PENYUSUN
SARI KUSUMOWATI, S.Pt
NIP. 197803162009042003
Modul manual SMK Agribisnis Ternak Ruminansia dengan judul “Sistem Organ Tubuh
Ternak” telah diperiksa dan dinyatakan isi/judul modul telah sesuai dengan kurikulum KTSP
SMK Edisi 2006.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-
Nya, kami dapat menyusun modul “SISTEM ORGAN TUBUH TERNAK” berdasarkan kurikulum
yang berlaku.
Modul ini kami sajikan dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan diri sesuai
dengan bidang keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia sehingga nantinya siswa dapat
menguasai ilmu yang disajikan, baik secara teori maupun praktek. Dalam setiap standar
kompetensi kami sajikan materi pembelajaran, tugas-tugas individu atau kelompok serta
evaluasi yang dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan siswa.
Harapan kami dengan modul ini, siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
sesuai dengan standar isi dan standar kelulusan serta mampu mengembangkan pola pikir
yang selalu kreatif, inovatif dan mandiri.
Kami ucapkan terima kasih terhadap rekan-rekan guru SMK Negeri 1 Pujon dan
narasumber lain yang telah memberikan perhatian dan kontribusi demi kesempurnaan edisi
berikutnya. Semoga modul ini bermanfaat bagi peserta didik khusunya program keahlian
Agribisnis Ternak Ruminansia dan masyarakat pada umumnya.
2 1 4 3
BABI =2( I , C , P , M )=44
3 1 4 3
Lidah terdiri atas suatu masa otot yang tertutup oleh membarana mukosa. Sapi
menggunakan lidah sebagai organ prehensik (menggigit) serta untuk membantu proses
penggunyahan guna membentuk bolus makanan.
Esophagus (kerongkongan) merupakan saluran yang menghubungkan mulut
dengan perut. Saluran ini mudah melar dan jika pakan tidak dikunyah (partikel besar)
dapat menyebabkan tersedak.
Gambar sistem pencernaan ternak ruminansia :
Gambar anatomi mulut dan gigi ruminansia
Perut non ruminansia terletak di belakang sisi kiri dari diafragma. Diafragma
adalah suatu lembaran muskuler yang berbentuk kubah yang memisahkan rongga dada
dengan rongga perut. Dari arah eksterior, perut dibagi menjadi kardia, fundus, badan
dan pilorus. Kardia dan pilorus merupakan spinter yang mengendalikan laju makanan
menuju perut.
Perut ruminansia memiliki 4 bagian yaitu retikulum, rumen, omasum, dan abomasum.
Gambar perut ruminansia :
Rumen berupa kantung muskular yang besar yang terentang dari diafragma menuju
ke pelvis dan hampir menempati sisi kiri dari rongga abdominal. Rumen merupakan
bagian terbesar dari perut kira-kira 75% dari kapasitas perut. Pada sapi dewasa
mampu menampung 125-150 kg bahan pakan. Pada rumen tidak ada sekresi enzim.
Rumen terdiri dari papila yang berfungsi memperluas permukaan rumen. Fungsi
rumen adalah: (1) tempat menampung pakan, (2) memperkecil ukuran pakan agar
enzim-enzim pada pencernaan selanjutnya dapat terjadi ,(3) memberikan
kesempatan mikroba melakukan fermentasi, karena temperatur, pH, pakan dan
kelembaban rumen merupakan kondisi ideal bagi mikroba untuk tumbuh dan
berkembang. Populasi bakteri dan protozoa sangat tergantung dari kualitas pakan
ternak.
Gambar rumen
c. Bound protein
Bound (ikatan) protein yang tidak terdapat pada mikroba dan ternak. Protein ini
terdapat pada silase yang disimpan pada suhu panas, dan konsentrat yang
menerima panas berlebihan (overheating) pada proses pembuatannya. Panas
yang berlebihan menyebabkan protein terikat dengan lignin dan tidak tercerna.
Tujuan utama menyediakan protein pada ternak adalah menyediakan amonia
dalam jumlah yang cukup tinggi bagi mikroba untuk mensintesa protein serta
pertumbuhan mikroba, menyediakan protein yang dicerna pada usus halus.
Fungsi lain dari mikroba rumen adalah mensintesa vitamin B komplek dan
vitamin K. Vitamin tersebut diperlukan oleh ternak untuk produksi daging dan
susu.
Omasum terdiri dari otot yang berbentuk daun yang berfungsi mengecilkan
partikel bahan pakan. Bahan pakan yang sudah dikunyah dan dipecah-pecah akan
masuk ke omasum melalui retikuloomasal. Volume omasum kira-kira 10 – 15% dari
total perut. Pada omasum tidak disekresikan enzim. Fungsi utama omasum adalah
menyerap air dan mengecilkan ukuran partikel pakan untuk memberikan luas
permukaan yang lebih besar agar memudahkan proses pencernaan enzimatik pada
abomasum dan usus halus.
Gambar Omasum
Abomasum atau perut sejati merupakan suatu bagian glandula yang pertama
dari sistem pencernaan pada ruminansia. Abomasum terletak ventral dari omasum
dan terentang kaudal pada sisi kanan dari rumen. Pilorus ( bagian terminal dari
abomasum) merupakan suatu spinter (penebalan serabut otot halus sirkuler) pada
pertautan perut dan usus halus. Epitel abomasum berubah dari epitel squamosa
berstrata menjadi epitel kolumnar sederhana, yang dapat menghasilkan mukosa.
Mukosa yang menutupi epitel perut akan membantu mencegah cairan-cairan
pencernaan agar tidak mencerna sel-sel perut itu sendiri. Abomasum memiliki
kapasitas 13% dari kapasitas perut total. Dinding abomasum mensekresikan cairan
yang mengandung asam hidroklorik, enzim pepsin serta renin. Pepsin dapat
berfungsi pada kondisi yang sangat asam, asam hidroklorik berfungsi menurunkan
pH dari 6 ke pH 2,3 agar pepsin dapat berfungsi. Pepsin memecah protein menjadi
rangkaian sederhana yaitu peptida yang merupakan rantai pendek dari asam amino,
tetapi pepsin belum menghasilkan asam amino. Pencernaan peptida menjadi asam
amino terjadi pada usus halus.
Gambar abomasum
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu :deodenum, jejenum, dan ileum. Pada
duodenum menempel kantong empedu dan kelenjar pankreas. Kantong empedu
adalah tempat untuk menyimpan garam empedu yang berasal dari hati. Digesta
setelah meninggalkan abomasum akan memasuki usus duodenum. Pada duodenum
disekresikan enzim dari pankreas, dinding usus dan bilus dari hati. Enzim tersebut
akan memecah nutrisi menjadi bentuk sederhana sehingga bisa diserap jejenum dan
ileum. Protein dan peptida didegradasi menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat
didegradasi menjadi glukose dan gula sederhana. Garam empedu ditambahkan
untuk menyiapkan lemak dan VFA agar bisa dicerna. Dinding- dinding usus halus
berbentuk jari-jari kecil yang disebut vili, yang memperluas permukaan dan
meningkatkan penyerapan nutrisi. Jejenum terletak antara duodenum dan ileum.
Ileum merupakan bagian terakhir dari usus halus.
Gambar sistem pencernaan ruminansia
Usus besar pada ruminansia terdiri dari sekum, kolon, dan rektum. Usus besar
memanjang dari usus kecil ke anus. Bagi ternak ruminansia, usus besar lebih banyak
berfungsi sebagai penampung bahan pakan yang tidak tercerna, penyerapan air, sekresi
mineral Ca dari darah dan fermentasi mikroba. Juga terjadi penyerapan vitamin yang larut
dalam air dari hasil fermentasi mikroba. Hasil metabolisme tubuh akan diangkut oleh darah
dan disekresikan pada usus besar. Pada usus besar tidak terjadi sekresi enzim pencernaan.
Bahan pakan dalam usus besar akan tinggal dalam waktu lama dan karena air diserap bahan
pakan menjadi keras. Sekum (usus buntu) terletak di antara usus halus dengan usus besar.
Kapasitas sekum 4-8 liter pada ternak dewasa. Rektum merupakan bagian ujung alat
pencernaan sebelum anus. Bahan pakan yang tidak tercerna akan lewat sebelum
dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Feses terdiri dari sisa pakan , cairan yang disekresikan
saluran pencernaan dan sel-sel mati dari dinding saluran pencernaan dan mikroba.
Kelenjar saliva berperan menghasilkan air ludah. Air ludah tersusun atas cairan encer
(serous) dan lendir. Air ludah mengandung enzim amilase atau disebut juga ptyalin. Amilase
berperan mengubah pati (amilum) menjadi sakarida sederhana.
Kelenjar kardiak menghasilkan sedikit mukus. Mukus berfungsi melindungi sel-sel
epitel, sebagai barier terhadap pengaruh asam lambung.
Kelenjar fundik mengandung sel-sel khusus yang disebut sel-sel body chief, sel-sel
neck chief dam sel-sel parietal. Sel-sel body chief menghasilkan dan mensekresi prekursor
enzim yang disebut pepsinogen. Pada saat pepsinogen masuk ke lumen dan bercampur
dengan HCl, terbentuklah bentuk enzim yang aktif disebut pepsin. Pepsin kemudian bekerja
pada protein di dalam lambung, dan terjadilah degradasi menjadi peptide. Pada saat yang
sama, pepsin menimbulkan efek otokatalitik sehingga lebih banyak lagi pepsinogen yang
disekresikan, yang berarti juga semakin banyak pepsin yang terbentuk. Sel-sel chief adalah
sel-sel mukosa yang menyerupai sel-sel kelenjar kardiak dan sel-sel pilorik. Sel-sel parietal
menghasilkan HCl dan mensekresikannya ke dalam lambung. Asam klorida ini ada dalam
lambung semua jenis ternak, asam lambung ini berguna untuk mematikan bakteri yang
masuk bersama dengan makanan.
