Pentingnya peran dan fungsi dari DPUPR Kabupaten Mamuju ini sehingga hasil
pencapaian yang telah ada selalu menjadi sorotan karena tugasnya untuk menyediakan
sarana publik menjadi sorotan, hal ini dapat menyebabkan tekanan kepada para
pegawai dan rendahnya kinerja. Berkenaan dengan kinerja DPUPR Kabupaten Mamuju
masih belum maksimal dalam memenuhi target. Hal ini dapat dilihat dalam sasaran
strategi kinerja berikut.
1. Kinerja pegawai belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan DPUPR
Kabupaten Mamuju.
3. Kompensasi yang diberikan kepada pegawai belum proporsional antara tiap jenjang
jabatan.
4. Kesadaran dalam disiplin pegawai masih rendah, dan penggunaan jam kerja yang
belum efektif.
5. Belum adanya reward atau penghargaan bagi pegawai yang memiliki disiplin tinggi
dan berprestasi.
2. Studi penelitian pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR
Kabupaten Mamuju
Sesuai uraian pada latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah kinerja
pegawai DPUPR Kabupaten Mamuju antara lain :
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Mamuju.
3. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Mamuju.
5. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Mamuju.
7. Pengaruh kompensasi yang dimediasi motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mamuju.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan
membuktikan pengaruh :
1. Tujuan Praktis
(2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada waktu akan datang
pada pengembangan ilmu pengetahuan dengan menguraikan fakor- faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai.
2. Tujuan Keilmuan
F. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat menyumbangkan tiga manfaat yaitu :
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak lembaga / organisasi dalam rangka meningkatkan
kinerja pegawai dan menentukan model peningkatan kinerja pegawai PUPR Kabupaten
Mamuju.
Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tentang kausalitas atau hubungan anatara
gaya kepemimpinan dan kompensasi terhadap motivasi kerja dan dampaknya terhadap
terhadap kinerja pegawai DPUPR Kabupaten Mamuju
Kinerja
a. Pengertian Kinerja
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing atau tentang
bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas
yang telah dibebankan kepadanya serta kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan
2) Bangun (2012) mengatakan kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang
standar kerja, yaitu tingkat yang diharapkan suatu pekerjaan tertentu untuk dapat
diselesaikan dan diperbandingan atas tujuan atau target yang ingin dicapai.
3) Hermawati (2012) yang menyebutkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang
standar, target, atau kriteria lain yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh organisasi
4) Supardi (2013) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai
oleh seseorang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan berdasarkan atas
standarisasi atau ukuran dan waktu yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan
1) Motivasi
Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, semakin besar motivasi kerja karyawan
semakin tinggi kinerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi kerja
2) Kepuasan kerja
Kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat mendorong dan mempengaruhi
semangat kerja seseorang agar seseorang dapat bekerja dengan baik dan secara
3) Stres
Stres kerja yang dialami oleh seseorang tentunya akan merugikan organisasi yang
bersangkutan karena kinerja yang dihasilkan akan menurun, tingkat absensi tinggi dan
turnover yang
tinggi.
Kondisi fisik tempat kerja yang aman dan sehat diperlukan oleh setiap pegawai. Kondisi
kerja yang demikianlah seseorang dapat bekerja secara tenang, sehingga hasil
5) Sistem Kompensasi
Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian rupa sehingga
merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Dengan sistem kompensasi yang baik
akan mendorong
6) Desain Pekerjaan
Ada banyak upaya diarahkan untuk konsep dan mengukur struktur desain pekerjaan.
Hal tersebut diketahui jika pekerjaan dirancang dengan baik, kepuasan kerja dan
antara lain:
1) Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan
faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor-faktor
bawaan, seperti bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Faktor-faktor
yang diperoleh, seperti pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan
motivasi kerja.
Faktor-faktor lingkungan internal organisasi tersebut antara lain visi, misi dan tujuan
3) Faktor lingkungan eksternal organisasi, yaitu keadaan, kejadian, atau situasi yang
kompetitor.
Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja
terjadinya efisiensi dan efektivitas organisasi. Dikatakan efektif bila mencapai tujuan,
dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan.
Dalam organisasi yang baik, wewenang dan tanggung jawab telah didelegasikan
dengan baik, tanpa adanya tumpang tindih tugas. Kejelasan wewenang dan
tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi akan mendukung kinerja
pegawai tersebut.
3) Disiplin
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada
pegawai yang ada di dalam organisasi baik atasan maupun bawahan akan
4) Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk
yaitu:
kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.
3) Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakan dan
4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi.
c. Indikator Kinerja
Artana (2002) menyatakan bahwa kinerja seorang karyawan dapat diukur dengan
1) Kualitas kerja yaitu kemampuan karyawan menunjukkan kualitas hasil kerja ditinjau
tugas hariannya.
3) Pengetahuan tentang pekerjaan yaitu pengertian tentang semua tingkat pekerjaan
orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya
7) Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam bentuk ide untuk
suatu tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan
positif dari atasan. Bila atasan selalu menjegal inisiatif karyawan maka organisasi akan
pekerjaannya sendiri.
konstruktif demi kelancaran pekerjaan, mengurangi biaya, memperbaiki hasil kerja dan
menambah produktivitas.
4) Disiplin kerja yaitu kesediaan karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan yang
7) Kejujuran yaitu ketulusan hati seorang karyawan dalam dalam melaksanakan tugas
wul/
perusahaan yang berkaitan dengan ketepatan waktu masuk/pulang kerja dan jumlah
kehadiran.
3) Tingkat kehadiran dapat dilihat dari jumlah ketidakhadiran karyawan dalam suatu
dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga
ketika seseorang memobilisasi sumber daya institusional, politis, psikologis dan sumber
pengikutnya.
kemampuan untuk bertindak di luar budaya untuk memulai proses perubahan evolusi
agar menjadi lebih adaftif. Drafth & Palus (Gary Yulk,2009:4), menerangkan bahwa
sesuatu.
House et.Al (Gary Yulk,2009:4), menerangkan bahwa Kepemimpinan adalah
untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan 1). Menyusun visi masa depan
dan strategi untuk membuat perubahan yang dibutuhkan; 2). Mengkomunikasikan dan
menjelaskan visi; dan 3). Memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk
mencapai visi.
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu
dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta untuk memfasilitasi
secara bersama-sama dan produktif untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan
atau organisasi.
pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan
mempengaruhi orang lain yang dilakukan bukan melalui paksaan melainkan himbauan
dan persuasi.
sifat-sifat dan watak yang dimiliki seorang pemimpin yang menunjukkan keunggulan,
bentuk hubungan sekelompok orang, hubungan antara yang memimpin dan yang
yang berperilaku karena akibat adanya kewibawaan/kekuasaan yang ada pada orang
yang memiliki suatu program dan berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-
ditetapkan.
dari interaksi, artinya bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses sosial, merupakan
dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk
tujuan kelompok.
Kepemimpinan sebagai pengaruh antar peribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan
adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.
usahanya mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perseorangan atau kelompok.
seorang pemimpin adalah unik dan tidak dapat diwariskan secara otomatis. Setiap
pemimpin memiliki karakteristik tertentu yang timbul pada situasi yang berbeda.