Anda di halaman 1dari 12

53

KAJIAN PENGEMBANGAN MEBEL ROTAN DI SUMBAWA BARAT

Rattan Furniture Development Study in West Sumbawa

Edi Eskak
Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia
Telp. 08562888520, E-mail: eskakedi@gmail.com

Tgl Masuk Naskah: 2 April 2014


Tgl Masuk Revisi: 17 Juni 2014

ABSTRAK
Rotan merupakan hasil hutan yang melimpah di Sumbawa Barat sehingga mempunyai potensi yang
besar untuk pengembangan industri mebel rotan. Di Sumbawa Barat saat ini tidak terdapat industri
pengolahan rotan asalan menjadi iratan dan pitrit, sebagai bahan anyaman untuk mebel. Tujuan kajian
ini adalah untuk mencari solusi pengembangan mebel rotan di Sumbawa Barat yang bahan bakunya
masih berupa rotan asalan yaitu berupa rotan batangan menjadi produk mebel. Metode yang
digunakan yaitu deskriptif analitis untuk mengkaji objek desain beserta ruang lingkupnya yaitu mebel
yang dirancang dari bahan baku rotan batangan. Dari kajian ini dihasilkan kesimpulan bahwa industri
mebel rotan di Sumbawa Barat dapat ditumbuhkan dengan pembuatan desain mebel khusus berbahan
baku rotan batangan.

Kata kunci: pengembangan, mebel rotan batangan, Sumbawa Barat

ABSTRACT
Rattan is the abundant forest produce in West Sumbawa thus it has a big potential considerably for
the development of the rattan furniture industry. Nowadays in West Sumbawa is no rattan processing
industry/bars currently into thin strip and pitrit, as for as plaiting materials for furniture. The aim of
this study to create furniture designs that explore the rattan material which is still a bullion into
furniture products. The method used is a descriptive analysis to describe the design objects those are
furniture designed of rattan sticks. From this study is produce insights on a rattan furniture design for
rattan sticks industrial development in West Sumbawa, and it can inspire the development of other
areas experiencing similar problems.

Keywords: development, rattan furniture, West Sumbawa

I. PENDAHULUAN dibuat menjadi produk mebel yang dapat


Rotan secara umum lebih dikenal mengikuti perkembangan zaman menjadi
sebagai bahan untuk kerajinan anyaman mebel mutakhir yang selalu pantas dalam
dengan berbagai produknya berupa tata interior berbagai gaya dan budaya.
keranjang, tikar, lampit, tas, dan mebel. Produk rotan memberi kesan alami terhadap
Namun rotan juga dibuat jembatan, interior, sehingga produk dari rotan
pemukul, tali, bola takraw, mainan anak, digemari konsumen baik dari dalam dan
dan sebagainya. Rotan merupakan tanaman luar negeri. Produk rotan berkualitas dari
penting dalam pembuatan alat-alat untuk Indonesia banyak diekspor ke berbagai
menunjang aktivitas hidup keseharian negara.
VHKLQJJD DGD SHULEDKDVD ³WLGDN DGD URWDQ Sejak abad XVIII Indonesia sudah
DNDUSXQ EHUJXQD´ %DKDQ rotan juga dapat terkenal sebagai penghasil rotan terbesar di
54 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 4

dunia yang menguasai 85% pasar dunia Kabupaten ini memiliki batas-batas sebagai
(Rini, 2009). Sisanya 15% pasok rotan berikut: sebelah timur berbatasan dengan
dunia tersebar di banyak negara, seperti: Kabupaten Bima; sebelah barat berbatasan
Tiongkok, Filipina, Myanmar, Vietnam, dengan Lautan Indonesia; sebelah utara
negara-negara Afrika dan Amerika Latin. berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa;
Negara-negara penghasil rotan lain tersebut sebelah selatan berbatasan dengan Lautan
rata-rata hanya menghasilkan 2% dari Indonesia. Luas total daerah Sumbawa Barat
produksi rotan dunia (Rini, 2009). Beberapa 1.849.021 Ha, yang terdiri dari 8 Kecamatan
tahun yang lalu, produk rotan Indonesia (Sumbawa Barat Selayang Pandang, 2013).
telah merambah ke berbagai pelosok dunia, Secara demografis Sumbawa Barat memiliki
seperti Jepang, negara-negara Eropa dan jumlah penduduk yang masih sedikit.
Amerika Serikat, sehingga produk rotan Berdasarkan survey sosial ekonomi nasional
menjadi salah satu sumber penghasil devisa 2009, jumlah penduduk Sumbawa Barat
negara yang cukup besar. Dari produk rotan adalah berkisar 105.000 orang, dengan
berupa mebel rata-rata setiap tahun kepadatan penduduk rata-rata 52 orang per
menghasilkan devisa sebesar US$ 310 km2. Wilayah terpadat adalah kecamatan
sampai 325 juta (Maryana, 2009). Di Taliwang dengan tingkat kepadatan 95
samping itu kegiatan pengolahan rotan dapat orang per km2. Secara keseluruhan laju
menampung banyak tenaga kerja, sejak dari pertumbuhan di Sumbawa Barat rata-rata
pemungutan rotan di hutan, pembersihan, 2,12 %. Meskipun penduduknya termasuk
pengangkutan, perdagangan dan kategori sedikit, namun Sumbawa Barat
pengolahannya di pabrik mebel, maupun memiliki potensi sumber daya alam sangat
pembuatan mebel pada industri kecil/rumah besar, luas hutannya mencapai sekitar 95 %
tangga. dari luas wilayahnya yang mencapai
Sumbawa Barat merupakan kabupaten 1.849.021 Ha, sisanya berbentuk tanah
baru hasil pemekaran dari Kabupaten kering 5 % (BPS Kabupaten Sumbawa
Sumbawa di Provinsi Nusa Tenggara Barat Barat, 2007).
(NTB) berdasarkan Undang-undang No. 30 Eksploitasi tambang emas oleh PT
tahun 2003, tanggal 18 Desember 2003. Visi Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) sejak
dari Kabupaten Sumbawa Barat adalah tahun 2004 di Sumbawa Barat masih belum
membangun pelayanan publik yang prima memberikan dampak terhadap peningkatan
dan produktivitas pertanian menuju kesejahteraan masyarakat secara
agroindustri. Untuk mencapai visi tersebut menyeluruh. Untuk itu pemerintah perlu
pemerintah kabupaten telah menetapkan mengelola potensi sumber daya alam
misi antara lain: memanfaatkan potensi lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan
geografis dan sumber daya alam sesuai masyarakat. Seiring dengan kebijakan
dengan daya dukung lingkungan agar pemerintah pusat melalui Perpres No. 28
tercipta pembangunan yang berkelanjutan. tahun 2008 tentang pengembangan industri
Secara geografis Kabupaten Sumbawa Barat nasional, yang menekankan pada
terletak di bagian barat Pulau Sumbawa, pengembangan industri daerah berbasis
berada pada posisi : 9º11º - 10º20º LS dan kompetensi inti daerah, pemerintah
118º55º - 120º23º BT. Kabupaten Sumbawa kabupaten ini telah merencanakan
Barat merupakan gerbang masuk Pulau pengembangan industri daerah berbasis
Sumbawa melalui pelabuhan Poto Tano. komoditas unggulan daerah. Hasil Studi
E s k a k , K a j i a n P e n g e m b a n g a n M e b e l R o t a n . . . | 55

Identifikasi Kompetensi Inti Daerah rotan di Sumbawa Barat yang bahan


menggunakan metode AHP (Analytic bakunya masih berupa rotan asalan yaitu
Hierarchy Process) menunjukkan bahwa berupa rotan batangan menjadi produk
komoditas unggulan Kabupaten Sumbawa mebel.
Barat secara berurut adalah: (1) Rotan, (2)
Ikan laut, (3) Kelapa, (4) Kambing, dan (5) II. METODOLOGI
Sapi. Sedangkan kompetensi inti industrinya Metode yang digunakan yaitu deskriptif
adalah kemampuan mengolah rotan menjadi analitis untuk mengkaji objek desain dengan
produk kerajinan dan mebel (Kholil, 2009). berbagai hal yang melingkupinya, yaitu
mebel yang dirancang dari bahan baku
rotan batangan yang dihasilkan dari hutan
Sumbawa Barat.