Kelenjar pankreass adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulin. Pankreas tersusun atas lobus-lobus pankreas, setiap lobus terdiri dari lobus
pancreaticus yang dibatasi oleh jaringan ikat longgar, sel acinus membatasi lumen,
berbentuk piramid, inti di dasar sel, myoepithellocytus di luar acinus.
Pencernaan Ruminansia/poligastric
1. Anus
2. Rectum
3. Cecum
4. Colon
5. Duodenum
6. Rumen
7. Reticulum
8. Esophagus
9. Abomasum
10. Omasum
11. Small intestine
4. Fuctions of Microorganism
- Digest roughages to make Volatile Fatty Acids
- Make protein
- Make vitamin K and B complex
(very similar to cecum of rabbit and horses)
The function of the rumen is to house microorganisms.
5. Reticulum
- Houses microorganisms
- Catches hardware (ingested by animal)
- Houses the opening to the omasum
6. Omasum
- Full of folded tissue
- Water absorption
7. Abomasum
- True stomach
- Pepsin
- HCl
8. Small intestine
- Enzymatic digestion and absorption
- Function of the small intestine : digestion of proteins, carbohydrates, and fats;
absorption of the end products of digestion
a. Duodenum
b. Jejenum
c. ileum
9. Cecum
- Some microbial fermentation
10. Large intestine
- Water absorption
- Waste storage
Bagian ovarium terdiri dari bagian medula atau bagian sentral merupakan bagian
yang berongga (vaskular). Sedangkan bagian luar atau korteks terdiri atas jaringan ikat
iregular yang padat. Lapisan luar dari korteks adalah kapsul jaringan ikat yang padat yaitu
tunika albugenia. Sedangkan lapisan yang paling luar merupakan lapisan tunggal dari epitel
germinal atau disebut primer.
Ada dua komponen yang amat penting yang terdapat di dalam ovarium yaitu folikel
dan korpus luteum. Kedua komponen ini memegang peranan penting dalam proses
reproduksi.
Folikel dalam pertumbuhannya mengalami empat tahap yaitu folikel primer yang
merupakan suatu sel besar, dimana dalam tiap folikel terdapat oosit yang dikelilingi oleh
suatu lapis tunggal dari sel-sel folikel, disebut membrana granulosa. Folikel primer ini terjadi
sejak ternak betina masih dalam kandungan. Letak folikel primer berada langsung di bawah
kulit ovarium atau tunika albugenia. Folikel sekunder letaknya agak jauh dari permukaan
ovarium. Sel-sel granulosanya lebih banyak, ovumnya dilapisi oleh pembungkus tipis yang
disebut membrana vitelina. Folikel tersier merupakan perkembangan dari folikel sekunder,
dimana granulosanua tampak lebih besar dan letaknya jauh dari korteks ovarium.
Pertumbuhan sel granulosa antara bagian luar dan bagian dalam tidak sama menyebabkan
terbentuknya rongga atau antrum-antrum yang semakin lama besarnya bertambah sehingga
membentuk menjadi satu antrum yang besar. Folikel de Graaf, ova di dalam folikel primer
semakin besar. Sel-sel folikel berganda menjadi beberapa lapis, hingga membentuk folikel
yang masak. Dalam folikel de graaf ini ovum terbungkus oleh masa sel yang masak disebut
cumulus oophorus menonjol ke dalam ruang antrum yang penuh dengan cairan folikel.
Cairan folikel ini mengandung hormon estrogen. Sel-sel granulosa yang membungkus ovum
disebut corona radiata. Folikel de Graaf setelah membentuk sejumlah cairan terus
membesar dan mendorong ke arah permukaan ovari.
Gambar ovarium
Tuba uterin (tuba falopii atau oviduk) adalah saluran yang menghubungkan antara
ovarium dengan uterus berupa saluran kecil yang panjang dan berkelok-kelok. Bagian
oviduk terdiri atas: infundibulum, ampula, dan bagian yang terakhir yang berhubungan
langsung dengan uterus disebut istmus infundibulum, merupakan bagian yang paling ujung
dari oviduk dan berbentuk seperti corong yang bibirnya tidak teratur dan berjumbai-jumbai.
Tetapi ada beberapa spesies yang bentuk infundibulum berbentuk seperti kapsul, bagian
ujung dari infundibulum membentuk fimbriae. Fimbriae mempunyai sifat ovotoxis artinya
bergerak ke arah adanya ovum. Bahkan ada yang berpendapat bahwa fimbriae ini dapat
mengusap-usap ovarium untuk mempercepat ovulasi, dapat mengambil ovum yang jatuh ke
ruang abdomen, bahkan fimbriae kiri dapat menangkap ovum yang diovulasikan dari
ovarium kanan dan sebaliknya.
Fungsi dari oviduk adalah :
a. Menerima telur yang diovulasikan ovarium
b. Menerima spermatozoa dari uterus
c. Mempertemukan sel ovum dengan spermatozoa
d. Menyalurkan sel ovum yang telah dibuahi (zygote) ke dalam uterus
e. Menyeleksi sperma. Bagian oviduk yang mempunyai konstruksi khusus, disebut
utero tubal junction (UTJ), mempunyai fungsi untuk menyeleksi sperma yang akan
masuk ke dalam tuba falopii dari uterus.
Gambar saluran reproduksi ternak sapi betina
Uterus pada umumnya terdiri atas badan uterus atau corpus uteri, tanduk uterus
(cornua uteri) yang pada umumnya berbentuk lancip, dan cerviks atau leher uterus. Bentuk-
bentuk uterus pada beberapa jenis hewan adalah :
a. Uterus dupleks
Yaitu uterus yang mempunyai cerviks dua buah, corpus tidak ada dan kornuanya
terpisah satu dengan yang lainnya. Bentuk uterus ini terdapat pada tikus, mencit, kelinci
dan marmut.
b. Uterus bikornua
Yaitu uterus yang mempunyai serviks satu dan kornua uterinya sangat pendek.
Contohnya pada ternak babi.
c. Uterus bipartitus
Yaitu uterus yang mempunyai serviks satu dan kornua uteri cukup jelas dan panjang.
Contohnya pada sapi
d. Uterus simpleks
Yaitu uterus yang tidak mempunyai kornua uteri, corpus uterinya besar dan mempunyai
satu serviks. Contohnya terdapat pada bangsa primata.
Uterus mempunyai lapisan endometrium, yaitu lapisan yang merupakan dinding
lumen uterus dan terdiri atas epitel, lapisan kelenjar dan jaringan ikat. Uterus mempunyai
fungsi :
a. Pada saat estrus: yaitu kelenjar endometrium yang terdapat pada dinding uterus
menghasilkan cairan uterus yang diperlukan oleh spermatozoa untuk mendewasakan
dirinya (kapasitasi) semakin tinggi kemampuannya untuk membuahi ovum
b. Pada saat kopulasi, uterus akan berkontraksi agar mampu mengangkut spermatozoa
dari uterus ke tuba falopii
c. Pada waktu metestrus dan awal diestrus. Kelenjar-kelenjar endometrium mulai
berkembang dan tumbuh memanjang, menghasilkan cairan uterus yang merupakan
substrat yang cocok untuk pertumbuhan embrio muda.
d. Pada saat diestrus pada ternak yang tidak bunting, telur yang tidak dibuahi oleh sperma,
di dalam uterus akan diresorbsi oleh endometrium
e. Pada saat kebuntingan, uterus membesar secara perlahan-lahan sesuai dengan
pertumbuhan embrio.
f. Pada saat kelahiran, uterus akan melakukan kontraksi sedemikian kuat sehingga dapat
mengangkut fetus yang sedemikian berat untuk melampaui siimfisis pelvis dan keluar
dari badan.
g. Pada saat selesai partus/melahirkan, maka uterus akan mengalami pengecilan kembali
atau involusi.
Gambar uterus berbagai jenis ternak
Serviks (leher Rahim). Cerviks merupakan spincter otot polos yang kuat dan tertutup
rapat, kecuali pada saat estrus atau pada saat menjelang kelahiran. Cerviks terletak diantara
uterus dan vagina, merupakan pintu masuk ke dalam uterus karena dapat terbuka atau
tertutup yang sesuai dengan siklus birahi. Pada saat berahi, serviks agak mengendor
sehingga memungkinkan spermatozoa dapat masuk ke dalam uterus. Pada saat
kebuntingan, maka sel-sel goblet yang terdapat pada serviks akan memproduksi mucus
dalam jumlah yang besar agar dapat mencegah masuknya zat-zat yang membawa infeksi
dari vagina ke dalam uterus. Lumen serviks terbentuk dari beberapa gelang-gelang
penonjolan dari mucosa serviks yang dapat mengecil dengan kuat sekali. Fungsi serviks yang
utama adalah untuk menutup lumen uteri, agar tidak memberi kemungkinan untuk
masuknya jasad renik, baik mikroskopis maupun makroskopis. Oleh sebab itu, lumen serviks
selalu dalam keadaan tertutup, kecuali pada saat melahirkan dan pada saat berahi, lumen
serviks akan membuka sedikit sehingga spermatozoa dapat masuk.
Vagina adalah bagian saluran reproduksi yang terletak di dalam pelvis, diantara
cerviks dan vulva. Vagina terbagi atas bagian vestibulum yaitu bagian ke sebelah luar yang
berhubungan dengan vulva dan portio vaginalis cervics, yaitu bagian sebelah dalam serviks.
