Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASE LEARNING


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
BOLAANG

OLEH:

CINDY PRISILIA MAKASAMBI

18 507 043

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, definisi


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakan bangsa dan negara.

Pendidikan ini mempunyai peran yang sangat penting bagi bangsa


untuk meningkatkan ekonomi, kualitas sumber daya manusia, kecerdasan
bangsa dan kesejahteraan umum. Dalam meningkatkan mutu pendidikan
siswa dan guru harus memperhatikan unsur-unsur penting salah satunya
adalah model pembelajaran. Oleh karena itu setiap proses pembelajaran baik
dari guru, siswa, maupun model pembelajaran yang digunakan harus
diperhatikan agar mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu
untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pada masa pandemi seperti ini proses pendidikan mengalami


berbagai perubahan, diantaranya adalah proses pembelajaran dilakukan secara
daring hal ini menyebabkan perubahan pada proses pembelajaran terlebih
khusus pada pembelajaran biologi didalamnya adalah materi Plantae.

Tumbuhan adalah organisme eukariotik multiselulr yang tergolong ke


dalam kerajaan Plantae. Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup
yang terdapat di alam semesta. Selain itu adalah makhluk hidup yang
memiliki daun, batang dan akar sehingga mampu menghasilkan makanan
sendiri dengan menggunakan klorofil untuk menjalani fotosintesis. Bahan
makanan yang dihasilkannya tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan makanan saja yang
dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat menghasilkan oksigen dan

1
mengubah karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia dan hewan menjadi
oksigen yang dapat digunkan oleh makhluk hidup lain (Ferdinand, 2009).

Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa lebih paham


dan juga mandiri dalam proses pembelajaran di masa pandemi adalah
pembelajaran yang menggunakan model Project-Base Learning (PjBL).
Karena dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan proyek yang bisa
dikerjakan dari rumah masing-masing, dalam jangka waktu tertentu. Sehingga
dalam proyek tersebut membuat siswa menciptakan produk dan siswa
tersebut dapat mempresentasikan hasilnya.

Menurut Afriana (2015) Pembelajaran berbasis proyek merupakan


model pempelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Pengalaman belajar
peserta didik maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan
dalam proses pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran ini memungkinkan
siswa untuk dapat memahami materi dan berpen aktif karena siswa dituntut
untuk menyelesaikan proyek pembelajaran yang bermanfaat untuk
menyelesaikan permasalahan pendidikan dimasa pandemi. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara di SMA Negeri 1 Bolaang di masa pandemi ini
segala aktifitas belajar mengajar mengalami berbagai perubahan diantaranya
pembelajaran biologi pada pokok bahasan plantae hanya diajarkan melalui
Daring (dalam jaringan) karena pihak Depdiknas (pemerintah) belum
mengajarkan belajar luring (luar jaringan) dilaksanakan dari rumah masing-
masing dengan menggunakan media pembelaran daring seperta whatsApp,
Classroom, Zoom Meeting, maupun Google Meet namun umumnya
pengumpulan tugas hanya melalui media WhatsApp, ada juga siswa yang
melaksanakan pembelajaran lewat zoom dengan metode ceramah yang
membuat siswa kurang tertarik untuk belajar dan siswa cenderung tidak
antusias dan lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru.
Kurangnya ketertarikan siswa pada proses pembelajaran, karena materi sulit
dimengerti dan kurang menarik akibatnya siswa jadi bosan pada pembelajaran
tersebut. Sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kendala juga
dalam pembelajaran daring ini adalah sebagian guru tidak menguasai IT

2
sehingga menimbulkan kendala-kendala pada proses pembelajaran. Dalam
pandemi ini pun guru harus mempunyai cara pendekatan atau model
pembelajaran yang berbeda baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan,
maupun evaluasi yang digunakan, dari model pembelajaran PjBL ini siswa
akan lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa terlibat langsung pada
proses pembelajaran untuk membuat proyek khususnya dalam materi Plantae,
karena materi Planate secara tidak langsung berdampimgam dengan
kehidupan siswa dalam kesehariannya. Keragaman tumbuhan begitu banyak
dan proyek diharapkan mampu mempermudah siswa dalam membedakan
keragaman antara tumbuhan, selain itu juga diharapkan siswa dapat
memanfaatkan bmembedakan keragaman tumbuhan sebelumnya. Peserta
didik juga membutuhkan perhatian yang khusus terutama sarana prasarana
yang digunakan seperti hp dan kuota yang sering kali menjadi masalah pada
proses pembelajaran, maupun jaringan internet yang kurang memadai.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-
BASE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 BOLAANG”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka didefinisihkan beberapa


masalah sebagai berikut :

1. Materi sulit dimengerti akibatnya siswa jadi bosan pada pembelajaran


tersebut.
2. Siswa cenderung tidak antusias dan lebih cenderung menerima apa saja
yang disampaikan oleh guru.
3. Model pembelajaran Project-Base Learning merupakan model
pembelajaran yang menarik yang dapat dijadikan model pembelajaran
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

3
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh hasil belajar
siswa kelas X SMA Negeri 1 Bolaang materi Plantae menggunakan model
pembelajaran Project-Base Learning.

D. Perumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh dalam model pembelajaran Project-Base


Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi Plantae di kelas X SMA
Negeri 1 Bolaang?

E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan
untuk membahas pengaruh model pembelajaran Project-Base Learning
terhadap hasil belajar Plantae siswa kelas X SMA Negeri 1 Bolaang.
F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa, membuat siswa lebih paham dan aktif dalam proses
pembelajar materi Plantae pada masa pandemi serta membawah siswa
lebih kreatif dalam pembelajaran.
2. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif dimasa pandemi karena siswa dapat
belajar mandiri dari rumah.
3. Bagi peneliti, dapat meningkatkan penguasaan terhadap model
pembelajaran Project-Base Learning sehingga nantinya dapat diterapkan
ketika peneliti sudah menjadi guru dalam proses pembelajaran dan dapat
meningkatkan pemahan peneliti terhadap model tersebut.

