CBR CBR
CBR CBR
DISUSUN OLEH
ASYIFA REGINA FINGKAN NASUTION
LEONARDO SILALAHI
YESI HERAWATI ELISABET SINAGA ( 4181121002 )
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Critical Book Report” yang berjudul “Model
Pembelajaran Fisika”. Tidak lupa penulis berterima kasih kepada Ibu Dr. Sondang R.
Manurung, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Fisika yang telah
memberikan bimbingannya dalam penyelesaian tugas ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas individu mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar Fisika dan juga untuk memperluas wawasan pembaca tentang model
pembelajaran fisika. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
iv
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Critical Book Review ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah
buku, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh
mahasiswa yang melakukan critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti
akan kelemahan dan keunggulan dari buku yang akan dikritisi. Dalam hal ini saya
mengkritik buku utama “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR” Oleh Penulis Dr.Sondang
R. Manurung,M.Pd., dan membandingkan dengan buku lainnya yang relevan.
Pembuatan tugas Critical Book Review ini juga melatih,menambah,serta
menguatkan pemahaman mahasiswa betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu
karya berdasarkan data yang factual sehingga dengan begitu tercipta lah mahasiswa-
mahasiswa yang berkarakter logis serta analisis sehingga dengan bertambahnya era
yang semakin maju yang seperti kita tahu sekarang dijaman MEA(Masyarakat
Ekonomi Asean) dituntut menciptakan masyarakat yang berpikir maju kedepan
dalam hal ini generasi-generasi bangsa yang saat ini sedang mengikuti jenjang
pendidikan baik yang rendah sampai yang tinggi menjadi ujung tombak perubahan
yang akan menciptakan bangsa yang maju dan sejahtera.
1
2
2
3
BAB II
3
4
BAB I
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
2. Memahami Peserta Didik untuk Menciptakan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
Pembelajaran yang aktif artinya peserta didik dan guru sama-sama aktif
terlibat dalam pembelajaran. Pada pendekatan pembelajaran konvensional, hanya
guru yang aktif (monologis), sementara para peserta didik pasif, sehingga
pembelajaran majemuk, tidak menarik, tidak menyenangkan, bahkan kadang-kadang
menakutkan siswa. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan
keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan
spiritual.
Pembelajran yang inovatif artinya pembelajaran yang menggunakan metode,
strategi, model, pendekatan, media, perangkat dan sebagainya yang dipandang baru
atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum
dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi guru
lain. Pembelajaran yang kreatif adalah hasil kegiatan yang dihasilkan guru yang
bertindak dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam dan
membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana serta hasil kegiatan
siswa yang juga kreatif dalam hal merancang/membuat sesuatu. Pembelajaran yang
efektif adalah pembelajaran yang hasil belajarnya merupakan sasaran atau minimal
merupakan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Guru harus menggunakan
model-model pembelajran yang termasuk kelompoj model pembelaharan yang
karakteristiknya SCL dalam mencapai target atau kompetensi dasar yang telah
dirumuskan.Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat
dinikmati peserta didik, yakni peserta didik merasa nyaman, aman dan asyik dalam
pembelajaran. Perasaan yang mengasyikkan pada dasarnya harus merupakan hasil
motivasi dari dalam diri peserta didik sendiri, yakni dorongan keingintahuan yang
disertai upaya mencari tahu sesuatu.
Pembelajaran fisika dapat dikembangkan guru menjadi pembelajaran yang
bersuasana PAIKEM jika guru menggunakan model-model pembelajaran yang
termasuk kelompok SCL. Dengan demikian model-model pembelajaran yang
4
5
5
6
Ekuilibrasi meregulasi proses berpikir individu pada tiga aras fungsi kognitif
yang berbeda. Ketiganya adalah hubungan antara (1) asimilasi dan akomodasi dalam
kehidupan infividu sehari-hari, (2) sub-sub sistem pengetahuan yang timbul pada diri
individu, dan (3) bagian-bagian dari pengetahuan individu dan sistem pengetahuan
sosial.
Peranan ekuilibrasi dalam meregulasi asimilasi dan akomodasi adalah
mencegah jangan sampai yang satu terjadi atas kerugian yang lain, serta
mengusahakan keseimbangan antara sub-sub sistem yang berkembang dengan
kecepatan yang berlainan, yang dapat menghilangkan konflik diantara sub-sub sistem
tersebut.