III. PEMBAHASAN
Produk mebel rotan merupakan
komoditas yang prospektif. Mebel rotan
dibutuhkan manusia masa kini sebagai salah
satu pilihan perabot dalam menunjang
aktivitas hidup sehari-hari. Mebel dapat
berupa kursi, meja, pembatas ruang, rak,
Gambar 1. Rotan asalan/batangan dan aksesoris pendukungnya misalnya
(Sumber: Yusuf, 2012) tempat majalah, bingkai kaca cermin, kap
lampu, dan lain sebagainya. Produk rotan
Sumbawa Barat merupakan pendatang baru dapat beradaptasi dengan dinamika desain
yang mempunyai potensi rotan alam yang modern tetapi masih tetap memperlihatkan
cukup besar untuk pengembangan industri kesan alami sehingga dapat ditempatkan
rotan secara berkesinambungan. Menurut sesuai dengan tema dan gaya interior yang
Kasie Industri Disperindagkop UMKM diinginkan.
Dimas Bayu Fajar Bagaskhara, ST bahwa Sebagai bahan alami, rotan mempunyai
potensi hutan alam penghasil rotan di keunggulan fisik dan artistik yang unik,
Kabupaten Sumbawa Barat mencapai sehingga mebel rotan disukai banyak
52.000 hektar (Wawancara, tanggal 25 konsumen baik dalam maupun luar negeri.
Oktober 2013). Pada tahun 2013 berhasil Prospek ekonomi yang cukup menjanjikan
dipanen 102 ton rotan asalan, terjadi kesejahteraan, bila masyarakat mau dan
peningkatan dari tahun sebelumnya yang mampu memanfaatkan rotan menjadi
masih di bawah 100 ton (Kustadi, produk-produk yang mempunyai nilai
wawancara, 1 April 2014). Di Sumbawa manfaat. Produk yang mempunyai nilai
Barat saat ini belum ada industri pengolahan manfaat dapat menjadi komoditas
rotan asalan menjadi iratan dan pitrit, perdagangan yang menghasilkan banyak
sebagai bahan anyaman untuk mebel. Bahan uang. Regulasi pelarangan ekspor rotan
baku yang tersedia adalah rotan asalan yang mentah tahun 2012 lalu, berdasarkan
masih berbentuk batangan yang diawetkan Peraturan Menteri Perdagangan yaitu No.
secara tradisional. Tujuan kajian ini adalah 35/M-DAG/PER/11/2011 tentang Kebijakan
untuk mencari solusi pengembangan mebel Ekspor Rotan dan Produk Rotan,
56 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 4

Permendag No. 36/M-DAG/PER/11/2011 dalam ruangan yang berdiri sendiri. Dari


tentang Pengangkutan Rotan Antar Pulau, segi fungsi mebel terdiri dari empat jenis
menjadikan para pengusaha rotan Sumbawa yaitu tempat menyimpan sesuatu di atasnya,
Barat tidak bisa mengekspor bahan rotan tempat menyimpan sesuatu di dalamnya,
mentah (Anta, 2013). Penjualan rotan tempat terlentang atau tidur, dan tempat
mentah secara langsung hanya menciptakan duduk (Jamaludin, 2007).
lapangan kerja sempit yaitu sebatas aktivitas
produktif para pemanen dan pedagangnya.
Bila rotan diolah sampai menjadi produk
jadi, maka sumber daya alam ini dapat
menjadi sarana terciptanya lapangan kerja
yang lebih luas sehingga dapat
menyejahterakan masyarakat secara lebih
luas juga. Nilai jual rotan pun ikut naik
karena telah diolah menjadi berbagai produk
yang mempunyai nilai jual lebih tinggi
dibandingkan dengan menjual rotan asalan Gambar 2. Kursi teras rotan non anyaman
maupun rotan olahan setengah jadi. (Sumber: Iwan, 2013)
Secara tradisional rotan di Sumbawa
Barat telah dibuat menjadi barang-barang Karakteristik Rotan
untuk mendukung aktivitas sehari-hari Rotan adalah tanaman sejenis palm
antara lain yaitu berupa keranjang, pecut, yang merambat dan dapat tumbuh panjang
pemukul, perisai, anyaman dan aneka mencapai 100 meter lebih (Soedjono, 2008).
wadah. Produk tradisional ini mempunyai Tanaman rotan tumbuh merambat pada
pasar yang terbatas. Industri rotan Sumbawa pohon induk. Jenis-jenis rotan yang ada di
Barat pernah mengalami kejayaan pada Sumbawa Barat yaitu rotan getah, rotan
tahun 1970-an sampai tahun 1980-an umbul, dan rotan epek (Sanusi, 2012). Rotan
dengan pemasaran produknya ke berbagai getah termasuk dalam jenis rotan yang
daerah di Jawa dan daerah-daerah lainnya, paling bernilai komersil baik ekspor maupun
namun kemudian mengalami kemunduran dalam negeri (Kasmudjo, 2013).
karena kalah teknologi dan kekurangan Secara umum rotan memiliki
modal (Billah, 2009). karakteristik kaku tetapi elastis dan kuat.
Fokus pengembangan mebel dalam Rotan merupakan substrat yang pejal, kuat,
kajian ini karena produk ini lebih dan ulet, sehingga dapat dibentuk lengkung,
dibutuhkan masyarakat yaitu sebagai dipilin, dan dianyam. Untuk batang rotan
perabotan untuk menunjang aktivitas hidup yang berdiameter besar, cara pengolahannya
sehari-hari, sehingga produk yang dapat dipanaskan sambil dibentuk dengan
dihasilkan akan lebih laku, karena memang mal (Iensufiie, 2008). Rotan dijadikan bahan
dibutuhkan banyak orang. Perabotan yang baku mebel karena kekuatan rotan dari sifat
dibutuhkan seperti kursi, meja, partisi, fisik yang baik. Sifat fisik rotan merupakan
mainan anak dan sebagainya disebut mebel. sifat khas yang dimiliki oleh suatu jenis
Mebel merupakan perabotan yang memiliki rotan secara alamiah. Sebagai bahan alami,
tempat untuk menyimpan sesuatu dengan rotan sudah sejak lama dikenal oleh
posisi tetap atau memiliki tempat tertentu di masyarakat Indonesia dan dapat digunakan
E s k a k , K a j i a n P e n g e m b a n g a n M e b e l R o t a n . . . | 57