4
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, baik


dalam pemikiran maupun sikap, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain
kemampuannya. Dari proses pembelajaran ini kita mengetahui hal-hal yang tidak
kita ketahui sebelumnya dan menjadi suatu bahan untuk menjadi kerangka acuan
dalam perubahan tingkah laku lebih baik lagi dari sebelumnya.

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keteampilan,


kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan
berkembang disebabkan oleh belajar (Fathurrohman, 2017) dan Whittaker (dalam
Anurrahman,2016) mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui lathan atau pengalaman.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu


proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tinkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dan lingkungan.

2. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh
seorang siswa yang telah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari
materi pembelajaran tertentu. Hasil belajar tersebut tidak mutlak hanya berupa
nilai saja, akan tetapi dapat berupa berubahan, penalaran, kedisiplinan,
keterampilan dan lain sebagainya yaitu perubahan yang menuju pada perubahan
yang positif.

5
Saptono (2003) Keberhasilan pendidikan di sekolah dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu ditentukan oleh beberapa aspek yang
secara langsung mempengaruhi proses belajar siswa, guru memegang peranan
penting dalam menyediakan fasilitas belajar bagi siswa, fasilitas ini dapat berupa
variasi pendekatan pembelajaran, penyediaan media pembelajaran yang kreatif,
serta yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian kesempatan kepada siswa
untuk melakukan pengamatan.
Proses pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila terjadi strukturisasi
perubahan dari aspek kongnitif, afektif dan psikomotoriksiswa. Perubahan ini
digunakan sebagai suatu indikasi terselenggaranya proses pembelajaran yang
baik dan tepat. Kualitas pembelajaran di kelas tersebut mempengaruhi hasil
belajar siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelumnya dilaksanakan
observasi awal agar di peroleh informasi hasil belajar siswa atau pencapaian
siswa dalam pembelajaran dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) .
Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan
pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Kemudian
disepekati dengan rentan angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria
yang ditentukan.

3. Model Pembelajaran Project-Base Learning

a. Pengertian Model PjBL


Good Man dkk (2010) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek
sebagai metode pengajaran yang didasarkan pada kegiatan belajar dan tugas-tugas
praktis. Kegiatan pembelajaran dan tugas praktis tersebut membawa tantangan
kepada siswa terkait dengan kehidupan sehari-hari dan perlu diselesaikan secara
kolektif.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebuah model pembelajaran


yang menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan
yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam
mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik tertentu.

6
Menurut Krajcik, dkk (2010) PjBL merupakan model pendekatan student-
centred yang mengajak siswa dalam kegiatan eksplorasi pertanyaan penting dan
bermakna terlebih dahulu sebuah rangkaian investigasi dan kerjasama.

Gawron (2016) Pembelajaran Berbasis Proyek sangat berbeda dari hanya


menugaskan proyek. Menugaskan sebuah proyek adalah penilaian sederhana.
PBL, bagaimanapun, adalah unit yang mencakup semua pelajaran, semua
eksplorasi, penelitian, dan penyampaian solusi yang coba disajikan oleh siswa.
Didorong oleh pertanyaan penting atau terpandu, unit PBL dapat berujung pada
sebuah "proyek" secara berurutan untuk menjadi sarana informasi yang disajikan,
tetapi hasil akhirnya bukanlah bukti dari belajar. Apa yang dicapai dalam
perjalanan itu, bagaimanapun, adalah. Ini tentang prosesnya, bukan proyek akhir.

Koh, Herring dkk (2010) membuat daftar empat langkah dalam


membangun pengetahuan: berbagi bahan; generasi ide; integrasi ide (penyusunan
dan pembenaran solusi awal); dan resolusi ide (menerapkan ide ke situasi baru).
Langkah-langkah ini dieksplorasi dalam penelitian ini saat beberapa kelompok
siswa bekerja dalam tim untuk menyelesaikan proyek mereka melalui VLC untuk
membangun pengetahuan.

David (2008) mencatat pentingnya dukungan sekolah yang kuat untuk


memfasilitasi proyek-lingkungan belajar berbasis bagi siswa. Ini bisa berarti
menciptakan lingkungan di mana kolaborasi antara siswa dan guru didorong. Dia
membantah bahwa, selain hanya menyediakan infrastruktur fisik untuk kolaborasi
semacam itu, administrasi sekolah juga harus sangat mau dan berkomitmen untuk
mengadopsi yang fleksibel kurikulum dan jadwal sekolah untuk memfasilitasi
interaksi dan kolaborasi tersebut. Dia lebih lanjut menyarankan bahwa mungkin
demonstrasi paling signifikan dari dukungan tersebut akan memasukkan hasil dari
pekerjaan proyek siswa sebagai sesuatu yang signifikan komponen dalam sistem
penilaian sekolah, yang akan membantu menentukan hasil dan perkembangan
nilai siswa.

7
Penelitian menunjukkan pengalaman serupa diantara siswa yang terlibat
dalam pekerjaan proyek ditingkat tersier. Misalnya, Thomas dan MacGregor
(2005) menemukan universitas itu siswa yang membentuk kelompok proyek
dengan anggota baru diluar lingkaran teman mengembangkan persahabatan baru
selama kolaborasi mereka. Seperti siswa di sekolah studi kasus, siswa di Thomas
dan MacGregor (2005) Study menggunakan platform online untuk terlibat dan
berinteraksi di antara mereka sendiri untuk dikerjakan proyek mereka, melengkapi
pertemuan tatap muka yang sulit untuk dipenuhi karena jadwal yang bentrok.
Demikian pula, siswa dalam penelitian ini merasa cukup menantang untuk
mengatur pertemuan tatap muka karena jadwal yang berbeda dan komitmen
anggota kelompok proyek mereka. Terutama bagi mereka kelompok yang
memiliki anggota di luar sekolah studi kasus. Dalam kasus tersebut, online
platform adalah saluran instrumental tidak hanya untuk mengembangkan
hubungan dekat dengan anggota tim, tetapi juga untuk komunikasi dan berbagi
ide, dan untuk berbagi sumber daya. Thomas dan MacG regor (2005) menemukan
bahwa interaksi pada platform virtual mungkin sinkron atau asinkron, dan
termasuk dalam tiga kategori; terkait tugas, sosio-emosional dan non-tugas
khusus.