Pada ternak betina dara terdapat selaput tipis yang merupakan sekat atau batas antara
vestibulum vaginae dan portio vaginalis cervics, yang disebut hymen. Vagina berperan
sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi.
Vulva (pudendum femininum) adalah bagian eksternal dari genetalia betina yang
terentang dari vagina sampai ke bagian yang paling luar. Pertautan antara vulva dengan
vagina ditandai oleh orifis uretral eksternal. Pada berbagai jenis ternak, bibir vulva
sederhana saja dan tidak terdiri atas labio mayor dan minor. Bagian paling bawah pada
vulva terdapat klitoris, merupakan organ yang asal-usul embrionalnya sama dengan penis
pada hewan jantan.
FISIOLOGI REPRODUKSI BETINA
1. Pubertas
- Pubertas adalah periode pada saat organ reproduksi untuk pertama kalinya mulai
berfungsi. Masak kelamin/dewasa kelamin berbeda antar spesies. Kuda betina
mencapai pubertas umur 2 tahun. Sapi mencapai pubertas pada umur 7-15 bulan.
Domba, babi, anjing mencapai pubertas pada umur 6 bulan.
- Perkembangan ovary berkaitan dengan masak kelamin/dewasa kelamin meliputi
oogenesis, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum. Peristiwa-peristiwa ini
mempengaruhi bagian-bagian lain dari system reproduksi sehingga menimbulkan
siklus estrus atau siklus birahi.
- Pubertas (kematangan alat kelamin/dewasa kelamin) terjadi akibat aktivitas dalam
ovarium (indung telur), umur pubertas pada sapi adalah antara 7-18 bulan, atau
dengan berat badan telah mencapai kurang lebih 75% dari berat dewasa. Kecepatan
tercapainya umur dewasa kelamin tergantung dari :
a. Jenis/bangsa sapi
b. Gizi
Bila jumlah dan kandungan gizi pakan kurang jumlah atau mutunya, maka dewasa
kelamin akan lebih lama dicapai, hal ini disebabkan berat badan yang kurang.
c. Cuaca
Di daerah tropis seperti di Indonesia, umur dewasa kelamin lebih cepat/muda.
d. Penyakit
Karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berat badan, apalagi bila
menyerang alat kelamin, maka kemungkinan besar umur dewasa kelamin lebih
lambat dicapai.
2. Oogenesis
- Masaknya sel kelamin betina hanya menghasilkan satu ovum (=ootid) dan 3 sel-sel
rudimenter yang disebut badan polar atau polosit.
- Pembelahan yang menghasilkan badan polar yang pertama (primer) bersifat meiotic,
artinya adalah suatu pembelahan reduksi dimana jumlah kromosom dikurangkan
menjadi separuh jumlah aslinya.
- Ovum kemudian mengalami pembelahan mitotic untuk memecah badan polar yang
kedua (sekunder).
- Badan polar primer dapat juga mengalami pembelahan secara mitosis atau amitosis
sebelum badan polar melakukan degenarasi. Pada kebanyakan hewan, badan polar
yang pertama dilepaskan di ovary, sedangkan yang kedua dilepaskan setelah ovulasi.
- Gambar proses fertilisasi
Gonad (testis)
Testis merupakan bagian alat kelamin yang utama. Pada hewan mamalia terdiri dari
dua testis yang terbungkus di dalam scrotum. Scrotum ini akan memberikan
lingkungan yang lebih cocok dimana dalam scrotum dilengkapi dengan suatu
termoregulator yang dapat mengatur suhu scrotum tetap konstan yaitu selalu dalam
diperlukan suhu yang rendah.
Bentuk, ukuran atau berat serta letak testis tiap spesies hewan cukup bervariasi.
Namun pada umumnya bentuk testis adalah bulat panjang ke arah vertikal, dengan
struktur dasar testis terdiri atas beribu-ribu tubuli seminiferosa yang dikelilingi oleh
kapsul berserabut atau trobekula.
Lapisan-lapisan tenunan pembungkus testis apabila disayat secara melintang, maka
akan terlihat mulai dari luar ke dalam adalah :
a. Epidermis yaitu bagian kulit terluar
b. Korium yaitu berupa jaringan bagian kulit yang mengandung banyak urat darah
dan syaraf.
c. Tunika dartos yaitu suatu fascia pelindung yang juga mengandung unsur serabut
urat daging, jadi dapat berkontraksi.
d. Tenunan pengikat yang longgar.
e. Tunika vaginalis komunis (bagian dari peritoneum).
f. Rongga sempit yang merupakan bagian dari rongga perut yang menjulur ke
daerah inguinal yang merupakan suatu kantong dimana selanjutnya ditempati
oleh testis yang turun dari rongga perut sewaktu masih dalam perkembangan
embrio.
g. Tunika albugenia merupakan bagian dari pembungkus langsung pada
parenchyma testis. Tunika alnugenia ini banyak mengandung serabut-serabut
fascia yang licin dan mengkilat dan berwarna putih yang banyak mengandung
buluh syaraf.
h. Parenchyma testis, merupakan bagian yang paling utama atau inti, karena
bagian ini tempat pembuatan spermatozoa, tepatnya di tubuli seminiferi, sel-sel
interstitial, saluran-saluran cairan testis dan spermatozoa.
i. Mediastenum testis, merupakan bagian tengah dari testis dan merupakan
perluasan dari testis.
Pembentukan spermatozoa diproduksi dalam suatu saluran yang sangat kecil dan
berkelok-kelok yang disebut tubulus spermaticus. Tubuli ini merupakan suatu
tubulus atau saluran yang kecil, panjang dan berkelok-kelok dan memenuhi seluruh
pembungkusnya yaitu lobulus. Lobulus berupa kantong kecil yang pada umumnya
berbentuk kerucut atau lancip, dimana pada ujung medialnya berbentuk lancip dan
ujung lateralnya lebar dan merupakan dasar dari kerucut tersebut.
Dinding tubuli seminiferi terdiri atas sel-sel membran basal, ephitel benih, sel-sel
penunjang dan sel penghasil cairan testis. Tubuli seminiferi akan bermuara pada
ujung medialnya yang berbentuk kerucut dan langsung berhubungan dengan
retetestis.
Epitel benih terdiri atas :
a. Sel benih atau spermatogonium
b. Spermatogonium akan mengalami proses pembelahan secara reduksi dan
mengalami perubahan bentuk yaitu daru bentuk pologonial menjadi sel yang
berekor.
c. Sel sertoli
Sel ini melekat pada membran basal, berbentuk panjang dan mempunyai
peranan dalam merawat spermatozoa yang masih muda. Di samping itu sel
sertoli menghasilkan hormon dan cairan testis.
Spermatogonium terletak di atas membran basal dari tubuli seminiferi.
Spsermatogonium tersebut akan berkembang melalui pembelahan sel.
Spermatogonium akan membelah menjadi dua yaitu yang satu tetap berada dalam
membran sel, sedangkan yang kedua berubah menjadi spermatosit I (satu).
Kemudian akan membelah lagi menjadi spermatosit II dan berubah lagi menjadi
spermatif.
Spermatid akan mengalami perubahan bentuk menjadi spermatozoa muda, yang
kemudian akan dirawat oleh sel-sel sertoli sampai protein goblet yang masih
berada dalam pangkal ekor menjadi kecil. Setelah itu, spermatozoa akan terlepas
dari sel sertoli dan terbawa oleh cairan testis dan segera masuk ke dalam lumen
tubuli seminiferi yaitu masuk ke dalam retetestis dan diteruskan ke bagian
mediastinum yang akhirnya spermatozoa yang belum dapat bergerak tersebut akan
berdesak-desakan untuk memasuki epididymis.
Retetestis terletak diantara tubulus seminiferus dan duktus efferens yang
berhubungan dengan duktus epididymis, pada bagian kepala atau caput. Retetestis
ini terdiri dari saluran-saluran yang beranastomose dalam mediastinum testis.
Diantara lobuli terdapat sel-sel interstitial atau disebut juga sel Leydig. Sel ini
merupakan penghasil hormon androgen atau testosteron. Testosteron adalah
hormon yang berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan seksual dari pejantan.
Apabila sel leydig terganggu maka produksi testosteron akan terganggu pula.
Fungsi utama testis adalah penghasil sel benih jantan atau spermatozoa, fungsi
testis lain adalah penghasil hormon androgen.
Epididymis
Epididymis merupakan suatu saluran yang bentuknya bulat dan panjang serta
berkelok-kelok yang menghubungkan vasa efferensia pada testis dengan ductus
deferens. Epidiymis terletak di atas testis dan melekat pada tunika albugenia.
Saluran epididymis dapat dibedakan menjadi :
a. Kepala epididymis (caput epididymis), bagian dari epididymis yang melekat
padabagian ujung testis dimana pembuluh-pembuluh darah dan syaraf masuk.
Bagian ini lebih besar daripada bagian yang lain.
b. Bagian badan atau leher (corpus epididymis) sadalah bagian yang sejajar dengan
aksis longitudinal dari testis. Ukurannya lebih kecil dibandingkan bagian kepala.
Bagian ini menjulur terus ke bawah sampai hampir melewati testis.
c. Bagian ekor (cauda epididymis) yaitu berupa jendolan di ujung bawah dari testis.
Bagian ekor ini terletak langsung di bawah korpus, yang mulai berbelok ke atas.
Saluran epididymis di bagian kepala terdapat dukruli eferens yang jumlahnya 12
sampai 15 buah, yang menampung spermatozoa dari retetestis. Jadi setelah
spermatozoa muda terlepas dari sel sertoli, kemudian masuk ke dalam lumen
tubuli seminiferus dan bergerak menuju ke epididymis setelah melewati duktus
eferens.
