Anda di halaman 1dari 18

ROLE PLAY PROBLRM SOLVING

Mata Kuliah : Profesionalisme & Personality in Nursing II

Dosen : Hasniaty AG, S.Kp., M.Kep

Nama Kelompok 2

1. Nur Okta Syarina 1801015


2. Azizah Azzahra A.Hasan 1901004
3. Dwi Lestari 1901008
4. Ifah Kharimatul Ilmi 1901015
5. Ika Lestari 1901016
6. Ratna Sari 1901034
7. Nadiya Elsa 1901024
8. Nurul Islamiah 1901028
9. Putri Fajrianti Sultan 1901031
10. Riskawati 1901036
11. Sitti Hajar 1901038
12. Widya Yustika Rini Lahay 1901052
13. Wahyuni Eka Putri 1901045

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

PRODI S1 KEPEAWATAN

2021
Peran :

1. Nur Okta Syarina : Ipar Pasien


2. Azizah Azzahra A.Hasan : Anak 1
3. Dwi Lestari : Pasien Ny. Dwi
4. Ifah Kharimatul Ilmi : Perawat 4
5. Ika Lestari : Perawat 5
6. Ratna Sari : Perawat 6
7. Nadiya Elsa : Perawat Senior 1
8. Nurul Islamiah : Perawat 1
9. Putri Fajrianti Sultan : Anak 2
10. Riskawati : Perawat 3
11. Sitti Hajar : Perawat 2
12. Widya Yustika Rini Lahay : Perawat Senor 2
13. Wahyuni Eka Putri : Narator

Kasus :

Seorang ibu bernama Ny. Dwi berusia 40 tahun mendapatkan perawatan di ruangan bedah saraf
dengan keluhan sakit kepala berat, keluhan disertai demam dan terkadang mengalami gangguan
kesadaran. Hasil pemeriksaan fisk didapatkan hasi kernig sign (+) dan Brudzinki I (+) Hasil
pemeriksaan laboratorium mengalami leukosistosis.

Pada suatu hari di Rumah Sakit Stikes Panakkukang Makassar, telah dirawat seorang pasien
yang bernama Ny. Dwi, yang berusia 40 tahun dirawat di ruangan bedah saraf .

Suatu pagi, ada dua orang perawat datang kesebuah ruangan untuk melakukan pengkajian
terhadap pasien yang bernama Ny.Dwi. di sebuah ruangan itu ada juga kedua anak pasien dan
ipar pasien yang mendapingi serta menemaninya.

Perawat 1 dan Perawat 2 : Assalamualaikum…..(Sambil memasuki ruangan)

Anak 1, Anak 2, Ipar Pasien : Waalaikumsalam….

Perawat 1 : Selamat pagi Dek/Ibu. Perknalkan, saya perawat Nurul dan Rekan saya perawat
Hajar, pada pagi hari ini kami berdua bertugas untuk merawat Ny. Dwi .

Perawat 1 : Menurut data yang kami terima bahwa Ny. Dwi mengalami sakit kepala berat
disertai demam dan terkadang mengalami gangguan kesadaran

Ipar pasien : iya sus benar.


Anak 1 : iya sus, mungkin itu yang menyebabkan ibu saya kelihatan tidak enak badan, nyeri
kepala, tidak bersemangat dan ibu saya tidak dapat melakukan aktivitas yang biasa dia lakukan.

Perawat 1 : iya ibu/dek. Jangan khawatir yah, keadaan ini biasanya terjadi pada pasien yang
mengalami Meningitis seperti yang Ny. Dwi alami sekarang. Oleh karena itu kami disini akan
melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. Dwi untuk mengetahui perkembangan tubuh pada pasien.

Anak 2 : Oh..Begitu yah sus

Perawat 1 : Iya dek

Perawat 1 : Kalau begitu mungkin ibu dan adek bisa menunggu diluar yah, karena kami akan
melakukan tindakan pemeriksaan fisik pada Ny. Dwi

Ipar pasien : Baik sus..

Kemudian perawat Nurul dan Perawat Hajar datang menghampiri Ny. Dwi dengan membawa
peralatan-peralatannya untuk pemeriksaan fisik.

Perawat 2 : Assalamualaikum ibu, selamat pagi.

Pasien : Waalaikumsalam sus, selamat pagi juga

Perawat 2 : Ibu Dwi, perkenalkan saya perawat Hajar. Pada hari ini saya yang akan beretugas
melakukan pemeriksaan fisik pada ibu.

Pasien : Baik sus

Perawat 2 : Bagaimana keadaan ibu sekarang ?

Pasien : Kepala saya masih sakit sus

Perawat 2 : Baik kalau begitu saya akan mulai melakukan pemeriksaannya yah ibu, apakah ibu
bersedia ?

Pasien : iya sus

Perawat 1 dan perawat 2 : (Melakukan Tindakan)

Setelah melakukan pemeriksaan fisik kepada Ny. Dwi, perawat Nurul dan perawat Hajar kembali
keruang perawat untuk melakukan perbicangan dengan tim perawat lainnya.

Perawat 2 : Setelah kami melakukan pengkajian terhadap Ny. Dwi kami mendapatkan kesadaran
pasien berada pada tingkat letargi Tanda-Tanda Vital TD : 140/60 mmHg, Nadi : 60x/menit
Respirasi : 28x/menit Suhu: 38°C. Pasien mengalami nyeri kepala, Reaksi pupil tidak disertai
penurunan kesadaran, tanpa kelainan, Refleks kornea tidak ada kelainan. Tidak ada kelainan
pada fungsi penciuman, telinga tidak ada kelainan, Persepsi pengecapan dalam batas normal,
wajah simetris, Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra
pengecapan normal, Terlihat distensi vena jugularis, Teraba distensi vena jugularis. Kemampuan
menelan kurang baik. Terjadinya kaku kuduk. Terdapat perubahan pola nafas.Ictus tidak teraba.
Ictus teraba 1 jari medial midklavikula sinistra RIC IV, Bunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri,
bunyi jantung II.

Perawat 1 : Kami mendapatkan Diagnosa Medis pasien mengalami Leukimia

Perawat 2 : Diagnosis keperawatannya yaitu Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan


imunitas dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, tidak mampu menuntaskan
aktivitas.

Perawat 3 : Mungkin bisa ditambahkan lagi diangnosis keperawatannya dengan Risiko perfusi
serebral tidak efektif dibuktikan dengan keabnormalan masa protrombin dan/atau masa
tromboplastin parsial.

Perawat 4 : Iya betul

Perawat 1 : Tapi kemi bingung degan interverensinya, menurt ners apa yah ?

Perawat Senior 1 : Menurut saya untuk diagnosanya sendiri karena masalahnya pasien
mengalami sakit kepala berat dan gangguan kesadaran kita dapat mengangkat interverensi
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain).

Perawat 3 : Iya betul. Tambahan dari saya mungkin nanti ditembah lagi dengan Kontrol
lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).

Perawat senior 1 : Iya betul

Perawat 4 : Mungkin tambahan lagi dari saya Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri

Perawat senior 1 : Iya betul, mungkin kita bisa juga memfasilitasi istirahat dan tidur untuk
pasien.
Perawat 4 : Iya betul sekali ners

Perawat senior 2 : Dan menurut saya interverensi dari diangnosis keperawatn yang kedua terkait
dengan Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan keabnormalan masa protrombin
dan/atau masa tromboplastin parsial. Mungkin kita dapat mengangkat Monitor ukuran, bentuk,
kesimetrisan, dan reaktifitas pupil, Monitor tingkat kesadaran, Monitor tingkat orientasi dan
Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian, memori masa lalu, mood, dan perilaku.

Perawat 3 : Iya betul, dan tabahan dari saya kita dapat Monitor tanda-tanda vital dan Monitor
status pernafasan seperti analisa gas darah, oksimetri nadi, kedalaman napas, pola napas dan
usaha nafas.
Perawat 4 : Betul ners. Tambahan lagi dari saya kita dapat Monitor parameter hemodinamik
invasif, jika perlu, Monitor ICP (Intracranial Pressure) dan CPP (Cerebral Perfusion Pressure),
Monitor refleks kornea, Monitor batuk dan refleks muntah, dan Monitor irama otot, gerakan
motor, gaya berjalan, dan propriosepsi.
Perawat senior 2 : Iya betul sekali. Tambahan terakhir dari saya itu kita juga perlu Monitor
adanya tremor, Monitor kesimetrisan wajah, Monitor gangguan visual: diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang visual, penglihatan kabur, dan ketajaman penglihatan, Monitor keluhan sakit
kepala.
Perawat 3 : Iya ners betul…

Setelah melakukan perbincangan dengan sesama perawat, perawat Ika dan perawat Ratna pergi
ke ruang perawatan pasien untuk memberitahukan kepada keluarga pasien terkait dengan
keadaan Ny. Dwi

Perawat 5 dan perawat 6 : Assalamualaikum bu/dek

Keluarga pasien : Waalaikumsalah sus

Perawat 5 : Perkenalkan saya perwat Ika dan rekan saya perawat Ratna, kami disini diberikan
amanah dari Perawat Nurul dan perawat Hajar untuk menyampaikan keadaan Ny. Dwi.