Grant (2002) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek atau


pembelajaran berbasis proyek sebagai model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik untuk melakukan penelitian mendalam tentang topik peserta. Siswa
menggunakan metode berbasis penelitian untuk secara konstruktif memperdalam
pembelajaran mereka untuk memecahkan masalah yang substantif dan relevan.

Sementara itu, Made Wena (2009) menyampaikan bahwa model


pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
berpartisipasi dalam pengerjaan proyek. Pekerjaan proyek adalah suatu bentuk
pekerjaan yang menyelesaikan tugas-tugas kompleks berdasarkan masalah dan
masalah yang sangat menantang, dan membimbing siswa dalam merancang solusi
masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan penyelidikan, dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.

8
Menurut George Lucas Education Foundation (2005) Pembelajaran
berbasis proyek memberdayakan kurikulum dan didasarkan pada standar.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang
membutuhkan konten standar dalam kurikulum. Melalui pembelajaran berbasis
proyek, proses inkuiri dimulai dengan munculnya pertanyaan panduan dan
menginstruksikan siswa untuk berpartisipasi dalam proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai tema dalam proyek tersebut. Saat menjawab
pertanyaan secara langsung, siswa dapat melihat berbagai elemen utama dan
berbagai prinsip dalam mata pelajaran yang dipelajari (George Lucas Education
Foundation: 2005)

Pembelajaran berbasis proyek adalah pertanyaan proses yang dapat


dijawab oleh siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang mengharuskan guru dan/atau siswa merumuskan pertanyaan
panduan (pertanyaan brilink diapit tanda kurung). Karena setiap siswa memiliki
gaya belajar yang berbeda, pembelajaran berbasis proyek memberi siswa
kesempatan untuk mengeksplorasi konten atau materi dan melakukan eksperimen
kolaboratif dengan berbagai cara yang berarti bagi mereka. Hal ini memungkinkan
setiap siswa untuk akhirnya menjawab pertanyaan instruksional (George Lucas
Education Foundation, 2005)
Pembelajaran berbasis proyek Melalui tema komprehensif diseluruh
kursus, siswa dapat meneliti masalah dan topik untuk memecahkan masalah dunia
nyata. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang
menuntut siswa membangun jembatan penghubung berbagai topik. Melalui jalur
ini, mahasiswa dapat memiliki pemahaman pengetahuan yang komprehensif.
Pembelajaran berbasis proyek tidak hanya studi mendalam tentang topik dunia
nyata, tetapi juga akan sangat penting bagi perhatian dan upaya siswa (George
Lucas Education Foundation, 2005).
Pembelajaran berbasis proyek adalah metode yang digunakan untuk
abstrak dan intelektual untuk mengeksplorasi masalah yang kompleks.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang
menitikberatkan pada pemahaman. Siswa mengeksplorasi penilaian interpretatif
dan mensintesis informasi dengan cara yang bermakna. Langkah-langkah

9
pembelajaran dalam pembelajaran berbasis proyek yang dikembangkan oleh
George Lucas Education Foundation meliputi: Satu. Mulailah dengan pertanyaan
dasar Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan dasar, yaitu pertanyaan tentang
menugaskan siswa pada suatu kegiatan. Pilih topik yang sesuai dengan dunia
nyata, lalu lakukan penelitian mendalam. Guru mencoba membuat topik yang
diusulkan relevan dengan siswa (George Lucas Education Foundation: 2005)
Selama proyek selesai, guru bertanggung jawab untuk memantau aktivitas
siswa. Pantau setiap proses dengan memfasilitasi siswa. Dengan kata lain, guru
adalah pengajar kegiatan siswa. Untuk menyederhanakan proses pemantauan,
judul yang dapat mencatat semua kegiatan penting (George Lucas Education
Foundation, 2005)
Pengalaman evaluasi diakhir proses pembelajaran, guru dan siswa akan
melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang dilaksanakan. Proses
refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, siswa
dituntut untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama penyelesaian
proyek. Guru dan siswa berdiskusi guna meningkatkan kinerja dalam proses
pembelajaran, hingga akhirnya menemukan penemuan baru untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.

b. Kelebihan dan kekurangan Model PjBL

Model pembelajaran PjBL mampu meningkatkan kesulitan belajar


dibandingkan model yang lain dalam materi tertentu. Berikut adalah kelebihan
PjBL menurut (Kemendikbud, 2014) :

1) Increased motivation
Mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting dan
meningkatkan motivasi siswa. Siswa berusaha keras untuk belajar lebih
mendalam dan tekun bekerja serta mencari jawaban atas keingintahuan
dalam menyelesaikan proyek.
2) Increased Problem-solving ability
Siswa menjadi aktif memecahkan masalah yang kompleks
dilingkungan belajar PjBL. Siswa mempunyai pilihan untuk menyelidiki
topik-topik yang berkaitan dengan masalah dunia nyata, saling bertukar

10
pendapat antar kelompok yang membahas topik yang berbeda, serta
mempresentasikan proyek hasil diskusi mereka
3) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi
dunia nyata.
4) Meningkatkan kemampuan berpikir
Laporan yang di terapkan pada model PjBL tidak hanya
berdasarkan informasi yang dibaca saja, tetapi melibatkan siswa untuk
belajar mengembangkan masalah, mencari jawaban untuk mengumpulkan
informasi, berkolaborasi dan menerapkan pengetahuan yang dipahami
untuk menyeselasikan permasalahan dunia nyata.
5) Membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan

Selaian kelebihan PjBL yang telah dijelaskan sebelumnya, pelaksanaan PjBL juga
memiliki beberapa kekurangan, yaitu :

1) Membutuhkan biaya yang cukup banyak


2) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah
3) Banyak peralatan yang harus di sediakan
4) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kwsulitan.
5) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok
6) Ketika topik yang di berikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan.