Duktus eferens dindingnya bersilia dan mempunyai sel-sel epitel yang
menghasilkan cairan. Dengan adanya cairan dan silia tersebut, maka spermatozoa
dapat terdorong dan bergerak mengarah ke badan epididymis.
Epididymis mempunyai fungsi beberapa macam diantaranya :
a. Epididymis merupakan tempat transportasi, dimana masa spermatozoa yang
dialirkan dari retetestis ke dalam duktus eferens dan akhirnya akan diangkut
ke dalam duktus deferens. Transportasi ini dapat dilakukan karena adanyan
gerakan silia dan gerakan peristaltik dari muskulatur pada dinding epididymis
pada saat pra ejakulasi.
b. Epididymis merupakan tempat untuk membuat konsentrasi sperma menjadi
sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena cairan testis yang menjadi medium
dari masa spermatozoa, airnya diserap oleh epitel dinding epididymis
sehingga sampai di ekor epididymis konsentrasi semen sangat tinggi.
c. Epididymis juga merupakan tempat untuk pemasakan atau pendewasaan bagi
spermatozoa. Pemasakan ini disebabkan karena adanya sekresi dari sel-sel
epitel di duktus epididymis.
d. Epididymis merupakan tempat untuk menimbun spermatozoa. Pada
epididymis bagian ekor, keadaannya sangat cocok untuk tempat penimbunan
bagi spermatozoa yang belum dapat bergerak, sehingga hampir 50% jumlah
spermatozoa terdapat dalam daerah tersebut.
Duktus deferens
Duktus deferens atau vas deferens merupakan pipa yang berotot, terentang mulai
dari ekor epididymis sampai ke urethra. Dindingnya tebal mengandung serabut
urat-urat daging licin, sehingga pada saat ejakulasi dapat mendorong
spermatozoa dari epididymis ke duktus ejakulatoris yang terdapat dalam ampula.
Vas deferens akan memasuki ruang abdomen bersama-sama dengan pembuluh-
pembuluh darah dan syaraf yang ke testis dan bersatu menjadi satu kesatuan
yang disebut funiculus spermaticus. Vsd deferens dari kedua testis ini setelah
meninggalkan ekor epididymis akan bergerak melalui kanal inguinalis terus ke atas
dan sesampainya di atas fesica urinaria, akan terletak berjajar dan secara lambat
laun menjadi besar karena adanya kelenjar-kelenjar yang ada di dinding duktus
deferens, dan bagian ini disebut ampula. Ukuran ampula tidak panjang (pada sapi
sekitar 4 cm) dan setelah meninggalkan prostata, keduanya akan mengecil lagi.
Skrotum
Kantong testis disebut scrotum. Scrotum merupakan suatu kulit yang bentuknya
seperti kantong yang ukuran, bentuk dan lokasinya menyesuaikan dengan testis
yang dikandungnya. Kulit scrotum tipis dan tidak berambut. Susunan lapisan
scrotum dari paling luar adalah :
a. Epidermis : tidak memiliki rambut atau sedikit rambut.
b. Tunika dartos. Merupakan lapisan jaringan fibroelastik yang bercampur dengan
serabut otot polos. Serabut otot polos ini, pada saat cuaca dingin akan
berkontraksi dan membantu mempertahankan posisi terhadap dinding
abdominal dan pada saat panas akan mengendor dan menyebabkan testis
turun menjauhi ruang perut. Dengan demikian scrotum dapat mengatur
temperatur testis agar temperaturnya tetap dipertahankan 4 oC sampai 7oC
lebih rendah dari temperatur tubuh. Mekanisme dari sistem thermoregulator
ini karena adanya kerja dari dua muskulus yaitu muskuluskremaster eksterna,
muskuluskremaster interna dan tunika dartos.
c. Fasia superfisial merupakan lapisan tipis jaringan ikat.
d. Fasia bagian dalam yang terdiri atas tiga lapis yang sulit dipisahkan apabila
dilakukan pembedahan.
e. Tunika vaginalis komunis, yang merupakan lapisan luar penutup testis.
Kelenjar pelengkap
Kelenjar pelengkap disebut juga kelenjar kelamin aksesoris. Kelenjar-kelenjar ini
akan menhasilkan sebagian besar dari bahan ejakulasi semen yang berperan
dalam transportasi semen, sebagai media yang cocok untuk makanan dan sebagai
buffer terhadap sifat keasaman yang berlebih pada saluran genital betina.
Kelenjar-kelenjar accesoris ini adalah :
a. Kelenjar vasikuler atau vesicula seminalis. Pada umumnya jumlah sepasang
dan terletak sebidang dengan ampula vas defferens. Kedua kelenjar tersebut
mengapit ampula. Sekresi dari kelenjar vesikuler akan bermuara dengan
duktus deferens. Kelenjar vesikuler pada sapi berbentuk lobus-lobus dengan
ukuran yang cukup besar, sekresi kelenjar vesikuler merupakan 50% dari
volume total satu ejakulasi yang normal.
b. Kelenjar prostat adalah kelenjar yang letaknya berada di bawah kelenjar
vesikuler, tepatnya mengelilingi pelvis urethra. Kelenjar ini bentuknya
berbeda-beda. Pada sapi berbentuk bulat dan lebih kecil dari kelenjar
vesikuler dan pada anjing dan kuda berbentuk seperti buah kenari. Kelenjar
prostat menghasilkan sekret yang bersifat alkalin yang memberikan bau yang
kharakteristik pada cairan semen.
c. Kelenjar bulbouretral (cowper’s). Kelenjar cowper’s merupakan sepasang dan
letaknya lebih ke belakang (caudal) dari kedua kelenjar tersebut, yaitu di
tempat tikungan dimana urethra membelok ke bawah sewaktu urethra mau
keluar dari ruang pelvis. Sekret dari kelenjar ini sangat berguna pada saat
sebelum kopulasi dimana sekresinya bersifat apokrine yang berfungsi untuk
membersihkan saluran urethra dari sisa-sisa urine dan kotoran.
Penis dan preputium
Penis merupakan organ kopulasi pada hewan jantan, yang akan menyemprotkan
semen ke dalam alat reproduksi betina dan untuk lewatnya urine. Penis dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Gland penis yang dapat bergerak bebas
b. Badan
c. Bagian pangkal atau akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis yang
tertutup oleh otot ischiocaver nosus.
Penis dilengkapi dengan dua macam perlengkapan yaitu musculus retraktor penis
yang dapat mengendor dan mengkerut. Corpus covernosum penis berfungsi untuk
menegangkan penis. Dalam keadaan non aktif, muskulus retractor penis akan
mengkerut, kemudian penis akan membentuk huruf S sehingga penis dapat
tersimpan dalam preputium.
Penis terbungkus oleh tunika albugenia yang berwarna putih. Bentuk penis ternak
pada umumnya sama yaitu bulat panjang. Pada sapi penis ini berrtipe fibroelastis
artinya selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal meskipun dalam keadaan
nonatif atau tidak ereksi.
Preputium merupakan lipatan kulit yang ada di sekitar ujung penis. Pada ternak-
ternak tertentu, preputium mempunyai bentuk yang agak khas, sebagai contoh
preputium pada kuda mempunyai lipatan rangkap, preputium pada babi
mempunyai divertikulum atau kantong di sebelah dorsal dari orificium preputial,
yang mempunyai fungsi untuk mengakumulasi urine sekret dan sel-sel mati.
Gambar kelenjar asessori ternak jantan
Gambar berbagai macam bentuk penis
Bidang anatomi adalah bidang yang melalui tubuh dalam posisi anatomi:
Bidang median: bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan dan kiri. Bidang
sagital: bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian dari titik tertentu (tidak membagi
tepat dua bagian). Bidang ini sejajar dengan bidang median. Bidang horizontal: bidang yang
terletak melintang melalui tubuh (bidang X-Y). Bidang ini membagi tubuh menjadi bagian
atas (superior) dan bawah (inferior). Bidang koronal: bidang vertikal yang melalui tubuh,
letaknya tegak lurus terhadap bidang median atau sagital. membagi tubuh menjadi bagian
depan (frontal) dan belakang (dorsal).
Istilah untuk perbandingan
Arah dan bidang anatomi pada seekor kanguru. Superior(=atas) atau kranial: lebih dekat
pada kepala. Contoh: Mulut terletak superior terhadap dagu. Inferior(=bawah) atau kaudal:
lebih dekat pada kaki. Contoh: Pusar terletak inferior terhadap payudara.
Anterior(=depan): lebih dekat ke depan. Contoh: Lambung terletak anterior terhadap limpa.
Posterior(=belakang): lebih dekat ke belakang. Contoh: Jatung terletak posterior terhadap
tulang rusuk. Superfisial: lebih dekat ke/di permukaan. Contoh: Otot kaki terletak superfisial
dari tulangnya. Profunda: lebih jauh dari permukaan. Contoh: Tulang hasta dan pengumpil
terletak lebih profunda dari otot lengan bawah. Medial(=dalam)): lebih dekat ke bidang
median. Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol. Lateral(=luar): menjauhi
bidang median. Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata. Proksimal(=atas): lebih
dekat dengan batang tubuh atau pangkal. Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak
tangan. Distal(=bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal. Contoh: Pergelangan
tangan terletak distal terhadap siku.
Anatomi unggas/ayam
a. Kerangka ayam
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan berat
yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung memiliki
kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung di daerah leher
dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang
memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan
aktivitas sayap (Akoso, 1993). Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat
pneumatik (berongga). Ruang berongga ini berhubungan dengan sistem pernafasan yang
memungkinkan seekor burung dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui sayap.
Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah diperhatikan sejak lama pada burung-burung
yang luka oleh para pemburu. Dua belas persen struktur tulang pada ayam adalah tipe
tulang meduler yang unik. Ini merupakan suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang
mengikat struktur berongga bersama-sama dengan sumsum tulang dan bagi unggas liar
berguna sebagai suatu substansi untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam
pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991). Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik
intraseluler yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan
mineral dan sisanya sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat
(Frandson, 1992). Rongga sunsum tulang ayam betina selama masa bertelur disusupi oleh
sistem tulang sunsum yang terdiri atas kalsium tulang. Bagian ini mengisi ruang sunsum
dengan anyaman tulang yang lembut kecil dan berfungsi untuk membentuk kulit telur bila
kalsium yang tersedia dalam pakan rendah. Tulang sunsum ini terdapat pada ayam betina
yang secara fisiologis normal, tetapi tidak terdapat pada ayam jantan (Akoso, 1993). Sunsum
tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada, tulang iga,
tulang hasta, tulang belikat dan kuku. Anak ayam sewaktu tumbuh dewasa, yakni sekitar 10
hari menjelang pembentukan telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum. Pada
ayam liar, tulang-tulang ini menghasilkan kalsium yang cukup untuk membentuk kerabang
bila kadar kalsium yang dimakan selama bertelur rendah (Akoso, 1993). Timbunan kalsium
tulang ayam betina piaraan hanya dapat mencukupi pembentukan beberapa kerabang telur.
Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah ayam bertelur kurang lebih 6 butir, akan
kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang (Akoso, 1993).
b. Perototan ayam
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan mempunyai fungsi utama sebagai
penggerak. Ciri suatu otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya. Karena
fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda diantara otot. Jaringan ikat ini berhubungan
dengan kealotan daging. Otot-otot yang berasosiasi dengan tulang yaitu otot-otot yang
berhubungan dengan tulang, sering disebut otot skeletal (Soeparno, 1994). Jaringan otot
ayam merupakan satu kesatuan kelompok organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada
3 macam otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos dijumpai di
dalam pembuluh darah, usus, dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot
rangka melekat pada tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang berada di bawah
perintah seperti otot dada, paha, dan kaki. Otot skeletal adalah yang paling penting bagi
ternak unggas meskipun terdapat otot polos pada usus dan otot kardiak pada jantung. Dada
merupakan otot skeletal terbesar karena dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada bangsa
ayam liar. Otot ini telah dikembangkan secara genetis oleh para ahli pemuliaan spesies-
spesies domestik. Ayam memiliki otot merah dan putih, yang dapat disamakan dengan
daging gelap dan terang. Perbedaan ini disebabkan kandungan myoglobin pada otot merah.
Myoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen pada otot ayam (Blakely and
Bade, 1991). Musculus pectoralis major berfungsi untuk menutup sayap, berorigo pada
carnia sterni dan berinsertio pada facies ventralis humeri. Musculus pectoralis minor baru
tampak bila musculus pectoralis major diangkat. Musculus ini berorigo pada carnia sterni,
kemudian masuk ke dalam foramen triosseum yang berinsertio pada facies dorsalis humeri.
Fungsinya adalah untuk menurunkan sayap (Radiopoetra, 1991). Sesaat setelah mati, otot
mengalami proses patologis yang disebut rigormortis. Dalam keadaan ini, otot berubah
menjadi kaku karena kenaikan tegangan otot sehingga kehilangan elastisitas atau disebut
juga kaku bangkai. Kaku bangkai ini dimulai dari tubuh bagian depan melanjut ke belakang
dan biasanya hilang dengan urutan yang sama (Akoso, 1993).
c. Jaringan
Jaringan otot.
Jaringan otot secara langsung mampu menghasilkan gerakan. Sel-sel jaringan lain dapat pula
bergerak, tetapi gerakannya kurang terintegrasi. Hanya kumpulan sel-sel yang mampu
menciptakan gerakan kuat melalui progres kontraksi dengan gerakan searah dilaksanakan
oleh otot (Dellmann and Brown, 1989). Sel-sel khusus jaringan otot memiliki bangun khusus
yang dikaitkan dengan aktivitas kontraksi. Bentuknya memanjang seperti kincir, membentuk
serabut. Berdasarkan bentuk serta bangunnya, sel otot disebut serabut otot (myofibers)
(Dellmann and Brown, 1989). Serabut otot ada tiga bentuk dasar, yaitu otot polos yang
merupakan bagian kontraktil dinding alat jeroan, otot kerangka yang melekat pada tubuh,
beroriginasi dan insersio pada bungkul tulang dan otot jantung yang merupakan dinding
jantung (Dellmann and Brown, 1989). Tiga macam jaringan otot pada mamalia dapat
dibedakan menurut susunan (structure), inervasi dan kontrol, fungsinya (Kustono, 1997).
Otot kerangka adalah otot yang melekat pada rangka (skeleton). Otot ini terdapat paling
banyak, yaitu sekitar 40% total berat badan. Otot ini bekerja secara sadar atau dibawah
kontrol syaraf (voluntary). Otot kerangka kadang disebut otot bergaris-garis (striated
muscle) karena terlihat bagian-bagian yang gelap dan terang (perbedaan indeks bias dari
berbagai bagian serabut otot). Bila dilihat dengan mikroskop akan terlihat garis-garis
berselang (cross striated) (Kustono, 1997). Serabut otot kerangka yang ekstra panjang,
panjangnya dapat mencapai seluruh panjang otot dengan diameter 10 – 120 μm. Serabut
yang panjang ini berasal dari gabungan dari sel-sel mononuklear (myoblast) ke dalam satu
serabut. Jadi satu serabut tampak memiliki banyak inti yang mengambil posisi di tepi dengan
letak subsarkolema pada mamalia (Dellmann and Brown, 1989). Otot polos (smooth muscle)
memiliki bentuk serabut seperti kincir atau gelendong (spindle), berdiameter tidak lebih dari
10 μm. Panjangnya bervariasi antara 20 – 500 μm, tergantung pada organ yang memilikinya.
Posisi inti sentral dan tidak tampak garis-garis melintang. Semua serabut otot membentuk
berkas dan terikat ketat oleh jalinan serabut elastik dan retikuler antara tiap serabut otot
polos (Dellmann and Brown, 1989). Otot polos terdapat pada macam-macam organ
mamalia, yaitu pada dinding pembuluh darah dan limfe, dinding saluran pencernaan,
kencing, reproduksi, pernafasan, dinding perototan uterus dan lapisan dermal pada kulit.
Pada ayam dan kalkun, gizzardnya hampir semua terdapat otot polos. Otot polos bekerja
dibawah kontrol syaraf tak sadar (involuntary) (Kustono, 1997). Otot jantung (cardiac
muscle) hanya ditemukan pada jantung dan nampak sama dengan otot rangka bila dilihat
dibawah mikroskop. Otot jantung bekerjanya tidak berada di bawah kontrol syaraf secara
sadar (involuntary) (Kustono, 1997). Serabut otot jantung mempunyai susunan khusus untuk
memenuhi fungsinya sebagai pompa jantung. Otot ini berbentuk silinder, bergaris melintang
mirip otot kerangka, tetapi berbentuk sebagai sel-sel yang bercabang yang saling
mengadakan anastomose dan bukan berbentuk sinsisium. Inti tunggal lazimnya terletak di
tengah serabut otot (Dellmann and Brown, 1989). Komponen sel otot terdiri dari sel
membran bagian luar (sarkolema), mitokondria, apparatus golgi, endoplasmik retikulum,
peroxisomes, lysosomes dan ribosomes (seperti pada sel-sel lain). Myofibrils adalah organela
di dalam serabut otot yang mempunyai fungsi spesial untuk berkontraksi. Myofibrils ini
berupa benang-benang protein yang memanjang. Otot kerangka bagian dalamnya ditempati
oleh ± 80 – 87% myofibril (50% pada otot jantung). Otot mengandung protein miosin, aktin,
tropomiosin dan troponin. Troponin terdiri dari sub unit I, T dan C (Kustono, 1997).
Jaringan tulang.
