Anda di halaman 1dari 6

Cross-Functional Mindset

Cross-functional mindset merupakan suatu paradigma, keyakinan dasar, dan


nilai dasar yang melandasi kerja tim secara lintas fungsional. Dalam
perwujudannya, cross-functional mindset terbagi dalam struktur sistem
pengendalian manajemen dan proses sistem pengendalian manajemen. Seperti
yang dikatakan oleh Noland D. Archibald : the method used to manage business
process will be a major factor in determining the sruvival of corporation in the
coming decade. Hal ini menerangkan bahwa sebuah metode atau cara atau
mindset akan sangat memperngaruhi dari suatu proses yang tentunya akan
mempengaruhi hasil yang dicapai.
Dalam sebuah proses, struktur merupakan hal yang terikat dan mengikuti dari
fungsi. Pada kondisi sekarang ini, lingkungan sangat membutuhkan adanya
struktur yang fit dalam hal memenuhi tuntutan jaman yang terus berubah.
Beberapa tuntutan yang perlu diperhatikan antara lain

Customer sangat demanding, dan sangat mudah bagi customer untuk


mendapatkan tuntutan mereka
Kebutuhan customer yang menjadi kompleks, hal ini dikarenakan
banyaknya produser yang berlomba menawarkan berbagai values.

Perubahan dan dinamika yang terjadi memaksa untuk beralih ke cara dan
strategi lain yang lebih sesuai, oleh karena itu dirasa cross-functional factor
merupakan pilihan yang dapat digunakan untuk menghadapi perubahanperubahan tadi dan mencapai kesuksesan. Jika dilihat dari faktor sukses yang
lama dengan faktor sukses yang baru, terdapat perbedaan seperti tabel berikut
Old Success Factor
Size
Role clarity
Specialization
Control

New Success Faktor


Speed
Flexibility
Integration
Innovation

Berkaca dari tabel diatas, diharapkan cross-functional organization dapat


memberikan hasil yang lebih menjanjikan.
Untuk mewujudkan agar cross-functional mindset dapat berjalan dengan baik,
dibutuhkan mereka yang berperan penting dalam menjalankan mindset tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan tim yang solid dan bisa bekerja bersama dengan
baik. Tim merupakan kumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing
yang bersifat saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan
tertentu bersama. Berdasarkan hal diatas, diperlukan tim yang bekerja khusus
dalam ranah lintas fungsional atau yang disebut cross-functional team. Crossfunctional team (tim lintas fungsional) adalah sekelompok personel yang berasal
dari berbagai fungsi atau disiplin dalam organisasi, yang berusaha bersamasama mewujudkan tujuan tim.
Prinsip-prinsip pembangunan cross-functional team / organization antara lain

Organisasi diorientasikan ke sistem yang digunakan untuk melayani


kebutuhan konsumen
Sumber daya manusia diorganisasi menurut tim lintas fungsional dan
setiap tim diberi tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan sistem dan
melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap sistem tersebut.

sistem cross-fucntional team terjelaskan dalam skema berikut

Berdasar dari skema diatas, yang menjadi leader dapat terbagi menjadi dua,
yaitu case manager untuk tim lintas fungsionak permanen dan team leader
untuk tim lintas fungsional ad hoc.
Dilihat juga bahwa terdapat tiga organisasi sistem antara lain sistem order
getting, sistem order filling, dan sistem purna jual. Ketiga organisasi sistem
tersebut memiliki tujuan yaitu mencapai tujuan sistem untuk menghasilkan value
bagi customer dan melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap
kinerja sistem.
Berikut adalah tujuan dari masing-masing sistem
Sistem order getting
Quick respon to request

Sistem order filling


Quick respond to order

On time delivery
Fit to request

On time delivery
Fit to order

Sistem purna jual


Quick
respond
complaint
On time solution
Fit to complaint

to

Win to mindshare

Win the marketshare

Win the heartshare

Berdasarkan dari penjelasan yang sudah ada, dapat diambil kesimpulan bahwa
keunggulan yang dimiliki oleh organisasi lintas fungsional adalah

Kecepatan
Kompleksitas
Berfokus
ke
pemuasan
kebutuhan customer

Kreatif
Pembelajaran
Single point of contact

Membangun mindset cross-functional


Dalam membangun cross-functional mindset, perlu diketahui beberapa poin
penting yaitu:

Paradigma lintas fungsional


Keyakinan dasar
o Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsistensi melalui
crossfunctional approach
o Kerja sama lintas fungsional menghasilkan sinergi
o Cross-functional approach membentuk learning organization
o Kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organisasi
kepada kepuasan customer
Nilai dasar
o Kerja sama
o Mental berlimpah
o Kerendahan hati

Paradigma cross-functional memiliki beberapa poin penting diantaranya


o
o

Organisasi sebagai rangkaian sistem yang digunakan untuk melayani


kebutuhan customer
Organisasi sebagai suatu kumpulan shared competencies and resources
yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan customers