dalam berbagai keperluan hidup sehari-hari, umur rotan saat dipungut, dan posisi batang
bahkan di beberapa tempat rotan telah rotan yang digunakan. Makin rendah kadar
menjadi pendukung perkembangan budaya air pada rotan, makin tinggi tingkat
dan perekonomian setempat. Dengan kekerasan dan elastisitasnya. Makin tua
semakin berkembangnya zaman, ide-ide dan umur rotan yang dipungut akan makin baik,
kreativitas pun berkembang. Hal ini dan posisi rotan yang makin ke pangkal
berdampak dalam desain mebel dan batang juga akan semakin baik (Januminro,
kerajinan rotan pun ikut berkembang juga. 2000).
Warna dan kilap pada batang rotan
bervariasi pada jenis rotan yang berbeda
maupun yang sama. Dalam perdagangan,
warna pada batang rotan sangat berperan
penting, makin baik warnanya maka makin
mahal harganya. Warna pada batang rotan
yang muda berbeda dengan batang yang tua.
Begitu pula warna pada pangkal rotan
berbeda dengan warna pada bagian tengah
dan ujungnya. Warna yang baik pada rotan
adalah batang rotan yang berwarna hijau
daun pada saat masih hidup. Kilap
merupakan sifat batang rotan untuk
memantulkan cahaya. Rotan yang berkilap
atau suram dapat memberikan ciri yang Gambar 3. Kursi ayunan anak yang dibuat
khusus dari suatu jenis rotan dan dapat dengan memanfaatkan sifat elastis rotan
menambah keindahan dari rotan itu sendiri. (Sumber: Serena, 2013)
Kilap rotan dipengaruhi oleh kandungan air
dalam rotan. Makin tinggi kadar air, kilap Besar kecilnya diameter rotan sangat
batang rotan akan makin suram. Adanya zat- berpengaruh pada tujuan penggunaannya.
zat yang mengandung lemak dan berminyak Rotan yang diameternya besar biasanya
akan mengurangi kilap rotan (Januminro, digunakan untuk konstruksi mebel,
2000). sedangkan yang diameter kecil digunakan
Rotan merupakan material alami yang untuk pengikat dan anyaman. Selain sifat
relatif ringan. Hal ini merupakan fisiknya, rotan juga memiliki sifat mekanik
keuntungan saat pengangkutan, mebel rotan yang merupakan sifat rotan dalam menahan
relatif ringan dibanding bobot mebel kayu. kekuatan dari luar. Sifat ini dapat
Berat pada rotan disebabkan oleh menjadikan rotan berubah bentuk dan
kandungan zat air dalam batangnya. Cara ukuran (Januminro, 2000).
mengurangi berat pada rotan dapat Keteguhan tekan pada rotan adalah
dilakukan dengan pengeringan (Jamaludin, daya tahan rotan terhadap tekanan yang
2013). dapat menghancurkannya. Sifat kekakuan
Kekerasan dan elastisitas pada rotan rotan merupakan kekuatan rotan dalam
menunjukkan ketahanan rotan pada tekanan mempertahankan bentuknya. Sedangkan
dan gaya tertentu. Tingkat kekerasan dan keuletan rotan adalah kemampuan rotan
elastisitas sangat dipengaruhi oleh kadar air, untuk menahan kekuatan yang terjadi secara
58 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 4

mendadak dalam waktu yang singkat. Rotan menghasilkan barang-barang dari rotan yang
yang digunakan untuk rangka mebel, telah siap pakai seperti: anyaman,
biasanya yang memiliki sifat ulet tikar/lampit, kipas, tas rotan, keranjang,
(Januminro, 2000). aneka mebel dan sebagainya (Kasmudjo,
Keteguhan tarik merupakan daya tahan 2011).
rotan terhadap kekuatan yang dapat
memisahkan bagian-bagian rotan. Jika Mebel Rotan
keteguhan tarik pada sebuah rotan tinggi, Mebel biasa disebut juga furnitur
maka rotan tersebut akan baik, kuat, dan merupakan alat atau perabot penunjang yang
awet. Bilamana rotan pecah akan memiliki diperlukan manusia untuk aktivitas
kecenderungan untuk membelah ke arah kehidupan sehari-hari. Mebel adalah
serat karena rotan berserat lurus dan perabotan yang memiliki fungsi, yaitu
panjang. Oleh karena itu, rotan lebih mudah digunakan untuk aktivitas manusia dan atau
pecah ke arah radial sebagaimana bahan tempat untuk menyimpan sesuatu dengan
bambu (Eskak, 2012). Namun justru inilah posisi tetap atau memiliki tempat tertentu di
yang menjadikan rotan dapat diirat untuk dalam ruangan yang berdiri sendiri. Kata
bahan anyaman. mebel berasal dari bahasa Prancis meubel,
Dalam perdagangan dikenal nama-nama atau bahasa Jerman mobel, sedangkan
yang baku dari rotan yaitu: rattan, bin- furnitur berasal dari bahasa Inggris
rattan, canes dan corepeel. Rattan dan bin- furniture. Kedua istilah itu mempunyai arti
rattan merupakan istilah umum (ilmiah dan yang sama yaitu benda pakai yang dapat
perdagangan) untuk jenis rotan bulat dan dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup
belum diolah. Canes merupakan istilah manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja,
untuk rotan belahan, iratan atau anyaman. makan, bermain dan sebagainya, yang
Corepeel merupakan istilah untuk jenis memberi kenyamanan dan keindahan bagi
rotan hati atau pitrit, yaitu rotan yang telah para pemakainya (Marizar, 2005).
dibelah dan dikupas kulitnya. Produk berupa Rotan batangan bahan untuk mebel
canes dan corepeel dimaksudkan untuk perlu diawetkan terlebih dahulu. Rotan yang
menambah dan meningkatkan daya guna sudah siap diproses kemudian dipotong-
rotan (Kasmudjo, 2010). Nama-nama ini potong sesuai dengan ukuran yang
berdasarkan pada tempat atau negara tujuan diinginkan dengan menggunakan gergaji.
ekspor, sedangkan secara bentuk rotan yang Proses selanjutnya adalah pembengkokan.
diperdagangkan umumnya dapat berupa: (1) Alat yang diperlukan untuk
Rotan asalan yaitu rotan bulat mentah yang membengkokkan rotan adalah tandan
belum diberikan perlakuan apapun, (2) pembengkok, kompor gas/sembur api, dan
Rotan W/S yaitu rotan bulat yang telah steaming. Ada beberapa kerusakan pada
diberikan perlakuan pencucian/washed dan proses pembengkokan, seperti pecah, patah
pengasapan dengan belerang/sulfurization, dan putusnya serat pada bagian permukaan
sehingga lebih berwarna muda dan kompak yang dilengkungkan. Kemudian dilakukan
merata, (3) Rotan setengah jadi yaitu produk perakitan kombinasi rotan batangan besar
rotan awal proses berupa iratan/belahan, untuk rangka dan rotan kecil untuk isian.
rotan polis, rotan hati/core, rotan kupasan Pada bagian sambungan mebel, agar lebih
dan sebagainya, (4) Rotan jadi yaitu produk rapi dan semakin kuat maka ditali dan
rotan yang telah diproses lengkap sehingga dibalut dengan iratan kulit rotan. Langkah
E s k a k , K a j i a n P e n g e m b a n g a n M e b e l R o t a n . . . | 59

akhir dalam proses ini adalah finishing.


Finishing dapat berupa penggosokan,
pembersihan, pemberian warna, pelapisan
cat/coating dan pemberian aksesoris
pelengkap, misalnya jok busa dan
sebagainya (Manurung, 2013).
Dengan konstruksi yang baik, mebel
rotan dapat bertahan lama atau awet.
Konstruksi mebel rotan pada umumnya (c)
berupa bentuk yang dilengkungkan dan
sistem sambungan. Beberapa sambungan
rotan yang biasa dipakai dalam konstruksi
mebel adalah sambungan lurus, sambungan
silang, sambungan sudut, dan sambungan
siku T (Soedjono, 1999), seperti yang
terlihat dalam Gambar 4.

(d)

Gambar 4. (a) Sambungan lurus


(b) Sambungan silang
(c) Sambungan sudut
(d) Sambungan T atau siku

Kekurangan dari mebel rotan batangan


(a)
adalah tidak sekuat mebel dari rotan yang
dianyam, karena anyaman ikut memperkuat
konstruksi sambungan. Teknik anyaman
pada rotan juga lebih memungkinkan untuk
diversifikasi desain mebel dan kerajinan
rotan secara lebih luas. Untuk itu
pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
hendaknya segera membangun pabrik
pengolahan rotan berskala besar untuk
mendukung dan mempercepat kemajuan
industri kerajinan rotan.

(b)
60 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 4

efek unik pada finishing yaitu penuh warna-


warni muda menyala tapi terlihat temaram,
(d) Water Based Glaze adalah pewarna yang
memberikan kesan tua/klasik (Marizar,
2007).

Gambar 5. Anekan kursi dari rotan bulat


(Sumber: Taufik, 2012)

Finishing pada produk rotan berfungsi


untuk memperindah dan melindungi
permukaan perabot rotan dari berbagai
pengaruh dari luar (cuaca, jamur, serangga
perusak, gesekan, dan sebagainya) yang bisa Gambar 6. Finishing mebel rotan
merusak rotan. Proses finishing pada rotan (Sumber: Sari, 2013)
tidak jauh berbeda dengan proses finishing
pada kayu (Yuswanto, 1999). Hal yang Evaluasi Pelatihan Mebel Rotan
perlu diperhatikan yaitu membersihkan Pada tanggal 21 sampai 25 Oktober
permukaannya dari debu, minyak, wax, dan 2013 di Kota Taliwang, Sumbawa Barat
mengurangi kandungan air pada bahan rotan diadakan pelatihan mebel dan kerajinan
dengan cara pemanasan. Setelah menjadi rotan oleh Disperindagkop UMKM
mebel rotan dicat atau di-coating dengan Kabupaten Sumbawa Barat yang didukung
lacquer untuk menambah keindahan oleh Disperindagkop Provinsi NTB dengan
(Iensufiie, 2008). Namun sebelumnya bulu- mendatangkan instruktur dari Balai Besar
bulu halus rotan harus dibakar cepat/sekilas Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta.
(Jawa: dibrongot) agar hasil pengecatan Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
nantinya halus, bersih, dan optimal. keterampilan 20 orang perajin rotan
Teknologi finishing mebel rotan selalu Sumbawa Barat. Dalam pelatihan diajarkan
berkembang sehingga saat ada beberapa peningkatan kualitas dan diversifikasi
teknik yang dapat dilakukan, antara lain desain pembuatan mebel dan kerajinan.
dengan cara: (a) Natural Coating yaitu Kendala yang dihadapi adalah rotan
mebel rotan diamplas halus dan diberi setengah jadi untuk bahan mebel dan
sanding sealer lalu diberi cat transparan, kerajinan harus didatangkan dari Kota
hal ini membuat serat-serat rotan tampak Mataram, Pulau Lombok, sehingga
lebih alami, warna rotan pun akan muncul harganya menjadi lebih mahal. Padahal
dengan kesan natural, (b) Stain yaitu rotan mentah di Sumbawa Barat melimpah,
membuat mebel rotan terlihat berwarna oleh karena itu pemerintah daerah sebaiknya
gelap seperti coklat tua, (c) Fancy Colour segera membangun pabrik pengolahan rotan
adalah pengecatan rotan yang menciptakan
E s k a k , K a j i a n P e n g e m b a n g a n M e b e l R o t a n . . . | 61