Tulang tergolong jaringan ikat yang memiliki sel dan serabut, terkurung dalam bahan yang
keras, sehingga cocok dengan fungsinya sebagai penunjang serta pelindung. Tulang
merupakan kerangka tubuh serta merupakan pertautan otot serta tendon yang merupakan
alat gerak. Tulang melindungi otak dan alat tubuh yang penting dalam rongga dada, juga
merupakan tempat bagi sumsum tulang. Tulang dianggap sebagai gudang garam kalsium
yang melalui metabolisme mempertahankan kadar kalsium dalam plasma darah (Dellmann
and Brown, 1989). Lamel tulang ada tiga jenis, yaitu lamel khusus (concentric lamellae) yang
mengitari saluran Haver yang membentuk osteon (haversian system); lamel interstisial
(interstitial lamellae) yang mengisi ruang antara osteon satu dengan yang lain, dan lamel
umum (circumferential lamellae) yang membalut tulang, langsung di bawah periosteum
(lamel umum luar), dan di bawah endosteum (lamel umum dalam). Garis pemisah (cement
line) jelas terdapat antara komponen osteon dengan bahan interstisial. Garis ini tampak
tidak teratur bila tulang mengalami proses perombakan yang disebut garis balik (reversal
lines). Bagian yang memiliki garis bentuk halus disebut garis tahan (arrest lines) sebagai
akibat pertumbuhan tulang yang terjadi setelah periode selang (interruption period)
(Dellmann and Brown, 1989). Permukaan luar serta dalam pada substansi padat pada
hewan dewasa terdiri dari lamel tulang konsentris yang mengitari tubuh tulang. Bagian ini
disebut lamel umum luar dan lamel umum dalam. Lamel-lamel tampak sebagai jalinan pita
yang tersusun paralel terhadap sumbu tulang pada penampang tulang memanjang
(Dellmann and Brown, 1989). Osteon tersusun dengan pola longitudinal mengitari saluran
Haver (central canals) yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf tanpa
selubung mielin yang ditunjang oleh jaringan ikat. Saluran Haver saling berhubungan melalui
saluran Volkman (perforating canals) secara horizontal atau transversal. Saluran Haver
digambarkan sebagai saluran vertikal atau tegak lurus dan saluran Volkman sebagai saluran
horizontal. Osteon dikenal dapat bercabang dan beranastomose dengan osteon lain
membentuk konfigurasi tiga dimensi, sehingga saluran Haver (central canals) dapat
terpancang miring, beraspek seperti saluran Volkman (perforating canals). Saluran Haver
selalu dikitari oleh lamel khusus sedangkan saluran Volkman tidak (Dellmann and Brown,
1989). Tulang umumnya dibalut jaringan ikat kuat yang disebut periosteum dan terdiri dari
dua lapis, yaitu lapis dalam atau lapis osteogenik yang menumbuhkan sel-sel pembentuk
tulang; lapis luar atau lapis fibrosa terdiri dari jalinan serabut kolagen dengan pembuluh
darah. Pembuluh darah bercabang-cabang dan masuk melalui saluran penembus
(perforating canals) mencapai osteon. Lapis osteogenik pada hewan muda lebih banyak
mengandung sel-sel daripada yang tua. Pertautan periosteum pada tulang cukup kuat
melalui serabut kolagen yang menyusup ke dalam lamel umum luar dan lamel interstisial
tulang. Serabut penembus ini menyatu dengan matriks dengan membentuk lamel
permukaan (Dellmann and Brown, 1989).
Jaringan ikat.
Secara embriologis, jaringan ikat berasal dari mesoderm, meskipun ektoderm daerah kepala
ikut membentuk jaringan ikat. Jaringan ikat embrionik disebut mesenkim (mesenchyme),
berkembang dari somit mesoderm somatik dan splanknik. Berdasarkan perkembangannya,
jaringan ikat dibagi dalam dua kelompok besar dan beberapa subkelompok. Semua bentuk
jaringan ikat (penghubung dan penunjang) memiliki tiga unsur pokok, yakni sel-sel, serabut,
dan matriks atau bahan dasar, yang secara proporsional berbeda untuk tiap jenis, tetapi
pada mesenkim belum tampak adanya serabut (Dellmann and Brown, 1989). Jaringan ikat
dibagi menjadi dua, yaitu jaringan ikat embrionik dan jaringan ikat dewasa. Jaringan ikat
embrionik terdiri dari mesenkim dan jaringan ikat gelatin. Jaringan ikat dewasa terbagi
menjadi jaringan penghubung dewasa dan jaringan penunjang dewasa. Jaringan
penghubung dewasa terbagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat pekat tidak teratur,
jaringan ikat teratur yang terdiri dari kolagen dan elastik, jaringan ikat retikuler dan jaringan
lemak yang terdiri dari jaringan lemak putih dan jaringan lemak coklat. Jaringan penunjang
dewasa terbagi menjadi tulang rawan yang terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan
elastik dan tulang rawan fibrosa, tulang, notokord, somentum dan dentin (Dellmann and
Brown, 1989). Ada tiga macam serabut jaringan ikat, yaitu serabut kolagen, serabut
retikuler, dan serabut elastik. Jaringan ikat dari hewan dewasa paling banyak terdapat
dalam bentuk jaringan ikat longgar yang tidak teratur atau areolar (Dellmann and Brown,
1989). Sel-sel jaringan ikat dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sel tetap dan sel
pengembara. Sel tetap meliputi fibroblast, sel-sel mesencim dan sel-sel adipose khusus. Sel-
sel pengembara meliputi eosinofil, sel plasma, sel mast, sel limfe dan makrofag bebas.
Substansi dasar dan serabut ekstraseluler diproduksi oleh fibroblast (Soeparno, 1994).
Menurut Swatland (1984) dalam Soeparno (1994), serabut-serabut kolagen pada jaringan
ikat mempunyai diameter antara 1 – 12 µm, sedangkan ikatan-ikatan paralel fibril penyusun
serabut kolagen tersebut berdiameter antara 20 – 100 nm. Kolagen merupakan protein yang
paling luas terdapat dalam tubuh hewan, meliputi 20 – 25 % dari total protein tubuh
mamalia. Kolagen merupakan protein struktursl pokok pada jaringan ikat, dan mempunyai
pengaruh besar terhadap kealotan daging. Jumlah dan kekuatan kolagen meningkat sesuai
dengan umur (Soeparno, 1994).
Jaringan pada sistema digestiva.
Sistem digesti berfungsi sebagai saluran pencernaan (Kustono, 1997). Usus halus tersusun
dari epitel silindris sebaris. Epitel silindris sebaris terdiri dari sebaris sel-sel berbentuk
silinder, berdiri pada membran basal. Pada penampang melintang selnya tinggi, inti lonjong
terletak agak basal dengan sumbu tegak lurus terhadap membran basal, penampang atas
tampak poligonal. Tipe epitel ini juga membalut lambung kelenjar (Dellmann and Brown,
1989). Jaringan epitel ada yang berfungsi sebagai kelenjar dalam arti mempu menghasilkan
sekreta. Sebagian besar organ tubuh bagian dalam berisi kelenjar dalam satu atau bentuk
lain dan hasil pemisahan itu mungkin didistribusikan secara luas. Kelenjar dapat bersifat
endokrin atau eksokrin (Dellmann and Brown, 1989).
Jaringan kulit.
Jaringan kulit merupakan jenis jaringan epitel. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel sejenis yang
membalut permukaan luar dan dalam organ tubuh yang berbentuk saluran atau rongga.
Selain itu juga membalut permukaan tubuh. Sel-sel epitel mampu berproliferasi
menumbuhkan kelenjar folikel rambut (Dellmann and Brown, 1989). Secara embriologis,
ketiga daun kecambah berperan dalam menumbuhkan berbagai bentuk epitel, misalnya :
ektoderm menumbuhkan epitel permukaan tubuh dan derivatnya, entoderm
menumbuhkan epitel saluran pencernaan dan pernapasan, dan mesoderm menumbuhkan
epitel saluran kardiovaskular, saluran urogenital, dan rongga tubuh yang tidak berhubungan
dengan dunia luar, misalnya rongga dada dan rongga perut. Jaringan epitel dengan ciri
khasnya mampu melaksanakan beberapa fungsi tertentu, misalnya sebagai pelindung,
penyerap, sekresi dan ekskresi, reseptor rangsangan dan membentuk barier untuk proses
permeabilitas selektif (Dellmann and Brown, 1989). Klasifikasi jaringan epitel berdasarkan
pada bentuk sel-sel dan jumlah lapisannya, misalnya : epitel selapis yang terdiri dari satu
lapis sel di atas membran basal dan epitel banyak lapis yang terdiri dari dua atau lebih lapis
sel di atas membran basal. Penamaan epitel banyak lapis lazimnya didasarkan pada bentuk
sel-sel permukaan tanpa memandang bentuk sel yang terdapat di bawahnya. Epitel pipih
banyak lapis lazimnya terdapat tiga sampai lima lapis sel. Lapisan ini terdiri dari stratum
basale, stratum spinosum, stratum germinativum, stratum lucidum dan stratum corneum
(Dellmann and Brown, 1989).
Anatomi Domba
Kerangka domba
Tengkorak (kranin). Bagian skeleton yang membentuk kerangka dasar kepala disebut
kranium. Fungsi tengkorak yaitu sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ dan
membentuk awal saluran sistema digestoria dan sistema respiratoria. Tengkorak terdiri
dar2. i nasal, mandibula, maksila, lakrima, coranoid process dan occipital. Atap bagian atas
dibentuk oleh maksila dan premaksila, yang membentuk dentis dan oleh as palatina. Bagian
ventrolateral, oral dilengkapi oleh mandibula. Mandibula berporos pada bagian as
temporale, di depan lubang telinga. Semua dentis bagian bawah pada mandibula
merupakan tempat perekatan otot yang berperan dalam proses pengunyahan dan
penelanan (Frandson, 1992). Ujung medial skapula bersendi dengan manubrium. Ujung
lateral clavicula bersendi dengan acromion. Acromion adalah sudut di sebelah caudal dan
dua sudut di sebelah cranial pada sudut cranial lateral dataran sendi, yang bersendi dengan
humerus (Radiopoetro, 1991). Vertebrae cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas tidak
mempunyai processus spinous dan carpus menjadi satu dengan aksis, penggunaan seperti
gigi. Vertebralis cervicalis yang kedua disebut aksis. Aksis mempunyai spinosum processus
yang lebar, tetapi tidak tinggi (Frandson, 1992). Vertebrae thoracales, costae dan sternum
membentuk thorax. Sternum terdiri atas manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus
(Radiopoetro, 1991). Vertebrae thoracalis ditandai dengan processus spinous yang sangat
berkembang. Processus spinous membentuk pangkal pada prominesia dorsalia yang dikenal
sebagai “wither” pada bagian bawah bahu (Frandson, 1992). Humerus, ulna, radius, ossa
metacarpallia dan palanges merupakan tulang panjang, sedangkan tulang assa carpallia
merupakan tulang pendek. Ujung proximal humerus yang berbentuk bulat bersendi dengan
ulna. Ada dua dataran sendi pada ujung distal humerus, yang satu merupakan bulatan dan
yang lain menyerupai roda korekan yang merupakan satu kesatuan. Dataran sendi yang
berupa bulatan, bersendi dengan ujung proximal radius, sedangkan yang menyerupai roda
korekan bersendi dengan ujung proximal ulna. Radius dapat diputar sehingga dapat saling
disilangkan. Gerakan ini disebut pronasi. Gerakan pemutaran kembali sehingga radius dan
ulna terletak sejajar disebut ordonansi (Radiopoetro, 1991). Ulna mempunyai tingkat
perkembangan yang bervariasi tergantung pada spesies hewan. Processus olecanon
terdapat pada semua hewan, menonjol di atas dan di bawah persendian siku. Processus
tersebut membentuk sebuah pengungkit untuk perlekatan otot yang berfungsi meluruskan
otot siku (Frandson, 1992). Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang komplek
yang terdiri dari dua deret tulang kecil. Deretan proximal disebut radial (profundial ke
lateral), intermediet dan ulnar. Metakarpus merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada
sapi dan domba, karpus merupakan hasil tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat.
