Perubahan dan dinamika yang terjadi memaksa untuk beralih ke cara dan
strategi lain yang lebih sesuai, oleh karena itu dirasa cross-functional factor
merupakan pilihan yang dapat digunakan untuk menghadapi perubahanperubahan tadi dan mencapai kesuksesan. Jika dilihat dari faktor sukses yang
lama dengan faktor sukses yang baru, terdapat perbedaan seperti tabel berikut
Old Success Factor
Size
Role clarity
Specialization
Control
Berdasar dari skema diatas, yang menjadi leader dapat terbagi menjadi dua,
yaitu case manager untuk tim lintas fungsionak permanen dan team leader
untuk tim lintas fungsional ad hoc.
Dilihat juga bahwa terdapat tiga organisasi sistem antara lain sistem order
getting, sistem order filling, dan sistem purna jual. Ketiga organisasi sistem
tersebut memiliki tujuan yaitu mencapai tujuan sistem untuk menghasilkan value
bagi customer dan melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap
kinerja sistem.
Berikut adalah tujuan dari masing-masing sistem
Sistem order getting
Quick respon to request
On time delivery
Fit to request
On time delivery
Fit to order
to
Win to mindshare
Berdasarkan dari penjelasan yang sudah ada, dapat diambil kesimpulan bahwa
keunggulan yang dimiliki oleh organisasi lintas fungsional adalah
Kecepatan
Kompleksitas
Berfokus
ke
pemuasan
kebutuhan customer
Kreatif
Pembelajaran
Single point of contact
Keyakinan dasar
Dalam implementasi cross-functional mindset, diperlukan beberapa keyakninan
dalam memnentukan tujuan dan proses yang akan dilakukan. Keyakinan yang
ada diantaranya:
1. Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui kerja
sama lintas fungsional
2. Kerja sama lintas fungsonal menghasilkan sinergi
3. Cross-functional approach membentuk learning organization
4. Kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organization ke
pemuasan kebutuhan customers
1. Kerja sama
Cross-funtional hanya akan terwujud jika adanya kerja sama yang baik
antara anggotanya. Kebutuhan customer yang beragam dan kompleks
sangat diharapkan adanya kerja sama untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
2. Mental berlimpah
Mental berlimpah adalah kemampuan jiwa seseorang dalam menerima
keberhasilan, kesuksesan, dan penghargaan orang lain. Cross-functional
sangat menuntut adanya mental berlimpah dari anggotanya karena dengan
mental yang berlimpah, kerja sama akan bisa dilakukan dan menghindari
konflik sehingga dapat terwujudnya cross-functonal yang berujung pada
pemenuhan kebutuhan konsumen.
3. Kerendahan hati
Kerendahan hati menjadikan orang mampu menerima kehadiran orang lain
dalam bekerja dan mampu membangun kerja sama dengan orang lain.
Dalam cross-functional, anggota diharuskan untuk mengesampingkan
kepentingan fungsinya masing-masing dan memiliki fokus yang sama yaitu
kepuasan konsumen.
Perwujudan cross-functional mindset
Cross-functonal mindste diwujudkan dalam dua komponen
Struktur sistem pengendalian manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen
Cross-functonal mindset diwujudkan ke dalam tahap proses:
Penyusunan anggaran berbasis aktivitas (activity-based budgeting)
Implementasi rencana dengan activity-based management
Pengendalian pelaksanaan rencana dengan activity-based cost system.