LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. TS
Umur
: 30 tahun
Alamat
: Simpang Dam Muka
Kuning
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Suku
: Jawa
Nama Suami
: Tn. SH
Umur
: 34 tahun
Pekerjaan suami : Swasta
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
RIWAYAT OBSTETRI:
1. , berat 2900 gram, persalinan
normal di bidan tahun 2010.
2. Hamil ini
KETERANGAN TAMBAHAN:
Riwayat Marital:
Menikah, 24 th, IRT
, 28 th, Wiraswasta
Menikah pada tahun 2008
Riwayat kontrasepsi:
KB Pil pada tahun 2008, berhenti
tahun 2009. KB suntik 3 bulan tahun
2011, berhenti tahun 2013.
Riwayat ANC:
Memeriksakan kehamilan di bidan
sudah 4 kali (usia kehamilan 1, 3, 5,
dan 7 bulan). USG tanggal 27
Oktober 2014, hasil janin letak
lintang, terlilit tali pusat, dan ketuban
sudah berkurang.
STATUS PRESENT
Status Generalis:
KU : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital:
T: 120/70 mmHg
N: 82x/menit
R: 20x menit
S : 36,4 oC
Pemeriksaan Fisik:
Kepala
:
:
Sonor, Rh -/-, Wh -/: BJ S1-S2 murni
reguler
Cembung, lembut , pekak samping (-), pekak
pindah (-)
Hepar
: sulit dinilai
Lien
: sulit dinilai
Ekstremitas : Edema -/Varises
: -/Akral
: hangat
STATUS OBSTETRIKUS
Pemeriksaan Luar
Leopold I : Punggung, TFU 27 cm, TBJ 2,325
gram
Leopold II: Kepala (kanan)
Leopold III : Presentasi Ekstremitas
Leopold IV : Belum masuk PAP
(convergen)
DJJ
: 152x/menit,reguler
His/10 mnt: 2x/10/L
Pemeriksaan Dalam
Vagina touche
V/U
: Tenang
Pembukaan : 1 cm
Portio
: tebal dan lunak
Letak
: tengah
Persentasi
: sulit dinilai
Inspekulo
: Tidak dilakukan
Ketuban (-), lendir darah pada sarung tangan
(+)
LABORATORIUM
Darah Lengkap (Pre Operasi)
Hb : 13,3
Ht
: 38%
Leukosit : 8200/ul
Eritrosit : 4,1 juta/ul
Trombosit : 227 ribu/ul
BT
: 2'
CT : 9'
HIV
: Negatif
HbSAg : Negatif
Urinalisa
: DBN
DIAGNOSIS KERJA
Letak Lintang Kehamilan
Serotinus (42 43 minggu)
dengan oligohidramnion
RENCANA TINDAKAN
Sectio Caesarea
Informed Consent kepada suami
untuk dilakukan tindakan SC
RENCANA PENGELOLAAN
Umum:
IVFD RL 20 gtt/menit
Observasi Vital Sign dan DJJ
Khusus:
Inj.Ceftriaxone/12 jam selama 2
hari
Inj.Gentamicin/12 jam selama 2
hari
Inj.Ketorolac/12 jam selama 2
hari
Infus Metronidazole 500mg/24
jam
selama 2 hari
Ciprofloxacin 2x1 tab selama 5
hari
Metronidazol 3x1 tab selama 3
hari
Asam Mefenamat tab 3x1 tab
Kesadaran : CM
N : 82x/i
S : 36,4 oC
Pemeriksaan Luar
P/ -
Mulai operasi SC
Pkl. 10.00 WIB
Tangga
Follow up Post SC
29 Okt
2014
Ruang
Nifas
Post
Operas
i SC
Tangga
Follow up Post SC
30 Okt
2014
Ruang
Nifas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Serotinus
Kehamilan postterm,
disebut juga kehamilan
serotinus, adalah :
kehamilan yang
berlangsung sampai 42
minggu (294 hari) atau
lebih, dihitung dari hari
pertama haid hari
terakhir menurut rumus
Naegele dengan siklus
haid rata-rata 28 hari .
Etiologi
Secara umum teori-teori
menyatakan serotinus
terjadi karena adanya
gangguan terhadap
timbulnya persalinan.
Menjelang persalinan
terjadi penurunan hormon
progesteron, peningkatan
oksitosin serta
peningkatan reseptor
oksitosin, tetapi yang
paling menentukan
adalah terjadinya
produksi prostaglandin
yang menyebabkan his
adekuat.
Secara
Diagnosa
Untuk menegakkan diagnosis Serotinus, perlu dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan yang teliti, dapat dilakukan
saat antenatal maupun postnatal. Anamnesis dan
pemeriksaan yang perlu dilakukan dalam menegakkan
diagnosis serotinus antara lain:
1. Riwayat haid
2. Denyut jantung janin
3. Gerakan janin
4. Pemeriksaan ultrasonografi
5. Pemeriksaan radiologi
6. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ultrasonografi dapat
digunakan sebagai gold standar dalam
membantu menentukan UK.
Penatalaksanaan
Terdapat dua pendapat dalam
pengelolaan serotinus yaitu:
1. Pengelolaan
ekspektatif/konservatif/pasif
2. Pengelolaan aktif
Komplikasi
1. Anak besar dapat menyebabkan
disproporsi sefalopelvik.
2. Oligohidramnion dapat
menyebabkan kompresi tali pusat,
gawat janinsampai bayi meninggal.
3. Keluarnya mekoneum yang dapat
menyebabkan aspirasi mekonium.
Etiologi
1. Dinding abdomen teregang
secara berlebihan disebabkan
oleh kehamilan multiparitas pada
ibu hamil dengan paritas 4 atau
lebih terjadi insiden hampir
sepuluh kali lipat dibanding ibu
hamil nullipara.
2. Janin prematur, pada janin
prematur letak janin belum
menetap, perputaran janin
sehingga menyebabkan letak
memanjang
3. Placenta previa
4. Abnormalitas uterus,
5. Panggul sempit, bentuk panggul
yang sempit mengakibatkan
bagian presentasi tidak dapat
masuk kedalam panggul
(engagement) sehingga dapat
mengakibatkan sumbu panjang
janin menjauhi sumbu jalan lahir.
Diagnosis
1. Abdomen biasanya melebar kearah samping
dan fundus uteri melebar di atas umbilikus
2. Pemeriksaan abdomen dengan palpasi
perasat leopold mendapatkan hasil :
Leopold 1 fundus uteri tidak ditemukan bagian
janin
Leopold II teraba balotemen kepala pada salah
satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang
lain
Leopold III dan IV tidak ditemukan bagian janin,
kecuali pada saat persalinan berlangsung
dengan baik dapat teraba bahu didalam rongga
panggul.
3. Pada pemeriksaan dalam teraba bagian yang
bergerigi yaitu tulang rusuk pada dada janin
diatas pintu atas panggul pada awal persalinan.
Pada persalinan lebih lanjut teraba klavikula.
posisi aksilla menunjukkan kemana arah bahu
janin menghadap tubuh ibu. Bila persalinan terus
berlanjut bahu janin akan masuk rongga panggul
dan salah satu lengan sering menumbun (lahir
terlebih dahulu) kedalam vagina dan vulva