Anda di halaman 1dari 15

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.

2 Agustus 2019 | Page 3318

POLUSI CAHAYA
DAN SIRNANYA ESTETIKA ALAMI
LANGIT GELAP
DI KOTA BANDUNG
Dike Nabila Trivinggar1, Kurniawati Gautama2, Iqbal Prabawa Wiguna3
1,2,3
Program Studi Seni Rupa Intermedia, FIK, Universitas Telkom, Bandung
dike.trivinggar@gmail.com1, niagautama2406@gmail.com2, iqbalpw@gmail.com3

ABSTRACT
Since the first invention of light bulb, humans have increasingly been accustomed to living under
excessive artificial light every night. Inappropriate use of artificial light causes light pollution that now
affects more than 80% world’s population in densely populated cities, including Bandung City
residents. The latest research shows that the rate of light pollution for high category in Bandung City
has experienced an increase of 13,79 km2/year during 2013-2017. This has resulted in the loss of
Bandung night sky aesthetic because the lights coming from the ground form a skyglow dome in the
atmosphere, blocking most of astronomical objects light and rendering them invisible from earth. As a
person who has always been interested in astronomy and is also a Bandung resident, I have concern
over the long-lost Bandung night sky natural beauty due to light pollution caused by human activities.
I desire to raise awareness of this issue through an installation art which explores lights, reflective paint,
and video as the mediums.

Keywords: light pollution, astronomy, Bandung, installation, LED, aesthetic experience, stargazing

PENDAHULUAN kampung halaman penulis juga tak

Sebagai salah satu kota pariwisata luput dari efek polusi cahaya. Hasil dari

populer di Indonesia, Kota Bandung Seminar Nasional Penginderaan Jauh

memiliki keindahan alam tak ke-5 oleh LAPAN di tahun 2018

terhingga. Langit malam yang penuh melaporkan bahwa percepatan tingkat

bintang sesungguhnya bisa menjadi polusi cahaya di Kota Bandung sudah

daya tarik tersendiri, sebagai kota mencapai tingkat yang

padat penduduk yang juga menjadi mengkhawatirkan. Dalam “Analisis


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3319

Dinamika Polusi Cahaya di Sekitar bahwa polusi cahaya semata-mata

Observatorium Bosscha Berdasarkan hanya persoalan para astronom, dan

Citra Satelit VIIRS-DNB”, Prastyo & hilangnya langit malam berbintang

Herdiwijaya memaparkan bahwa pada bukanlah persoalan yang patut

tahun 2013 hingga 2017 terjadi laju dikhawatirkan. Menurut Sébastian

peningkatan luas polusi cahaya Giguère, Direktur Pendidikan cagar

kategori tinggi dan sedang di Kota langit gelap Mont-Mégantic National

Bandung sebesar 13,79 km2/tahun atau Park dan koordinator saintifik pusat

9,38%/tahun. Salah satu dampak kegiatan astronomi ASTROLab,

merugikan yang diakibatkan adalah lenyapnya keindahan alami langit

terganggunya aktivitas penelitian di malam dan kurangnya kesadaran

Observatorium Bosscha, sebuah pusat manusia terhadap isu tersebut

riset astronomi di Kabupaten Bandung sesungguhnya menjadi indikasi bagi

Barat yang juga menjadi satu-satunya permasalahan filosofis yang lebih

observatorium besar di Indonesia. mendalam. Giguère berpendapat

Berjarak hanya kurang lebih 20 km dari bahwa hilangnya bintang-bintang dari

pusat Kota Bandung, Observatorium angkasa dapat dihubungkan dengan

Bosscha kini dinilai sudah tak lagi ideal relasi kita dengan alam serta cara hidup

sebagai lokasi pengamatan objek-objek yang kita anut sebagai penghuni planet

astronomi di malam hari, dikarenakan bumi. Sikap acuh kita terhadap

langit yang terlalu cerah akibat kubah- dampak polusi cahaya berimbas pada

kubah cahaya yang dihasilkan dari tertutupnya satu-satunya jendela alam

kawasan permukiman dan perhotelan semesta, dimana hal ini menjadi simbol

di Kota Bandung. (Prastyo and bagaimana manusia memisahkan diri

Herdiwijaya 2018). dari alam. Menurut Giguère, hanya

Isu polusi cahaya tak begitu dengan mampu memandangi titik-titik

banyak disadari dan dikampanyekan mungil di angkasa, akan timbul

seperti halnya isu pencemaran udara, kesadaran betapa indah dan luasnya

atau air. Banyak orang beranggapan luar angkasa, yang pada akhirnya
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3320

