Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

BAB 1......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5

1.4 Manfaat penelitian.....................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

2.1 Kajian Deduktif.........................................................................................6

2.2 Kajian Induktif..........................................................................................8

BAB 3....................................................................................................................12

METODOLOGI.....................................................................................................12

3.1 Subjek......................................................................................................12

3.2 Objek Penelitian......................................................................................12

3.3 Alur Penelitian.........................................................................................13

3.4 Alat dan Bahan........................................................................................14

3.5 Metode Penelitian....................................................................................14

3.6 Gambaran Umum....................................................................................14

BAB IV..................................................................................................................16

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................16

4.1 Antropometri...........................................................................................16

1
4.3 Usabilitas.................................................................................................20

4.4 Smart City................................................................................................26

4.1 Rekomendasi...........................................................................................27

BAB V....................................................................................................................28

PENUTUP..............................................................................................................28

5.1 Kesimpulan..............................................................................................28

5.2 Saran........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

2
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat yang tumbuh
kembangnya disesuaikan dengan kebiasaan norma adat di suatu wilayah, yang
kemudian pasar tersebut menjadi sarana kegiatan perekonomian untuk menopang
kebutuhan masyarakat.

Pasar tradisional dalam aktifitasnya selain memenuhi kebutuhan di


lingkungannya dalam hal ini masyarakat yang membutuhkan barang dan jasa,
pasar memiliki fungsi lain yang lebih luas seperti sebuah pendapat bahwa pasar
tradisional memiliki potensi sebagai ikon daerah, Setiyanto (dalam Djau, 2009).

Penyandang disabilitas adalah salah satu masalah dalam kesejahteraan


sosial, dimana mereka perlu medapatkanperhatian khusus agar mereka dapat
melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik dan teratur. Penyandang disabilitas
pada umumnya mengalami kesulitan dalam mobilitas saat melakukan aktivitas
sehari-hari apanila dibandingkan dengan orang-orang normal. Secara fisik,
penyandang disabilitas mengalami kendala saat menggerakkan tubuhnya secara
optimal. Para penyandang disabilitas secara tidak langsung mereka mengalami
rasa tidak percaya diri dan akan kesulitan dalam menyesuaikan diri di masyarakt,
karena perlakuan masyarakat atau lingkungan sekitar banyak yang melihat mereka
dengan sebelah mata dan sebian dari mereka memberi celaan atau belas kasihan
ketika memnadnag mereka. (Fanny, 2016).

Berdasarkan UU No. 8 tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas


menyebutkan bahwa penyandang disabilitas berhak atas Hak hidup, bebas dari
stigma, privasi, keadilan, kesehatan, politik, keagamaan, keolahragaan,
kebudayaan dan pariwisata, kesejahteraan sosial, aksesibilitas, pelayanan
publik.dari penjelasan tersebut, maka pelayanan publik adalah salah satu hak yang
harus dipenugi bagi penyandang disabilitas guna melaksanakan fungsi sosial
dengan baik.

3
PBB menyebutkan bahwa 10 % dari penduduk dunia adalah penyandang
disabilitas. Data yang didapatkan dari Bank Dunia sekitar 20% dari penyandang
disabilitas adalah kalangan ekonomi lemah. Kondisi sosial penyandang disabilitas
pada umumnya dalam keadaan rentan baik dari aspek ekonomi, pendidikan,
ketrampilan maupun kemasyarakatan (Eny dan Chatarina, 2018).

Data dari Dinas Sosial DIY, pada tahun 2016 terdapat 29.530 penyandang
disabilitas di Provonsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan rincian :

Tabel 1 Jumlah Penyandang Disabilitas di DIY


NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PRESENTASE
1 Bantul 6.525 22,09%
2 Yogyakarta 2.351 8,02%
3 Sleman 6.669 22,58%
4 Kulonprogo 5.775 19,55%
5 Gunung Kidul 8.594 29,1%
Sumber: Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016