Walaupun demikian, pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu


alternatif yang di tawarkan di masa pandemi dan di kurikulum 2013.

c. Sintaks Project-Base Learning


Tahapan Projec-Base Learning dkembangkan oleh dua ahli, The George
Lucas Education fondation. Sintaks PjBL yaitu :
 Fase 1: Penentuan pertanyaan mendasar, pembelajaran dimulai dengan
pertanyaan esensial yaitu pembelajaran yang dapat memberi penugasan
siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan tersebut disusun
dengan mengambil topik yang sesuai dengan realita dunia nyata dan

11
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun
hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa
untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu hendaknya bersifat
(divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dan terkait dengan kehidupan siswa.
 Fase 2: Menyusun perencanaan proyek, perencanaan ini dilakukan secara
kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa akan merasa
“memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan ini berisis tentang aturan
main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek. Proyek yang akan dikerjakan siswa
adalah membuat dua herbarium
 Fase 3: Menyusun jadwal. Guru dan siswa secara kolaborasi menyusun
jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini
antara lain :
1) Membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek.
2) Membuat waktu akhir penyelesaian proyek.
3) Membawa siswa agar merencanakan cara yang baru.
4) Membimbing siswa ketika mereka menggunakan cara yang tidak
berhubungan dengan proyek.
5) Meminta siswa untuk membuat pejelasan atau alasan tentang cara
pemilihan waktu.jadwal yang telah di sepakati harus disetujui
bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar
dan pengerjaan proyek di luar kelas.
 Fase 4: Memantau siswa dalam kemajuan proyek. Guru bertanggung
jawab untuk memantauu kegiatan siswa selama melaksanakan proyek.
Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses.
Dengan kata lain guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas siswa.
 Fase 5: Penilaian hasil. Penilaian dilakukan untuk membantu guru
mengatur ketercapaian standar kopetensi, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masing-masing siswa.

12
 Fase 6: Evaluasi pengalaman. Pada akhir proses pembelajaran, guru dan
siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Pada tahap ini siswa di minta untuk mengungkapkan perasaan
dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

4. Plantae
Kingdom plantae atau yang lebih dikenal dengan tumbuhan ialah salah
satu organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil
Keberadaan tumbuhan berbiji di bumi ini kurang lebih 170.000 jenis tumbuhan
lebih dari separuh jumlah kekayaan flora dunia yang ditaksir seluruhnya
berjumlah 300.000 jenis tumbuhan. Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang
bersifat dominan di bumi kita, tumbuhan biji adalah jenis tumbuhan yang paling
sempurna, baik alat tubuh maupun alat perkembangbiakannya. Tumbuhan biji
memiliki alat tubuh yang lengkap yang terdiri dari akar, batang dan dau. Tiap-tiap
alat tubuh tersebut mempunyai fungsi yang jelas, alat perkembangbiakannya
berupa bunga dan biji (Sofianty, 2019)
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang terdapat di alam
semesta. Selain itu adalah makhluk hidup yang memiliki daun, batang dan akar
sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan klorofil
untuk menjalani fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya tidak hanya
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan
makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat menghasilkan
oksigen dan mengubah karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia dan hewan
menjadi oksigen yang dapat digunkan oleh makhluk hidup lain (Fictor Ferdinand,
2009)
Regnum plantae merupakan organisme yang memiliki jumlah anggota
cukup banyak. Habitat tumbuhan hampir seluruhnya di daratan dan sebagian lagi
di perairan.(Rikky Firmansyah, 2009)
Tumbuhan merupakan organisme multiseluler, karena tubuh tumbuhan
tersusun oleh banyak sel, baik sel yang telah mengalami diferensiasi maupun
belum mengalaminya. (Subardi 2009). Tumbuhan merupakan makhluk hidup
yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini bersifat eukariot,

13
multiseluler, mengandung klorofil, dapat melakukan fotosintesis, memiliki alat
reproduksi multiseluler, dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual, ada
pergantian generasi, serta dinding selnya tersusun dari selulosa. Biasanya hidup di
daratan dan berfungsi sebagai sumber utama bagi atmosfer bumi. (Sulistyorini,
Ari. 2009)
Kingdom plantae merupakan organisme multiseluler atau terdiri dari
banyak sel. Selain itu kingdom plantae merupakan organisme eukariot. (Fictor
Ferdinand, 2009)
Semua organisme dalam regnum plantae atau tumbuhan selnya bersifat
eukariotik multiseluler yang mempunyai ciri khusus yaitu bersifat fotoautotrof,
tumbuh secara tak terbatas, selnya mempunyai dinding yang kaku terbuat dari
selulosa, tidak mempunyai gerak aktif, tidak mempunyai sistem saraf dan indra,
serta menunjukan pergantian generasi antara haploid dan diploid dalam daur
hidupnya. (Herni Budiarti, 2009)

5. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran ini dipengaruhi banyak faktor, baik dari siswa,
guru ataupun lingkungan sekitar. Dari faktor-faktor tersebut jika tidak berjalan
dengan baik maka akan menimbulkan berbagai berbagai permasalahan khususnya
dalam mata pelajaran biologi. Masalah yang timbul pada pandemi seperti ini
adalah siswa kurang tertarik untuk belajar dan siswa cenderung tidak antusias dan
lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, Kurangnya
ketertarikan siswa pada proses pembelajaran, karena materi sulit dimengerti dan
kurang menarik akibatnya siswa jadi bosan pada pembelajaran tersebut. Sehingga
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada materi biologi khususnya
plantae dan sebagian guru yang tidak menguasai IT yang menimbulkan kesulitan
saat proses pembelajaran.

Model pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran biologi


khususnya pada masa pandemi, model pembelajaran yang berbeda dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu model yang bisa diterapkan
adalah model Project-Base Learning (PjBL). Model Project-Base Learning
(PjBL) merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa karena berbasis

14
proyek untuk menghasilkan suatu produk. Tujuannya untuk membantu siswa
belajar secara mandiri dengan memanfaatkan Pembuatan suatu proyek yang
diunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Proses pembelajaran pada pandemi seperti ini siswa


kurang tertarik untuk belajar dan siswa cenderung
tidak antusias dan lebih cenderung menerima apa saja
yang disampaikan oleh guru, Kurangnya ketertarikan
siswa pada proses pembelajaran, karena materi sulit
dimengerti dan kurang menarik akibatnya siswa jadi
bosan pada pembelajaran tersebut.