membangun rasa memiliki dan konstan, maka bukan tidak mungkin

bertanggung jawab dalam diri manusia bahwa anak cucu kita akan

terhadap langit dan alam secara menyanyikan lagu “Bintang Kecil”

keseluruhan. (Bogard 2013) tanpa pernah tahu wujud bintang kecil

Indahnya langit malam juga yang sesungguhnya, kecuali lewat

memantik imajinasi dan penggambaran dalam buku atau

membangkitkan inspirasi bagi banyak televisi yang tak akan pernah

seniman hebat seperti Vincent van membangkitkan imajinasi dalam benak

Gogh, komponis Holst, dan penulis mereka yang penuh rasa ingin tahu

Shakespeare dalam menciptakan seperti halnya memandangi langsung

karya-karya agung yang masih kearah langit malam.

dikagumi hingga kini. (Association of Permasalahan yang telah

Universities for Research in Astronomy dikemukakan diatas kemudian menjadi

n.d.). Edvard Munch, Frederic Edwin latar belakang bagi penciptaan karya,

Church, dan Georgia O’Keeffe juga yang dimaksudkan untuk

termasuk tokoh-tokoh perupa yang membangkitkan kesadaran terhadap

pernah menciptakan karya besar yang isu polusi cahaya, di kota Bandung

terinspirasi dari keindahan alami langit pada khususnya, dan mengingatkan

malam. Langit gelap yang bersih dari kembali pirsawan terhadap keindahan

cahaya polutan merupakan hak bagi langit malam yang telah direnggut oleh

setiap manusia yang sangat bernilai cahaya artifisial. Dalam penciptaan,

bagi kemajuan peradaban. Delapan karya menggunakan teori antara lain

puluh persen manusia di bumi sudah seni instalasi, pengalaman estetis, dan

terlalu lama tidak melihat bintang di polusi cahaya.

langit sehingga mereka tidak

menyadari apa yang telah direnggut Seni Instalasi

dari malam-malam yang terlewat Menurut sejarawan dan kritikus

begitu saja. Jika polusi cahaya terus seni Claire Bishop, seni instalasi

berlanjut dengan percepatan yang merupakan sebuah terminologi yang


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3321

mengacu pada karya seni yang pengalaman sehari-hari. Kualitas

menghadirkan sebuah situasi, yang estetika ada di setiap pengalaman

kerap dijabarkan sebagai situasi normal secara implisit, namun

teatrikal, imersif, atau experential, seringkali gagal untuk muncul secara

dimana pirsawan masuk ke dalamnya. eksplisit. Menurut Dewey, sebuah

Dalam karya instalasi, ruang dan pengalaman gagal menjadi estetis

seluruh elemen yang ada didalamnya ketika organisme tidak berhasil

merupakan satu kesatuan atau entitas melakukan interaksi yang cukup baik

tunggal. (Bishop 2005). dengan lingkungan di sekitarnya.

Dalam “From Margin to Center: (Dewey 2005) Sifat familiar yang

The Spaces of Installation Art” (1999), ditemui dalam lingkungan sekitar dan

Julie Reiss menjelaskan pentingnya karakter subjek yang malas dan lamban

partisipasi pirsawan sebagai esensi dari dapat menutup mata manusia dari

seni instalasi. Partisipasi yang potensi-potensi pengalaman estetis di

dimaksud dapat berupa aktivitas- dunia eksternal.

