Nama Kelompok 2
PRODI S1 KEPEAWATAN
2021
Peran :
Kasus :
Seorang ibu bernama Ny. Dwi berusia 40 tahun mendapatkan perawatan di ruangan bedah saraf
dengan keluhan sakit kepala berat, keluhan disertai demam dan terkadang mengalami gangguan
kesadaran. Hasil pemeriksaan fisk didapatkan hasi kernig sign (+) dan Brudzinki I (+) Hasil
pemeriksaan laboratorium mengalami leukosistosis.
Pada suatu hari di Rumah Sakit Stikes Panakkukang Makassar, telah dirawat seorang pasien
yang bernama Ny. Dwi, yang berusia 40 tahun dirawat di ruangan bedah saraf .
Suatu pagi, ada dua orang perawat datang kesebuah ruangan untuk melakukan pengkajian
terhadap pasien yang bernama Ny.Dwi. di sebuah ruangan itu ada juga kedua anak pasien dan
ipar pasien yang mendapingi serta menemaninya.
Perawat 1 : Selamat pagi Dek/Ibu. Perknalkan, saya perawat Nurul dan Rekan saya perawat
Hajar, pada pagi hari ini kami berdua bertugas untuk merawat Ny. Dwi .
Perawat 1 : Menurut data yang kami terima bahwa Ny. Dwi mengalami sakit kepala berat
disertai demam dan terkadang mengalami gangguan kesadaran
Perawat 1 : iya ibu/dek. Jangan khawatir yah, keadaan ini biasanya terjadi pada pasien yang
mengalami Meningitis seperti yang Ny. Dwi alami sekarang. Oleh karena itu kami disini akan
melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. Dwi untuk mengetahui perkembangan tubuh pada pasien.
Perawat 1 : Kalau begitu mungkin ibu dan adek bisa menunggu diluar yah, karena kami akan
melakukan tindakan pemeriksaan fisik pada Ny. Dwi
Kemudian perawat Nurul dan Perawat Hajar datang menghampiri Ny. Dwi dengan membawa
peralatan-peralatannya untuk pemeriksaan fisik.
Perawat 2 : Ibu Dwi, perkenalkan saya perawat Hajar. Pada hari ini saya yang akan beretugas
melakukan pemeriksaan fisik pada ibu.
Perawat 2 : Baik kalau begitu saya akan mulai melakukan pemeriksaannya yah ibu, apakah ibu
bersedia ?
Setelah melakukan pemeriksaan fisik kepada Ny. Dwi, perawat Nurul dan perawat Hajar kembali
keruang perawat untuk melakukan perbicangan dengan tim perawat lainnya.
Perawat 2 : Setelah kami melakukan pengkajian terhadap Ny. Dwi kami mendapatkan kesadaran
pasien berada pada tingkat letargi Tanda-Tanda Vital TD : 140/60 mmHg, Nadi : 60x/menit
Respirasi : 28x/menit Suhu: 38°C. Pasien mengalami nyeri kepala, Reaksi pupil tidak disertai
penurunan kesadaran, tanpa kelainan, Refleks kornea tidak ada kelainan. Tidak ada kelainan
pada fungsi penciuman, telinga tidak ada kelainan, Persepsi pengecapan dalam batas normal,
wajah simetris, Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra
pengecapan normal, Terlihat distensi vena jugularis, Teraba distensi vena jugularis. Kemampuan
menelan kurang baik. Terjadinya kaku kuduk. Terdapat perubahan pola nafas.Ictus tidak teraba.
Ictus teraba 1 jari medial midklavikula sinistra RIC IV, Bunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri,
bunyi jantung II.
Perawat 3 : Mungkin bisa ditambahkan lagi diangnosis keperawatannya dengan Risiko perfusi
serebral tidak efektif dibuktikan dengan keabnormalan masa protrombin dan/atau masa
tromboplastin parsial.
Perawat 1 : Tapi kemi bingung degan interverensinya, menurt ners apa yah ?
Perawat Senior 1 : Menurut saya untuk diagnosanya sendiri karena masalahnya pasien
mengalami sakit kepala berat dan gangguan kesadaran kita dapat mengangkat interverensi
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain).
Perawat 3 : Iya betul. Tambahan dari saya mungkin nanti ditembah lagi dengan Kontrol
lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
Perawat 4 : Mungkin tambahan lagi dari saya Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Perawat senior 1 : Iya betul, mungkin kita bisa juga memfasilitasi istirahat dan tidur untuk
pasien.
Perawat 4 : Iya betul sekali ners
Perawat senior 2 : Dan menurut saya interverensi dari diangnosis keperawatn yang kedua terkait
dengan Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan keabnormalan masa protrombin
dan/atau masa tromboplastin parsial. Mungkin kita dapat mengangkat Monitor ukuran, bentuk,
kesimetrisan, dan reaktifitas pupil, Monitor tingkat kesadaran, Monitor tingkat orientasi dan
Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian, memori masa lalu, mood, dan perilaku.
Perawat 3 : Iya betul, dan tabahan dari saya kita dapat Monitor tanda-tanda vital dan Monitor
status pernafasan seperti analisa gas darah, oksimetri nadi, kedalaman napas, pola napas dan
usaha nafas.
Perawat 4 : Betul ners. Tambahan lagi dari saya kita dapat Monitor parameter hemodinamik
invasif, jika perlu, Monitor ICP (Intracranial Pressure) dan CPP (Cerebral Perfusion Pressure),
Monitor refleks kornea, Monitor batuk dan refleks muntah, dan Monitor irama otot, gerakan
motor, gaya berjalan, dan propriosepsi.
Perawat senior 2 : Iya betul sekali. Tambahan terakhir dari saya itu kita juga perlu Monitor
adanya tremor, Monitor kesimetrisan wajah, Monitor gangguan visual: diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang visual, penglihatan kabur, dan ketajaman penglihatan, Monitor keluhan sakit
kepala.
Perawat 3 : Iya ners betul…
Setelah melakukan perbincangan dengan sesama perawat, perawat Ika dan perawat Ratna pergi
ke ruang perawatan pasien untuk memberitahukan kepada keluarga pasien terkait dengan
keadaan Ny. Dwi
Perawat 5 : Perkenalkan saya perwat Ika dan rekan saya perawat Ratna, kami disini diberikan
amanah dari Perawat Nurul dan perawat Hajar untuk menyampaikan keadaan Ny. Dwi.
Perawat 6 : Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan Ny. Dwi di diagnosa menderi penyakit
meningitis. Oleh karena itu kami memutuskan untuk melakukan perawatan lebih lanjut untuk
Ny. Dwi.
Anak 2 : Iya sus, lakukan yang terbaik demi kesembuhan ibu saya
Perawat 6 : Kalau begitu kami permisi dulu yah ibu/adek, jika ada perlu bisa memanggil kami di
ruang perawat
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
Mengetahui,
Kepala Ruang
( )