Proses dasar yang terjadi pada penyusunan pengetahuan adalah asimilasi dan
akomodasi yang diatur oleh ekuilibrasi. Selain itu, Piaget menjelaskan bahwa
penyusunan pengetahuan didasrkan pada jenis pengalaman pengetahuan yang
terjadi pada diri individu yang belajar. Sumber pengalaman logiko-matematik
adalah proses berpikir individu yang belajar itu sendiri. Dalam pengalaman logiko-
matematik, kegiatannya berupa refleksi tindakan waktu sekarang dan
mereorganisaiskannya pada tingkat yang logis. Proses-proses berpikir logis
dikarakterisasi sebagai kemampuan memformulasi himpunan-himpunan hipotesis.
Kemudian hipotesis yang kompatibel dengan situasi yang dipelajari dites. Pada
tingkat operasional formal, penalaran individual adalah dari suatu kerangka kerja
(hipotesis) menuju pengujian teori.
Ikhtisar empat tahap perkembangan
Tahap Penjelasan umum(overview)
Periode Sensorimotoris Prasimbolik dan praverbal. Inteligensi (kecerdasan)
(lahir sampai usia 1,5-2 mencakup pengembangan skema-skema tindakan. Contoh,
tahun) meraih-menggenggam-menarik dilakukan untuk
mengambil objek yang jauh. Pada tahun kedual: anak
membedakan dirinya dari lingkungan. Anak
mengembangkan identitas tubuhnya dan lainnya dalam
waktu dan ruang serta konsep tentang sifat permanen
objek.
Periode Praoperasional Berpikir sebagian (setengah:partially) logis mulai.
(umur 2-3 tahun sampai Pengertian tentang sifat permanen objek membimbing
6
7
7
8
8
9
perlahan-lahan menuju ke dalam diri, kontinu menjadi dialog verbal yang masing-
masing kita bahwa ke dalam diri, dan kita pakai membimbing perilaku dalam situasi
sehari-hari.
Menurut Berg, kebanyakan temuan penelitian mendukung Vygotsky, sehingga
kebanyakan peneliti sekarang ini menyebut egosentris sebagai pembicaraan pribadi
(private speech). Temuan studi akhir menolak konklusi Piaget yang menyatakan
bahwa anak-anak yang terlibat dalam pembicaraan pribadi berkelanjutan tinggi,
tidak mahir dalam komunikasi sosial. Temuan tersbut mengungkapkan bahwa anak
prasekolah yang berbicara banyak pada diri mereka sendiri, mempunyai partisipasi
sosial tinggi dan lebih berkompetensi sosial dari pada anak yang sedikit berbicara
pribadi.
Vygotsky percaya bahwa semua fungsi mental yang lebih tinggi berasal dari
hubungan sosial dan muncul pertama kali pada suatu daerah 9bidang0 hubungan
interpersonal antara individu, sebelum mereka berada pada suatu daerah (bidang)
intra psikis (intra psychic), dalam individu. Dia menekankan peranan sentral
komunikasi sosial dalam perkembangan berpikir anak, dengan memahami
pembelajaran anak mengambil tempat dalam Zone Proximal Development: ZPD [Zona
Perkembangan (ter)Dekat: ZPD].
Perlu diingatkan di sini bahwa Piaget tentu saja tidak mengabaikan
pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, tetapi penekanan peranan
interaksi sosial tersebut berbeda dengan yang dinyatakan Vygotsky. Piaget tidak
memikirkan bimbingan verbal orang dewasa sebagai instrumen perubahan kognitif,
melainkan menekankabn pentingnya interaksi dengan kawan sebaya (peer).
Piaget dan Vygotsky sebenarnya menekankan aspek (segi, facet) berbeda dari
pengalaman sosial anak, yang dalam hal ini keduanya berkontribusi terhadap
perkembangan anak.
Vygotsky memandang pembelajaran dan perkembangan tidak sebagai proses
tunggal, bukan pula sebagai proses gayut, melainkan sebagai satuan pembelajaran
dan perkembangan (learning-and-development) yang berinteraksi secara kompleks.
Menurut Vygotsky, formasi konsep adalah suatu aktivitas sosial-budaya-historis yang
berisi kunci kebulatan (keseluruhan) sejarah perkembangan mental anak.
4. Prinsip-prinsip Kepribadian Peserta Didik
9
10
Perbedaan ciri psikologis yang dimiliki setiap individu dan stabil dalam
berbagai situasi disebut kepribadian (personality). Dalam psikologi
kontemporer/modern, dikenal “Lima Faktor Besar” Kepribadian (the “Big Five”
Factors of Personality), yakni: Pertama, keterbukaan terhadap pengalaman (opennes
to experience), dengan ciri-ciri: cenderung menghargai hal-hal yang bersifat fantasi,
imaginasi, menyukai seni, musik, puisi, menghargai perasaan emosional, senang
mencoba kagiatan baru, senag mengunjungi tempat baru, senang mencoba makanan
baru, memiliki rasa ingin tahu yng intelek, terbuka pada ide-ide baru, senang
mengkaji ulang nilai-nilai tradisional, nilai agama, dan nilai politis; Kedua, kesadaran
(conscientiousness), dengan ciri-ciri: hati-hati, tindakannya didorong oleh kesadaran
sendiri, disiplin, tuntas, teratur, berpikir sebelum bertindak, pekerja keras, dapat
dipercaya, dan perfeksionis; Ketiga, ekstraversi (extraversion), dengan ciri-ciri:
senang berinteraksi dan berkomunikasi dengan banyak orang, senang melakukan
kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti berpesta, senang berbicara, antusias,
tidak takut mengambil resiko, dan menunjukkan kemampuan memimpin; Keempat,
kesetujuan (agreeableness), dengan ciri-ciri: memiliki rasa empati, penuh
pertimbangan, ramah, pemurah, suka menolong orang lain, mudah mempercayai
orang lain dan menyenangkan; Kelima, neurotis (neuroticism), dengan ciri-ciri:
cemas, mudah marah, merasa bersalah, mengalami depresi, frustasi, putus harapan,
pemalu, reaktif secara emosional, dan murung.
Dalam pembelajaran fisika, sebaiknya digunakan model-model pembelajaran
yang melibatkan siswa berkelompok agar sifat negatif yang dominan pada
faktor/dimensi neurotis misalnya dapat dikurangi/dihilangkan pada interaksi sosial
pada kelompok belajar.
5. Motivasi Belajar
Motivasi dapat didefinisikan sebagai proses yang menstimulasi perilaku
manusia atau menggerakkan manusia untuk bertindak. Dalam pembelajaran fisika,
motivasi intrinsik sama pentingnya dengan motivasi eksterinsik. Beberapa teori
tentang motivasi, antara lain :
a. Teori Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow, salah seorang psikolog amerika paling terkemuka pada
abad keduapuluh menyatakan ada tujuh tingkatan keinginan dan kebutuhan
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
terhadap apa dan bagaimana sebaiknya yang disediakan dan yang dilakukan agar
pembelajaran dapat berlangsung optimal.
Secara umum gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu
(1) gaya belajar konkrit, (2) gaya belajar abstrak, (3) gaya belajar aktif dan (4) gaya
belajar reflektif.
Pertama, gaya belajar konkrit memperoleh informasi melalui pengalaman
langsung, praktik langsung, dan menggunakan panca indra (melihat, mendengar,
menyentuh, mencicipi, mencium).Kedua, gaya belajar abstrak memperoleh informasi
melaui analysis, observasi, dan pemikiran.Ketiga, gaya belajar aktif memperoleh
informasi melalui pemaknaan pengalaman dengan cara menerapkan langsung
informasi baru tersebut.Keempat, gaya belajar reflektif memperoleh informasi
melalui pemaknaan pengalaman dengan cara merefleksikan dan memikirkan
informasi tersebut.
Selain pengelompokkan diatas, gaya belajar dapat juga dikelompokkan
menjadi tiga gaya belajar, yakni : gaya belajar visual, auditif, dan kinestetik.
BAB II
TEORI-TEORI BELAJAR
A. Teori-Teori Belajar
a) Teori Belajar Behavioristik
Behaviorisme dikembangkan oleh Edward Thorndike, Tolman, Guthrie dan Hull.
Pada intinya ada tiga asumsi dasar yang dianggap benar. Pertama, belajar
dimanifestasi oleh perubahan perilaku. Kedua, lingkungan membentuk perilaku. Dan
ketiga, prinsip-prinsip kedekatan dan penguatan adalah fokus untuk menjelaskan
proses belajar.
Ada 2 jenis pengkondisian yang mungkin :
1) Pengkondisian klasik
2) Pengkondisian operant
Menurut teori belajar behavioristik, pembelajaran ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai ativitas yang menuntut peserta didikm
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yan sudah diplajari dalam bentuk
laporan, kuis dan tes.
