Anda di halaman 1dari 5

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PT TIRTA INVESTAMA (AQUA)

A. Penerapan SCM di PT. AQUA Tirta Investama

Sistem Supply Chain Management yang diterapkan aqua menggunakan bantuan Sistem
MySAP, dimana system tersebut merupakan salah satu system SCM terintegrasi dengan
banyak modul aplikasi lainnya yang digunakan perusahaan. Pada dasarnya sistem SCM yang
digunakan adalah hasil singkronisasi dan koordinasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan
aliran material/produk, baik internal Aqua maupun antar organisasi yang terlibat pada proses
SCM seperti pada gambar berikut.

Gambar 1. Tiga macam aliran yang harus dikelola dengan baik dalam
supply Chain (sumber Pujawan, I.N., 2005)

Material flow dalam sebuah industri manufaktur merupakan hal yang rumit, dimana
penangananya membutuhkan campur tangan semua pihak pada industri terkait, tidak hanya
bagian produksi yang mengelola material tersebut, tetapi harus menjadi perhatian bagian lain
seperti pemasaran, dan juga akuntansi yang pada fungsi nya bagian tersebut terpisah satu sama
lain. Pada Supply Chain management seluruh bagian tersebut harus membentuk sebuah tim
yang disebut sebagai cross functional team yang menghasilan proses yang efektif dan efisien.
Salah satu implemenasi dari cross functional team adalah perancangan produk
Untuk menciptakan produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan/ekspektasi konsumen
dengan proses produksi yang cepat dan mudah diperlukan koordinasi antara bagian pemasaran,
produksi, perencanaan proses, pengadaan material dan bagian lainnya berkoordinasi
membahas berbagai aspek dari perancangan produk tersebut. Dalam dunia industri konsep
tersebut dikenal dengan concurrent engineering.

Dalam proses produksi tentunya perusahaan tidak hanya berkaitan dengan internal
perusahaan saja, sehingga penyesuaian-penyesuaian dalam aktivitas produksi tidak hanya
dilakukan terhadap bagian internal saja namun diperlukan penyesuaian dengan bagian
eksternal. Pada konsep supply chain management, perusahaan yang sukses dalam kompetisi
merupakan perusahaan yang dapat terus meningkatkan kerjasama dengan pihak eksternal baik
supplier maupun distributor. Hal ini berkaitan erat dengan harga pokok produksi, dimana
bahan baku yang menjadi komponen utama diperoleh dari pihak eksternal dan untuk urusan
pengiriman baik bahan baku maupun barang jadi juga seringkali menggunakan jasa dari pihak
ketiga.

Pada prakteknya transaksi bisnis juga membutuhkan jasa pihak ketiga dalam hal ini
perbankan. Teknologi dan sistem informasi yang digunakan perusahaan dalam mengelola asset
juga disediakan oleh pihak ketiga, sehingga hampir setiap aktivitas terkait dengan pihak
eksternal. Sehingga konsekuensinya, hanya perusahaan-perusahaan yang mampu menjalin dan
memelihara hubungan dengan pihak luar tersebut yang akan bisa bertahan dalam persaingan
pasar.

Dalam dunia industri manufaktur yang memiliki potensi pengulangan yang tinggi dan
masa produksi yang relatif panjang memungkinkan industri tersebut membentuk suatu
jaringan supply chain yang stabil, efektif dan efisien pada awal masa produksi sehingga dapat
memperoleh manfaat pada proses selanjutnya.

Secara umum kegiatan utama yang masuk kedalam klasifikasi dari supply chain
management adalah:
- Kegiatan merancang produk baru (product development )
- Kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)
- Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan ( planning and control )
- Kegiatan melakukan produksi ( production )
- Kegiatan melakukan pengiriman ( distribution )
Fitur-fitur yang ditawarkan dalam MySAP sebagai SCM bisa di jelaskan sebagai
berikut:
1. Supply chain collaboration: mySAP memungkinkan perusahaan dan partner berada
pada satu sistem yang sama, sehingga dapat sama-sama mengawasi data inventory level,
order, peramalan, perencanaan produksi dan juga KPI. MySAP juga memberikan fasilitas
untuk berkomunikasi dengan partner via jaringan internet, dengan demikian maka dapat
membantu meningkatkan service dan jg meminimalkan biaya inventori.
2. Collaborative design : pada proses launching produk perusahaan dapat memperoleh
bantuan baik dari internal maupun eksteral dalam hal ini design partner, sehingga dapat
mengurangi waktu launching produk, promosi atau rekomendasi standarisasi part desain
yang digunakan ulang, serta optimalisasi pemilihan supplier sehingga menguntungkan
bagi perusahaan.
3. Collaborative fulfillment: fitur yang memungkinkan perusahaan dan partner untuk
memeriksa ketersetiaan barang dan kapasitas supply chain secara online. Dengan adanya
fitur ini dapat memepermudah koordinasi logistik yang dilakukan oleh pihak ketiga.
4. Collaborative demand and supply management: memungkinkan perusahaan dan
partner mengetahui peramalan permintaan secara online sehingga dapat membantu
supplier dalam mengatur jumlah barang yang di supply sesuai dengan data peramalan
sehingga dapat menciptakan tingkat persediaan yang sesuai dengan permintaan pelanggan
dan dapat meminimalisir biaya persediaan.
5. Collaborative procurement: mySAP memungkinkan perusahaan mengetahui jumlah
kebutuhan bahan baku dan membelanjakan bahan baku sesuai dengan pertimbangan data
permintaan untuk bahan baku tersebut, sehingga mengurangi pembelian yang tidak perlu.
6. Production planning: mySAP memiliki kemampuan untuk perencanaan produksi mulai
dari penjadwalan produksi dan perhitungan sumber daya atau material yang dibutuhkan.
7. Supply chain exchanges: mySAP memungkinkan perusahaan menggunakan jaringan
internet sebagai sarana komunikasi. Sehingga perusahaan dapat mengatur hubungan
dengan pelanggan, pihak eksternal baik itu supplier, maupun distributor sehingga
mempermudah mitra dalam menyesuaikan penetapan harga, pengecekan persediaan, statu
pengiriman, dan dapat melihat histori pemesanan kapan dan dimana saja.
8. Supply chain performance management: mySAP memberikan informasi pengukuran
seperti periode pemesanan, kapasitas penggunaan sehingga dapat mengetahui perbaikan
yang harus dilakukan, dan efektifitas dari pada mitra ataupun penyalur

Anda mungkin juga menyukai