Dengan Model Rendahnya Hasil


Pembelajaran Project- Belajar Siswa
Base Learning (PjBL)

Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa
Gambar 1.2 Kerangka Berpikir

6. Hipotesis Penelitan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan, maka dapat
ditulis hipotesisnya yaitu : Terdapat pengaruh penggunaan model Project-
Base Learning (PjBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi Plantae
kelas X MIA di SMA Negeri 1 Bolaang.

BAB III

15
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian


Jenis penelitian digunakan adalah penelitian eksperimen.
Menurut Syaiful dan Aswan (2006), penyajian eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, yang
bertujuan untuk mengetahui apakah sesuatu metode, prosedur, sistem,
proses, alat, dan bahan, serta model efektif dan efisian jika diterapkan
disuatu tempat.
Berdasarkan pengertian diatas adapun rancangan penelitian ini
adalah rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan
kelompok kontrol (The randomized pretest-posttest control group design)
dengan design sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Pretest-Posttest Control group

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test


K. Eksperimen (R) O1 X O2
K. Kontrol (R) O3 O4
Sumber: Sugiyono, (2012)
Keterangan :
R = kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas X yang
diambil secara acak (random sampling).
O1 = tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen.
O2 = tes akhir (post-test) pada kelompok eksperimen setelah diberi
pembelajaran menggunakan model Project-Base Learning
(PjBL)
O3 = tes awal (pre-test) pada kelas kontrol
X =perlakuan berupa pembelajarana dengan menggunakan model
Project-Base Learning (PjBL) pada kelompok eksperimen.
O4 = tes akhir (post-test) pada kelompok kontrol yang
diberikanpembelajaran dengan menggunakan model
konvensional yaitu metode ceramah.

Adapun tahap rancangan penelitian adalah sebagai berikut :

16
1. Melakukan observasi sekolah tempat diadakannya penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi dan masalah-masalah dalam
proses pembelajaran di sekolah
2. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
3. Menyusun perancangan pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
4. Menyusun instrumen penelitian berupa 10 soal objektif
5. Mengadakan pretes pada kedua kelas yaitu tes objektif yang dilakukan
sebelum menerapkan treatmen.
6. Mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan melakukan kelas
eksperimen dengan menggunakan metode Project-Base Learning
(PjBL) dan metode diskusi pada kelas kontrol.
7. Mengadakan posttes setelah melakukan treatmen pada siswa yang
dijadikan sampel yaitu tes objektif
8. Menganalisis hasis pretest dan posttest
9. Membuat Kesimpulan

B. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa
tes (soal) tertulis dalam bentuk objektif .
Sedangkan tektik pengumpulan data mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Observasi

Melaksanakan pengamatan secara langsung dilokasi yang akan


digunakan sebagai tempat penelitian dengan berkonsultasi langsung
dengan kepala sekolah serta guru mata pelajaran mengenai penelitian yang
akan dilaksanakan. Studi ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang permasalahan yang akan di teliti.

2. Pelaksnaan Eksperimen

17
a. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test sebelum
masuk dalam materi pembelajaran untuk melihat tingkat
penguasaan siswa pada materi yang akan diberikan.
b. Memberikan materi pembelajaran kepada kedua kelas. Pada kelas
kontrol materi diberikan dengan menggunakan metode
konvensional yaitu metode ceramah. Sedangkan pada kelas
eksperimen materi diberikan dengan menerapkan model
pembelajaran Project-Base Learning (PjBL)
c. Diakhir kegiatan pembelajaran, kelas kontrol dan kelas eksperimen
diberi post-test berupa tes objektif. Post-test ini bertujuan untuk
melihat tingkat hasil belajar siswa pada materi yang diberikan.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2021/2022. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
Bolaang.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini aada dua yaitu :
1) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas (X) yaitu : Model Pembelajaran Project-Base Learning
(PjBL)
2) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil Belajar

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas X MIA SMA Negeri
1 Bolaang yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 101 siswa.

2. Sampel

18
Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling.
kelas kemudian diambil secara acak dengan cara membuat undian untuk
menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

F. Teknik Analisis Data


1. Uji Prasyarat
a. Pengujian Normalitas Data
Statistik uji yang digunakan untuk pengujian kenormalan data
adalah statistik liliefors. Menurut sudjana (2005) langkah-langkah
pengujian normalitas yaitu sebagai berikut :
1). Hipotesis statistik
H0 : populasi berdistribusi normal
H1 : populasi tidak berdistribusi normal
2) taraf nyata (ꭤ) : 0,05 (5%)
3) wilayah kritis : kriteria pengujian : Tolak H0 jika l hitung > i tabel
Terima H0 jika l hitung < i tabel

Pengujian hipotesis nol


1) Data X1, X2, X3, ….,Xn dibuat dalam table kumulasi untuk
mempermudah hitungan, dan data di urutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar, dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,……,Zn dengan
menggunakan rumus :
xi−x
Zi=
s
2) Ambil harga L hitung tertinggi
3) Bandingkan L hitung dengan L table dari daftar nilai kritis T untuk uji
liliefors

b. Uji Homogenitas

19
Dilakukan untuk menguji variasi dari populasi homogen.
Menurut sudjana (2005) uji homogenitas di hitung dengan rumus :
varians terbesar
F=
varians terkecil
1
Kriteria pengujian adalah : terima σ 9 kedua varians/ragam sama)
2
Dengan taraf nyata α =0,05
1
Jika nilai F hitung ≥ F tabel = F = (db1, db2) maka tolak H0
2a
1
Jika nilai F hitung ¿ F tabel = F = (db1, db2) maka terima H0
2a
Langkah-langkah :
1) Mencari varians ( s2) masing-masing untuk kelas eksperimen dan kelas

n . ƩX 1−( ƩX 1 ) ❑2
dengan rumus: s2=¿
n( n−1)
2) Menghitung besarnya varians gabungan dengan rumus :