Dari tebel tersebut terlihat bahwa penyandang disabilitas di darah DIY


yang begitu tinggi yang menuntut adanya fasilitas yang dapat menunjang kegiatan
sehari-harinya salah satunya dalam bidang ekonomi. Salah satu kegiatan ekonomi
berada di pasar, sehinggadi tempat tersebut perlu diberi fasilitas untuk
penyandang disabilitas. Namun dalam kenyataannya, di pasar tidak terdapat
fasilitas bagi penyandang disabilitas yang dapat memndukung kegiatan
ekonominya. Permasalahn dan penjelasan tersebut yang menjadi latar belakang
untuk memberikan fasilitas bagi penyandang disabilitas seperti keranjang belanja
dan maps sebagai fitur tambahan kursi roda.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana mencari akses yang tepat bagi pengguna kursi roda untuk
masuk ke pasar ?
b. Apa solusi yang tepat untuk membantu penyandang disabilitas ?
c. Apa produk yang tepat untuk membantu penyandang disabilitas
dalam menggunakan aksesbilitas dengan mudah?
d. Dimana lokasi penempatan produk yang tepat bagi penyandang
diabilitas?

4
1.3 Tujuan Penelitian
a. Menentukan akses yang tepat bagi pengguna kursi roda untuk masuk
ke pasar
b. Menemukan solusi yang tepat untuk penyandang disabilitas
c. Menentukan produk yang tepat untuk penyandang diabilitas
d. Menentukan lokasi penempatan produk untuk membantu penyandang
disabilitas

1.4 Manfaat penelitian


a. Dapat menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan
teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam
penelitian yang sebenarnya.
b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menemukan solusi dalam
membantu penyandang disabilitas

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Deduktif
2.1.1 Ergonomi
Ergonomi Menurut (Sutalaksana, 1979) merupakan ilmu yang menemukan
dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan,
keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin,
peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan
efektif bagi manusia. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan
manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang
baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, efisien, aman dan nyaman.
2.1.2 Usabilitas
Usability berasal dari kata usable yang secara umum dberarti dari dapat
digunakan dengan baik. Usability atau “ketergunaan” adalah tingkat
kualitas dari sistem yang mudah dipelajari, mudah digunakan dan
mendorong pengguna untuk menggunakan sistem sebagai alat bantu positif
dalam menyelesaikan tugas. Menurut buku “Handbook of Usability
Testing: How to Plan, Design, and Conduct Effective Test” oleh Jeffrey
Rubin dan Dana Chisnell, terdapat lima unsur yang menjadi pokok
usabilitas, yaitu; 1) Kegunaan; 2) Efisiensi; 3) Efektivitas; 4) Kepuasan;
dan 5) Akesibilitas.
2.1.3 Smart City
Smart City (Kota Pintar) adalah sebuah pendekatan yang luas, terintegrasi
dalam menigkatkan efisiensi pengoperasian sebuah kota, meningkatkan
kualitas hidup penduduknya, dan menumbuhkan ekonomi daerahnya.
Cohen dkk lebih jauh mendefinisikan Smart City dengan pembobotan
aspek lingkungan menjadi: Smart City menggunakan ICT secara pintar dan
efisien delam menggunakan sumber daya, menghasilkan penghematan
biaya dan energy, meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta

6
mengurangi jejak lingkungan, semuanya mendukung ke dalam inovasi dan
ekonomi ramah lingkungan. (Buckholdt, Kitzmann, & Cohen, 2014)
Pada intinya, konsep Smart City adalah bagaiman cara menghubungkan
infrastruktur social, dan infrastruktur ekonomi dengan menggunakan
teknologi ICT, yang dapat menintegrasikan semua elemen dalam aspek
tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni (Muliarto,
2015). Dan tujuan pendekatan dari Smart City adalah untuk mencapai
informasi dan pengelolaan kota yag terintegrasi. Integrase ini dapat
melalui manajemen jaringan digital geografi perkotaan, sumber daya,
lingkungan, ekonomi, social dan lainnya.
2.1.4 Antropometri
Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga
meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan
tubuh. Secara devinitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi
yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah
ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh manusia,
menurut Stevenson (1989) dalam buku Ergonomi : konsep dasar dan
aplikasinya, Nurmianto (1991) menjelaskan antropometri adalah suatu
kumpulan data numeric yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh
manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain.
2.1.5 Disabilitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penyandang diartikan dengan
orang yang menyandang (menderita) sesuatu (Moeliono, 1989).
Sedangkan disabilitas merupakan kata bahasa Indonesia yang berasal dari
kata serapan bahasa Inggris disability (jamak: disabilities) yang berarti
cacat atau ketidakmampuan. Dan difabel juga merupakan kata bahasa
Indonesia yang berasal dari kata serapan bahasa Inggris different people
are merupakan manusia itu berbeda dan able yang berarti dapat, bisa,
sanggup, mampu (Echols & Shadily, 1976).