aktivitas tertentu yang ditawarkan

kepada pirsawan, atau sekadar berjalan Polusi Cahaya

mengitari ruang dan mengamati objek Menurut International Dark Sky

yang terdapat di dalamnya. Menurut Association (IDA), polusi cahaya

Reiss, kehadiran pirsawan bersifat merupakan dampak buruk dari

integral; ia dibutuhkan untuk penggunaan cahaya artifisial yang

melengkapi karya lantaran interaksi berlebihan dan/atau tidak tepat

antara karya dan pirsawan adalah sasaran (Mizon 2012). Saat ini, lampu

elemen yang menyusun makna karya LED ditengarai sebagai lampu

itu sendiri. (Reiss 1999) penyebab polusi cahaya paling tinggi

yang mampu menghalangi cahaya

Pengalaman Estetis objek-objek astronomi. Harganya

Bagi Dewey, memahami seni yang murah membuat orang justru

dimulai dari pemahaman terhadap memasang lebih banyak lampu. LED


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3322

juga membawa warna biru dalam

spektrumnya, dimana cahaya biru HASIL DAN ANALISIS

paling mudah terhambur sehingga Dari daratan bumi, mata

meningkatkan kecerlangan langit telanjang manusia dengan tingkat

lebih tinggi dibandingkan lampu- penglihatan normal dapat melihat

lampu lainnya (Cheung 2018). sekurang-kurangnya 2000 hingga 3000

Penyebab utama polusi cahaya bintang yang berasal dari Galaksi Bima

lainnya adalah dari pemasangan Sakti, dan sebagaian kecil berasal dari

instalasi lampu yang tidak Galaksi Andromeda. Beberapa orang

menggunakan tudung lampu penuh dengan penglihatan diatas rata-rata

(full cut-off), yang dapat mencegah bahkan dapat melihat hingga 7000

cahaya lampu menyebar ke segala bintang. (Mizon 2012) Selain

arah dan terbuang sia-sia. kemampuan visual alami, manusia

dianugerahi rangkaian otot-otot yang

METODE PENELITIAN memungkinkan kita mendongakkan

Metode penelitian yang digunakan kepala keatas dalam waktu cukup lama

dalam proses penciptaan karya adalah tanpa kehilangan keseimbangan.

metode kualitatif, dengan metode Keunggulan inilah, menurut Bob

pengumpulan data sebagai berikut: Mizon (2012), yang menjadi salah satu

kunci yang membuka pintu menuju


1. Studi literatur
perasaan takjub dan keingintahuan
2. Observasi lapangan di
mendalam atas apa yang ada di langit
Observatorium Bosscha dan
serta kontemplasi atas skema alam
beberapa titik pusat keramaian di
semesta yang lebih agung dari segala
Kota Bandung
hal di sekitar kita.
3. Wawancara tak terstruktur
Tanpa adanya polusi cahaya,
dengan astronom Observatorium
menatap ribuan bintang di langit dapat
Bosscha
menjadi sebuah pengalaman estetis
4. Eksplorasi medium
sehari-hari bagi siapa saja, termasuk
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3323

orang yang tinggal di perkotaan. Karya instalasi tersusun antara lain

Sayangnya, lambat laun kemungkinan atas:


tersebut semakin sulit untuk
1) Ruangan hitam
diwujudkan lantaran manusia semakin
Ruangan dibuat serba hitam
terbiasa hidup dalam kondisi malam
untuk menjadi representasi dari
yang terang benderang oleh cahaya
situasi malam hari yang gelap.
artifisial berlebihan yang mengalahkan
2) Empat buah lampu floodlight pada
cahaya milyaran bintang di langit.
masing-masing sudut langit-langit
Seperti yang telah dikutip pada bab
ruangan
sebelumnya, menurut Dewey,
Lampu floodlight yang terpasang
kebiasaan dan kondisi familiar di
pada empat sudut atas ruangan
sekitar manusia yang berlarut-larut
menjadi representasi dari
dapat menimbulkan keacuhan dan
penggunaan lampu berlebihan dan
menutup kemungkinan terhadap
tidak tepat guna. Lampu ini
pengalaman estetis di sekitarnya.
diprogram untuk bisa mati dan

menyala dalam hitungan detik dan


Konsep Karya
menyorot ke arah bawah/ lantai
Karya yang dihasilkan penulis
ruangan. Nyala dan matinya lampu
bertujuan menampilkan representasi
dikendalikan oleh sebuah saklar
dualisme situasi malam hari luar
yang terpasang dalam ruangan.
ruangan di dalam sebuah ruang pamer.
3) Mural diatas lantai
Karya yang diberi judul “The Night as
Terdapat karya mural yang
We Know It” diwujudkan dalam bentuk
dibuat di atas lantai, dengan visual
instalasi meruang, dimana menurut
berupa denah jalan utama di Kota
penulis merupakan bentuk yang paling
Bandung. Mural ini
tepat lantaran seni instalasi mampu
merepresentasikan bumi yang
menghadirkan situasi yang bersifat
sedang dipijak audiens, yakni Kota
experiential dan teatrikal.
Bandung. Keberadaan mural
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3324

dimaksudkan untuk lebih ruangan. Audiens bebas untuk

menekankan tentang identitas menyentuh saklar tersebut, dimana

tempat dalam isu yang sedang ketika disentuh, lampu di dalam

dibicarakan dalam karya. Mural instalasi akan menyala/mati dan

dibuat reflektif atau memantulkan mengubah situasi dalam karya.