2 ( n1−1 ) S 22
Sp =
n 1+ n 2−2
c. Uji Hipotesis
Menguji hipotesis pada setiap kognitif dengan menggunakan uji t pada dua
kelompok. Dengan syarat bahwa data yang digunakan pada kedua kelompok
berdistribusi normal. Uji t pada hipotesis ini menggunakan rumus sebagai
berikut :
x 1−x 2
2 2
thitung = 1 1 , syarat σ 1 = σ 2
Sp
√ +
n1 n 2

dengan varian sampel :

2 ( n 1−1 ) S 21+ ( n1−1 ) S22


Sp =
n 1+n 2−2

(Wapole, 1990)

20
Keterangan :

x 1= rata –rata selisih nilai ke;as yang menggunakan model pembelajaran


Project
Based Learning (PjBL)

x 2= rata-rata selisih nilai dari kelas yang menggunakan penerapan model


pembelajaran konvensional
Sp2❑ = varian gabungan kedua skor
S❑
❑ = standard deviasi

Sp21 = varians skor kelas yang menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL)
Sp22 = varians skor kelas yang menggunakan model model pembelajaran
konvensional
n1 = banyak subjek kelas yang menggunakan peranan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL)
n2 = banyak subjek kelas yang menggunakan penerapan model pembelajaran
konvensional.
Kriteria hipotesis jika:

t hitung ≥ t tabel, berarti H1 diterima dan H0 ditolak

t hitung ≤ t tabel, berarti H0 diterima dan H1 ditolak

dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf signifikan α = 0,05

H0 : varians homogen (α 21 = α 22)

H1 : varians tidak homogen (α 21 ≠ a22 )

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman. 2008. Biologi Kelompok Pertanian. Grafindo Media Pratama.


Bandung

Anurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Ari Sulistyorini. 2009. Biologi. Jakarta : Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan


Nasional

David, J. 2008. What research says about project-based learning. Educational


Leadership
Fathurrohman Muhmmad. 2017. Belajar dan Pembelajaran Modern Konsep
Dasar, Inovasi dan Teori Pembelajaran. Yogyagkarta : Garuthawaca
Ferdinand, F Dan M. Ariwibowo. 2010. Praktis Belajar Biologi.
Erlangga. Jakarta

Ferdinand Fictor, 2009, Praktis Belajar Biologi, Visindo Media Persada, Jakarta

Ferdinand Fictor, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk kelas X SMA/MA.


Jakarta : Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional.

Gagne. R. M. 1977. The Conditions Of Learning. New York : Hold Rincehard and
Winston.

Gawron, H. W. 2016. Project Based Learning For Math and Science.


New York : Routledge

Gaston, K. 2004. Biodiversity On Introduction.Grapicraft Limited. UK.

Good Man and Stivers, 2010. Nurohman, Sabar. Pendekatan project based
learning sebagai upaya internalisasi
Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and
Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle School Computer
Technologies. Journal vol. 5.

Joseph and Charlene. 2018. Teaching Science in Elementary and Middle School

Joseph Charlene and Anne Chapman, 2016. Project-Based Learning for


Academically-Able Student. Netherlands : Sense Publisher.

Koh, Herring. & Hew, K. F. (2010). Project-based learning and


student knowledge construction during asynchronous online discussion.

22
Internet and Higher Education, 13(2010), 284–291

Kemendikbud. 2013. Pedoman kegiatan pendampingan Implementasi Kurikulum


2013 oleh Guru Inti. Jakarta: Pusbsag Tendik

Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk kelas X
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Made Wena, 2009. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu tinjauan


konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Purnawan,Yudi. 2007. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek.


http://www.yudipurnawan.wordpress.com

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung


Alfabeta

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.

Suzie Boss dan Jane Krauss, 2007. Reinventing Project-Based Learning


Washington : ISTE

Suice Boss dan Jane Krauss. Thinking Through Project-Based Learning


California : SAGE

Thomas, W. R., & MacGregor, S. K, 2005. Online project-based learning: How


collaborative strategies and problem-solving processes impact performance.
Journal of Interactive Learning Research, 16(1), 83–107.

The George Lucas Educational Foundation, 2005. Intructional Module Project


Based Learning.

23
LAMPIRAN

24
Silbus

Mata Pelajaran : Biologi


Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 BOLAANG
Kelas / Semester :X
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Kompetensi Materi Kegiatan


Indikator Penilaian
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi Plantae 3.8.1 Mengidentifikasi ciri-ciri  Mengamati, membandingkan  Tugas
untuk menggolongkan  Ciri-ciri umum plantae. morfologi struktur alat reproduksi laporan dari
tumbuhan ke dalam divisio umum plantae: 3.8.2 Membedakan tumbuhan serta cara reproduksi berbagai setiap
berdasarkan pengamatan dan tumbuhan lumut, paku dan biji
metagenesis tumbuhan serta
jenis tumbuhan di lingkungan kelompok
lumut, berdasarkan ciri-cirinya.
mengaitkan peranannya tumbuhan paku, sekitar dan mengelompokkannya  Pengamatan
dalam kelangsungan
3.8.3 Mengklasifikasi pada serta jenis tumbuhan di hutan
tumbuhan biji kinerja
kehidupan di bumi tumbuhan lumut, hujan tropis melalui berbagai
 Pemanfaat
an tumbuhan tumbuhan paku dan sumber
4.8 Menyajikan hasil pembuatan tumbuhan biji.  Membuat sketsa gambar
produk pemanfaatan 4.8.1 Melakukan analisis Morfologi dan Reproduksi Tiga
tumbuhan terhadap manfaat Kelompok Tumbuhan
tumbuhan bagi
 Membuat minyak dari jagung
perekonomian sosial

Mengetahui Tondano, juni 2021


Kepala sekolah Guru mata pelajaran

Nurmaningsih mokodompit, S.Pd Dra, Hartini Dumbela

26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Bolaang


Kelas : X MIA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Plantae
Pembelajaran ke- :1
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

 Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan pengamatan tentang plantae siswa dapat
menyimpulkan dan menggambarkan tentang ciri-ciri plantae.
2. Dapat membedakan tumbuhan lumut, paku dan berbiji
 Materi Pembelajaran
1) Divisi Plantae
 Model Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran Berbasis
Proyek.
 Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan  Guru menginformasikan kepada siswa 10 menit
untuk masuk ke aplikasi zoom meeting
 Mengucapkan salam dan berdoa.
 Guru mengabsensi siswa menggunakan
aplikasi google form
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru mengulas materi sebelumnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tentang pembelajaran
tumbuhan yang akan dilakukan yaitu
berbasis proyek, dan hal-hal yang akan
dilakukan siswa.
Kegiatan Inti Fase 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar 30 menit

Guru mengemukakan pertanyaan essensial


kepada siswa tentang Plantae.
Pertanyaan :
 Pengelompokan tanaman merupakan
unsur utama dalam menentukan jenis
tanaman. Bagaimana cara membedakan
antara divisi tumbuhan?Buktikan melalui
suatu produk !