Ipar pasien : Iya sus

Perawat 6 : Mungkin bisa kita mulai?


Perawat 5 : Silahkan

Anak 1, Anak 2 dan Ipar pasien : Silangkan Sus

Perawat 6 : Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan Ny. Dwi di diagnosa menderi penyakit
meningitis. Oleh karena itu kami memutuskan untuk melakukan perawatan lebih lanjut untuk
Ny. Dwi.

Anak 2 : Iya sus, lakukan yang terbaik demi kesembuhan ibu saya

Perawat 6 : Iya dek, pasti kami akan melakukan yang terbaik

Anak 2 : Baik sus

Perawat 6 : Kalau begitu kami permisi dulu yah ibu/adek, jika ada perlu bisa memanggil kami di
ruang perawat

Anak 1, Anak 2 dan Ipar pasien : Baik sus

Perawat 5 dan perawat 6 : Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu

Anak 1, Anak 2 dan Ipar pasien : Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Asuhan Keperawatan Berdasarkan Skenario


1) Pengkajian (Umum)
a) Identitas Klien
Nama : Ny. Dwi
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Makassar
Suku Bangsa : Bugis Makassar
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
b) Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama: Pasien mengeluh sakit kepala berat.
- Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien mengeluh demam dan terkadang
mengalami gangguan kesadaran.
- Riwayat Kesehatan Dahulu: Pasien mengatakan pernah mengalami infeksi
jalan nafas bagian atas.
- Riwayat Kesehatan Keluarga: Pasien mengatakan ada di dalam keluarga
yang pernah mengalami penyakit meningitis (Bapak).
c) Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum: Kesadaran pasien berada pada tingkat letargi.
- Tanda-Tanda Vital
TD : 140/60 mmHg
Nadi : 60x/menit
Respirasi : 28x/menit
Suhu : 38°C
d) Pemeriksaan Head To Toe
- Kepala: Pasien mengalami nyeri kepala.
- Mata:
Nerfus II, III, IV, VI : Reaksi pupil tidak disertai penurunan kesadaran,
tanpa kelainan.
Nerfus V : Refleks kornea tidak ada kelainan.
- Hidung:
Nerfus I : Tidak ada kelainan pada fungsi penciuman.
- Telinga:
Nerfus VIII : Tidak ada kelainan.
- Mulut:
Nerfus VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris.
Nerfus XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi. Indra pengecapan normal.
- Leher
Inspeksi : Terlihat distensi vena jugularis.
Palpasi : Teraba distensi vena jugularis.
Nerfus IX dan X : Kemampuan menelan kurang baik.
Nerfus XI : Terjadinya kaku kuduk.
- Dada
Paru
I : Terdapat perubahan pola nafas.
Pa : Premitus kiri dan kanan sama.
P : Tidak teraba.
A : Tidak ada keluhan.
Jantung
I : Ictus tidak teraba.
Pa : Ictus teraba 1 jari medial midklavikula sinistra RIC IV.
P : Bunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II RIC 4-5
midklavikula.
A : Jantung murni, tidak ada mur-mur.
- Ekstremitas: Adanya bengkak dan nyeri pada sendi-sendi (khusunya lutut
dan pergelangan kaki). Pasien sering mengalami penurunan kekuatan otot
dan kelemahan fisik secara umum sehingga menggangu ADL.
- Rasangan Meningeal
 Kaku kuduk
 Tanda kernig positif
 Tanda Brudzinski Positif
e) Pola Kehidupan Sehari-hari:
- Aktivitas/istirahat: Pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu tubuh.
- Eliminasi: Pasien didapatkan berkurangnya volume pengeluaran urine, hal
ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung
ke ginjal.
- Makanan/cairan: Pasien mengatakan tidak mempunyai nafsu makan, selalu
mual dan muntah disebabkan peningkatan asam lambung.
- Hygiene: Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan
diri karena penurunan kekuatan otot.
f) Pemeriksaan Penunjang:
- Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar
glukosa darah menurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat.
g) Pengelompokan dan Analisis Data
Pengelompokan Data
DS:
- Pasien mengeluh sakit kepala berat.
- Pasien mengeluh demam dan terkadang mengalami gangguan kesadaran.
- Pasien mengatakan ada didalam keluarga yang pernah mengalami
meningitis (Bapak).
- Pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu.
- Pasien mengatakan tidak mempunyai nafsu makan, selalu mual dan
muntah disebebkan oleh peningkatan asam lambung.
- Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan aktifitas
diri karena penurunan kekuatan otot.
DO:
- Kesadaran pasien berada pada tingkat letargi.
- Pasien mengalami nyeri kepala.
- Pasien di dapatkan kekurangan volume pengeluaran urine, hal ini
berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke
ginjal.
- Adanya bengkak dan nyeri pada sendi-sendi (khususnya lutut dan
pergelangan kaki).
- Pasien sering mengalami penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik
secara umum sehingga mengalami ADL.
- Pasien mengalami peningkatan leukosit (CBC).
- Kadar gula darah pasien menurun.
- Kadar protein pasien meningkat.
- Glukosa serum pasien meningkat
- TTV:
TD : 140/60 mmHg
Nadi : 60x/menit
Respirasi : 28x/menit
Suhu : 38°C
- Mata:
Nerfus II, III, IV, VI : Reaksi pupil tidak disertai penurunan kesadaran,
tanpa kelainan.
Nerfus V : Refleks kornea tidak ada kelainan.
- Hidung:
Nerfus I : Tidak ada kelainan pada fungsi penciuman.
- Telinga:
Nerfus VIII : Tidak ada kelainan.
- Mulut:
Nerfus VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris.
Nerfus XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi. Indra pengecapan norma
- Leher:
Inspeksi : Terlihat distensi vena jugularis.
Palpasi : Teraba distensi vena jugularis.
Nerfus IX dan X : Kemampuan menelan kurang baik.
Nerfus XI : Terjadinya kaku kuduk.
- Paru:
I : Terdapat perubahan pola nafas.
Pa : Premitus kiri dan kanan sama.
P : Tidak teraba.
A : Tidak ada keluhan.
- Jantung:
I : Ictus tidak teraba.
Pa : Ictus teraba 1 jari medial midklavikula sinistra RIC IV.
P : Bunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II RIC 4-5
midklavikula.
A : Jantung murni, tidak ada mur-mur.
- Rasangan Meningeal
 Kaku kuduk
 Tanda kernig positif
 Tanda Brudzinski Positif
Analisis Data