cahaya sehingga hanya terlihat saat Sensor sentuh digunakan untuk

ada cahaya lampu, yang merepresentasikan bagaimana

merepresentasikan: 1) garis-garis sedikit sentuhan dari manusia

jalanan kota yang bercahaya jika sebagai metafora dari ‘campur

dilihat dari satelit dan 2) sifat jalanan tangan’ dapat mengikis keindahan

aspal yang bersifat memantulkan alam. Gestur menyalakan dan

cahaya mematikan lampu juga menjadi

4) Proyeksi langit malam simbolisasi bagaimana polusi

Sebuah proyektor dipasang di cahaya, tak seperti polusi udara, air,

salah satu sisi ruangan, dan dan tanah, merupakan jenis polusi

diarahkan keatas atau ke langit- yang bersifat reversible. Hal ini

langit ruangan. Penulis akan berarti bahwa lingkungan yang

membiarkan proyektor tersebut terdampak masih dapat

menyala sepanjang waktu. Video ‘dibersihkan’ dari polutan cahaya

yang diproyeksikan adalah imaji dengan cara meminimalisir

langit malam Bandung secara sumbernya, salah satunya dengan

realtime, atau langit yang dapat mematikan lampu yang tidak

tampak pada malam di hari yang terpakai atau tidak dibutuhkan.

sama saat audiens berada di dalam

karya. Pengadeganan:

5) Saklar sensor sentuh Pada saat audiens memasuki

Elemen partisipatoris dalam ruangan, keempat lampu berada dalam

karya ditekankan pada keberadaan kondisi menyala dan menerangi

saklar sensor sentuh di salah satu sisi seluruh sudut instalasi. Sebagai
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3325

efeknya, mural peta Bandung pada bawah terlihat oleh audiens. Adegan

lantai terlihat oleh audiens. Ketika ini menggambarkan bagaimana cahaya

saklar disentuh, keempat lampu akan lampu berlebihan di kota menghapus

satu persatu mati dalam hitungan 3 cahaya-cahaya bintang di langit,

detik per lampu. Setelah semua lampu sebuah situasi malam hari yang

mati dan ruangan perlahan menjadi dihadapi warga Kota Bandung sehari-

gelap gulita, terjadi perpindahan imaji hari tanpa disadari. Irama nyala dan

dari bawah ke atas, dimana karya matinya lampu ditambahkan penulis,

mural diatas lantai tak lagi terlihat dan selain untuk menambahkan efek

sebagai gantinya visual langit malam dramatis, juga untuk memberi

bertabur bintang dengan keindahan pembeda waktu pada saat lampu mati

gugusan galaksi Bima Sakti dari dan menyala ketika saklar disentuh.

proyektor terlihat di langit-langit Jeda waktu masing-masing lampu

ruangan. Situasi kedua ini menjadi ketika mati lebih lama daripada ketika

penggambaran malam hari tanpa menyala, menjadi metafora bagaimana

polusi cahaya dimana manusia dapat usaha manusia untuk menekan laju

menikmati pengalaman estetis polusi cahaya jauh lebih lambat

memandangi langit malam dengan daripada mempercepat tingkat polusi

keindahan alaminya yang cahaya itu sendiri.

kontemplatif. Ketika saklar disentuh


Proses Berkarya
kembali, keempat lampu akan menyala

satu persatu dengan jeda satu detik per 1. Menentukan lokasi display karya:

lampu dan cahayanya akan Lokasi terpilih merupakan ruangan

mengalahkan sinar proyeksi video dari berukuran 4.3 m x 3.3 m x 2.6 m di

proyektor sehingga tidak lagi terlihat Studio Batur, yang berlokasi di Jalan

di langit-langit. Pada saat ini terjadi Bukit Pakar Utara, Bandung.

perpindahan kembali imaji dari atas ke

bawah, dimana bintang-bintang tak

lagi terlihat dan peta Bandung di


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3326

Gambar 3.1 Ruang pamer di Studio Batur


Sumber: Dokumentasi Penulis (2019) Gambar 3.3 Sketsa instalasi saat lampu menyala
(tampak depan)
2. Pembuatan sketsa mural: Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)

Dalam merancang konsep visual

mural, penulis mengacu pada peta

jalan (street map) Bandung yang

ditampilkan oleh situs Google Map.

