JURUSAN KIMIA
Jl. Udayana No. 11 Singaraja
TEST IV
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
1. Coba jelaskan secara singkat argumentasi para pemikir positivisme logis! Berikan contoh
secukupnya!
Jawaban :
Para pemikir positivisme logis berpendapat bahwa tugas terpenting dari filsafat
adalah untuk merumuskan semacam kriteria penentuan untuk membedakan antara pernyataan
yang memadai dan pernyataan tidak memadai. Mereka ingin merumuskan semacam aturan-
aturan korespondensi, di mana observasi langsung untuk menguji suatu pernyataan dapat
langsung dilakukan. Mereka juga ingin menjernihkan konsep-konsep abstrak yang digunakan
di dalam fisika, seperti konsep massa dan konsep energi, sehingga dapat sungguh diamati secara
inderawi. Salah satu kriteria yang dirumuskan oleh mereka adalah verifikasi, yakni suatu
pernyataan yang memadai adalah pernyataan yang dapat diverifikasi secara empiris. Jika suatu
pernyataan tidak dapat diverifikasi, pernyataan itu tidaklah memadai, dan tidak berguna.
Contohnya :
Jika kita berkata bahwa warna sepatu itu merah, ketika orang lain melihat sepatu
itu, mereka juga akan menemukan bahwa sepatu itu berwarna merah.
2. Bagaimanakah kritik yang paling tajam terhadap argumentasi para pemikir positivisme logis
tersebut?
Jawaban :
Karl Popper, dengan teorinya, bersikap kritis terhadap tesis-tesis dasar positivisme
logis, serta menunjukkan pentingnya perannya proses falsifikasi di dalam perumusan dan
perubahan suatu teori. Ada beberapa pendapat, seperti yang dirumuskan oleh Thomas Kuhn,
yang melihat bahwa teori-teori ilmu pengetahuan selalu sudah berada di dalam sebuah
pandangan dunia tertentu. Oleh sebab itu, perubahan radikal di dalam ilmu pengetahuan hanya
dapat terjadi, jika seluruh pandangan dunia yang ada ternyata sudah tidak lagi memadai, dan
digantikan oleh yang lain.
Popper, pada bukunya yang berjudul The Logic of Scientific Discovery (1934),
berpendapat bahwa kita tidak dapat membuktikan bahwa suatu teori ilmu pengetahuan itu benar
hanya dengan menambahkan bukti-bukti empiris yang baru. Sebaliknya, jika suatu bukti telah
berhasil menunjukkan kesalahan suatu teori, hal itu sudahlah cukup untuk menunjukkan bahwa
teori tersebut tidak tepat.
3. Coba jelaskan secara ringkas dan lugas teori falsifikasi yang dirumuskan Popper!
Jawaban :
Popper banyak menulis tentang filsafat politik maupun filsafat ilmu. Teorinya
tentang falsifikasi, yang walaupun ditujukan dalam bidang analisis filsafat ilmu, memiliki
implikasi yang sangat luas. Pada dekade 1920-an, pada pemikir positivisme logis, seperti sudah
disinggung sebelumnya, berpendapat bahwa suatu pernyataan hanya bermakna, jika pernyataan
tersebut dapat diverifikasi dengan data inderawi. Dengan kata lain, jika suatu pernyataan tidak
dapat dibuktikan secara inderawi, pernyataan itu tidaklah bermakna. Akan tetapi, mereka juga
memberikan pengecualian bagi pernyataan matematis ataupun pernyataan logika, di mana
makna dari suatu pernyataan sudah terkandung di dalam definisi dari pernyataan yang
digunakan.
Popper mengkritik bahwa semua sensasi inderawi yang datang pada seseorang
selalu sudah melibatkan penafsiran orang tersebut, sehingga kemungkinan adanya perbedaan
penafsiran juga sudah selalu terbuka. Variasi penafsiran tersebut sangat tergantung dari
pengandaian-pengandaian ilmuwan yang sedang melakukan penelitian. Dengan demikian,
argumentasi yang didapatkan dari metode induksi tentunya tidak akan pernah dapat mencapai
kepastian absolut.