di Sumbawa Barat untuk mengolah rotan rotan asli Sumbawa Barat. Pemasaran ke
dari hasil hutan daerah sendiri. luar daerah maupun ekspor juga perlu
ditingkatkan dengan promosi lebih gencar
dan terprogram. Pelatihan untuk perajin juga
perlu senantiasa dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan dan wawasan
kewirausahaan. Pengiriman magang perajin
ke sentra industri rotan di Cirebon untuk
meningkatkan skill dan studi banding juga
perlu dilakukan secara terprogram dan
berkelanjutan. Keberadaan perusahaan,
bank, BUMN, BUMD, di Sumbawa Barat
juga bisa dilibatkan peran aktifnya sebagai
NRQVXPHQ GDQ MXJD ³EDSDN DQJNDW´ \DQJ
membina dan memajukan dari industri rotan
tersebut. Pembangunan ruang pameran
bersama juga perlu dibangun di sentra IKM
rotan Sumbawa Barat.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Rotan merupakan hasil hutan yang
melimpah di Sumbawa Barat, sehingga
industri mebel rotan di sana mempunyai
prospek yang cerah. Pengembangan industri
mebel rotan terkendala karena belum adanya
industri pengolahan rotan mentah menjadi
bahan baku siap pakai. Oleh karena itu
pengembangan industri mebelnya perlu
diarahkan terlebih dahulu untuk
mengeksplorasi rotan batangan menjadi
Gambar 7. Pelatihan produksi industri
aneka produk mebel. Dengan desain dan
mebel rotan bagi IKM di Sumbawa Barat,
teknologi yang tepat, bahan rotan batangan
21-25 Oktober 2013
dapat dibuat menjadi aneka perabot mebel
(Foto: Edi Eskak, 2013)
yang berkualitas. Dari kajian ini dihasilkan
kesimpulan bahwa industri mebel rotan di
Pemasaran hasil produksi rotan juga
Sumbawa Barat dapat ditumbuhkan dengan
masih terkendala, sehingga perajin kurang
pembuatan desain mebel khusus berbahan
bergairah dalam berproduksi. Pemerintah
baku rotan batangan.
daerah hendaknya membuat kebijakan agar
hasil produksi perajin terserap juga oleh
Saran
pasar lokal, seperti mewajibkan kantor Pembinaan kualitas dan kuantitas
instansi, sekolah, hotel, restoran dan produksi mebel rotan Sumbawa Barat perlu
sebagainya untuk memakai produk mebel ditingkatkan secara terprogram dan
62 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 4

