Anda di halaman 1dari 9

1

1. MUTU (M5)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 1691/2011, Keselamatan Pasien
adalah suatu sistem di rumah sakit yang menjadikan pelayanan kepada pasien
menjadi lebih aman. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel
untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang
berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien adalah
suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang
sering terjadi pada pasien selama di rawat di rumah sakit.
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses, dan outcome system pelayanan rumah sakit. Secara umum aspek
penilaian meliputi evaluasi, dokumentasi, instrument, dan audit (EDIA) (Nursalam,
2015). Salah satu mutu asuhan keperawatan dalam pelayanan rumah sakit yaitu
sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh Standar Akreditasi
Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI Accreditation, maka sasaran
tersebut meliputi 6 elemen berikut:
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien dilakukan untuk menghindari kesalahan pasien.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan gelang untuk identitas pasien
dipasang saat pasien dilakukan penilaian risiko mulai dari IGD atau di ruang
perawatan salah satunya Ruang Cattleya. Gelang dan stiker terdiri dari 5 warna
yang memiliki definisi tersendiri pada masing-masing warna.
1) Gelang merah muda digunakan untuk pasien perempuan.
2) Gelang biru digunakan untuk pasien laki-laki.
3) Stiker kuning digunakan untuk pasien risiko jatuh.
4) Stiker merah digunakan untuk pasien alergi
5) Stiker ungu digunakan untuk pasien tidak dilakukan resusitasi
Menurut Kemenkes (2011) standar gelang identitas berwarna merah muda
atau biru berisi identitas pasien meliputi nama lengkap pasien, nomor rekam
medik, jenis kelamin pasien, dan tanggal lahir. Identifikasi pasien dilakukan
dengan mencocokan gelang identitas yang dipakai pasien. Beberapa hal yang
perlu dikonfirmasi antara lain nama pasien, nomor register, dan alamat.
Identifikasi pasien dilakukan ketika penerimaan pasien baru, pemberian obat,
pemberian terapi sebelum melakukan prosedur/tindakan dan discharge
planning.
2

Berdasarkan data pengkajian pada tanggal 15-18 Februari 2021 tentang


identifikasi pasien di Ruang HCU RSUP dr Kariadi Semarang didapatkan data
bahwa penerapan gelang identitas di Ruang HCU sudah sesuai dengan kriteria
Kemenkes yakni berwarna merah muda untuk passion perempuan dan biru
untuk pasien laki-laki. Gelang identitas tersebut berisi tentang identitas pasien
yang meliputi nama lengkap, alamat dan tanggal lahir.
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi efektif yang digunakan yaitu dengan metode SBAR
(Situation, Background, Assesment, Recommendation). SBAR digunakan pada
saat berkomunikasi dengan tim kesehatan yang lain, timbang terima,
berkomunikasi dengan teman sejawat, konsultasi pasien dan melaksanakan
informed concent.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15-18 Februari 2021
, komunikasi efektif yang sudah diterapkan di ruang Ruang HCU RSUP dr
Kariadi Semarang yaitu menggunakan metode SBAR (Situation, Background,
Assesment, Recommendation). Di Ruang HCU dr Kariadi Semarang sudah
berjalan sistem TBAK (Tulis Baca dan Konfirmasi).
Pada saat timbang terima, timbang terima tidak dilakukan dengan
menggunakan rekam medis pasien, hal tersebut dikarenakan, rekam medis
pasien yang selalu dipakai oleh tenaga kesehatan profesi lain (dokter, farmasi
dan gizi) sehingga sulit untuk dibawa untuk dilakukan timbang terima. Namun
hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan maping. Hal yang perlu
diperhatikan lagi selain tidak adanya rekam medis adalah sesuatu yang di-
overankan lebih banyak didominasi dari intervensi kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain atau tugas delegasi tenaga kesehatan lain, dimana esensi dari
intervensi mandiri ners sendiri belum disampaikan. Padahal, pasien juga selain
mendapatkan pengobatan, harus juga mendapatkan perawatan, sehingga
pengobatan dan perawatan berjalan berdampingan dan seimbang.
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Di Ruang HCU dr Kariadi Semarang kewaspadaan terhadap obat high
alert sudah dilakukan dengan memisahkan tempat obat high alert (obat-obat
Look alike, Sound alike) dengan obat lainnya. Salah satu cara untuk
mewaspadai pemberian obat, perawat menggunakan double crosscheck mulai
dari proses persiapan sampai pemberian ke pasien.
3