Batasan Karakteristik (DS & DO) Diagnosis Keperawatan


DS: Risiko perfusi serebral
- Pasien mengeluh sakit kepala berat. tidak efektif dibuktikan
- Pasien mengeluh mengalami dengan keabnormalan
peningkatan suhu. masa protrombin
- Pasien mengeluh demam dan dan/atau masa
terkadang mengalami gangguan tromboplastin parsial
kesadaran.
DO:
- Kesadaran pasien berada pada tingkat
letargi.
- Pasien mengalami nyeri kepala.
- TTV:
TD : 140/60 mmHg
Nadi : 60x/menit
Suhu : 38°C
- Rasangan Meningeal
 Kaku kuduk
 Tanda kernig positif
 Tanda Brudzinski Positif
DS: Nyeri kronis
- Pasien mengeluh sakit kepala berat. berhubungan dengan
- Pasien mengeluh mengalami gangguan imunitas
peningkatan suhu. dibuktikan dengan
- Pasien mengeluh demam dan mengeluh nyeri, tampak
terkadang mengalami gangguan meringis, tidak mampu
kesadaran. menuntaskan aktivitas
- Pasien mengatakan tidak mampu
melakukan aktivitas perawatan
aktifitas diri karena penurunan
kekuatan otot.
DO:
- Pasien mengalami nyeri kepala.
- Adanya bengkak dan nyeri pada
sendi-sendi (khususnya lutut dan
pergelangan kaki).
- Pasien sering mengalami penurunan
kekuatan otot dan kelemahan fisik
secara umum sehingga mengalami
ADL.
- Pasien mengalami peningkatan
leukosit (CBC).
- TTV:
Suhu : 38°C
TD : 140/60 mmHg
Nadi : 60x/menit
Respirasi : 28x/menit
2) Diagnosis dan batasan karakteristik (SDKI)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
Kode : D.0017
Diagnosis Keperawatan : Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan
keabnormalan masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial.
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode : D.0078
Diagnosis Keperawatan : Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imunitas
dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, tidak mampu menuntaskan
aktivitas.
3) Tujuan dan kriteria evaluasi (SLKI)
 Diagnosis: Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan
keabnormalan masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, maka Perfusi
Serebral meningkat dengan kriteria hasil:
- Tingkat kesadaran (skor 5).
- Kognitif (skor 5).
- Sakit Kepala (skor 5).
- Gelisah (skor 5).
- Demam (skor 5).
- Nilai rata-rata tekanan darah (skor 5).
- Refleks saraf (skor 5).
 Diagnosis: Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imunitas dibuktikan
dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, tidak mampu menuntaskan aktivitas.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, maka Tingkat
Nyeri menurun dengan kriteria hasil:
- Kemampuan menuntaskan aktivitas (skor 5).
- Keluhan nyeri (skor 5).
- Meringis (skor 5).
- Gelisah (skor 5).
- Frekuensi nadi (skor 5).
- Pola napas (skor 5).
- Tekanan darah (skor 5).
4) Intervensi keperwatan (SIKI)
 Diagnosis: Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan
keabnormalan masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial.
Pemantauan Neurologis
Observasi
- Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktifitas pupil.
- Monitor tingkat kesadaran.
- Monitor tingkat orientasi.
- Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian, memori masa lalu, mood, dan
perilaku.
- Monitor tanda-tanda vital.
- Monitor status pernafasan: analisa gas darah, oksimetri nadi, kedalaman
napas, pola napas dan usaha nafas.
- Monitor parameter hemodinamik invasif, jika perlu.
- Monitor ICP (Intracranial Pressure) dan CPP (Cerebral Perfusion
Pressure).
- Monitor refleks kornea.
- Monitor batuk dan refleks muntah.
- Monitor irama otot, gerakan motor, gaya berjalan, dan propriosepsi.
- Monitor kekuatan pegangan.
- Monitor adanya tremor.
- Monitor kesimetrisan wajah.
- Monitor gangguan visual: diplopia, nistagmus, pemotongan bidang visual,
penglihatan kabur, dan ketajaman penglihatan.
- Monitor keluhan sakit kepala.
- Monitor karakteristik bicara: kelancaran, kehadiran afasia, atau kesulitan
mencari kata.
- Monitor diskriminasi tajam/tumpul atau panas,dingin.
- Monitor parestesi (mati rasa dan kesemutan).
- Monitor pola berkeringat.
- Monitor respons Babinski.
- Monitor respons Cushing.
- Monitor balutan kraniotomi atau laminektomi terhadap adanya drainase.
- Monitor respon terhadap pengobatan.
Terapeutik
- Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, jika perlu.
- Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien.
- Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.