Keyakinan dasar
Dalam implementasi cross-functional mindset, diperlukan beberapa keyakninan
dalam memnentukan tujuan dan proses yang akan dilakukan. Keyakinan yang
ada diantaranya:
1. Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui kerja
sama lintas fungsional
2. Kerja sama lintas fungsonal menghasilkan sinergi
3. Cross-functional approach membentuk learning organization
4. Kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organization ke
pemuasan kebutuhan customers

1.Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui


kerja sama lintas fungsional
Dapat dilihat bahwa keyakinan dasar membentuk suatu tujuan yang salah
satunya adalah kualitas produk yang konsisten. Berikut ini beberapa hal penting
terkait kualitas produk yang konsisten:

Membangun kualitsa ke dalam setiap aspek manajemen memerlukan


perjalanan jangka panjang yang penuh dengan halangan

Dengan membangun kualitas ke dalam setiap aspek manajemen, produk


dan jasa berkualitas dapat dihasilkan secara konsisten dalam jangka
panjang.
Dari pengalaman masa lalu, organisasi fungsonal hanya melahirkan kerja
sama antar fungsi yang sangat minimum, bahkan organisasi terpecahpecah kedalamn fungsi yang masing-masing berorientasi untuk memenuhi
kepentingan fungsinya, bukan kepentingan organisasi perusahaan secara
keseluruhan.
Pada lingkungan customer yang memegang kendali bisnis, cross-functnal
approach mengintegrasi kembali fungsi-fungsi yang dibentuk dalam
organisasi untuk memfokuskan usaha seluruh fungsi dalam memuasi
kebutuhan customer
Cross-functional approach memaksimumkan kerja sama lintas fungsi
untuk menghasilkan produk berkualitas secara konsisten dalam jangka
panjang

2. Kerja sama sinergis


Produk pada dasarnya merupakan satu bundel jasa yang berfungsi untuk
memuasi kebutuhan keinginan dan harapan customer. Oleh karena dalam
lingkungan bisnis dimana customer memegang kendali, hal ini membuat
customer menjadi sangat pemilih dan sangat tinggi tuntutannya, sehingga tiapn
komponen jasa dan produk harus berkualitas. Hal ini menyebabkan setiap tahap
pemakaian menyeluruh suatu produk (find, acquire, transpor, use, store, dispose
of, stop) harus menghasilkan value bag konsumen, dimana pada tahap ini kerja
sama lintas fungsi sangat dibutuhkan.
3. Cross-functional approach membentuk learning organization
Adanya lingkungan yang berubah-ubah sangat dibutuhkan kemampuan
organisasi untuk dapat beradaptasi. Kemampuan adaptasi ini hanya dimiliki oleh
learning-organization yaitu suatu organisasi yang anggotanya memiliki
kemampuan untuk mempelajari trend perubahan dan mampu menyesuaikan
kompetensi yang ada. Cross-functional approach sendiri merupakan pendekatan
yang memungkinkan setiap fungsi terlibat dalam proses penyediaan value bagi
customer.
4. Kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organisasi
kepada kepuasan customer
Pada masa lalu, pendekatan fungsional menghasilkan organisasi yang berfokus
pada memenuhi kebutuhan masing-masing sehingga customer terabaikan
kebutuhannya. Adanya cross-functonal approach dapat mengubah orientasi
tersebut kepada fokus untuk kepuasan customer. Dengan adanya perubahan
orientasi ke kepuasan customer diharapkan organisasi lebih panjang hidupnya.
Nilai Dasar
Nilai dasar terdiri atas: kerja sama, mental berlimpah, kerendahan hati. Berikut
adalah penjelasan dari butir-butir nilai dasar.

1. Kerja sama
Cross-funtional hanya akan terwujud jika adanya kerja sama yang baik
antara anggotanya. Kebutuhan customer yang beragam dan kompleks
sangat diharapkan adanya kerja sama untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
2. Mental berlimpah
Mental berlimpah adalah kemampuan jiwa seseorang dalam menerima
keberhasilan, kesuksesan, dan penghargaan orang lain. Cross-functional
sangat menuntut adanya mental berlimpah dari anggotanya karena dengan
mental yang berlimpah, kerja sama akan bisa dilakukan dan menghindari
konflik sehingga dapat terwujudnya cross-functonal yang berujung pada
pemenuhan kebutuhan konsumen.
3. Kerendahan hati
Kerendahan hati menjadikan orang mampu menerima kehadiran orang lain
dalam bekerja dan mampu membangun kerja sama dengan orang lain.
Dalam cross-functional, anggota diharuskan untuk mengesampingkan
kepentingan fungsinya masing-masing dan memiliki fokus yang sama yaitu
kepuasan konsumen.
Perwujudan cross-functional mindset
Cross-functonal mindste diwujudkan dalam dua komponen
Struktur sistem pengendalian manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen
Cross-functonal mindset diwujudkan ke dalam tahap proses:
Penyusunan anggaran berbasis aktivitas (activity-based budgeting)
Implementasi rencana dengan activity-based management
Pengendalian pelaksanaan rencana dengan activity-based cost system.

Anda mungkin juga menyukai