7
Menurut WHO (1980) ada tiga definisi berkaitan dengan
kecacatan, yaitu impairment, disability, dan handicap. Impairment adalah
kehilangan atau abnormalitas struktur atau fungsi psikologis, fisiologis
atau anatomis. Disability adalah suatu keterbatasan atau kehilangan
kemampuan (sebagai akibat impairment) untuk melakukan suatu kegiatan
dengan cara atau dalam batas-batas yang dipandang normal bagi seorang
manusia. Handicap adalah suatu kerugian bagi individu tertentu, sebagai
akibat dari suatu impairment atau disability, yang membatasi atau
menghambat terlaksananya suatu peran yang normal (Sholeh, 2014).
Disabilitas terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Cacat Fisik
Cacat fisik adalah kecacatan yang mengakibatkan gangguan pada
fungsi tubuh, antara lain gerak tubuh, penglihatan, pendengaran, dan
kemampuan berbicara. Cacat fisik antara lain: cacat kaki, cacat
punggung, cacat tangan, cacat jari, cacat leher, cacat netra, cacat rungu,
cacat wicara, cacat raba (rasa).
2. Cacat Mental
Cacat mental adalah kelainan mental dan atau tingkah laku, baik cacat
bawaan maupun akibat dari penyakit, antara lain: retardasi mental,
gangguan psikiatrik fungsional, alkoholisme, gangguan mental organik
dan epilepsi.
3. Cacat Ganda
Cacat ganda yaitu keadaan seseorang yang menyandang dua jenis
kecacatan sekaligus. Apabila yang cacat adalah keduanya maka akan
sangat mengganggu penyandang cacatnya.

2.2 Kajian Induktif


Menurut jurnal Assessing usability of eHealth technology: A
comparison of usability benchmarking instruments, dengan metode penelitian
yang digunakan peserta, seleksi studi dan pencarian data, analisis statistik dan
analisis kualitatif, menunjukkan bahwa Tujuan utamanya yaitu penyelesaian
tugas, dibandingkan dengan SUS, memiliki korelasi yang lebih kuat dengan

8
tolok ukur kegunaan. Juga, masalah serius dan kritis berkorelasi lebih kuat
dengan metrik tugas daripada SUS. Sehubungan dengan faktor penerimaan,
tidak ada perbedaan yang signifikan antara tiga instrumen pembandingan
kegunaan. Dari penjelasan tersbut dapat ditarik kesimpulan Dengan penelitian
ini, kami mengambil langkah pertama dalam memeriksa cara meningkatkan
evaluasi kegunaan eHealth. Hasil menunjukkan bahwa daftar masalah
kegunaan dari protokol think aloud tetap menjadi salah satu alat yang paling
efektif untuk menjelaskan kegunaan untuk eHealth. Menggunakan SUS
sebagai metrik kegunaan mandiri untuk eHealth tidak disarankan. Lebih
disukai, SUS harus dikombinasikan dengan metrik tugas, terutama
penyelesaian tugas. Kami merekomendasikan untuk mengembangkan
instrumen tolok ukur kegunaan khusus untuk eHealth.
Dalam Jurnal An anthropometric study of manual and powered
wheelchair users, dengan metode peneltian yang digunakan adalah peserta,
protokol pengukuran, variabel, analisis data, diketahui dari observasi terhadap
pengguna kursi roda laki-laki dan perempuan ternyata terdapat beberapa
perbedaan dimensi antara pengguna laki- laki dan perempuan setelah
dilakukannya pengukuran menggunakan metode antropometri. Dari
penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa menggunakan metode
antropometri untuk mengukur suatu populasi tertentu guna mendesain
segmen penting bagi populasi tersebut.
Dalam jurnal Anthropometric design of furniture for use in tertiary
institutions in abeokuta, southwestern Nigeria dengan metode penelitian
seleksi sampel, pengukuran, dan analisis data, menunjukkan bahwa Desain
mebel sekolah di Nigeria menggunakan data antropometri pengguna belum
diberikan studi attention.This memadai dilakukan untuk memperoleh data
antropometri siswa di lembaga-lembaga tinggi dari pembelajaran di Nigeria
untuk desain ergonomi kursi dan meja untuk digunakan oleh siswa.
Ketidaksesuaian ada di antara data antropometri dengan peralatan. Peralatan
dan furnitur, dapat menyebabkan penurunan produktivitas, ketidaknyamanan,
kecelakaan, biomekanik