Penulis membuat sketsa dengan


Gambar 3.4 Sketsa instalasi saat lampu menyala
nuansa monokrom dalam bentuk (tampak bawah)
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
digital menggunakan piranti lunak,

sebagai berikut:

Gambar 3.5. Sketsa instalasi saat lampu menyala


(tampak atas)
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)

Gambar 3.2 Sketsa digital mural


Sumber: Dokumentasi Penulis (2019) b. Sketsa tampilan instalasi di dalam

ruang saat lampu dalam keadaan

3. Pembuatan sketsa layout mati

instalasi

a. Sketsa tampilan instalasi di dalam

ruang saat lampu menyala:


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3327

memerlukan proyektor yang

mampu menembakkan proyeksi

gambar berukuran besar dari jarak

yang cukup dekat. Perangkat yang

dipilih adalah proyektor tipe short


Gambar 3.6 Sketsa instalasi saat lampu mati throw dengan merk ‘Infocus’.
(tampak depan)
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)

Gambar 3.10 Proyektor ‘Short Throw’ merk


Infocus
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
Gambar 3.7 Sketsa instalasi saat lampu mati
(tampak bawah)
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
2) Perangkat lunak planetarium

“Stellarium”

Guna menyajikan visualisasi

langit malam yang realistis, akurat,

Gambar 3.8 Sketsa instalasi saat lampu mati dan berbasis waktu yang
(tampak atas)
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019) sebenarnya (realtime), penulis

menggunakan “Stellarium”,

4. Pemilihan dan persiapan medium: sebuah perangkat lunak simulasi

1) Proyektor: langit.

Proyeksi video dimaksudkan

untuk memenuhi setidaknya ¾ 3) Cat mural

langit-langit yang berukuran 4x3 Demi memberikan kesan

meter. Dengan memperhitungkan berpendar pada mural peta,

tinggi langit-langit yang kurang penulis menggunakan cat semprot

dari 3 meter, maka penulis reflektif (bersifat memantulkan


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3328

cahaya) dengan merk ‘Are Glow

Up’.

Gambar 3.10 Lampu LED floodlight merk


‘Eurution’ sebagai medium
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
Gambar 3.9 Cat reflektif merk ‘Are Glow
Up’ Untuk mewujudkan skema nyala
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
dan mati lampu secara satu persatu
dalam jeda hitungan detik, penulis

4) Lampu dan perangkat konfigurasi membuat pemrograman lampu

lampu menggunakan perangkat lunak

Penulis memilih lampu LED tipe Arduino. Perangkat keras yang


digunakan antara lain Arduino Uno,
floodlight tanpa tudung dengan
Relay Module 4 channel, dan saklar
warna cahaya putih sebagai medium
sensor sentuh.
untuk menyuguhkan cahaya dalam

ruang. Floodlight merupakan tipe

lampu dengan intensitas tinggi yang

sering kita jumpai di jalan-jalan atau

penggunaan luar ruang seperti area

parkir, arena olahraga, dan


Gambar 3.11 Proses pemrograman lampu
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
penerangan papan reklame. Dalam

diagram panduan lampu yang 5) Kain Hitam

disarankan oleh situs darksky.org, Penulis memilih untuk

lampu floodlight masuk dalam menggunakan kain hitam berukuran

kategori yang tidak disarankan. 28 x 3 meter untuk menutupi seluruh

Secara total, penulis menggunakan dinding ruang pamer yang

empat buah lampu LED floodlight berwarna putih. Selain memberikan

yang masing-masing ditempatkan di kesan gelap, penggunaan kain hitam

sudut langit-langit ruangan. juga dimaksudkan untuk


ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3329

menghalangi cahaya dari luar 2) Pengecatan lantai

ruangan masuk ke dalam karya

instalasi dan juga untuk menambah

kesan teatrikal.

Gambar 3.15 Pengecatan Lantai


Gambar 3.12 Kain hitam sebagai penutup dinding Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)
3) Menggambar sketsa mural

5. Pembuatan Maket Karya

Gambar 3.13 Maket Karya skala 1:15


Sumber: Dokumentasi Penulis (2019) Gambar 3.16 Menggambar Sketsa Mural
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)

4) Pengecatan mural
6. Pemasangan Karya di Ruang Pamer

1) Pemasangan lampu floodlight

Gambar 3.17 Pengecatan Mural


Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)

Gambar 3.14 Pemasangan Floodlight


5) Pemasangan Perangkat
Sumber: Dokumentasi Penulis (2019) Arduino
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3330

Gambar 3.21 Sisi kiri ruang instalasi


Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.18 Pemasangan perangkat Arduino


Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)

6) Pemasangan tirai hitam

Gambar 3.22 Tampak bawah instalasi


Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.19 Pemasangan tirai hitam


Sumber: Dokumentasi Penulis Gambar 3.23 Tampak bawah instalasi (2)
Sumber: Dokumentasi Penulis

7) Hasil akhir

a. Karya instalasi ketika lampu

menyala

Gambar 3.24 Mural dipotret dengan flash


Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.20 Sisi kanan ruang instalasi


Sumber: Dokumentasi Penulis
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3331

instalasi dipilih karena medium ini

mampu menghadirkan situasi yang

teatrikal, experential, dan imersif. Lampu

floodlight dan cat reflektif digunakan untuk

merepresentasikan kondisi malam hari


Gambar 3.25 Saklar lampu
dengan polusi cahaya, dimana floodlight
Sumber: Dokumentasi Penulis
secara langsung mewakili lampu luar
b. Karya instalasi ketika lampu mati:
ruang yang menimbulkan pencemaran

tinggi. Sementara medium cat reflektif

dipilih karena sifatnya yang dapat

merespon nyala lampu dengan cara


memantulkan cahaya. Penulis

menggunakan proyektor untuk


Gambar 3.26 Tampak atas instalasi
Sumber: Dokumentasi Penulis menampilkan video langit malam hari

yang realistis dan realtime dalam kondisi


tanpa polusi cahaya, dengan bantuan

perangkat lunak planetarium ‘Stellarium’.

Elemen interaktif dari karya instalasi

diperkuat dengan kehadiran saklar lampu

Gambar 3.27 Tampak atas instalasi (2) dimana pengunjung dapat


Sumber: Dokumentasi Penulis
menggunakannya untuk menyalakan dan

mematikan lampu guna mengubah situasi


KESIMPULAN
di dalam ruangan.
Karya tugas akhir penulis

diwujudkan melalui medium seni instalasi


DAFTAR PUSTAKA
meruang yang bersifat interaktif yang Association of Universities for
memadukan media campuran antara lain Research in Astronomy. n.d.
lampu floodlight, cat reflektif, proyeksi
What is Light Pollution? Diakses
video dan kain hitam untuk menyajikan
pada 6 November, 2018.
pengalaman estetis dan membangkitkan
https://www.globeatnight.org/li
kesadaran atas dampak polusi cahaya
ght-pollution.
terhadap estetika langit gelap. Seni
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 3332

Bishop, Claire. 2005. Installation Art, A International Dark Sky Association.

Critical History. London: Tate. 2016. 80% of World Population

Bogard, Paul. 2013. The End of Night. Lives Under Skyglow, New Study

London: Fourth Estate. Finds. 10 Juni.

Cheung, Sze-leung. 2018. "Polusi https://www.darksky.org/80-of-

Cahaya." Disunting oleh world-population-lives-under-

Hannah Harris dan Yolande skyglow-new-study-finds/

McLean. Diterjemahkan oleh Mizon, Bob. 2012. Light Pollution:

Avivah Yamani. International Responses and Remedies. Edisi ke-

Astronomical Union Office for 2. New York: Springer

Astronomy Outreach, April. Prastyo, Hendra Agus, and Dhani

Dewey, John. 2005. Art as Experience. Herdiwijaya. 2018. "Analisis

TarcherPerigee Dinamika Polusi Cahaya di

Farrell, Conor. 2012. "Why it’s Sekitar Observatorium Bosscha

important to look at the stars – Berdasarkan Citra Satelit VIIRS-

literally." www.thejournal.ie. 12 DNB." Seminar Nasional

15. Diakses pada 20 Februari, Penginderaan Jauh ke-5 Tahun

2019. 2018. Bandung: ResearchGate.

https://www.thejournal.ie/read Reiss, Julie H. 1999. From Margin to

me/patrick-moore-inspired- Center: The Spaces of Installation

generations-to-explore-713644- Art. Massachusetts: The MIT

Dec2012/. Press Cambridge

International Astronomical Union Stroud, Scott R. 2014. The Art of

Office for Astronomy Outreach. Experience: Dewey on the

2018. "Polusi Cahaya." Aesthetic,”Practicing Pragmatist

www.iau.org. Disunting oleh Aesthetics: Critical Perspectives on

Sze-leung Cheung. April. the Arts. Disunting oleh

Diakses pada 20 November, Wojciech Malecki. Amsterdam:

2018. Rodopi

Anda mungkin juga menyukai