Anda di halaman 1dari 2

Indikator Supply chain

Indikator Supply chain yang efektif:


 Dalam Faktor Organisasi
Sistem organisasi yang baik harus dibuat dalam mendukung implementasi supply
chain yang ada, dalam rangka menciptakan supply chain yang efektif. Tidak jarang alur
pasokan barang tertunda karena proses aministrasi yang banyak seperti terlalu banyaknya
pengecekan kembali yang bersifat non-value activity.
Manajemen berdasarkan proses. Salah satu kunci dari suksesnya implementasi supply
chain adalah perubahan dari organisasi fungsional menjadi organisasi horisontal. Kunci dari
organisasi horisontal adalah organisasi yang disusun berdasarkan prosesbukan berdasarkan
fungsi. Dengan adanya perubahan ini maka pembentukan perspektif integrasi akan lebih
mudah pada diri karyawan karena perspektif integrasi ini merupakan salah satu hambatan
yang seringkali terjadi dalam implementasi strategi usaha.
1. Komunikasi yang terbuka antar rantai.
Komunikasi antar mata rantai harus dilakukan secara rutin, transparan dan terbuka.
2. Shared Culture.
Hal ini berbicara mengenai komunikasi yang dibangun dari top level management
kepada karyawan mengenai implementasi supply chain yang ada berupa sharing yang
akhirnya dibangun menjadi suatu budaya perushaan. Melalui pendekatan baik formal
maupun informal akan tercipta perubahan paradigma karyawan dari pola pikir yang
sempit kearah pola pikir yang dapat melihat gambaran besar dari aktivitas yang ia
lakukan, karena supply chain berbicara mengenai pemikiran yang terintegrasi dalam
keselurahan rantai yang ada (semua proses produksi).
3. Managing People.
Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam
implementasi suatu strategi, karena sumber daya manusialah yang menjadi ujung tombak
keberhasilan dari implementasi tersebut. Hal inilah yang membuat perlunya training dan
pembinaan yang cukup terhadap kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan karyawan
dalam mengerjakan tanggungjwabnya. Tanpa memberikan training dan pembinaan yang
tepat maka implementasi supply chain akan gagal atau memiliki performance yang
buruk. Salah satu contohnya adalah training kepada karyawan ketika perusahaan
mengadopsi suatu sistem informasi yang baru atau melakukan upgrade dalam rangka
mengimplementasikan supply chain.

 Dalam Faktor Strategic Partnering


Dengan adanya kompetisi yang semakin ketat, perusahaan banyak menempuh cara
partnering sebagai cara yang jitu untuk mengintegrasikan supply chain dari mata rantai yang
paling hulu sampai mata rantai yang paling hilir. Kemitraan bisnis didefinisikan oleh Poirier
dan Reiter, sebagaimana dikutip oleh Indrajit sebagai berikut: “Is process through which the
involved parties establish and sustain a competitive advantage over similar entities, through
pooling resources in trusting atmosphere focused on continuous, mutual
improvement” [CITATION Poi96 \l 1033 ]
Kriteria untuk strategic partnering adalah sebagai berikut: Partner as operational
part of supply planning. Misalnya dengan melibatkan dalam perencanaan pebeliaan bahan
baku. Sistem informasi terpadu, misalnya: Vendor Managed Inventory (VMI). Adanya
kepercayaan antar partner, misalnya penukaran informasi melalui Electronic Data
Interchange (EDI).  Proyek bersama, misalnya: iklan bersama, design produk. Pembatasan
jumlah supplier (preferred supplier).

Anda mungkin juga menyukai