Suatu alur vertikal pada metakarpus menunjukkan fusi kedua tulang tersebut (Frandson,
1992). Ujung proximal femur yang berbentuk bulat bersendi dengan os coxae. Ujung distal
femur bersendi dengan ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua tulang yang
bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal fibula bersendi dengan ujung proximal tibia.
Distal fibula menempel pada ujung distal tibia. Kedua ujung distal ini merupakan persendian
dengan trchlea tali. Trchlea tali ialah bangunan berupa kerekan pada talus. Talus ialah salah
satu dari ossa tarsalia. Ossa tarsalia bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri
atas talus, proteulus, os cuboideum, os naviculare (os scapoideum) dan tiga ossa
cuneiforinia. Talus bersendi dengan calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi juga
dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga dengan ketiga ossa coneiformia. Os
cuboideum juga ossa cuneiformia di ujung distal bersendi dengan ujung proximal 5 ossa
metatarsalia. Di sebelah os metatarsalia berturut-turut terdapat dua palanges. Di sebelah
os metatarsale yang lain berturut-turut terdapat tiga palanges. Waktu berdiri, yang
menapak tanah ialah tuber calcanei (tonjolan ke planter pada calcaneus) dan capita osseum
metatarsalium (distal ossa metatarsalia). Pada kaki ada lengkung longitudinal dan lengkung
transversal. Jari pertama kaki tidak dapat disisikan (Radiopoetro, 1991). Profundingulum
membri inferiotis terdiri atas sepasang os coxae. Satu os coxae ialah hasil tumbuh
melekatnya tulang, yaitu os illium, os ischii dan os pubis. Sepasang os coxae ini bersama
dengan os sacru merupakan pelvis. Antara kedua os coxae di sebelah ventral disebut
symphysis ossium pubis. Pelvis ini kira-kira membentuk sesuatu yang pada dasarnya ada
lubang pada os coxae pada suatu cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang
ujung proximal femur. Di daerah sacral ada 5 vertebrae sacrales yang telah saling tumbuh
melekat sehingga terjadi satu tulang, yaitu os sacrum daerah cocigleal dimana ada 3
vertebrae cocygleales yang telah mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat sehingga
occygis (Radiopoetro, 1991).
Perototan domba
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan mempunyai fungsi utama sebagai
penggerak. Ciri suatu otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya. Karena
fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda diantara otot. Otot-otot yang berasosiasi
dengan tulang yaitu otot-otot yang berhubungan dengan tulang, sering disebut otot
skeletal. Otot skeletal merupakan sumber utama dari jaringan otot daging (Soeparno, 1994).
Di dalam tubuh hewan, termasuk domba, menurut Forrest et al. (1975) dan Lawrie (1979)
dalam Lawrie (1995), terdapat lebih dari 600 otot yang berbeda dalam hal bentuk, ukuran,
dan aktivitasnya. Otot juga berbeda dalam hal hubungannya dengan tulang, tulang rawan
atau ligamentum, dalam hal kandungan darah dan saraf dan dalam hal hubungannya
dengan jaringan-jaringan lain. Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan
karena fungsi fisiologisnya telah berhenti. Otot merupakan komponen utama penyusun
daging. Daging juga tersusun oleh jaringan ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah
dan lemak. Jadi daging tidak sama dengan otot (Soeparno, 1994).
Beberapa jenis otot pada hewan, termasuk domba, antara lain adalah :
a. Otot trapezius. Otot trapezius merupakan otot pipih berbentuk segitiga yang mempunyai
origo pada garis tengah dorsal dari kepala sampai ke belakang di daerah vertebrae
lumbar dan insersionya terutama pada spina skapula. Otot trapezius secara keseluruhan
juga mendukung melekatnya skapula pada tubuh (Frandson, 1992).
b. Otot serratus ventralis. Otot serratus ventralis merupakan otot yang paling besar dan
otot utama yang menghubungkan alat gerak bagian depan dengan tubuh. Ukuran otot ini
besar dan bentuknya seperti kipas (Frandson, 1992).
c. Otot lattisimus dorsi. Otot lattisimus dorsi merupakan otot yang berbentuk segitiga
lebar, mempunyai origo pada prosessus spinosa vertebra torasik dan lumbar dengan
perantaraan aponeurosis. Otot ini juga berperan untuk menarik kaki depan ke arah
belakang atau jika kaki itu tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju (Frandson,
1992).
d. Otot longissimus. Otot ini dapat dibagi menjadi beberapa segmen tergantung pada
lokasi, yaitu di daerah lumbar yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks
disebut longissimus thoracis, pada daerah serviks disebut longissimus cervicis,
longissimus capitis, longissimus atlantis (Frandson, 1992).
e. Otot ekstensor carpii radialis. Otot ini merupakan otot ekstensor terbesar untuk karpus.
Otot ini berpangkal pada epikondyl lateral humerus menuju ujung proximal daerah
metacarpal. Peran utama otot ini adalah gerak estensi karpus (Frandson, 1992).
f. Otot fleksor carpii radialis. Otot ini berpangkal dari sisi medial permukaan volar kaki
depan. Origo otot ini adalah pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya
pada permukaan volar ujung proksimal metacarpus (Frandson, 1992).
g. Otot gluteus medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang kuat. Origo otot ini terletak
pada sayap tulang illium dan insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur, yang
merupakan lever yang menjulur di atas sendi pinggul, sehingga menggerakkan bagian lain
dari kaki belakang ke arah belakang (Frandson, 1992).
h. Otot bisep femoris, semitendinosus, dan semimembranosus. Otot-otot tersebut
merupakan otot ekstensor pada pinggul yang disebut dengan hamstring muscle. Batas-
batas antar otot ini dapat diketahui dengan adanya alur-alur vertikal pada bagian otot
tersebut (Frandson, 1992)
POLA UMUM TUBUH HEWAN
Semua ternak tergolong dalam vertebrata karena mempunyai kolom vertebral. Tubuh
(kecuali organ dalam/internal) menunjukkan adanya simetri bilateral artinya sisi kanan
identik dengan sisi kiri. Keadaan yang sama antara struktus sebelah kiri dan struktur
sebelah kanan disebut struktur berpasangan.
Struktur yang tidak berpasangan terletak pada bidang median yang hanya satu
struktur yang tampak pada hewan. Lingua, trakea, kolom vertebral dan jantung
merupakan contoh struktur yang tidak berpasangan. Kosta, ekstremitas, organ
penglihatan dan kebanyakan otot merupakan struktur berpasangan dalam tubuh
hewan
Suatu pandangan medial pada tubuh seekor hewan akan memperlihatkan adanya dua
buah rongga, yaitu rongga dorsal yang berisi otak dan korda spinalis, serta rongga
ventral yang berisi organ-organ visera (struktur lunak) dari tubuh. Rongga ventral
dibagi oleh diafragma menjadi rongga torasik di bagian kranial dan rongga
abdominopelvik ( yang mencangkup rongga abdominal dan rongga pelvis) di bagian
kaudal.
Rongga torasik berisi kantung perikardial yang menyelimuti jantung, dan buah kantung
pleuralis yang menyelimuti paru-paru. Kantung-kantung tersebut tersusun oleh
membran serosa
Rongga abdominal berisi sepasang ginjal, sebagian besar alat pencernaan dan
sebagian besar organ reproduksi interna baik pada hewan jantan atau betina. Rongga
pelvis berisi bagian akhir dari sistem pencernaan (rektum) dan semua bagian sistem
urogenital interna yang tidak terdapat di dalam rongga abdominal. Membran serosa
yang membungkus visera abdominal maupun visera pelvis disebut peritoneum.
Penampang transversal melalui rongga abdominal menunjukkan pola umum tubuh
merupakan suatu saluran yang berada di dalam saluran lain yang lebih besar (saluran
pencernaan di dalam tubuh yang merupakan saluran besar yang dibatasi oleh dinding
tubuh). Rongga potensial yang terdapat di antara dua saluran tersebut disebut rongga
badan ventral yang berasal dari selom embrional. Dalam keadaan normal hanya
sedikit ruang-ruang di dalam tubuh yang berisi udara kecuali di dalam sistem
pernafasan dan di dalam telinga.
Lapisan pada dinding tubuh mempunyai kesamaan dengan lapisan-lapisan pada
saluran pencernaan tetapi susunannya berlawanan. Lapisan-lapisan dinding tubuh dari
luar ke dalam adalah epitel (epidermis kulit); jaringan pengikat (dermis dan fasia); otot
(seran lintang); jaringan pengikat (fasia retroperitoneal); mesotelium (membran
serosa atau peritoneum parietal).