9
tekanan, kelelahan, cedera, dan trauma kumulatif. Oleh karena itu tidak
mengherankan bahwa persentase yang lebih tinggi (93,75%) dari siswa
mengeluh leher, bahu, bagian atas dan nyeri yang mereka dikaitkan dengan
furnitur mereka digunakan kembali. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik
kesimpulan Digunakan pengukuran antropometri untuk mengurangi
ketidaksesuaian tersebut namun data antropometri siswa Nigeria itu mungkin
tidak dianggap. Karena pertimbangan biaya dan fakta bahwa jumlah yang
dianggarkan untuk pendidikan di Nigeria cukup diremehkan.
Dalam jurnal “Uji Coba dan Evaluasi Keramba Hasil Islamic-
Ergonomic Design Dengan Metode Usability Testing”, dengan metode yang
digunakan adalah usability testing, critical design, dan Focus Group
Dicusion (FGD), memunjukkan bahwa berdasarkan usability testing yang
dilakukan pada keramba hasil rancangan dapat diketahui bahwa keramba
yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan petani ikan dalam kaitan dengan
kemudahan aktifitas di dalam keramba dan efektifitas keramba. Jika
dibandingkan dengan kondisi awal yang diharapkan maka dapat dijelaskan
seperti:  Resiko kematian ikan akibat melompat atau kena benturan kayu
dapat di atasi dengan adanya jaring atas.  Ketahanan keramba juga sudah
teruji, dengan masih kokohnya keramba dan tidak ada bagian keramba yang
rusak/pecah diterjang banjir (selama penelitian sudah terjadi banjir sebanyak
2 kali). Hal ini terkait dengan pemilihan bahan keramba dan juga ukuran
ancung yang disesuaikan dengan ukuran keramba untuk memecah arus,
sehingga memunculkan harapan bahwa keramba yang dirancang akan
tangguh dan tahan lama dapat dicapai. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa keramba hasil rancangan memenuhi dua aspek usability
testing yaitu apek kepuasan dan aspek efektifitas, dimana pencapaian untuk
aspek kepuasan adalah 4.67 (mendekati level sangat baik) dan aspek
efektifitas adalah 4.33 (melewati level baik). Sedangkan aspek efisiensi masih
perlu perbaikan di masa yang akandatang, karena pencapaian nilainya rata-
rata adalah 3 (masuk dalam kategori biasa).

Dalam jurnal “Usulan Perencanaan Smart City : Smart Governance


Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko” dengan metode yang digunakan

10
gabungan framework TOGAF (The Open Group Architecture Framework )
dan COBIT 5 Capability model, menunjukkan bahwa kajian utama yang
perlu dilakukan dalam perencanaan smart governance adalah masalah
kesiapan pemerintah daerah dalam membangun jaringan Smart City,
ketersediaan infrastruktur sebagai penunjang pelayanan Smart City,
kecukupan SDM untuk operasional Smart City. Dari penjelasan tersebut dapat
ditarik kesimpulan dari hasil pemantauan activity pada COBIT 5 didapatkan
kesimpulan bahwa dalam usulan rencana smart governance, Pemerintah
Kabupaten Mukomuko perlu menitikberatkan pada ketersediaan infrastruktur
dan juga pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM).

11
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Subjek
Pada penelitian ini, subjek yang diteliti adalah pengguna kursi roda dengan
usia 20-40 tahun, dimana kita melakukan penelitian untuk membuat produk
yang ergonomis dan mudah di bawa bagi pengguna kursi roda. Hal ini akan
memudahkan bagi pengguna kursi roda untuk berbelanja di pasar. Semoga
dengan adanya produk ini bisa meningkatkan produktivitas pengguna kursi
roda saat berbelanja di pasar.

3.2 Objek Penelitian


Pada Penelitian ini, objek yang diteliti adalah penggunaan troley pada kursi
roda. Perkembangan Kursi roda pada saat ini sudah mencapai kemajuan yang
cukup berarti, Pada Zaman Elektronik ini penambahan troley pada kursi roda
merupakan langkah yang tepat untuk para Disabilitas agar memudahkan
untuk berbelanja atau membeli kebutuhan pokok. Dengan ada nya produk ini
maka para disabilitas dapat menggunakan produk yang effisien serta dapat
meningkatkan produktivitas saat berbelanja di pasar.

12
3.3 Alur Penelitian

Berikut merupakan penjelasan dari alur penelitian pada flowchart di atas:

1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian ini didahului dengan menentukan rumusan masalah, tujuan
dan manfaat dari penelitian.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber dari
sebuah buku atau jurnal terkait metode yang digunakan dalam
penelitian.
3. Pengambilan Data
Pada penelitian kali ini, dilakukan pengamatan terhadap penyandang
disabilitas pengguna kursi roda yang berbelanja di Pasar Rejodani.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran
secara langsung terhadap objek penelitian.
4. Data Antropometri
Menghitung ukuran yang sesuai dengan tubuh pengguna dengan
jumlah responden sebanyak 30 menggunakan metode antropometri.
5. Uji Kecukupan Data

13
Melakukan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang
digunakan sudah mewakili populasi yang ada atau belum.
6. Analisis Data
Melakukan analisis data terhadap pengujian usabilitas pada Pasar
Rejodani.
7. Desain Alat
Membuat desain alat sesuai hasil penelitian.
8. Rekomendasi Layout
Memberikan rekomendasi layout workstation sesuai hasil penelitian.
9. Kesimpulan dan Saran
Menarik kesimpulan dari keseluruhan penelitian dan memberikan
saran berupa masukan dari penulis yang berhubungan dengan hasil
penelitian.

3.4 Alat dan Bahan


Terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Penggaris
b. Meteran
c. Software SolidWork
d. Software SPSS

3.5 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu:
a. Antropometri
b. Usabilitas
c. Konsep Smart City

3.6 Gambaran Umum


Kursi roda merupakan salah satu alat pembantu yang digunakan untuk
membatu orang difabel dalam berpindah. Berikut merupakan desain kursi
roda pada umumnya:

14
Gambar 3 1 Kursi Roda

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Antropometri
Antropometri “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran.

Secara definisi, antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang

berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia (Pheasant, 1988).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi variansi dimensi tubuh manusia,

diantaranya (Wickens et al, 2004):

a) Usia f) Lingkungan daerah

b) Jenis Kelamin g) Tingkat sosial dan nutrisi

c) Pekerjaan h) Cacat tubuh

d) Etnis dan Ras i) Iklim

e) Kehamilan

Pada penelitian ini digunakan metode Antropometri dikarenakan pada

Pasar Rejodani, alat atau produk yang ada di pasar itu sendiri tidak

menerapkan ukuran yang presisi atau seharusnya, maka dari itu metode ini

digunakan untuk mendesain ulang alat yang ada sesuai dengan ukuran tubuh

yang standar sehingga dalam penggunaan nya para pengguna atau para

disabilitas lebih merasa nyaman karena pada penggunaan nya yang bersifat

efektif dan efisien serta dapat menambah tingkat produktivitas pengunjung

pada pasar Rejodani.

16
No PLB JRT TBD LP TPO
1 32 43 50 35 34
2 24 46 54 34 30
3 22 38 58 30 37
4 28 32 46 30 33
5 26 51 53 32 37
6 28,5 41 57 35 41
7 26 40 58 28 44
8 28 46 58 33 46
9 30 47 58 35 38.1
10 28 33 49 36 43
11 24,5 48 52,5 32,5 39
12 25 44 45 33 41
13 27 35 55 35 46
14 26 34 53 31 47
15 18 42 48 34 40
16 23 53 51 33 39.7
17 25 27 54 31 43
18 25 47 49 32 49
19 30 41 58 35 44.2
20 23 58,5 56 35 49
21 29 46 55 32 44
22 26 40 55 32 44.2
23 24 40 45 31 40
24 26 41 54,5 29,5 37
25 22,5 36 52 26 42
26 23 38 57 29 37
27 21 23 55 28 46
28 28 38 55 23 44
29 27 46,7 53,8 30,2 45.4
30 28 43 57 27 38
Rata- 25,78 41,27 53,37 31,66 41,08

Rata 33 33 04 67 00
Stan

dar 3,001 7,426 3,941 3,103 4,681

Devi 96 65 37 27 12

asi

17
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
PLB .103 30 .200 .982 30 .885
*
JRT .099 30 .200 .983 30 .905
TBD .141 30 .132 .906 30 .012
*
LP .121 30 .200 .939 30 .084
*
TPO .119 30 .200 .970 30 .538
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Rumus perhitungan persentil


p= x́ + zσ
Keterangan:
P = Persentil
x́=¿ Rata-rata
z = Nilai pengali untuk persentil
σ = Simpangan baku
1. Panjang Lengan Bawah (PLB)
Persentil 95%
x́=¿ 25,7
z=0
σ =3
P = 25,7+0.3 = 25,7
2. Jarak Tangan kanan ke Tangan Kiri (JRT)
Persentil 95%
x́=¿ 41,27
z = 1,645
σ = 7,43
P = 41,27-1,645.7,43 = 29,05
3. Tinggi Bahu Duduk (TBD)
95%
x́=¿ 53,3

18
z = 1,645
σ = 3,94
P =53,37-1,645.3,94 = 46,88
4. Lebar Pinggul (LP)
Persentil 95%
x́=¿ 31,67
z = 1,645
σ = 3,1
P = 31,67-1,645.3,1 = 26,57
5. Tinggi Popliteal (TPO)
x́=¿ 41,08
z = 1,645
σ = 4,68
P = 41,08-1,645.4,68 = 33,38

4.3 Usabilitas
 Why ?
Salah satu tempat ekonomi yang vital adalah pasar tradisional. Meskipun
demikian, masih terdapat beberapa kekurangan pada sarana dan prasarana pasar
tradisional, khususnya pasar Renjojani. Salah satu keurangan tersebut adalah tidak
terdapatnya fasilitas untuk bertransaksi bagi penyandang disabilitas khusunya
pengguna kursi roda.
Untuk menangani masalah tersebut, kami mendesain sebuah keranjang yang
dapat digunakan bagi pengguna kursi roda. Untuk mengetahui kualitas dari produk
tersebut, kami menggunakan metode usabilitas untuk mengetahui tingkat kualitasnya.
 What ?
a. Tujuan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian kali ini bertujuan
untuk Mengetahui tingkat efektifitas, efisiensi, dan kepuasan penggunan dari
produk yang telah di desain
b. Atribut
Atribut yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah :
 Learnability, menjelaskan tingkat kemudahan pengguna untuk menggunakan
19
produk ketika pertama kali mereka melihat atau berhadapan dengan produk
yang ada.
 Efficiency, menjelaskan seberapa cepat pengguna dapat menyelesaikan
tugas-tugas yang ada saat mereka pertama kali mempelajari produk tersebut.
 Memorability, menjelaskan tetang tingkat kemudahan pengguna atau user
dalam menggunakan produk dengan baik, setelah beberapa lama tidak
menggunakannya.
 Errors, menjelaskan kemungkinan terjadinya error atau kesalahan yang
dilakukan oleh pengguna dan seberapa mudah mereka dapat mengatasinya.
 Satisfaction, menjelaskan tentang tingkat kepuasan pengguna dalam
menggunakan sistem yang telah dibuat
c. Tasks
Tasks yang digunakan peneliti untuk menguji responden dalam atribut error dan
efisiensi adalah mensimulasikan pengguna kursi roda, mulai dari pemasangan,
penggunaan dan pelepasan keranjang dari kursi roda serta memperhatikan desain
dari produk itu sendiri.
 When ?
Pada tutorial usabilitas kali ini peneliti menggunakan after design. Hal ini dikarenakan
peneliti tidak membuat ulang kursi roda, melainkan menambahkan fitur tambahan
berupa keranjang untuk kursi roda
 Who ?
 Karakteristik
Pada penelitian ini menggunakan whitin subject design dikarenakan semua
responden yang diteliti mempunyai objek yang berbeda-beda. Peneliti
menggunakan 2 jenis kursi roda untuk menguji user sebagai responden, yaitu
kursi roda tanpa keranjang dan kursi roda dengan keranjang. 2 website ini akan
dikerjakan oleh 20 orang yang berbeda dengan 10 orang di masing-masing
website.:
 Where ?
Tutorial ini menggunakan pengambilan data penelitian secara real work, dimana
tutorial dilakukan langsung di lapangan yaitu di Pasar Renjojani.
 How ?
Tahapan tutorial usabilitas kali ini adalah :
1. Mengidentifikasi permasalahan sesuai studi kasus yang didapat
2. Membuat task

20
3. Mengambil data
4. Mengolah data ke dalam SPSS Two-Way ANOVA untuk melihat website mana
yang lebih baik
5. Mengambil kesimpulan
Setelah pengguna menyelesaikan task yang ada, langkah selanjutnya adalah
membagikan kuisioner kepada pengguna kursi roda yang berisi 15 pertanyaan yang sudah
mewakili kelima aspek usability. Pengguna mengisi kuisioner yang sudah dibagikan
berdasarkan pengalamannya (apa yang dilihat dan dirasakan) pada saat melakukan task
atau tugas-tugas tadi.
Hasil plot kelima aspek usability di atas terhadap 13 pertanyaan kuisioner dapat dilihat
pada Tabel 2.

Tabel 2. Plot Aspek Usability


Aspek Usability
No Pertanyaan
Learn Effic Memora Error Satisf
ASPEK SISTEM (SYSTEM)
Apakah tampilan AIRSTRIP mudah
1
dikenali..?
Apakah AIRSTRIP mudah
2
dioperasikan..?
Apakah AIRSTRIP mudah dipasang?
3
Apakah AIRSTRIP mudah dilepas?
4
Apakah tampilan warna pada
5 AIRSTRIP enak dilihat & tidak
membosankan..?
ASPEK PENGGUNA (USER)
Apakah tampilan map dalam
6
AIRSTRIP mudah dikenali..?
Apakah tempat tujuan mudah dicari
7 dengan AIRSTRIP?

8 Apakah AIRSTRIP aman digunakan?

9 Apakah AIRSTRIP nyaman


digunakan
Apakah barang belanjaan mudah
10 dimasukkan ke AIRSTRIP?
Apakah simbol-simbol gambar pada
11 AIRSTRIP mudah dipahami..?

ASPEK INTERAKSI (INTERACTION)


Apakah mudah mengakses tempat
12 barang yang dicari..?

21
Apakah spesifikasi produk yang
13 ditawarkan sesuai dengan
kebutuhan..?
Apakah akses informasi pada map
14 sudah terjamin keamanannya..?

Apakah fitur dan tampilan


15
AIRSTRIP mudah diingat..?

Pada kuesioner tersebut diberi penilaian 1-5 dengan keterangan sebagai berikut:

 1 = sangat tidak baik


 2 = tidak baik
 3 = cukup baik
 4 = baik
 5 = sangat baik

4.4 Analisa Usability Testing


Setelah dilakukan penyebaran kuesioner yang diberikan pada 10 responden, maka

selanjutnya dilakukan rekap terhadap hasil kuesioner tersbeut berdasarkan persentase

hasil usability testing, maka diperoleh rekap nilai usability pada tabel dibawah ini:

Nilai
No Pertanyaan
ASPEK SISTEM (SYSTEM)
Apakah tampilan AIRSTRIP mudah
1 3,2
dikenali..?
Apakah AIRSTRIP mudah
2 3,5
dioperasikan..?
Apakah AIRSTRIP mudah dipasang?
3 3,3

Apakah AIRSTRIP mudah dilepas?


4 3,53

Apakah tampilan warna pada AIRSTRIP enak


5 dilihat & tidak membosankan..? 3,55

ASPEK PENGGUNA (USER)


Apakah tampilan map dalam
6 3,25
AIRSTRIP mudah dikenali..?

22
Apakah tempat tujuan mudah dicari dengan
7 AIRSTRIP? 3,56

8 Apakah AIRSTRIP aman digunakan? 3,23

9 Apakah AIRSTRIP nyaman digunakan? 3,45

Apakah barang belanjaan mudah dimasukkan ke


10 AIRSTRIP? 3,24

Apakah simbol-simbol gambar pada AIRSTRIP


11 mudah dipahami..? 3,35

Apakah simbol-simbol gambar pada AIRSTRIP


12 mudah diingat.? 3,35

ASPEK INTERAKSI (INTERACTION)


Apakah mudah mengakses tempat barang yang
13 dicari..? 3,53

Apakah spesifikasi produk yang


14 ditawarkan sesuai dengan 3,35
kebutuhan..?

Tabel 4 menunjukkan nilai-nilai kepuasan atau penerimaan user (acceptance) terhadap


masing-masing atribut. Dapat dilihat bahwa untuk atribut “Kemudahan AIRSTRIP
dikenali” memiliki nilai penerimaan usability oleh user sebesar 4,0 (sudah berada diatas
nilai 3 atau diatas nilai tengah) dalam skala 5. Hal ini dapat diartikan bahwa AIRSTRIP
memiliki desain yang sudah baik.
Apabila disesuaikan kembali hubungannya dengan masing-masing aspek usability
dalam Tabel 3, dapat dikatakan bahwa produk AIRSTRIP yang telah dibuat memiliki nilai
Usability, yaitu: Learnability, Efficiency, Memorability, Errors, dan Satisfaction yang
sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil usability pada kelima atribut, sebagai
berikut :

a. Nilai atribut “Kemudahan AIRSTRIP untuk dikenali” sebesar 3,0 yang menunjukkan
bahwa produk telah memiliki nilai aspek Learnability.
b. Nilai atribut “Kemudahan AIRSTRIP untuk dioperasikan” sebesar 3,50 menunjukkan
bahwa produk telah memiliki nilai aspek Efficiency.
c. Nilai atribut “Kemudahan mengingat kembali symbol-simbol pada AIRSTRIP”
sebesar 3,35 menunjukkan bahwa produk telah memiliki nilai aspek Memorability.
d. Nilai atribut “Kemudahan dalam mlihat dan memahami symbol-simbol pada
AIRSTRIP” sebesar 3,35 membuat produk dapat dikatakan telah meminimalisasi
aspek Errors.

23
Dan dari keseluruhan atribut yang memiliki nilai rata-rata di atas 3, menunjukkan jika

produk telah mempunyai aspek Satisfaction yang sangat baik.

Gambar 1 Produk awal

24
Gambar 2 Produk yang telah di beri inovasi

Aspek Inovasi
Inovasi yang diberikan pada perancangan ulang Kursi roda ini memperhatikan
desain untuk keefektivitasan dan prinsip-prinsip ergonomi yaitu:
- Memberikan produk tambahan yaitu trolly pada kursi roda agar dalam membawa
barang lebih mudah dan efisien
- Memberikan inovasi yaitu berupa denah lokasi pasar rejodani yang dapat di akses
bagi pengguna kursi roda.

4.4 Smart City


Untuk smart city sendiri kita telah menentukan jalur khusus pengguna kursi roda seperti

akses masuknya, ada 2 jalur yang bisa di akses bagi pengguna kursi roda yang dimana

lokasinya berada di utara dan selatan pasar rejodani lalu jalur khusus pengguna kursi roda

yang ada di dalam pasar di beri warna hijau pada denah, agar memudahkan dalam mencari

jalan yang efektif. Untuk pengambilan trolly tempatkan pada area masuk parkiran.

25
4.1 Rekomendasi
Di bawah ini merupakan usulan yang telah didesain ulang yang merupakan

rekomendasi agar pekerjaan dalam proses pembuatan kursi roda lebih efisien dan

meminimalisir potensi cidera dan juga kecelakaan yang dapat terjadi sewaktu-

waktu, didesain ulang berdasarkan ukuran yang didapatkan dari hasil metode

Antropometri, Usabilitas dan Smart City.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pada Pasar Rejodani ditemukan permasalahan pada produk atau alat yang digunakan
untuk pengguna disabilitas yang dianggap kurang ergonomis dan kondisi lingkungan
kerja dengan tata letak yang kurang baik.
2. Pada produk trolley kursi roda dilakukan perbaikan menggunakan metode
Antropometri dan Usabilitas Sedangkan pada perbaikan tata letak pasar digunakan
metode Smart City.
3. Solusi yang diberikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di pasar Rejodani
adalah dengan merancang produk Trolley kursi roda yang sesuai dengan metode
Antropometri, Usabilitas. Serta merancang perbaikan tata letak pasar menggunakan
metode Smart city

5.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
1. Dapat Menambah aspek-aspek inovasi yang lebih berguna dan efektif bagi
pengguna disabilitas
2. Untuk penelitian selanjutnya bisa berkomunikasi dengan pihak manajemen pasar,
agar solusi yang didapatkan lebih baik karena berdasarkan sudut pandang pihak
manajemen.

27
DAFTAR PUSTAKA
Rusmiyati, C., & Hikmawati, E. (2018). Implementasi Program Kampung Ramah Anak: dari
Kampung Hitam Menuju Layak Anak. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 17(2), 165-
178.

Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. H. (1979). Teknik tata cara
kerja. MTI ITB, Bandung.

Buckholdt, K. E., Kitzmann, K. M., & Cohen, R. (2016). Parent emotion coaching buffers the
psychological effects of poor peer relations in the classroom. Journal of social and personal
relationships, 33(1), 23-41.

28

Anda mungkin juga menyukai