27
Fase 2: Membuat Perncanaan.
 Guru mengorganisir siswa ke dalam
kelompok berdasarkan jarak tempat
tinggal mereka.
 Guru mengirimkan LKS diwhatsApp
grup dan menjelaskan LKS Proyek
yang akan siswa kerjakan secara
berkelompok
 Guru menuntun siswa dalam
menentukan proyek yang akan mereka
buat.
 Guru mengarahkan siswa jika
mengalami kesulitan.
 Guru meminta siswa untuk
mengirimkan hasil proyek yang sudah
siswa kerjakan melalui Aplikasi
youTube
Fase 3: Menyusun Jadwal.
 Guru meminta siswa untuk menyusun
jadwal dalam pelaksanaan proyek
 Guru meminta jadwal pelaksanaan
proyek yang sudah siswa buat,
memberikan masukkan dan
menanyakan kemungkinan kendala
yang akan mereka hadapi.
 Guru membimbing siswa selama
merancang jadwal penyusunan jadwal
proyek

Fase 4: Memonitor siswa dan kemajuan


Proyek
 Guru meminta laporan setiap
kelompok.
 Guru mempersilahkan kelompok
menanyakan hal-hal yang masih
membingungkan.
 Guru memonitoring dan memberi
arahan agar siswa dapat yakin dengan
proyeknya

Fase 5. Menilai hasil produk


 Guru meminta siswa mengirimkan link
vidio Youtube untuk melihat hasil
proyek kemudian mengirimkan
laporan LKS yang sudah mereka
kerjakan melalui Aplikasi WhatsApp

28
Grup
Fase 6. Mengevaluasi pengalaman belajar
 Guru merefleksikan kegiatan yang
sudah mereka lakukan tentang
pembelajaran berbasis proyek
 Guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya.
Penutup  Membuat rangkuman/kesimpulan 5 menit
pembelajaran
 Menyampaikan pembelajaran pada
pertemuan berikut
 Menutup pelajaran dengan doa dan
saran.

 Sumber/alat/bahan
1) Sumber
Buku Guru dan siswa
Internet dan sumber yang relevan
2) Alat
- Laptop
- Handphone
3) Bahan
- Lembar kerja siswa
 Penilaian
Tugas laporan dari setiap kelompok

29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Bolaang


Kelas : X MIA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Plantae
Pembelajaran ke- :2
Alokasi Waktu :2 X 45 Menit
 Tujuan Pembelajaran
1) Mengidentifikasi peran tumbuhan bagi kehidupan melalui pengamatan
sekitr
2) Memberi contoh produk pemanfaatan dari tumbuhan bagi kepentingan
makhluk hidup berdasarkan pengalaman atau penelusuran informasi
3) Merancang kegiatan pembuatan produk dari pemanfaatan tumbuhan
dengan percobaan
 Model Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran Berbasis
Proyek.
 Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu

Kegiatan Awal  Guru menginformasikan kepada siswa


untuk masuk ke aplikasi zoom meeting
 Mengucapkan salam dan berdoa.
 Guru mengabsensi siswa menggunakan 10 menit
aplikasi google form
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru mengulas materi sebelumnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tentang pembelajaran
tumbuhan yang akan dilakukan yaitu
berbasis proyek, dan hal-hal yang akan
dilakukan siswa.

30
Kegiatan inti
Fase 1. Penentuan Pertanyaan Mendasar

 Guru memberikan pertanyaan essensial


pada siswa tentang tumbuhan.
 Apakah permasalahan yang
terjadi disekeliling kita dapat di
atasi dengan pemanfaatan
tumbuhan?
 Produk apa saja yang dapat
kita buat dari pemanfaatan 30 menit
tumbuhan?
Fase 2. Membuat Perencanaan
 Guru mengirimkan LKS diwhatsApp
grup dan menjelaskan LKS Proyek
yang akan siswa kerjakan secara
berkelompok
 Guru memfasilitasi siswa dan
mengarahkan siswa jika mengalami
kesulitan.

Fase 3: Menyusun Jadwal.


 Guru meminta siswa untuk menyusun
jadwal dalam pelaksanaan proyek
 Guru meminta jadwal pelaksanaan
proyek yang sudah siswa buat,
memberikan masukkan dan
menanyakan kemungkinan kendala
yang akan mereka hadapi.
 Guru membimbing siswa selama
merancang jadwal penyusunan jadwal
proyek

Fase 4: Memonitor siswa dan kemajuan


Proyek
 Guru meminta laporan setiap
kelompok.
 Guru mempersilahkan kelompok
menanyakan hal-hal yang masih
membingungkan.
 Guru memonitoring dan memberi
arahan agar siswa dapat yakin dengan
proyeknya

Fase 5. Menilai hasil produk


 Guru meminta siswa mengirimkan link
vidio Youtube untuk melihat hasil

31
proyek kemudian mengirimkan
laporan LKS yang sudah mereka
kerjakan melalui Aplikasi WhatsApp
Grup
Fase 6. Mengevaluasi pengalaman belajar
 Guru merefleksikan kegiatan yang
sudah mereka lakukan tentang
pembelajaran berbasis proyek
Guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya.

