Anda di halaman 1dari 2

suasana kerja di perusahaan Jepang pada masa lalu sangat keras.

Atasan menekan
bawahan untuk bisa bekerja, mencapai target yang diinginkan. Perundungan dan pelecehan
terjadi.
Dalam hal gender. Perempuan relatif tidak begitu diterima di tempat kerja. Pelecehan
seksual, dari yang kelas ringan seperti pelecehan verbal, sampai ke kekerasan seksual
terjadi di tempat kerja.

Sekarang ini perusahaan jepang sedang berubah. Kini hal-hal yang dulu dianggap biasa
menjadi hal yang sangat terlarang. Pelecehan seksual menjadi hal yang sangat keras
dilarang. Orang Jepang menyebutnya seksu hara, istilah yang diadopsi dari istilah sexual
harassment. Bersamaan dengan itu juga diperkenalkan istilah pawa hara, diadopsi dari
istilah power harassment, yaitu pelecehan terhadap orang lain dengan menggunakan
kekuasaan yang didapat dari jabatan. Hal itu juga dilarang sangat keras.

Apa yang membuat itu semua berubah? Kata kuncinya "manajemen". Perusahaan-
perusahaan Jepang tumbuh berkembang menjadi perusahaan raksasa yang mendunia.
Untuk mengelola perusahaan-perusahaan besar itu diperlukan sistem manajemen yang
andal. Demikian pula, pemerintahan harus dikelola dengan cara yang sama. Meski pada
awalnya orang-orang Jepang mempraktikkan berbagai ciri kerja mereka, pada akhirnya
mereka harus menyingkirkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip manajemen.
Perusahaan-perusahaan global Jepang harus berperilaku seperti perusahaan-perusahaan
global lain, mengadopsi nilai-nilai korporasi berbasis pada tuntutan manajemen. Pemerintah
merumuskan hukum-hukum baru yang dengan tegas melarang praktik-praktik pelecehan
tadi. Nilai-nilai baru ini di disebarkan menjadi nilai-nilai dalam praktik bisnis di seluruh
jaringan global mereka.

Perundungan adalah soal kesalahan manajemen. Sayangnya, masalah ini sering dianggap
sebagai sekadar persoalan pribadi pelakunya atau soal oknum saja. Ketika terjadi
perundungan, pelecehan, bahkan pelanggaran hak asasi manusia, orang-orang mencoba
mencari solusi yang tidak menyentuh aspek manajemen. Masalahnya tidak akan pernah
bisa diselesaikan.

bagaimana menghadapi atasan yang otoriter atau yang suka melecehkan. Ini adalah
pertanyaan yang sama dengan pertanyaan soal bagaimana mengatasi kecurangan,
kemalasan, rendahnya integritas, dan berbagai soal lain. Orang mencoba memandangnya
sebagai masalah yang parsial, tidak memandangnya sebagai masalah manajemen. Padahal
itu semua soal manajemen dan ada jawabannya pada prinsip-prinsip manajemen.
Maka jawaban saya biasanya adalah lakukan perubahan berbasis manajemen. Boleh saja
diambil tindakan yang sifatnya parsial, tapi itu sekadar tindakan darurat saja. Tanpa
perubahan dari sisi manajemen, tindakan parsial tidak akan banyak manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai