Anda di halaman 1dari 13

NAMA : NUR ‘IZZATI

NIM : 1706910
MATA KULIAH : SOSIOLINGUISTIK

AREA PENGGUNAAN BAHASA DAN GAYA BAHASA

A. Area penggunaan bahasa (Register)


1) Ragam bahasa berdasarkan penggunaan 
Banyak ahli sosiolinguistik yang menjelaskan bahwa kata berbeda tergantung pada
situasinya, sedangkan Romaine (1994) berpendapat bahwa kata berbeda tergantung
pada situasi, tujuan, topik, konten/isi yang disampaikan dan hubungan pihak yang
bersangkutan. Yang mana hal ini disebut dengan area penggunaan bahasa (register).

Hadson mengatakan bahwa istilah register banyak digunakan dalam sosiolinguistik


dan mengacu pada variasi menurut pengguna, register berbeda dengan dialek yang
mana dialek itu sendiri merupakan variasi oleh pengguna. Contohnya, saat kita ingin
memastikan pendapat kita kepada lawan bicara yang merupakan teman dekat kita
sendiri dan menggunakan dialek yang sama, kita akan bertanya “sore de ii”, tapi jika
situasinya berubah seperti saat sedang rapat maka kita akan mengubahnya menjadi
ungkapan yang lebih sopan “sorede yoroshii deshouka”, ini artinya bahwa cara bicara
bergantung pada situasi bukan pada dialek.

2) Level percakapan dan register

Romaine mengambil bahasa Jawa di Indonesia sebagai contoh yang menunjukkan


adanya variasi register. Dalam bahasa Jawa ada beberapa tingkat tutur khas Jawa, dan
bagaimana cara menggunakannya bergantung pada status lawan bicara. Setidaknya
ada 3 level, tinggi “H” (Krama), menengah “M” (Madya), Rendah “L” (Ngoko),
contohnya:

H: menapa pandjenengan badé dahar sekul kalijan kaspé samenika?

M: napa sampéjan adjeng neda sekul lan kaspé saniki?

L: apa kowé arep mangan sega lan kaspe saiki?

‘Are you going to eat rice and cassava now?’


Register yang digunakan untuk orang dengan status tertinggi lebih rumit daripada
register yang digunakan untuk orang dengan status biasa/rendah. Begitupun dalam bahasa
Jepang, kita menggunakan ungkapan yang berbeda (sopan) sesuai dengan levelnya
bergantung pada hubungan status sosial, usia, keakraban.

A: 今、ご飯を召し上がりますか。

B:今、ご飯を食べますか。

C:今、ご飯 食べる?

Ungkapan A sering digunakan sebagai ungkapan yang sopan untuk orang yang
kedudukan sosialnya tinggi. B digunakan untuk orang yang usianya sama atau lebih
rendah, tapi keakrabannya tidak terlalu tinggi. Di sisi lain, C sering digunakan oleh
orang-orang dengan keakraban yang tinggi.

3) Variasi berdasarkan register (Bahasa Ibu Mertua)

Sebagai contoh lain dari variasi register, Romaine juga membahas dan
menjelaskan “しゅうとめ語” (bahasa Ibu Mertua) yang diterdapat dalam bahasa
Aborijin penduduk asli Australia. Variasi (bahasa Ibu Mertua) merupakan bentuk dari
cara berbicara khusus yang harus dilakukan pria saat berbicara dengan ibu mertua
atau saudara perempuan lain yang dianggap tabu. Baik tata bahasa maupun bunyinya
sama dengan pembicaraan sehari-hari, namun kosa kata yang digunakan sama sekali
berbeda.

Tabel 1 menunjukkan ada 3 ras (Yidin, Ngadyan, Mamu) yang berbicara tentang
Dyirbal, kosakata yang mengekspresikan “Matahari” yang dalam bentuk kata harian
disebut Guwal dan dalam kata Shuutomeru disebut Dyalnguy.

Bahasa sehari-hari Bahasa ibu mertua


ぞく
イディン族 Yidin Bungan Gari:man
ンガジャン族 Ngadyan Gari Bungan
マム族 Mamu Gari Gambulu

Setiap ras memiliki kosakata harian mereka sendiri dan variasi bahasa ibu mertua,
namun bentuk kata harian “Bungan” di suku Yidin dapat menjadi bentuk kata ibu
mertua bagi suku Ngajan disebelahnya.
4) Style /Gaya

Ada sebuah konsep yang berhubungan dengan register, yaitu style. Style adalah
variasi yang berhubungan dengan formalitas kata yang disesuaikan dengan keadaan.
Secara umum setidaknya ada 3 urutan dalam formalitas, bahasa formal (formal atau
santun), bahasa lisan (bahasa sehari-hari), kata-kata kasar (slang atau vulgar).

Tradgill (2000) menjelaskan bahwa cara untuk mengatakan style diurutkan dari
(very formal) ke (very informal). Formalitas ini dijelaskan secara rinci dalam VI-4.

B. Menyimpang dari topik Bahasa dalam pekerjaan

1) Kosakata disesuaikan dengan situasi dan tema

Kita menggunakan kosakata dan ungkapan kita sendiri sesuai dengan situasi dan
tema yang dibicarakan. Lalu, jika kita tidak tahu cara mengatakan sesuatu yang
khusus, maka ada beberapa hal yang tidak dapat kita ikuti ceritanya.

Misalnya, elang “elang” umumnya mengacu pada burung elang, namun dalam
situasi dimana anda berbicara tentang golf, ini akan berarti sekitar dua tembakan
kurang dari par. Kemudian, jika kita mengatakan “love/ラブ” dalam tenis ini dan
“duck/ ダ ク ” dalam olahraga kriket maka akan berarti nilai 0, kosakata olahraga
akan berubah sesuai olahraganya.

Ketika sekelompok orang tertentu berbicara tentang topik khusus mereka sendiri,
mereka menggunakan banyak kosakata khusus, tapi ini berbeda dengan konsep VI. 1
tadi. Dalam pekerjaan dan hal khusus seperti ini, kata-kata dan ungkapan tertentu
yang digunakan dalam kelompok ini disebut jargon. Dalam dunia industri juga ada
beberapa istilah yang digunakan.

2) Bahasa khusus yang digunakan di restoran

Bahasa pekerjaan digunakan diberbagai bidang, pertama mari kita liat contoh
yang sering digunakan di restoran Jepang dan toko sushi. Di restoran Jepang apabila
anda mengatakan “お冷下さい”, akan datang pelayan yang membawa air, dan saat
meminta bill katakan “ お 愛 想 お 願 い し ま す ” . Istilah lainnya yang sering
digunakan “むらさき” untuk kecap, “おてもと” untuk sumpit, “(お)上がり”
untuk teh. Kata “ 上 が り ” ini sekarang juga digunakan oleh masyarakat umum,
namun di masa lalu itu adalah kata yang digunakan untuk tempat penginapan pelayan
wanita, meskipun pada kenyataannya itu adalah pembantu restoran, dan kata ini tidak
digunakan lagi.

Bahan yang digunakan di toko sushi, “ ぎ ょ く ” untuk telur, “ が り ” untuk


jahe, “ き き ず ” untuk kanpyou dari labu kering, “ 磯 も の ” untuk neta seperti
abalone dan landak laut yang diambil di laut, “ お歯黒” untuk bagian tubuh yang
hitam dari kerang. “ わ さ び ” disingkat jadi “ さ び dan terkadang pelanggan
menggunakan kata “さび抜き”. Beras dan padi disebut “しゃり”, karena nasi itu
menyerupai stupa namanya jadi ini. Selain itu, mengupas biji sushi (isi sushi) yang
sudah dipegang dan memasukkannya ke dalam kecap lalu memakannya kembali
disebut “ 追 い は ぎ (mengejar)”. Cara makan ini disebut “ 追 い は ぎ ” karena
meskipun koki sushi sudah mengenggam dengan baik, saat biji dikupas, shari dan
wasabi tampak kedinginan, dan katanya tampak seperti gadis muda yang sedang
dalam pengejaran, makanya disebut “追いはぎ”.

Bahkan sayuran dan buah-buahan juga punya cara tertentu untuk mengatakannya.
Contohnya, mengatakan “板ざや” untuk“さやえんどう/kacang polong”, “かね
きゅう” untuk “みかん/jeruk mandarin”. “じゃがいも/kentang” disebut “馬”
atau “馬のすず/kaleng/timah kuda” yang berasal dari kentang. Kemudian “ きゅう
り”mentimun disebut “かっぱ/河童, tapi ini juga digunakan untuk bahan toko sushi.
Selain itu, barang dari kelas atas mereka katakan “ お し お く ” dan untuk
mengatakan barang mereka sendiri sebut “おせ”.

3) Bahasa pekerjaan dibidang lain


Mari kita lihat bahasa pekerjaan yang digunakan dalam pekerjaan selain direstoran.
Dibidang medis, dokter dan perawat bekerja dengan kata-kata kejuruan yang unik.
Misalnya, “ オ ペ ” untuk mengatakan operasi. “ オ ペ ” adalah singkatan dari
operation, namun baru-baru ini kata ini digunakan dalam drama TV dan sejenisnya, jadi
bagi orang umum arti operasi sudah dipahami. Namun, meskipun masyarakat umum bisa
mengerti arti kata “オペ”, saat berbicara mereka tidak menggunakannya tapi “手術”.
Selain itu ada istilah “ アポる” dan “デプる” . Istilah “ アポる” berarti stroke,
ditambah “ る ” digunakan sebagai kata kerja yang merupakan singkatan dari bahasa
Inggris “Apoplexy”. Demikian pula, “ デ プ る ” merupakan singkatan dari bahasa
Inggris “Depression”. Istilah kesepakatan biasanya mengacu pada kepatuhan terhadap
hukum atau peraturan, tapi di bidang medis, digunakan dalam arti yg terbatas pada istilah
yang menunjukkan apakah pasien minum obat sesuai resep atau tidak. Juga, di masa lalu,
pasien disebut dengan “crankke”, makanan disebut “essen” dan peralatan rumah sakit
juga banyak yang menggunakan istilah dari bahasa Jerman, tapi sekarang hampir tidak
digunakan lagi.

Dibidang industri sekuritas, “ オ ペ ” juga digunakan sebagai singkatan untuk


“operation”. Namun dalam industri sekuritas ini berarti industri pasar terbuka, yang
mana bank Jepang mengatur kelebihan atau kekurangan dana di pasar uang dan menjual
sekuritas, untuk mendorong suku bunga ketingkat tertentu, dan menunjuk pada saham
dan wesel.

Bahkan dalam urusan perumahan, berbagai kata khusus (profesi) digunakan. Sebelum
selesai membangun, menjual properti disebut “ 青 田 売 り ” , sungai dan saluran air
disebut “青地”. “青地” mulai disebut dari tempat dimana sungai dan saluran air dicat
secara terpisah berwarna biru di gambar. Lalu, ketika membangun rumah, mengambil
perkiraan (biaya) dari beberapa pedagang disebut “ 相みつ” , tetapi secara luas tidak
hanya digunakan untuk perumahan juga digunakan untuk pembelian mobil.

C. Hubungan peran antara pembicara dan pendengar


1) Faktor yang terkait dengan peran pembicara dan pendengar.
Untuk memajukan percakapan dengan lancar, tidak mungkin mengabaikan hubungan
antara pembicara dan pendengar. Ada berbagai faktor seperti usia dan keakraban antara
pembicara dan pendengar, situasi seperti jumlah peserta, status sosial dan sebagainya.
Mari kita lihat bagaimana masing-masing faktor berhubungan dengan hubungan peran
antara pembicara dan pendengar.

2) Hubungan usia antara pembicara dan pendengar


Meskipun pembicara yang sama berbicara konten yang sama, cara bicara akan sering
berbeda tergantung pada usia pendengar. Mari kita liat contoh berikut:

1a. このチョコ、食べる?

1b. このチョコレート、召し上がりませんか。

Jika faktor-faktor lain selain usia (keakraban, status sosial dan lain-lain) adalah situasi
yang sama, maka contoh A hanya dapat digunakan jika lawan bicara umurnya lebih kecil
dari si pembicara. Contoh B lebih sopan dan sering digunakan jika lawan bicara lebih tua
dari si pembicara.

Contoh lainnya:

2a. Lebih baik berada di sebuah bangunan yang kuat, agar hidup tidak berada dalam
bahaya.

2b. Lebih aman untuk tinggal di bangunan yang dibangun dengan baik.

Jika pendengarnya orang dewasa maka ucapkan seperti contoh 2a, dan jika
pendengarnya anak-anak maka gunakan kata yang lebih mudah dimengerti seperti contoh
2b. Lalu, jika pendengarnya bayi dan balita, maka gunakan kata-kata khusus seperti “ま
んま” untuk mengatakan nasi, “ワンワン” untuk mengatakan anjing. Dalam bahasa
Inggris pun pada bahasa bayi ‘mother diganti menjadi mommy’, ‘dog diganti menjadi
doggie’, hal seperti ini disebut dengan Infant-Directed Speech.

3) Hubungan jumlah pembicara dan pendengar

Meskipun kita berbicara tentang cerita yang sama, gaya bicara akan berubah saat
berbicara dalam hubungan satu lawan satu dengan kita, berbicara dalam kelompok, atau
berbicara didepan penonton dan seterusnya. Mari kita lihat contoh di bawah.

3a. 今日は忙しいのによく来てくれたね。

3b. 皆さま、今日はお忙しいところお集りいただき、有難うございます。

Pada contoh 3a pembicara tahu siapa pendengarnya dan pendengarnya hanya satu
orang, ada kecendrungan untuk bicara lebih santai, 3b bisa dimengerti bahwa pembicara
sedang berbicara dengan audience yang besar di sebuah upacara dengan cara berbicara
yang sopan.
Secara umum, semakin kecil jumlah orang semakin pendek jarak antara pembicara
dan pendengar, dan ungkapan yang diucapkan cenderung biasa. Selain itu, semakin kecil
jumlah orang semakin kecil volume suara, dan kecepatan berbicara cenderung lebih
cepat. Sebaliknya, saat berbicara didepan audience yang besar, volume suara juga besar,
cenderung berbicara agak pelan dan jelas.

Lalu, meskipun pembicara dan pendengar 1 lawan 1, jika ada penonton disekitarnya
maka pembicaraan akan menjadi formal, tetapi jika tidak ada penonton disekitarnya,
formalitas akan turun dan pembicaraan akan jadi lebih santai. Contohnya, seorang siswa
berbicara formal ketika mengajukan pertanyaan kepada guru yang mana siswa lain juga
ada di dalam kelas tersebut, pembicaraan akan menjadi sedikit biasa jika siswa tersebut
datang mendekati guru dan mengajukan pertanyaan setelah pelajaran selesai.

4) Pembicaraan disesuaikan dengan kelas sosial pendengar


Holmes membandingkan tentang bagaimana karakteristik penyiar radio ketika
berbicara diberbagai stasiun radio di Selandia Baru menurut kelas sosial pendengar.

Contohnya:

4a) Last week the British Prime Minister Mr David Cameron met the Australian Premier
Ms Julia Gillard in Canberra...Their next meeting will not be for several months.

4b) Las’ week British Prime Minister David Cameron met Australian Premier Julia
Giilard in Canberra...Their nex’ meeding won’t be for sev’ral months.

“Minggu lalu Perdana Mentri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Mentri
Australia Ms. Julia Gillard di Canberra. Pertemuan berikutnya tidak akan berlangsung
selama beberapa bulan”.

Meskipun isinya sama, (4a) adalah berita dari jaringan Radio Nasional yang
berkuasa/berwenang dan pendengar utama umumnya adalah orang-orang dari kelas
sosial atas. (4b) adalah siaran dari studio sementara, pendengarnya lebih banyak orang
dikelas sosial yang lebih rendah. Sebagai hasil perbandingan di atas Holmes mengutip
lima karakteristik berikut:

1. Penyederhanaan rantai konsonan. [la:st] [la:s], [nekst] [neks]


2. ‘t’ divokalkan menjadi ‘d’. Meeting meeding
3. Menghilangkan the pada ‘the Prime Minister’ dan ‘the Premier’.
4. Menghilangkan penunjuk ‘Mr’ dan ‘Ms’.
5. Pengurangan huruf dari “will not” menjadi won’t.

Ini merupakan ciri yang terlihat pada masyarakat dengan kelas sosial lebih rendah,
yang menunjukkan bahwa pembicara berbicara disesuaikan dengan kelas sosial pendengar.

D. Gaya bahasa formal dan informal


1) Jenis gaya dan faktor

Gaya (style) dapat dibagi menjadi dua jenis, gaya formal dan gaya informal. Seperti
yang telah disebutkan Tradgill gaya bahasa terdiri dari gaya bahasa “very formal” dan
“very informal”. Gaya bahasa formal tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena
sangat banyak faktor yang mempengaruhinya seperti situasi, tingkat keakraban, kerabat,
kesopanan, wibawa dan lain-lain. Namun, kebanyakan orang bisa mengetahui mana yang
bergaya formal dan mana yang gaya informal jika itu bahasanya sendiri.

Contohnya:

1a) I require your attendance to be punctual.

“Saya meminta kehadiran anda tepat waktu”

1b) I want you to come on time.

“Saya ingin kamu datang tepat waktu”

Meskipun 2 kalimat di atas menjelaskan isi yang sama, kalimat (1a) adalah kalimat
formal dan (1b) bersifat informal. Gaya formal seperti (1a) adalah bentuk yang bersifat
resmi digunakan terutama dalam bahasa tulisan. Sebaliknya, (1b) adalah gaya informal
yang biasanya cenderung digunakan dalam bahasa lisan.

2) Kesalahan tata bahasa dan kosakata

Dalam gaya formal dan informal, ada banyak perbedaan penggunaan kosakata dan
tata bahasa. Mari kita lihat 2 buah contoh dari Tradgill:

2a) Father was somewhat fatigued after his lengthy journey.

“Ayah sedikit lelah setelah perjalan panjangnya”


2b) Dad was pretty tired after his long trip.

“Ayah sangat lelah setelah perjalanan panjangnya”

Dari contoh kalimat di atas, meskipun isinya hampir sama, kita bisa mengerti bahwa
2a) gaya formal dan 2b) gaya informal. Kalimat ini struktur kalimatnya sama, tata bahasa
yang digunakan juga sama, tetapi menggunakan kosakata yang berbeda. Tabel V1-2 akan
membandingkan perbedaan kosakata ini:

Misalnya, somewhat dan pretty jika dilihat dikamus, somewhat berarti か た く


“ tegang/sulit”, sedangkan pretty (gaya informal) tidak ada kosakata yang
menjelaskannya dalam gaya formal.

Gaya formal Father Somewhat Fatigued Lengthy Journey


Gaya informal Dad Pretty Tired Long Trip

Satu lagi contoh dari Tradgill:

3a) A not inconsiderable amount of time was expended on the task.

“ Jumlah waktu yang dihabiskan untuk tugas itu tidak terlalu banyak”

3b) The job took a long time.

“ Pekerjaan itu memakan waktu yang lama”

Kalimat di atas meskipun isinya sama, sudah jelas bahwa 3a) merupakan gaya formal
dan 3b) merupakan informal. Mengenai kosakata, tidak hanya perbedaan antara kata
‘task’ dan ‘job’, tetapi juga ‘not inconsiderable amount’dan ‘long’, dan ekspresi yang
digunakan sangat formal. Selain itu, tidak hanya kosakata tetapi struktur kalimatnya juga
berbeda. Kalimat 3b) merupakan bentuk aktif dan 3a) merupakan bentuk pasif. Bisa
dilihat bahwa, dalam bahasa Inggris bentuk pasif juga digunakan dalam bahasa formal,
dan dalam bahasa Jepang pun bentuk pasif juga sering digunakan dalam gaya formal.

4a) 近年、多くの科学論文が英語で書かれている。

“Dalam beberapa tahun terakhir, banyak makalah ilmiah ditulis dalam bahasa Inggris

Selain perbedaan dalam bentuk pasif dan bentuk aktif, gaya informal juga banyak
digunakan dalam bentuk singkat seperti contoh di bawah ini. Hal ini juga terkait dengan
kesopanan, dan tingkat kesopanan menjadi lebih tinggi dengan gaya formal.

5a) May I ask your name, please?

“Bolehkah saya menanyakan nama anda?”

5b) What’s your name?

“Siapa namamu?”

Mengenai panjang kalimat, dari contoh yang telah kita lihat di atas, dapat dikatakan
bahwa saat mengungkapkan isi yang hampir sama, kalimat gaya formal cenderung lebih
panjang daripada kalimat gaya informal.

3) Kesalahan fonem

Bentuk kalimat singkat yang telah kita lihat di akhir penjelasan kesalahan kosakata di
atas, juga sering digunakan dalam bahasa lisan gaya informal, dalam bahasa Inggris
fonem sering berubah tergantung formalitas.

Contoh yang terkenal dari Tradgill (2000) ialah pengucapan yang tidak berterima dari
–ing/ m yang muncul dalam kosakata walking dan hoping di Norwich Inggris, meskipun
dalam gaya informalnya ada –in’/m, Tradgill menyelidiki apa yang akan muncul jika ini
dibandingkan dengan gaya formal dan status sosial.

Hasilnya, dari golongan menengah ke golongan pekerja bawah ada 5 kelas, dari
membaca daftar kosakata membaca kalimat bicara formal bicara informal,
penggunaan in’ gaya informal yang tidak berterima pada peralihan kelas di atas menjadi
meningkat. Dalam format yang sama beralih dari pekerja golongan menengah pekerja
golongan menengah bawah pekerja golongan kelas sosial tinggi pekerja golongan kelas
menengah pekerja golongan kelas bawah, penggunaan in’ dalam gaya informal
meningkat.

Dengan kata lain, fonem, kosakata, dan bunpou dipengaruhi oleh formalitas.

E. Bahasa lisan dan bahasa tulisan


1) Karakteristik bahasa lisan dan tulisan
Bahasa lisan dan tulisan memiliki karakteristik yang berbeda dalam banyak hal.
Secara umum bahasa lisan digunakan oleh lebih dari satu peserta, sementara bahasa
tulisan digunakan oleh satu penulis. Lalu, seperti yang terlihat dalam percakapan dua
orang di bawah ini, terkadang kita tidak menunjukkan informasi yang jelas yang telah kita
ketahui satu sama lain.

A:先に行ってて。

B:じゃあ、あそこでね。

Jika kalimat B, ditulis, maka dengan jelas akan menunjukkan bahwa “中部大学でお
待 ち し て い ま す ” . Secara khusus dalam bahasa Jepang anda bisa mengekspresikan
perbedaan yang lebih jelas dan terperinci dengan menggunakan kanji secara tertulis.
Misalnya, jika “おじ/ paman dan おば/ bibi” ditulis menggunakan huruf kanji maka bisa
ditentukan dengan jelas 両親の兄は「伯父 (おじ) 」、両親の弟は「叔父 (おじ)」、
両親の姉は「伯母 (おば)」、両親の妹は「叔母 (おば)」. Lalu, karena dalam
bahasa lisan cenderung disingkat-singkat, dalam satu kalimat rentang terjadi
pemenggalan kata untuk menghilangkan informasi yang diketahui, sedangkan bahasa
tulisan pada prinsipnya ditulis menjadi kalimat lengkap. Adanya banyak pengulangan,
menjadi ciri khas bahasa lisan. Hal ini disebabkan karena ingin menegaskan topik
pembicaraan pada lawan bicara, meskipun ada kecendrungan untuk melanjutkan
percakapan, sedangkan dalam bahasa tulisan karena isi tulisan sudah terdapat dalam
huruf jadi pengulangannya sedikit.

Kosakata yang digunakan juga berbeda antara bahasa lisan dengan bahasa tulisan.
Contohnya, kosakata abstrak dan kosakata yang kurang umum sering digunakan dalam
bahasa tulisan seperti “ 堅牢 な建 造物 ” . Meskipun isinya sama, namun bahasa lisan
menggunakan kosakata yang lebih konkret dan umum seperti “ じ ょう ぶな 建物 ” .
Dari yang telah kita lihat sampai sejauh ini, perbedaan antara bahasa lisan dan tulisan
yang akan disimpulkan pada tabel VI-3.

Lalu, bahasa lisan lebih sering diubah daripada bahasa tulisan, dengan kata lain cerita
yang diucapkan itu bisa dikatakan tidak gramatikal dalam situasi itu.
Misalnya, saat berbicara semakin banyak orang yang secara tidak sadar menggunakan

“忙しくて電話に 出れない”, menghilangkan ‘ら’ dalam kata kerja golongan kedua.
Tentu saja jika ditulis ini akan menjadi “忙しくて電話に出られない.

Bahasa lisan Bahasa tulisan


Pesertanya 2 orang/lebih Seorang penulis
Tidak jelas Jelas
Banyak pengulangan Tidak ada pengulangan
Penggalan kalimat Kalimat lengkap
Struktur kalimat sederhana Struktrur kalimat rumit
Kosakata konkret dan umum Kosakata abstrak dan kurang umum

2) Batas bahasa lisan dan tulisan

Karena meluasnya internet dan e-mail, banyak kasus dimana kata-kata ditulis (bahasa
tulisan) ditulis menggunakan kata-kata yang diucapkan (bahasa lisan), sehingga batas
antara bahasa lisan dengan tulisan menjadi tidak jelas. Akhir-akhir ini penyebaran SNS
seperti Facebook dan Twitter memacu tren ini.

Bahkan dalam bahasa lisan, dalam situasi resmi seperti pidato, cara berbicara (bahasa
lisan) yang dilakukan lebih dekat dengan bahasa tulisan.

3) Perbedaan bahasa lisan dan tulisan untuk pendidikan bahasa asing

Bahkan dalam bahasa Ibu, meskipun dapat berbicara dengan mudah, tetapi banyak
orang yang mencoba menulis dan mengalami kesalahan. Namun, jika seorang penutur asli
menulis kalimat resmi (laporan) dalam bahasa lisan, bukankah ini akan terlihat buruk?

Tetapi, jika dalam bahasa asing, ada situasi penggunaan yang tepat tidak dapat
dilakukan tanpa memahami perbedaan antara bahasa lisan dan tulisan. Khususnya ketika
menulis kalimat, bahasa lisan yang digunakan sebagaimana adanya, begitu juga dengan
bahasa yang ditulis. Misalnya, terkadang saya melihat kalimat bahasa Inggris seperti
“Because I wanna go to Ohio University” diantara siswa yang menulis laporan berbahasa
Inggris. Disini seharusnya dikatakan “want to...”, wanna merupakan cara pengucapan
yang salah, siswa menggunakan cara yang diucapkan dalam menulis dan dalam klausa
adverbial menggunakan “because” sedangkan ini bukan merupakan kalimat lengkap,
dengan kata lain siswa ini menulis tidak memperhatikan dua hal yang berakhir dengan
sepotong kalimat.
Jika anda menjelaskan karakteristik bahasa tulisan, anda akan dapat menulis
ungakapan yang cocok untuk bahasa tulisan, seperti “I will study English harder because I
want to go to Ohio University/ Saya akan belajar bahasa Inggris lebih keras karena saya
inign pergi ke Universitas Ohio”.

Ketika belajar bahasa asing, perlu untuk memperhatikan perbedaan antara bahasa
lisan dengan bahasa tulisan seperti ini agar dapat menguasai ungkapan yang tepat sesuai
dengan situasi dan tujuan.

Anda mungkin juga menyukai