 Diagnosis: Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imunitas dibuktikan


dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, tidak mampu menuntaskan aktivitas.
Manejemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi respon nyeri non verbal.
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
- Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya
TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain).
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan).
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
5) Discharge Planning (Perencanaan pulang)
LEMBAR DISCHARGE PLANNING

No Reg : 002354 Alamat : Makassar


Nama : Ny. Dwi Ruang Rawat : Ruang Bedah Saraf
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 2 November 2021 Tanggal KRS :
Diagnosa MRS : Meningitis Diagnosa KRS :
Diagnosa Keperawatan :
a. Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan keabnormalan
masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial.
b. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imunitas dibuktikan
dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, tidak mampu
menuntaskan aktivitas.
Aturan Diet :
Bahan makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang tinggi omega-3
asam lemak yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Lemak tak
jenuh ganda penting untuk fungsi otak serta mengurangi peradangan. Ikan
seperti tuna, atau salmon adalah sumber yang efektif dari asam lemak
esensial. Sumber lain termasuk biji rami, kedelai, walnut, biji labu dan
minyak yang terbuat dari kacang-kacangan dan biji-bijian, sumber zat
tenaga (beras, jagung, kentang, sagu, bihun, mie, roti), sumber zat
pembangun (ayam, ikan, daging, telur, tahu, tempe) dan sumber zat
pengatur (sayur dan buah) serta susu.
Obat-obatan yang masih diminum:
a. Mengingatkan pasien untuk mengonsumsi obat sesuai dosis dan
sesuai waktu.
b. Menghimbau kepada pasien bahwa ketika obat habis harus segera
kembali ke RS untuk kontrol.
Aktifitas dan istirahat :
a. Istirahat yang cukup.
b. Sering-sering mencuci tangan.
c. Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain. Ini termasuk
makanan dan minuman.
Tanggal/tempat kontrol :
18 Oktober 2021/RS STIKES Panakkukang
Yang dibawa pulang (hasil LAB, Foto, ECG) :
Hasil LAB
Dipulangkan dari RS STIKES Panakkukang dengan keadaan :
Sembuh
V
Meneruskan dengan obat jalan
Pindah ke RS lain
Pulang paksa
Lari
Meninggal
Lain-lain : (surat keterangan istirahat)
Makassar, 4 Oktober 2021

Pasien/Keluarga Perawat

( ) ( )
Mengetahui,
Kepala Ruang

( )

Anda mungkin juga menyukai