berkelanjutan oleh dinas terkait. Promosi dari Masa ke Masa. Jurnal


dan pemasaran juga secara intensif perlu Rekajiva. No. 01, Vol. 01.
dilakukan untuk mempercepat kemajuan Januminro, C.F.M. 2000. Rotan Indonesia.
industri mebel rotan ini. Pembangunan Yogyakarta: Kanisius.
pabrik untuk pengolahan rotan asalan Kasmudjo. 2010. Teknologi Hasil Hutan
menjadi bahan baku kerajinan dan mebel Suatu Pengantar. Yogyakarta:
perlu segera dilakukan untuk mendukung Cakrawala Media.
industri kerajinan dan mebel rotan di Kasmudjo. 2011. Hasil Hutan Non Kayu.
Sumbawa Barat. Yogyakarta: Cakrawala Media.
Kasmudjo. 2013. Rotan dan Bambu.
V. DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Cakrawala Media.
Anta. 2013. Larangan Ekspor Rotan Buka Kholil. 2009. Pengembangan Kompetensi
Pintu Investasi. Inti Industri Daerah Berbasis
(http://www.hukumonline.com/berit Potensi Unggulan Sumber Daya
a/baca/lt511cafe6d4195/larangan- Alam Lokal. Studi Kasus di
ekspor-rotan-buka-pintu-investasi, Kabupaten Sumbawa Barat
diakses 30 Maret 2014). (http://portal.kopertis3.or.id/handle
Bagaskhara, D.B.F. 2013. Wawancara /123456789/1509, diakses 17
tanggal 25 Oktober 2013 di Oktober 2013).
Taliwang, Sumbawa Barat. Kustadi, A.D. 2013. Wawancara tanggal 1
Billah. 2009. Potensi Daerah Sumbawa. April 2014 melalui
(http://blogerssumbawa.blogspot.c https://www.facebook.com.
om/2009/09/potensi-daerah.html, Manurung, J. 2013. Rotan Peluang Bisnis.
diakses 18 Oktober 2013). (http://jordymanurung.blogspot.co
BPS Kabupaten Sumbawa Barat. 2007. m/2013/04/rotan-calamusmanan-
Sumbawa Barat Dalam Angka, peluang-bisnis.html, diakses 31
Taliwang: Badan Pusat Statistik Maret 2014).
Kab Sumbawa Barat. Marizar, S. E. 2005. Design Furniture.
Eskak, E. dan Harnandito P. 2012. Yogyakarta: Media Pressindo.
Teknologi Ukir Krawangan pada Marizar, S. E. 2007. Serial Rumah: Rotan
Bambu Betung (Dendrocalamus dan Material Unik. Jakarta:
asper). Dinamika Kerajinan dan Gramedia.
Batik, Vol. 31, No. 1. Maryana, I. 2009. Rotan Hasil Primadona
Iensufi, T. 2002. Furniture & Handicraft Hutan Non Kayu.
Berkualitas Ekspor. Jakarta: (http://www.rotanindonesia.org/ind
Erlangga. ex.php/kajian-tulisan/25-rotan/81-
Iwan. 2013. Kursi Teras Rotan. rotan-primadona-hasil-hutan-non-
(http://www.bdsrattan.com/foto_pr kayu, diakses 29 Maret 2014).
oduk/68DSC_3107x.jpg, diakses 17 Rini, M.N. 2009. Masalah Pemasaran
Oktober 2013). Rotan.
Jamaludin, 2007. Pengantar Desain Mebel. (http://www.rotanindonesia.org/ind
Bandung: Kiblat Buku Utama. ex.php/kajian-tulisan/25-rotan/80-
Jamaludin, Detty, F., dan Adani, I. 2013. masalah-pemasaran-rotan, diakses
Desain Kursi Berbahan Baku Rotan 29 Maret 2014).
E s k a k , K a j i a n P e n g e m b a n g a n M e b e l R o t a n . . . | 63

Sanusi, D. 2012. Kekayaan Belantara Sumbawa Barat Selayang Pandang. 2013.


Indonesia. Surabaya: Penerbit (http://www.sumbawabaratkab.go.i
Brilian Internasional. d/x9/, diakses 18 Oktober 2013).
Sari, D. dan Ivansyah. Ragam Gaya Rotan. Taufik, A. 2012. Aneka Jenis Kursi Rotan.
(http://www.tempo.co/read/news/20 (http://rumahidaman87.blogspot.co
13/07/24/108499416/Ragam-Gaya- m/2012/12/aneka-jenis-kursi-
Rotan, diakses 31 Maret 2014). rotan.html, diakses 18 Oktober
Serena and Lily. 2013. Kids Seating Poufs 2013).
Hanging Rattan Chair. Yusuf, H. 2012. Pengusaha Rotan Usulkan
(http://www.serenaandlily.com/Kid Sistim Buffer Stock Kemdag Beri
s/Kids-Seating-Poufs-Hanging- Lampu Hijau.
Rattan- (http://suarapengusaha.com/2012/0
Chair?utm_campaign=type1&utm 9/08/pengusaha-rotan-usulkan-
_medium=HardPin&utm_source= sistim-buffer-stock-kemdag-beri-
Pinterest, diakses 17 Oktober lampu-hijau/rotan/, diakses 30
2013). Maret 2014).
Soedjono. 1999. Berkreasi Dengan Rotan. Yuswanto. 1999. Finishing Kayu.
Bandung: Remaja Rosadakarya. Yogyakarta: Kanisius.
Soedjono, dan Srinuryani, E. 2008.
Kerajinan Rotan. Bandung:
Angkasa.
64 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai