, yaitu pada infeksi saluran kemih dapat
terjadi rasa nyeri seperti terbakar pada saat buang air kecil, keluar darah atau lendir
dalam urin, kram atau nyeri di perut bagian bawah, dispareuni, sakit punggung,
demam, mual, dan muntah apabila bakteri menyebar melalui ginjal.
Manifestasi klinis yang kedua apabila partus prematurus imminens terjadi
ialah ketika pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu terjadi nyeri di pinggang
belakang, rasa tertekan pada perut bagian bawah, terdapat kontraksi ireguler sejak
sekitar 24 – 48 jam, presentasi janin rendah sampai spina ischiadica, terdapat cairan
vagina yang bertambah serta lendir darah, dan selaput ketuban pecah.
Mekanisme yang ketiga adalah retensi urin dapat menyebabkan gangguan
berkemih seperti hesitansi atau menunggu untuk memulai kencing, kesulitan
mengeluarkan urin, pancaran lemah, mengedan saat berkemih, dan merasa tidak puas
saat berkemih.
G. Diagnosis
Diagnosis pada partus prematurus imminens adalah ditemukan kontraksi
uterus (> 4/20 menit atau > 8/jam) dengan USG Transvaginal ditemukan panjang
cervical length < 20 mm atau positif fetal fibronectin (FFN) dan USG Transvaginal
ditemukan panjang cervical length 20—29 mm pada usia kehamilan 20 sampai
dengan 36+6 atau 7 minggu.
Diagnosis ISK menggunakan gold standard, yaitu dengan mendeteksi
patogen dengan adanya gejala klinis. Tes urin merupakan uji diagnostik yang penting
juga dalam mendeteksi infeksi saluran kemih dengan pemeriksaan paling ideal untuk
deteksi adanya ISK adalah kultur urin. Diagnosis pada tes urin ini ditentukan colony
forming unit (CFU). Pada ISK asimptomatik, nilai ambang batasnya adalah 10 5
CFU/mL dan 103 CFU/mL pada ISK simptomatik. Sampel yang digunakan untuk
mendiagnosis adalah pancaran urin tengah supaya menghindari kontaminasi
mikroorganisme lainnya, selain itu urin diambil pada pagi hari dan diambil dari urin
pertama yang keluar. Apabila ibu tidak berkemih di pagi hari, ibu diminta untuk
menahan urin 2 jam sebelum tes dilakukan.
Diagnosis retensi urin hanya dapat ditegakkan dengan menggunakan kateter
dan ultrasonografi.
H. Penatalaksanaan
Tatalaksana pada partus prematurus imminens berdasarkan ACOG adalah
memberikan kortikosteroid pada wanita dengan usia kehamilan 24—34 minggu
dengan resiko persalinan dalam 7 hari, MgSO4 dapat menurunkan resiko palsi
serebral dan derajat keparahan pada bayi ketika dilahirkan sebelum usia 32 minggu,
tokolitik lini pertama dengan penatalaksanaan beta adrenergic, CCB, NSAID untuk
pemanjangan kehamilan hinggu 48 jam kemudian, pada wanita dengan ruptur
membran atau kehamilan multipel yang beresiko akan lahir dalam 7 hari dapat
diberikan kortikosteroid dosis tunggal.
Tatalaksana pada infeksi saluran kemih (ISK) yaitu menggunakan antibiotik.
Jenis antibiotik yang sering digunakan dalam penatalaksanaan infeksi saluran kemih
adalah cefixim. Cefixim merupakan obat golongan sefalosporin yang berspektrum
luas dan banyak digunakan dalam penanganan infeksi saluran kemih. Cefixime
memberikan efek bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Selain
itu, cefixime juga memiliki aktivitas melawan organisme gram negatif dan gram
positif dalam spektrum luas.
Manajemen yang dilakukan pada retensi urin tergantung dari masalah
kasusnya, pada obsteteri atau ginekologi. Pada kasus ginekologi, manajemen yang
diambil adalah penatalaksanaan nyeri, pemasangan kateter 24 jam pasca operasi,
kemudian diukur urin sisa 6 jam setelah kateter dilepas. Pemberian prostaglandin
juga diberikan pada manajemen retensi urin. Katerisasi sesuai sisa urin, pada urin
sisa < 500 mL: kateter intermitten (tiap 4 jam selama 24 jam) kecuali dapat berkemih
spontan, pada urin sisa 500 – 1.000 mL: kateter 1x24 jam dan kateter intermiten,
pada urin sisa 1.000—2.000 mL: katerisasi 2x24 jam dan kateter intermitten (tiap 4
jam selama 24 jam) kecuali dapat berkemih spontan, dan pada urin sisa > 2.000 mL:
katerisasi 3x24 jam serta buka tutup kateter per 6 jam selama 24 jam kecuali dapat
berkemih spontan. Apabila pada urin sisa lebih dari 2.000 mL dan retensi urin
menetap selama satu minggu, pertimbangkan kateter silikon untuk mengurangi resiko
infeksi.
Selain itu, manajemen retensi urin juga melibatkan: urinalisis, banyak minum
minimal 3 L/hari, antibiotik sesuai kultur, dan pemberian prostaglandin. Kateter
dipasang sesuai gejala yang timbul, yaitu gejala pada tanda-tanda retensi urin. Obat-
obatan pada retensi urin melibatkan obat yang meningkatkan kontraksi vesika
urinaria dan menurunkan resistensi uretra. Obat-obatan tersebut bekerja pada:
parasimpatis yang bersifat kolinergik, asetilkolin bekerja di end organ sehingga
menghasilkan efek muskarinik (betanekhol, karbakhol, metakholin), Obat simpatis
(fenoksibenzamin), dan obat yang memengaruhi kerja otot detrusor (Prostaglandin
E2).

I. Pencegahan
Pencegahan untuk kejadian infeksi saluran kemih yang dapat mengakibatkan
persalinan preterm dapat diberikan antibiotik profilaksis. Pemberian antibiotik secara
terus-menerus hanya dianjurkan pada ibu hamil yang sebelum hamil memiliki
riwayat infeksi saluran kemih (ISK) berulang, atau ibu hamil dengan riwayat infeksi
saluran kemih (ISK) sebelumnya.
Antibiotik pascasenggama juga diberikan pada ibu hamil dengan riwayat ISK
terkait hubungan seksual. Pada kondisi ini, ibu hamil dianjurkan meminum antibiotik
setelah melakukan hubungan seksual.
Pada retensi urin, pemeriksaan USG atau kateter dapat mengidentifikasi
retensi urin pasca persalinan secara dini. Pengukuran volume urin residu
menggunakan USG cukup akurat dan dapat digunakan sebagai panduan perlunya
katerisasi transuretral. Selain itu, edukasi katerisasi intermiten berkesinambungan
pada wanita pasca-persalinan hingga residu urin kurang dari 150 mL. Pada wanita
dengan gejala tidak bisa berkemih selama 6 jam setelah persalinan, evaluasi
menggunakan USG volume kandung kemih atau katerisasi.
BAB IV.

PEMBAHASAN

Teori Kasus
Gejala yang timbul pada pasien dengan Pasien merasakan nyeri pada bagian
retensi urin adalah tidak dapat berkemih abdomen dan tidak bisa buang air kecil
selama 6 jam pascapersalinan dan gejala pada (BAK).
infeksi kemih adalah nyeri ketika buang air
kecil (BAK).

Teori Kasus
Infeksi saluran kemih (ISK) dapat Ditemukan fluor albus berwarna putih dan
menyebabkan partus prematurus imminens berbau amis serta gejala klinis seperti nyeri
karena mekanisme infeksi pada vagina yang pada perut dan tidak bisa berkemih serta
menyempatkan bakteri bermigrasi secara lahirnya konsepsi pada usia kehamilan 16+2
ascendens melalui uretra wanita yang pendek minggu.
ke area atas (uterus) sehingga produksi-
produksi dari bakteri dapat membuat
kontraksi uterus, penipisan serviks, dan
membran plasenta pecah. ISK dapat didasari
dengan berawalnya retensi urin yang
membuat peluang bakteri berkembang lebih
besar.

Teori Kasus
Tatalaksana yang diberikan pada kasus Pasien diberikan pengobatan Cefixim 2x100
infeksi saluran kemih (ISK) adalah cefixim mg dan DC terpasang.
karena aktivitas bakterisidal untuk
menghambat pembentukan dinding sel pada
bakteri dan juga sifatnya yang
broadspectrum untuk melawan pertumbuhan
bakteri gram negatif dan positif.

Tatalaksana untuk retensi urin dipasang


Dauer Catheter (DC) tergantung urin residu
yang tersisa pada kandung kemih.
BAB V.

REFERENSI

1. Djusad, Suskhan. Manajemen Retensio Urin Pasca Persalinan Pervaginam. 1 Apr.


2020, journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/viewFile/11690/pdf.

2. HUBUNGAN ANTARA VAGINOSIS BAKTERIAL DAN PERSALINAN PRETERM.


jurnal.ugm.ac.id/jkr/article/download/12637/9094.

3. Jannah, Miftahul. HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL


TERHADAP ... repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25998/1/Miftahul
%20Jannah-fkik.pdf.

4. Masteryanto, Henky Mohammad, et al. Infeksi Saluran Kemih Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya ... Aug. 2015, e-journal.unair.ac.id/MOG/article/download/2093/1537.

5. Medika, Jurnal. “Retensio Urine Post Partum.” Jurnal Medika, 10 July 2020,
www.jurnalmedika.com/blog/124-Retensio-Urine-Post-Partum.

6. Muhartono, Rani Purnamasari. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) Dan
Faktor ... 2018,
juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/2062/2030.

7. Surya, Raymond, and Sri Pudyastuti. Persalinan Preterm. 2019,


www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/533/318.

8. V 3 3 201 188193 PERBANDINGAN KEJADIAN RETENSI URIN ANTARA ...


journal.ugm.ac.id/jkr/article/download/36185/21145.

Anda mungkin juga menyukai