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15-18 Februari 2021 ,


didapatkan kewaspadaan tentang obat yang perlu diwaspadai sudah dilakukan
dengan memisahkan obat-obat high alert pada tempat yang telah disediakan,
selain itu Ruang HCU dr Kariadi Semarang sudah memberikan label pembeda
antara high alert dan LASA. Double crosscheck dan pemberian labeling sudah
ada, selain itu dalam idenfikasi obat dilakukan dengan lengkap
(memperhatikan tanggal expired setelah obat dibuka, menuliskan dosis obat
yang akan diberikan dan nama perawat yang membuka). Penerapkan prinsip
12 benar di ruang Ruang HCU dr Kariadi Semarang sudah dilakukan.
1) Kepastian tepat-lokasi, tepat-pasien dan tepat-prosedur
Ketepatan sebelum melakukan tindakan terdiri dari tiga hal yaitu tepat
lokasi, tepat pasien dan tepat prosedur. Proses untuk memastikan tepat
lokasi yang dilakukan yaitu menggunakan SOP pemberian marker atau
penanda lokasi operasi yang diberikan oleh dokter operator menggunakan
spidol permanen. Proses untuk memastikan tepat pasien yang dilakukan di
ruangan yaitu menggunakan spidol permanen. Proses untuk memastikan
tepat pasien yang dilakukan di ruangan yaitu menggunakan crosscheck
pada gelang identifikasi sedangkan tepat prosedur dilakukan di ruang
operasi menggunakan beberapa check list untuk mencegah kesalahan
prosedur.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15-18 Februari 2021 di
Ruang HCU dr Kariadi Semarang sudah terdapat form check list pre
operasi. Penandaan lokasi operasi tidak dilakukan di Ruang HCU dr
Kariadi Semarang, tetapi dilakukan di ruang bedah. Persiapan operasi di
Ruang HCU yaitu mempersiapkan jalur infus, menganjurkan pasien untuk
puasa dan berdoa sebelum berangkat ke ruang operasi.
d. Pengurangan resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
Sebagai upaya pencegahan infeksi, di Ruang HCU dr Kariadi Semarang
telah terbentuk tim Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI). Infeksi
nosokomial meliputi flebitis, dekubitus, Infeksi Sakuran Kemih (ISK),
Surgical Site Infection (SSI). Pendataan infeksi setiap hari dilakukan di
masing-masing ruangan oleh IPCLN kemudian dijadikan satu setiap bulannya
oleh IPCN (Depkes RI, 2012).
4

Berdasarkan hasil pengkajian kepada pasien dan keluarga pada tanggal 17


Februari 2021, didapatkan bahwa perawat sudah menerapkan lima momen
mencuci tangan yang ditetapkan oleh WHO. Saat melakukan tindakan antara
pasien satu dengan pasien lainya perawat telah menerapkan satu handscoon
satu pasien untuk semua tindakan terutama yang terpapar dengan cairan tubuh
pasien dan tindakan aseptik. Pengunaan masker di ruangan pada saat perawat
bertugas. Dalam pemberian health education mengenai cara cuci tangan yang
benar dilakukan saat timbang terima pasien baru sudah sesuai. Selain itu, di
Ruang HCU dr Kariadi Semarang ada demo cuci tangan setiap pagi yang
ditujukan untuk semua yang ada di ruangan termasuk pasien, keluarga serta
perawat tidak hanya dengan mengandalkan poster cuci tangan. Sehingga
pengetahuan pasien dan keluarga terkait cuci tangan meningkat dan akan
berdampak pada kesadaran pasien dan keluarga mengenai cuci tangan.
1) Plebitis
Penilaian Plebitis dilakukan pada bulan Januari 2021 dengan
instrumen VIS (Visual Infussion Score). Berdasarkan hasil penilaian
tersebut didapatkan:
Tabel 2.8 Angka Kejadian Plebitis bulan Januari 2021 di Ruang HCU dr
Kariadi Semarang
No Plebitis Januari 2021 Persentase
1. Ya 1 4%
2. Tidak 24 96%
Total 25 100%
Dari hasil data yang didapatkan selama bulan Januari 2021
menunjukkan bahwa ada klien yang mengalami phlebitis pada area vena
yang terpasang selang IV Line/ infuse. Pada bulan Januari terdapat 1
pasien (4%) mengalami plebhitis.
2) Dekubitus
Dari data bulan terakhir (Januari 2021) didapatkan hasil seperti tabel
di bawah ini:
Tabel 2.9 Angka Kejadian Dekubitus Bulan Januari 2020
Total
Indikator kinerja september total Total pasien Presentase
decubitus
Angka kejadian dekubitus grade 0 25 0%
II/ lebih akibat perawatan di
Rumah Sakit
5

Tabel diatas menjelaskan bahwa hasil data dari laporan peningkatan


mutu dan keselamatan pasien Ruang HCU dr Kariadi Semarang bulan
Januari 2021 tidak didapatkan adanya kejadian dekubitus pada proses
perawatan di Ruang HCU dr Kariadi Semarang.
Hasil pengkajian pada tanggal 15-18 Februari 2021 tentang dekubitus
didapatkan data kejadian dekubitus seperti tabel di bawah:
Tabel 2.10 Angka Kejadian Dekubitus bulan Januari 2021
No Dekubitus Jan %
1 Jumlah pasien dengan 0 0%
decubitus
2 Jumlah pasien yang 25 0%
berisiko decubitus
3 Jumlah klien yang tidak 0 100%
beresiko decubitus
Total 25 100%
Tabel diatas menjelaskan bahwa hasil bulan Januari 2021
menunjukkan bahwa ada pasien yang berisiko decubitus karena pasien
HCU masuk dalam kategori ketergantungan total.
3) ILO (Infeksi Luka Operasi)
Dari data yang didapatkan bulan Januari 2021 , pasien yang dirawat di
Ruang HCU dr Kariadi Semarang tidak ada yang ditemukan terdapat
infeksi luka operasi.
4) ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Dari data yang didapatkan bulan Januari 2021, pasien yang dirawat di
Ruang HCU dr Kariadi Semarang tidak ditemukan pasien yang
mengalami infeksi saluran kemih.
5) Pengurangan risiko jatuh
Berdasarkan data yang diperoleh laporan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien Ruang HCU dr Kariadi Semarang, belum ditemukan
kejadian pasien jatuh selama 1 bulan terakhir. Pengkajian resiko jatuh
pada pasien dilakukan pada saat awal pasien masuk ke ruangan rawat inap
menggunakan form sesuai untuk dewasa (>18 tahun). Pemberian
intervensi pada pasien disesuaikan dengan kriteria rendah, sedang, atau
tinggi berdasarkan SPO yang telah ada. Selain itu sudah ada usaha
pencegahan pasien jatuh yang dilakukan meliputi menutup side rail,
mengunci bed pasien, masing-masing pasien diberi penunggu pasien
6

sebanyak 1 orang. Pengkajian pasien risiko jatuh pada bulan Januri 2021
dilakukan dengan menggunakan form pengkajian Morse Fall Scale (MFS)
untuk pasien dewasa.
Tabel 2.11 Angka Kejadian Resiko Jatuh bulan Januari 2021
No Resiko Jatuh Januari 2021 %

1. Total insiden pasien jatuh dalam 0 0%


bulan tersebut
2. Jumlah total pasien dalam bulan 25 100%
tersebut
TOTAL 25 100%
Tabel diatas menjelaskan bahwa data bulan Januari 2021
menunjukkan bahwa tidak ada kejadian pasien jatuh selama bulan Januari
2021. Namun risiko sendiri tetap ada.

6) Kepuasaan
Tabel 2.12 Angka Kepuasan Pasien bulan Januari 2021
No Kepuasan Pasien Januari Persentase
1. Puas 25 100%
2. Tidak Puas 0 0%
TOTAL 25 100%
Tabel diatas menjelaskan bahwa hasil pengkajian tanggal bulan
Januari 2021 menunjukkan bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan
di Ruang HCU dr Kariadi Semarang yaitu sebanyak 25 orang (100%).

7) Kenyamanan (Nyeri)
Penilaian nyeri dilakukan dengan menggunakan instrument Wong
Baker Pain Scale dan instrument penilaian nyeri umumnya ada pada
setiap status pasien tetapi belum diisi secara rutin setiap hari.
Tabel 2.13 Angka Kenyamanan (Nyeri) Januari 2021
No Kenyamanan (Nyeri) Jumlah %
1. Tidak nyeri 0 0%
2. Nyeri ringan 10 0%
3. Nyeri sedang 8 80%
4. Nyeri berat 7 0%
Total 25 100%

Tabel diatas menjelaskan bahwa kejadian pada bulan Januari 2021


menunjukkan bahwa terdapat pasien yang mengeluh nyeri pada tahap
7

nyeri ringan sampai berat. Hal tersebut sudah terintervensi farmakologi


dan intervensi keperawatan baik terapeutik maupun edukasi sesuai dengan
NANDA sebagai pedoman asuhan keperawatan.

8) Perawatan Diri
Penilaian perawatan diri dilakukan dengan melakukan penilaian
indeks KATZ.
Tabel 2.15 Angka Perawatan Diri bulan Januari 2021
No. Indeks KATZ Januari Persentase
1. Ketergantungan total 25 100%
2. Ketergantungan partial 0 0%
3. Ketergantungan minimal 0 0%
TOTAL 25 100%

Tabel diatas menjelaskan bahwa pada bulan Januari 2021 didapatkan


pasien dengan ketergantungan total sejumlah 25 pasien, sehingga pasien
membutuhkan bantuan total dari orang lain dalam melaksanakan ADL.

9) Pengetahuan
Penilaian pengetahuan pasien/ keluarga dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner tingkat pengetahuan yang berisi rencana medikasi
pasien di rumah, penggunaan terapi oral/obat yang dibawa pulang,
perawataan di rumah dan rencana control ulang.
Tabel 2.16 Angka Pengetahuan bulan Januari 2021
No Pengetahuan Januari 2021 Persentase
.
1. Kurang 0 %
2. Cukup 15 60%
3. Baik 10 40%
TOTAL 25 100%
Tabel diatas menjelaskan bahwa hasil pada bulan Januari 2021
menunjukkan bahwa sebagian besar berpengetahuan cukup 15 orang
(60%), baik 10 orang (40 %).

10) Pasien yang sedang dirawat


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien dirawat. Indikator ini disamping memberikan gambarantingkat
8

efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,apabila


diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlupengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

(jumlah lama dirawat)


ALOS =
(jumlah pasien keluar (hidup + mati)

156
= = 6,24
25

Selama bulan Januari 2021 didapatkan rata-rata lama hari perawatan di


ruang HCU rata-rata 6,24 hari. Menurut Depkes 2005 nilai ALOS
yang ideal adalah 6-9 hari sehingga ALOS di ruang HCU termasuk
ideal.

SWOT

M5 – MUTU
INTERNAL FACTOR (IFAS)
STRENGTH S-W=
1. Kepuasan pasien terhadap 0,3 3 0,9
pelayanan keperawatan di
rumah sakit
2. Rata-rata BOR cukup baik 0,4 4 1,6
3. Sebagai tempat praktik 0,3 3 0,9
mahasiswa D3, D4/S1 serta
Profesi
TOTAL STRENGTH 1 2,4
WEAKNESS
1. AvLOS yang memanjang 0,4 4 1,6
karena perawatan yang lama
2. Tingginya persentase angka 0,1 1 0,1
kejadian flebitis
3. Tingginya presentase kejadian 0,2 2 0,4
nyeri
4. Tingginya angka resiko jatuh 0,3 3 0,9
TOTAL WEAKNESS 1 2,6
JUMLAH TOTAL IFAS 2,4 –
2,6 =
-0,2
1. Kerja sama yang baik antara 0,5 3 1,5
perawat dan mahasiswa
9

TOTAL OPPORTUNITY 1 3
THREATENED
1. Adanya peningkatan standar 0,6 3 1,8
pengertahuan masyarakat yang
harus dipenuhi
2. Persaingan rumah sakit dalam 0,4 2 0,8
memberikan pelayanan
keperawatan
TOTAL THREATENED 1 2,6
JUMLAH TOTAL EFAS 3 – 2,6
= 0,4

Anda mungkin juga menyukai