Kegiatan Akhir  Memberikan kesempatan pada siswa


untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami 5 menit
 Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam

 Sumber/alat/bahan
4) Sumber
Buku Guru dan siswa
Internet dan sumber yang relevan
5) Alat
- Laptop
- Handphone
6) Bahan
- Lembar kerja siswa
 Penilaian
- Tugas laporan dari setiap kelompok
- Pengamatan kinerja

Penilaian Produk
Kegiatan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat
kurang
Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
Masalah yang dirumuskan
Merencanakan alokasi
waktu
Pengerjaan proyek
Menyusun rencana dan
desain
membuat proyek

32
Melaksanakan pekerjaan
sesuai tahapan yang
Direncanakan
Kesuaian proyek dengan
kriteria

Menarik dan unik

Memiliki nilai seni


Membantu mengatasi suatu
permasalahan
Menjelaskan keterkaitan proyek
dengan
pemanfaatan/materi tumbuhan
Merupakan hasil karya sendiri
Menjelaskan referensi yang
didapat dan digunakan unuk
menunjang proyek
Jumlah Skor Nilai = N = jumlah skor x 2

Tondano, Juni 2021

Guru mata pelajaran Mahasiswa

Dra. Hartini Dumbela Cindy Prisilia Makasambi

Mengetahui
Kepala Sekolah

Nurmaningsih Mokodompit, S.Pd

33
Judul Proyek : Membuat Sketsa gambar Morfologi dan Reproduksi
Tiga Kelompok Tumbuhan
A. Petunjuk kegiatan
1. Persiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan

34
2. Lakukan pembagian kerja
diantara teman sekelompokmu
3. Pelajari langkah kerja yang
akan di lakukan. Jika masih ada yang kurang dipahami bertanyalah
pada gurumu.
4. Bekerja samalah dengan baik.
Lakukan praktikum dengan hati-hati, disiplin dan bertanggung
jawab.
5. Selalu hati-hati dalam
penggunaan benda tajam (pisau, cutter, jarum pentul, atau tusuk
gigi dan bahan-bahan kimia.
B. Tujuan
Memudahkan untuk melihat setiap kelompok dengan bantuan gambar
C. Alat dan Bahan.
 Tumbuhan Lumut
 Tumbuhan Paku
 Tumbuhan Berbiji
 Kaca Pembesar
 Gelas Benda
 pensil
 krayon
D. Langkah Kerja
 Mengamati Tumbuhan Lumut Melalui Kaca Pembesar
1. Persiapkan semua alat dan bahan yang di butuhkan dalam
praktikum.
2. Letakan tumbuhan lumut pada gelas benda
3. Amati Tumbuhan Lumut Melalui Kaca Pembesar
4. Deskripsikan hasil pengamatan kelompok anda
5. Gambarlah bagian-bagian lumut tersebut
Presentasikan hasil produk.
Pertanyaan :

1. Jelaskan perbedaan metagenesis dari tumbuhan paku, lumut, dan


tumbuhan berbiji
2. Sebutkan ciri khas yang dimiliki setiap kelompok tumbuhan!
3. Sebutkan beberapa family disertai contohnya dari kelompok dikotil dan
monokotil! (minimal 5)
4. Sebutkan bagian kelas dan beri contohnya dari kelompok Lumut!
5. Sebutkan bagian kelas dan beri contohnya dari kelompok Paku!

35
Jadwal Kegiatan

No Rincian Hari, Tanggal Waktu


kegiatan

Monitoring

Kegiatan:

Tanggal,……………………. Paraf Guru Biologi,…………………………………

Kegiatan:

Tanggal,……………………. Paraf Guru Biologi,…………………………………

Kegiatan:

Tanggal,…………….………. Paraf Guru Biologi,…………………..………………

Kegiatan:

Hasil:
(Cantumkan proses, kendala, kelebihan dan kekurangan)
........................................................................................................
...............................

36
Evluasi dan Kesimpulan:

......................................................................................................................

......................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

....................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

37
PERTEMUAN KE 2
Judul Proyek : Membuat Minyak Jagung
A. Petunjuk kegiatan
1. Persiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan
2. Lakukan pembagian kerja di
antara teman sekelompokmu
3. Pelajari langkah kerja yang
akan dilakukan. Jika masih ada yang kurang dipahami bertanyalah
pada gurumu.
4. Bekerja samalah dengan baik.
Lakukan praktikum dengan hati-hati, disiplin dan bertanggung
jawab.
5. Selalu hati-hati dalam
penggunaan benda tajam (pisau, cutter, jarum pentul, atau tusuk
gigi dan bahan-bahan kimia.
E. Tujuan
Membuktikan bahwa dari biji jagung dapat menghasilkan minyak
F. Alat dan Bahan.
 Jagung
 Penggorengan
 Kompor
 Saringan
 Wadah
 Pengaduk
G. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Kupas bagian luar jagung dan cuci jagung sampai bersih
3. Pisahkan biji dari bongkol
4. Rebus biji jagung sampai didapatkan sari-sarinya
5. Pisahkan ampas dengan sari biji jagung
6. Sari biji jagung dididihkan sampai meninggalkan minyak
Pertanyaan :
1. Berikan contoh peranan tumbuhan Lumut bagi kehidupan makhluk
hidup!
2. Berikan contoh peranan tumbuhan Paku bagi kehidupan makhluk hidup!
3. Berikan contoh peranan tumbuhan Gymnospermae bagi kehidupan
makhluk hidup!
4. Berikan contoh peranan tumbuhan Angiospermae bagi kehidupan
makhluk hidup!
5. Sebutkan beberapa produk dari pemanfaatan tumbuhan (minimal 5)

38
6. Apa saja yang dapat kamu olah dari biji-bijian, bunga, buah, daun,
batang dan akar dari tumbuhan? Berikan contohnya! (minimal 5 setiap
masing-masing bagian)

Jadwal Kegiatan

No Rincian Hari, Tanggal Waktu


kegiatan

Monitoring

Kegiatan:

Tanggal,……………………. Paraf Guru Biologi,…………………………………

Kegiatan:

Tanggal,……………………. Paraf Guru Biologi,…………………………………

Kegiatan:

Tanggal,…………….………. Paraf Guru Biologi,…………………..………………

Hasil Proyek:
Kegiatan: 39
(Cantumkan proses, kendala, kelebihan dan kekurangan)
Gambarkan desain produk!
Eavluasi dan Kesimpulan:

......................................................................................................................

......................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................
.
Daftar Pustaka:

41

Anda mungkin juga menyukai