15
16
16
17
proses belajar belajar adalah bahwa dilihat dari perkembangan kognitif, belajar
merupakan tiga proses yakni asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi.
d) Implikasi Konstruktivisme dalam Pelajaran IPA
Belajar dipandang sebagai pengubahan konsepsi, yakni pengkonstruksian dan
penerimaan ide baru atau penstrukturan ide yang ada.
17
18
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak
sekonyong-konyong.
Dalam pandangan konstruktivitis, “strategi memperoleh” lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk
itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan:
1) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan
3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belaajr.
18
19
yang berbasis inkuiri, yakni menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:
1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis
2) Mengecek pemahaman siswa
3) Membangkitkan respon kepada siswa
4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
6) Memfokuskan perhataian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
7) Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
8) Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa
19
20
20
21
b. Strategi Pembelajaran
b.1 Pengertian Strategi Pembelajaran
21
22
Istilah strategi pada awalnya sering dipakai dalam dunia militer. Strategi
berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti Jenderal atau Panglima. Pengertian
strategi tersebut kalau diterapkan dalam dunia pendidikan oleh diartikan sebagai
pola dan urutan umum perbuatan guru-murid dalam mewujudkan kegiatan belajar
dan mengajar.
Strategi belajar mengajar adalah rencana dan cara-cara membawakan
pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran
dapat dicapai secara efektif.
Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum
perbuatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
Pola dan urutan umum perbuatan guru-murid itu merupakan suatu kerangka
umum kegiatan belajar mengajar yang tersusun dalam suatu rangkaian
bertahap menuju tujuan yang telah ditetapkan.
meminta kepada setiap anggota kelompok untuk mengemukakan satu ide untuk
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang di diskusikan. Akhirnya
mereka harus menghasilkan satu ide yang disepakati bersama untuk dilaporkan ke
kelas besar. Untuk strategi ini biasanya kelompok diberi batasan waktu seperti lima
menit, sepuluh menit atau tergantung kompleksitas masalahnya.
b.3. The Inner Circle
Strategi ini berupa kelas di dalam kelas, dimana separuh mahasiswa bertindak
sebagai kelompok diskusi dan separuhnya lagi sebagai observer. Bila kursi dalam
ruang kelas bisa dipindah-pindah, dosen biasanya menyusun tempat duduk
berbentuk dua lingkaran konsentrik. Guru mungkin menjelaskan dulu bahwa ia akan
memberi kesempatan pada siswa yang pendiam untuk mengemukakan idenya. Dari
beberapa pengalaman yang dilakukan, guru sangat terkesan dengan mahasiswa yang
biasanya pendiam menjadi mau berbicara ketika mereka merasa mempunyai
tanggungjawab sebagai anggota Inner Circle.
c. Metode Pembelajaran
c.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Variabel-variable pembelajaran ada tiga jenis, yaitu: (1) variable metode, (2)
variable kondisi, dan (3) variabel hasil.
c.2 Metode Ceramah (lecture)
Metode ini tepat untuk diterapkan bila:
a) Kegiatan instruksional baru dimulai;
b) Waktu terbatas;
c) Jumlah pengajar sedikit.
Tetapi, metode ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut:
a) Partisipasi siswa rendah;
b) Kemajuan siswa sulit dipantau;
c) Perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau
d) variabel
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
luaran atau hasil belajar yang dicapai dengan memakai model pembelajaran
yang dipilih adalah kompetensi yang dirumuskan? Jika luaran yang dicapai
adalah kompetensi yang dirumuskan, maka gunakan model itu.
e. Kaitan Penggunaan model Pembelajaran dengan Delapan Keterampilan Dasar
Guru
BAB III
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. URAIAN MATERI
35
36
36
37
37
38
38
39
BAB IV
PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
A. KOMPETENSI DAN INDIKATOR ESENSIAL
Indikator Esensial
4.1.1 Menjelaskan prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik
4.3.1 Menjelaskan salah satu aktivitas guru dalam kegiatan elaborasi pada kegiatan
inti pelaksanaan pembelajaran
4.5.1 Menjelaskan jenis-jenis bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa
untuk belajar
4.6.1 Menentukan saat yang tepat untuk mengambi keputusan memodifikasi
strategi pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP
39
40
B. URAIAN MATERI
1) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
40
41
41
42
Guru profesional harus mampu mengembangkan RPP yang baik, logis dan
sistematis. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru memiliki
makna yang cukup mendalam bukan hanya kegiatan rutintas untuk memenuhi
kelengkapan administratif, tetapi merupakan cermin dari pandangan, sikap dan
keyakinan profesional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya.
NO Komponen RPP Indikator Penilaian RPP
1 Standar Kompetensi Rumusan standar kompetensi mendeskripsikan
sehimpunan kompetensi yang minimal terkait
kecakapan diri, kecakapan berfikir, kecakapan sosial,
kecakapan akademik yang harus dicapai siswa.
Standar kompetensi mengacu pada kurikulum
yang berlaku
2 Kompotensi Dasar Ketepatan penjabaran standar kompetensi ke
dalam kompetensi dasar.
Rumusan kompetensi dasar mendeskripsikan
proses dan unjuk kerja yang diharapakan
42
43
43
44
44
45
berpedoman pada standar kompotensi (SK) dan kompotensi dasar (KD). Bahan ajar
juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta didik.
Dalam modul ini, bahan ajar diartikan sebagai materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompotensi dan kompetensi
dasar.Cakupan bahan ajar setidaknya ada:
1. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
2. Kompotensi yang akan dicapai
3. Konten atau isi materi pembelajaran
4. Informasi penduduk
5. Latihan-latihan
6. Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja
7. Evaluasi
8. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi
Buku teks :
Mengasumsikan minat dari pembaca
Ditulis untuk pembaca (guru,dosen)
Dirancang untuk dipasarkan secara luas
Disusun secara linear
Struktur berdasar logika bidang ilmu
45
46
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah
memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam
rangka membantu siswa dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud
meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian
perlakuan terhadap materi pembelajaran
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui
kriteria bahan ajar. Secara lengkap langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompotensi dan
kompetensi dasar
b. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
c. Memilih materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
46
47
47
48
Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat maka bisa mengatasi sikap
pasif peserta didik. Media pendidikan berguna untuk :
a. Menimbulkan kegairahan belajar
48
49
Media visual yang tidak diproyeksikan dapat langsung dipandang tanpa bantuan
proyektor atau layar. Beberapa keunggulannya antara lain: mampu menjadikan
konsep abstrak menjdi lebih konkrit, mudah diperoleh, relatif murah. Beberapa
keterbatasannya: karena merupakan gambar dua dimensi , maka diperlukan
sederetan gambar dari sisi yang berbeda untuk menampilkan dimensi ketiga,
diperlukan gambar yang sederhana. Yang termasuk dalam kategori media visual yang
tidak diproyeksikan ini adalah :
Benda sebenarnya. Media ini seharusnya menjadi bagian utama dalam
pembelajaran kontestual
Gambar diam, misalnya hasil lukisan
Ilustrasi, yakni gambar yang menyertai teks agar lebih jelas
Karikatur, yakni gambar yang disederhanakan dan biasanya berisi
sindiran
Sketsa, gambar sederhana yang melukiskan bagian pokok
Poster, kombinasi unsur-unsur visual seperti garis, gambar
Gambar, gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis
49
50
50
51
51
52
BAB III
PEMBAHASAN
52
53
53
54
54
55
Sering kali, guru merasakan kesulitan yang cukup serius saat hendak
menerapkan metode pembelajaran kelompok. Dalam menghadapi situasi tersebut,
guru dapat mendatangi satu kelompok dan berbicara secara perlahan agar kelompok
lain tidak terganggu dengan instruksi yang disampaikan. Mulai gerakan memberikan
kode, cara tersebut diharapkan tidak mengganggu kelompok lain saat guru memberi
peringatan untuk diam. Guru harus menjaga suara serta gerakan saat memberi
peringatan kepada murid atau kelompok yang menjadi sumber kegaduhan.
3. Tanda Perhatian Kelompok
Tanda paling efisien yang dapat dilakukan guru untuk menarik perhatian
seluruh murid ialah memberikan respons secara terang-terangan. Hal tersebut
berguna untuk menginterupsi hal-hal apa pun yang dikerjakan para murid hingga
menyebabkan kegaduhan.
4. Mendorong Interpendensi di Dalam Kelompok
Interpendensi atau hubungan saling ketergantungan secara positif terjadi
ketika kinerja individual ditingkatkan oleh para anggota kelompok dalam rangka
menghasilkan produk bersama sebagai kesatuan kerja. Selain meningkatkan kinerja,
interpendensi berguna membangun soliditas kelompok serta membantu
menciptakan aturan kelompok yang mendukung pembelajaran.
5. Pertanggungjawaban Individu
Melatih tanggung jawab individu dalam konteks pekerjaan kelompok dapat
dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, memberikan instruksi yang
mengharuskan setiap murid mengerjakan tugas secara serius. Kedua, meminta daftar
anggota kelompok serta mencantumkan peran murid secara individu. Ketiga,
meminta murid mencatat setiap proses yang ditempuh dalam menyelesaikan tugas
kelompok.
Dalam melakukan pengawasan, guru mengetahui keadaan fisik secara
menyeluruh, baik itu berhubungan dengan tingkah laku murid maupun situasi yang
sedang terjadi. Hal itu tentu dapat memudahkan guru untuk berkomunikasi dengan
muridnya. Namun, dalam melakukan pengawasan, guru harus mengembangkan
perilaku dan dapat meningkatkan daya kreasi murid. Sebaliknya, guru harus
menghindari perilaku pengawasan yang merusak suasana lingkungan pembelajaran.
Hal yang tidak kalah penting ialah respons guru saat menemukan perilaku murid.
55
56
Dari beberapa pendapat diatas mengenai model pembelajaran baik itu dari
pengertian maupun yang lainnya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang membentuk suatu komunikasi
yang baik antara guru dan murid. Efek pembelajaran model kooperatif adalah
pencapaian kompetensi berupa hasil belajar akademik, penerimaan keagamaan, dan
keterampilan sosial. Landasan teoritik model pembelajaran kooperatif adalah
perilaku kooperatif yang dipandang Dewey dan Thelen sebagi pondasi demokrasi,
dan sekolah dilihat sebagai labiratorium untuk mengembangkan perilaku demokratis.
Dalam model pembelajaran ini, guru sangat berperan penting dalam suatu kelas salah
satunya adalah mengelola atau mengatur ruangan kelas. pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, seorang guru yang mnggunakan model pembelajaran
kooperatif ini dapat menciptakan kelas yang kondusif, dan murid bebas untuk
mengemukakan pendapat di depan kelas dengan baik. Selain itu, dalam proses
pembelajaran kooperatif guru juga melatih tanggung jawab individu dalam konteks
pekerjaan kelompok.
56
57
3. Dari aspek isi buku, sudah sangatlah bagus tetapi meskipun begitu tidak bisa
dipungkiri dari setiap pengerjaan tidak ada yang sempurna, masih banyak
kekurangan baik dari segi , tata bahasa penggunaan huruf, kalimat yang salah dan
sebagainya masih kurang sempurna didalam buku ini,dan untuk lebih lengkapnya
dapat pembaca lihat pada bagian Pembahasan Point A.
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah Strategi Belajar Mengajar oleh
penulis Dr.Sondang R.Manurung,M.Pd. ini sudah sangat bagus karena sudah
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan KBBI dan kaidah EYD sehingga
dengan begitu pembahasan setiap materi didalam buku ini mudah dipahami oleh
semua masyarakat dari tingkatan dan kalangan yang berbeda-berbeda.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku karangan Dr.Sondang R. Manurung,M.Pd. yang berjudul Strategi Belajar
Mengajar ini sangat bermanfaat bagi pembaca. Didalam buku tersebut menjelaskan
tentang strategi belajar mengajar dengan jelas dan rinci. Dilihat dari segi bahasa
menggunakan bahsa baku yang mudah dipahami walaupun terdapat beberapa kata
istilah yang kurang dimengerti pembaca. Dengan penjelasan yang rinci, setelah
membaca buku ini pembaca mendapatkan banyak informasi dan dapat juga
menambah atau memperluas wawasan. Selain itu buku ini memiliki kekurangan,
dengan penjelasan yang lengkap kekurangan tersebut hampir tidak terlihat.
B. Rekomendasi
Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Book Riview
(CBR) ini adalah sebagai berikut:
57
58
1. Bagi reviewer : untuk Hendaknya memberikan komentar dan saran maupun
kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical Book Riview
(CBR) berikutnya
2. Bagi penulis : dapat sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam
pencetakan selanjutnya, untuk memberitahukan kepada penulis apa yang
menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3. Bagi pembaca : sebagai penambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
tahap strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan
yang membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan
dimasa dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
dimasa yang akan datang dalam pembuatan Critical Book Riview (CBR) yang
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
58
59
59