Lapisan dinding saluran pencernaan dari luar ke dalam adalah mesotelium ( membran
serosa atau peritoneum viseral); jaringan pengikat (jaringan pengikat subserosa); otot
polos; jaringan pengikat submukosa; epitel (membran mukosa)
C. TUGAS 3
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa
2. Diskusikan dengan kelompokmu materi tentang bagian-bagian tubuh ternak !
3. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas !
4. Buat makalah secara berkelompok tentang materi yang telah didiskusikan dan
dipresentasikan
D. TES FORMATIF 3
I. Jawablah dengan jawaban yang benar !
1. Jelaskan pengertian dari anatomi dan histologi !
2. Jelaskan pengertian dari istilah berikut :
a. Bidang median
b. Bidang frontal
c. Bidang dorsal
3. Dari bahan apakah tulang tersusun?
4. Ada berapa macam jenis otot sebut dan jelaskan !
E. KUNCI JAWABAN 3
1.Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua mikroorganisme
(makhluk hidup); histologi adalah cabang dari anatomi yang mempelajari jaringan dan sel
serta bagian-bagiannya yang dapat dilihat dengan mikroskop
2.Jawab
a. Bidang median adalah bidang khayal yang melewati tubuh dengan arah kroniokaudal
membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri sama besar
b. Bidang frontal adalah bidang yang letaknya tegak lurus terhadap bidang median
ataupun bidang transversal
c. Bidang dorsal adalah istilah yang menunjukkan arah menuju atau arak ke tulang
belakang atau kolumna vertebralis
3.Tulang tersusun atas sel-sel hidup dan matriks intraseluler yang meliputi garam dan
mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya adalah kalsium
karbonat dan magnesium fosfat
4.Ada 3 macam :
a. Otot polos, dijumpai pada pembuluh darah, usus dan organ lain yang tidak berada di
bawah perintah otak
b. Otot jantung , terdapat pada jantung
c. Otot rangka, melekat pada tulang dan bertanggung jawab terhadap gerak yang
berada di bawah perintah otak
F. LEMBAR KERJA 3
1. Alat : buku, polpen, spidol, hp berkamera
2. Bahan : kerangka ternak sapi
3. Keselamatan Kerja : masker, baju kerja
4. Langkah Kerja :
a. Amati kerangka ternak sapi yang telah disediakan
b. Amati bagian-bagian dari kerangka tersebut dan sebutkan namanya dengan
benar
c. Catat hasil pengamatanmu
d. Diskusikan bersama kelompok hasil kegiatan yang telah dilakukan
e. Buat laporan hasil kegiatan tersebut dalam bentuk laporan kegiatan
BAB III
EVALUASI
A. Tes Tulis
Pilihlah salah satu jawaban ( a, b, c, d, atau e ) yang paling tepat untuk setiap soal di bawah
ini !!
1. Bagian dari tubuh ternak yang terbentuk secara sempurna dan melaksanakan fungsi-
fungsi tertentu disebut dengan...
a. Sel b. Jaringan c. Organ d. Sistem organ e. organel
2. Suatu kelompok yang mempunyai kesamaan fungsi disebut...
a. Sel b. Jaringan c. Organ d. Sistem organ e. organel
3. Di bawah ini yang tidak termasuk fungsi dari alat pencernaan yaitu...
a. Melindungi tubuh dari infeksi mikroba
b. Menyalurkan makanan yang ditelan
c. Melarutkan/merombak makanan melalui pencernaan mekanis, enzimatis/hidrolitis
dan fermentative
d. Menyerap zat makanan dan mengeluarkan bahan yang tidak dapat dicerna
e. Mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh
4. Urutan dari sistem pencernaan makanan yang benar adalah ...
a. mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar, caecum,colon, rectum, anus
b. mulut, esophagus, usus halus, perut, colon, usus besar, caecum, rectum, anus
c. mulut, esophagus, perut, usus besar, usus halus, caecum, colon, rectum, anus
d. mulut, esphagus, perut, usus halus, usus besar, colon, caecum, rectum, anus
e. mulut, esophagus, perut, usus halus, colon, usus besar, caecum, rectum, anus
5. Fungsi mulut yang tidak benar dalam sistem pencernaan adalah...
a. Merenggut dan mengunyah makanan
b. Proses salivasi
c. Mekanisme prehensik
d. Senjata ofensif dan defensif
e. Mengendus-endus
6. Suatu lembaran muskuler yang berbentuk kubah yang memisahkan rongga
dada dengan rongga perut, disebut...
a. Diafragma b. Omasum c. Abomasum d. Rumen e. kardiak
7. Bagian perut ruminansia secara berurutan adalah...
b. retikulum, rumen, omasum, dan abomasum
b. retikulum, omasum, rumen, abomasum
c. retikulum, rumen, abomsum, dan omasum
d. retikulum, omasum, abomasum, rumen
e. retikulum, obomasum, rumen, omasum
8. Bagian perut (kompartemen) yang di dalamnya diselaputi oleh membrana
mukosa yang mengandung ‘intersekting ridge’ yang membagi permukaan menyerupai
sarang lebah disebut....
a. Omasum b. Abomasum c. Rumen d. Retikulum e. fundus
9. Kantung muskular yang besar yang terentang dari diafragma menuju ke pelvis
dan hampir menempati sisi kiri dari rongga abdominal serta merupakan bagian terbesar
dari perut kira-kira 75% dari kapasitas perut adalah....
a. Omasum b. Abomasum c. Rumen d. Retikulum e. fundus
10. Otot yang berbentuk daun yang berfungsi mengecilkan partikel bahan pakan
disebut..
11. Omasum b. Abomasum c. Rumen d. Retikulum e.
Fundus
12. Kantong empedu dan kelenjar pankreas menempel pada...
a. Duodenum d. Antara duodenum dan jejenun
b. Jejenum e. Antara jejenum dan ileu
c. Ileum
13. Bagian terakhir dari usus halus yaitu...
a. Duodenum d. Colon
b. Jejenum e. Sekum
c. ileum
14. Usus besar terdiri atas...
a. Kolon dan rektum d. Sekum, kolon, dan rektum
b. Sekum dan kolon e. Sekum, kolon, rektum dan anus
c. Kolon, rektum, dan anus
15. Sekum terletak pada...
a. Kolon d. Usus halus
b. Rektum e. Usus besar
c. Antara usus halus dan usus besar
16. Bagian ujung alat pencernaan sebelum anus disebut...
a. Kolon d. anus
b. Rektum e. Usus besar
c. Sekum
17. Kelenjar saliva menghasilkan ludah yang berfungsi untuk...
a. Menghasilkan enzim amilase (ptyalin)
b. Mengubah amilum menjadi sakarida sederhana
c. Menghasilkan mucus untuk melindungi lambung dari asam lambung
d. Menghasilkan HCl
e. Memproduksi cairan empedu
18. Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi untuk...
a. Menghasilkan enzim amilase (ptyalin)
b. Menghasilkan mucus untuk melindungi lambung dari asam lambung
c. menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim pencernaan.
d. menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
e. Menghasilkan HCl
19. Di bawah ini yang tidak termasuk enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan
oleh pankreas yaitu...
a. Pepsin
b. Protease pankreas
c. Amilase pankreas
d. Lipase pankreas
e. bikarbonat
20. Cairan empedu mengandung....
a. Kolesterol
b. Fosfolipid lesitin
c. Pigmen empedu
d. Kolesterol dan fosfolipid lesitin
e. Kolesterol, fosfolipid lesitin dan pigmen empedu
B. Tes Praktik
1. Amati kerangka tubuh ternak yang telah disediakan !
2. Letakkan kertas label yang sudah bernama pada tempat yang tepat !
KUNCI JAWABAN
A. Tes Tulis
1. C 2. D 3.E 4. A 5. E 6. A 7.A 8. D 9.C 10. A 11. A 12.C 13. D 14. C 15.B 16. A
17.C 18. A 19.E 20.B
B. Tes Praktik
LEMBAR PENILAIAN TES PRAKTEK
Nama Siswa :
NIS :
Kelas :
Skor
Skor
No Aspek Penilaian Peroleha Keterangan
Max
n
I Perencanaan
1.1 Persiapan alat dan bahan 5
1.2 Menganalisa jenis pekerjaan 5
Sub Total 10
II Proses
2.1 Cara menentukan nama
bagian tubuh ternak 20
2.2 Cara meletakkan nama pada
bagian tubuh ternak 20
Sub Total 40
III Kualitas produk kerja
3.1 Hasil menentukan nama
bagian tubuh ternak 15
3.2 Hasil meletakkan nama pada
bagian tubuh ternak 15
Sub Total 30
IV Sikap Kerja
4.1 Tanggung Jawab 3
4.2 Inisiatif 3
4.3 Kemandirian 4
Sub Total 10
V Laporan 10
TOTAL 100
BAB IV.
PENUTUP
Modul ini merupakan bahan ajar siswa untuk memperoleh Dasar Budidaya Ternak,
sehingga siswa dalam proses pembelajaran berikutnya lebih mudah untuk mendalami
materi kompetensi kejuruan di bidang peternakan.
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat memahami dan
mempraktekkan dengan benar materi tentang Sistem Organ Tubuh Ternak dan untuk lebih
meningkatkan kemampuan dalam mendalami materi kompetensi kejuruan lain di bidang
agribisnis ternak ruminansia.
PROFIL PENULIS
Catur, 2008. Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid I. Dirjen Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Catur, 2008. Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid II. Dirjen Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan
Frandson, 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Ke-4. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta