e-mail: lisna.handayani@pasca.undikhsa.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran Self-Directed
Learning terhadap kemandirian belajar dan prestasi belajar IPA. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen
semu dengan rancangan The Posttest-Only Control-Group Desain. Populasi penelitian adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP N 3 Singaraja 2012/2013 yang terdiri dari 10 kelas dengan jumlah populasi 307 siswa.
Sebanyak 120 siswa dipilih sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik group random sampling. Data
kemandirian belajar dikumpulkan dengan kuesioner dan prestasi belajar IPA menggunakan tes pilihan ganda.
Data dianalisis dengan menggunakan MANOVA (multivariat Analysis of Variance) berbantuan SPSS 17.00 for
windows.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, kemandirian belajar antara siswa yang mengikuti
model pembelajaran Self-Directed Learning secara signifikan lebih baik daripada siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional (F sebesar 36,028 dan p < 0,05). Kedua, prestasi belajar IPA antara siswa yang
mengikuti pembelajaran model Self-Directed Learning secara signifikan lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional (F sebesar 29,537 dan p < 0,05). Ketiga, secara simultan kemandirian
belajar dan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Self-Directed Learning secara
signifikan lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F sebesar 34,48 dan p < 0,05).
Kata kunci: Self-Directed Learning, kemandirian belajar, dan prestasi belajar IPA.
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of the learning model of Self-Directed
Learning for independent learning and science achievement. This research is a quasi experimental
study with The Posttest-Only Control-Group Design. The study population was all students of
class VIII SMP N 3 Singaraja 2012/2013 consisting of 10 classes with a population of 307
students. A total of 120 students selected as the sample group was determined by random
sampling technique. Data were collected by questionnaires independent learning and science
learning achievement using multiple-choice tests. Data were analyzed using MANOVA
(Multivariate Analysis of Variance) assisted SPSS 17.00 for windows. Hasil Research shows that:
Firstly, independent learning among students who take the model of Self-Directed Learning
learning is significantly better than students who take conventional learning (F for 36,028 and p <
0,05). Second, science learning achievement between students who take learning model of Self-
Directed Learning is significantly better than students who take conventional learning (F of
29,537 and p < 0,05). Third, simultaneous independent learning and academic achievement
between students who take the model of Self-Directed Learning learning is significantly better
than students who take conventional learning (F of 34,48 and p < 0,05).
melalui pendidikan. Hal tersebut sesuai Dalam kegiatan pembelajaran peran guru
dengan tujuan pendidikan nasional yang sebagai fasilitator hendaknya memfasilitasi
tertuang dalam undang-undang nomor 20 siswa dalam kegiatan pembelajaran,
tahun 2003 Bab 2, pasal 3, tentang sistem sedangkan guru sebagai motivator
pendidikan nasional. dimaksudkan guru memotivator siswa agar
Pendidikan nasional berfungsi untuk implikasi pembelajaran mengarahkan pada
mengembangkan kehidupan dan membentuk pembelajaran efektif dan efisien.
watak serta peradaban bangsa, Kegiatan pembelajaran yang
mengembangkan potensi peserta didik agar dilakukan hendaknya mampu memberikan
menjadi manusia yang beriman dan rasa nyaman dan tenang pada siswa, karena
bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, pembelajaran yang menyenangkan dan
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, memberikan rasa nyaman pada diri siswa
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara akan memberikan ingatan yang
yang demokratis serta bertanggung jawab berkepanjangan dalam daya ingat siswa.
(UU NO 20 THN 2003: 6). Untuk mencapai Ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh
tujuan pendidikan tersebut, pemerintah guru akan diserap dengan baik oleh siswa
berusaha semaksimal mungkin membenahi apabila ilmu pengetahuan yang diterima oleh
kualitas maupun kuantitas di bidang siswa dari gurunya bukan bersifat hafalan
pendidikan. tetapi Ilmu pengetahuan tersebut melalui
Dunia pendidikan erat kaitannya sebuah proses pemahaman (Suparman,
dengan kegiatan pembelajaran. 2010).
Pembelajaran dalam hal ini dapat diartikan Pembelajaran yang menyenangkan
sebagai suatu upaya menciptakan kondisi diharapkan terjadi dalam pelaksanaan
yang memungkinkan siswa dapat belajar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
secara efektif. Kegiatan belajar efektif (IPA), karena Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
terlihat bahwa ada kegiatan memilih, merupakan suatu konsep pembelajaran alam
menetapkan dan mengembangkan metode dan mempunyai hubungan yang sangat luas
untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam terkait dengan kehidupan manusia. IPA
proses pembelajaran yang dilakukan oleh merupakan salah satu cabang ilmu
siswa dan guru. pengetahuan yang mendasari perkembangan
Guru dalam pelaksanaan pembelajaran teknologi maju dan konsep hidup harmonis
mempunyai tanggung jawab profesional dengan alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
untuk mewujudkan tujuan pendidikan berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
nasional. Pendidikan pada hakikatnya adalah fenomena alam secara sistematis, sehingga
usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
peserta didik melalui kegiatan pengajaran, pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
bimbingan guna peranannya di masa konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
mendatang. Guru perlu menyajikan tetapi juga merupakan suatu proses
pembelajaran yang menarik dan penemuan (Depdiknas, 2008).
menyenangkan bagi peserta didik agar IPA merupakan produk, proses, dan
terpenuhinya suatu kompetensi dan sikap ilmiah yang tak terpisahkan. Produk
profesionalisme guru dalam kegiatan berupa kumpulan pengetahuan yang terdiri
pembelajaran. atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-
Guru sangat berperan penting dalam prinsip IPA. Proses berupa langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, karena guru yang harus ditempuh untuk memperoleh
pengetahuan atau mencari penjelasan
bertanggungjawab terhadap tujuan-tujuan tentang gejala-gejala alam. Proses misalnya,
pembelajaran yang ingin dicapai secara pengamatan, mengklasifikasikan,
optimal. Selain sebagai tenaga pendidik dan merumuskan hipotesis, meramalkan,
pengajar tugas utama guru di sekolah adalah inferensi, komunikasi, eksperimen, dan
sebagai fasilitator sekaligus motivator. analisis rasional. Sikap ilmiah, misalnya
objektif dan jujur pada saat sedang pembelajaran merupakan cara yang
mengumpulkan dan menganalisis data. digunakan oleh seorang guru untuk
Dengan menggunakan proses dan sikap menunjang proses belajar siswa dengan pola
ilmiah itu, saintis memperoleh penemuan- dan kegiatan bertahap (Trianto, 2007).
penemuan atau produk-produk yang berupa Salah satu model yang dapat
fakta, konsep, prinsip, dan teori. Jadi pada digunakan untuk meningkatkan kemandirain
hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen dan prestasi belajar IPA yaitu penerapan
yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk model pembelajaran mandiri atau Self-
ilmiah. Ini berarti, IPA tidak hanya terdiri Directed Learning (SDL). Model Self-
atas kumpulan pengetahuan atau berbagai Directed Learning (SDL) menyebabkan
macam fakta yang dihafal, tetapi IPA siswa memiliki inisiatif, dengan atau tanpa
merupakan kegiatan atau proses aktif yang bantuan orang lain, untuk menganalisis
menggunakan pikiran dalam mempelajari kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan
gejala-gejala alam (Suastra, 2009). tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi
Temuan dilapangan yang berkenaan sumber-sumber belajar, memilih dan
dengan proses pembelajaran IPA melaksanakan strategi belajar yang sesuai
menunjukkan bahwa pendidik yang masih serta mengevaluasi prestasi belajarnya
berkutat pada pola pengajaran konvensional sendiri, Astawan (2010).
dan belum mau belajar untuk menciptakan Self-Directed Learning (SDL) adalah
kondisi belajar yang menyenangkan dan proses di mana siswa dilibatkan dalam
bermakna. Proses pembelajaran dengan pola mengidentifikasi apa yang perlu untuk
pengajaran konvensional lebih cenderung dipelajari dan menjadi pemegang kendali
hanya mengantarkan siswa untuk mencapai dalam menemukan dan mengorganisir
tujuan mengejar target kurikulum seperti jawaban. Hal ini berbeda dengan belajar
konsep-konsep penting, latihan soal dan tes sendiri di mana guru masih boleh
tanpa melibatkan siswa secara aktif. Oleh menyediakan dan mengorganisir material
karena itu, siswa kurang aktif dalam pendidikan, tetapi siswa belajar sendiri atau
mengikuti pelajaran sehingga berdampak berkelompok tanpa kehadiran guru
pada kemandirian dan prestasi belajar siswa. (Kirkman, 2007).
Kemandirian belajar siswa yang rendah akan Model SDL lebih menekankan pada
diikuti oleh prestasi belajar siswa yang keterampilan, proses dan sistem
rendah. dibandingkan pemenuhan isi dan tes.
Paradigma siswa yang semula hanya Melalui penerapan SDL, siswa diberikan
menerima apa yang diberikan oleh guru otonomi dalam mengelola belajarnya yang
dalam pembelajaran konvensional perlu nantinya mengarah pada kemandirian
diubah menjadi siswa sebagai penentu arah belajar. Kemandirian belajar (self-direction
pembelajaran agar terjadi peningkatan in learning) dapat diartikan sebagai sifat dan
kemandirian dan prestasi belajar IPA siswa. sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa
Peran siswa yang semula pasif menerima untuk melakukan kegiatan belajar secara
informasi dari gurunya harus diubah menjadi sendirian maupun dengan bantuan orang lain
lebih aktif dalam belajarnya. Siswa harus berdasarkan motivasinya sendiri untuk
dilibatkan dalam pengelolaan belajarnya di menguasai suatu kompetensi tertentu
samping melatih kemandirian siswa juga sehingga dapat digunakannya untuk
menjadikan siswa itu menjadi lebih memecahkan masalah yang dijumpainya di
bertanggung jawab terhadap belajarnya dunia nyata (Sunarto, 2008).
sendiri. Dalam hal ini perlu diterapkan suatu Model pembelajaran SDL akan
model pembelajaran yang dapat mendorong memberdayakan siswa bahwa belajar adalah
siswa agar aktif dan terlibat dalam setiap tanggung jawab mereka sendiri dan guru
kegiatan pembelajaran sehingga mampu hanya berperan sebagai fasilitator dalam
meningkatkan kemandirian belajar dan kegiatan pembelajaran sehingga proses
prestasi belajar IPA siswa. Model belajar yang dilakukan juga optimal yang
berimbas pada peningkatan kemandirian IPA siswa antara siswa yang mengikuti
belajar dan prestasi belajar IPA siswa. pembelajaran model Self- Directed Learning
Kegiatan pembelajaran dengan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
model Self-Directed Learning mampu konvensional. Namun, seberapa besar
mengukur beberapa aspek dalam belajar pengaruh model Self-Directed Learning
mandiri. Aspek yang diukur dalam terhadap kemandirian dan prestasi belajar
kemandirian belajar meliputi pengelolaan IPA siswa kelas VIII SMP N 3 Singaraja
diri (self-management), keinginan untuk belum dapat diungkapkan oleh karena itu,
belajar (desire for learning), dan kontrol diri peneliti memandang perlu untuk melakukan
(self-control). SDL juga akan kajian tentang model pembelajaran yang
memungkinkan siswa dalam mengatur paling efektif dalam upaya untuk
proses belajar dalam bentuk inisiatif diri, meningkatkan kemandirian dan prestasi
mandiri, pengaturan diri, eksplorasi diri. belajar IPA siswa, sehingga peneliti
Pembelajaran SDL akan memberikan memfokuskan penelitiannya dengan judul
kebebasan kepada siswa dalam kegiatan Pengaruh Model Self-Directed Learning
belajar untuk mengembangkan kemandirian Terhadap Kemandirian dan Prestasi Belajar
belajar dan mencapai prestasi belajar IPA IPA Siswa Kelas VIII SMP N 3 Singaraja.
yang optimal (Song, L., & Hill, J. R, 2007).
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran METODE PENELITIAN
dalam konteks SDL menekankan guru Penelitian ini merupakan penelitian
sebagai konsultan yang memberdayakan eksperimen semu (quasi eksperiment),
kemampuan belajar siswa. Dalam hal ini, dengan rancangan The Posttest-Only
guru dituntut lebih efektif dalam kegiatan Control-Group Desain. Menurut Sugiyono
pembelajaran sehingga mampu menjadikan (2012:72) penelitian eksperimen dapat
siswanya sebagai pebelajar yang mandiri. diartikan sebagai metode penelitian yang
Menurut Nugraheni (2007), karakteristik digunakan untuk mencari pengaruh
guru efektif antara lain mengakui dan perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
menghargai keunikan masing-masing siswa kondisi yang terkendalikan.
dengan cara mengakomodasi pemikiran Populasi adalah wilayah generalisasi
siswa, gaya belajar, tingkat perkembangan, yang terdiri atas objek, subyek yang
kemampuan, bakat, persepsi diri, serta mempunyai kualitas dan karakteristik
kebutuhan akademis dan non akademis tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
siswa. Selanjutnya guru yang efektif akan dipelajari dan kemudian ditarik
memulai pembelajaran dengan asumsi dasar kesimpulannya Sugiyono (2012:80).
bahwa semua siswa bersedia untuk belajar Selanjutnya Sugiyono juga menjelaskan
dengan sebaik-baiknya. sampel merupakan bagian dari jumlah dan
Pengimplementasian pembelajaran karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
SDL yang telah disesuaikan dengan Populasi dan sampel dalam penelitian ini
karakteristik ilmu pengetahuan alam adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3
menuntut siswa untuk terlibat aktif Singaraja tahun ajaran 2012/2013 yang
menggunakan proses sains dan kemampuan seluruhnya berjumlah 307 orang siswa
berpikir kreatif dan kritis untuk menemukan terdiri dari 144 orang siswa laki-laki dan 163
jawaban atas pertanyaan yang diajukan. orang siswa perempuan. Sampel penelitian
Dengan demikian penerapan model SDL berjumlah 120 orang siswa yang diperoleh
akan dapat meningkatkan pemahaman dan dengan melakukan uji kesetaraan pada
partisipasi siswa sehingga berujung pada masing- masing kelas terlebih dahulu. Uji
peningkatan kemandirian belajar dan kesetaraan dilakukan dengan menggunakan
prestasi belajar IPA yang dimiliki siswa. program SPSS 17.00 for windows dengan
Berdasarkan kajian empiris dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji
konseptual di atas, peneliti menduga terdapat kesetaraan diperoleh kelas VIII C dan kelas
perbedaan kemandirian dan prestasi belajar VIII E sebagai kelompok eksperimen
dan kelas VIII D dan kelas VIIII F sebagai belajar IPA berpedoman pada landasan
kelompok kontrol. kurikulum yang menyangkut tentang standar
Menurut Sugiyono (2012: 38) kompetensi, kompetensi dasar, aspek materi
variabel penelitian pada dasarnya merupakan dan indikator pembelajaran.
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang Sebelum instrumen ini digunakan
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari maka dilakukan uji validitas isi dan
sehingga diperoleh informasi tentang hal reliabilitas. Untuk menentukan validitas isi
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (content validity) dilakukan oleh judges.
Variabel bebas adalah variabel yang Instrumen yang telah dinilai oleh judgis
mempengaruhi atau menjadi sebab selanjutnya diuji cobakan di lapangan.
perubahan variabel terikat. Variabel bebas Tujuan dari pengujicobaan intrumen adalah
dalam penelitian ini adalah pembelajaran untuk menentukan validitas dan reliabilitas
dengan model Self-Directed Learning. instrumen, tingkat kesukaran dan daya beda
Sedangkan variabel terikat adalah variabel pada instrumen kemandirin dan prestasi
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat belajar IPA.
karena adanya variabel bebas. Variabel Uji coba validitas pada variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar dengan jumlah tes 35
kemandirian belajar dan prestasi belajar IPA. butir dan jumlah sampel 60. Hasil penelitian
Data pada penelitian ini dengan program microsoft excel pada taraf
dikumpulkan dengan metode pengumpulan signifikansi 5% adalah 5 soal dinyatakan
data yang disesuaikan dengan tuntunan data gugur dan 30 dinyatakan valid dengan
dari masing- masing rumusan permasalahan. reliabilitas 0,89. Soal yang dinyatakan gugur
Berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dibuang. Uji coba validitas pada variabel
pada penelitian ini maka ada dua jenis data prestasi belajar IPA dengan jumlah tes 40
yang diperlukan yakni kemandirian belajar butir dan jumlah sampel 60. Hasil penelitian
dan prestasi belajar IPA siswa. Oleh karena dengan program anates 4.09 pada taraf
itu, data penelitian kemandirian belajar dan signifikansi 5% adalah 10 soal dinyatakan
prestasi belajar IPA yang diperoleh harus gugur dan 30 dinyatakan valid dengan
valid dan reliabel. reliabilitas 0,79. Soal yang dinyatakan gugur
Data kemandirian belajar dalam dibuang. Data yang sudah dikumpulkan
pembelajaran IPA dikumpulkan ditabulasi rerata dan simpangan baku
menggunakan kuesioner. Aspek kemandirian menyangkut data kemandirian dan prestasi
belajar yang diukur diantaranya pengelolaan belajar IPA siswa. Analisis statistik yang
diri (self-management), keinginan belajar digunakan untuk menguji hipotesis adalah
(desire for learning), kontrol diri (self- menggunakan teknik MANOVA dengan taraf
control). Data prestasi belajar IPA signifikansi 0,05 berbantuan SPSS 17.00 for
dikumpulkan dengan memberikan tes windows.
prestasi balajar IPA dalam bentuk pilihan
ganda dengan empat pilihan (option). HASIL PENELITIAN DAN
Penelitian ini menggunakan PEMBAHASAN
instrumen sesuai dengan jenis dan sifat data Deskripsi data dikelompokakan
yang dicari. Kisi- kisi instrumen yang dibuat untuk menganalisis kecendrungan pertama
dengan mempertimbangkan karakteristik kemandirian belajar yang mengikuti
tiap data. Penyusunan kisi-kisi yang disusun pembelajaran model Self- Directed
untuk menjamin kelengkapan dan validitas Learning. Kedua prestasi belajar IPA yang
instrumen. Kisi- kisi instrumen kemandirian mengikuti pembelajaran dengan
belajar IPA dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan model Self- Directed
dengan mengacu pada grand teori Learning. Ketiga prestasi belajar yang
kemandirian belajar pada materi mengikuti pembelajaran konvensional.
pembelajaran IPA kelas VIII SMP N 3 Keempat prestasi belajar IPA yang
Singaraja. Kisi- kisi instrumen prestasi mengikuti pembelajaran konvensional.
A1Y1 : skor kemandirian belajar siswa yang mengikuti pembelajaran model Self Directed
Learning
A1Y2 : skor prestasi belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran model Self-Directed
Learning
A2Y1 : skor kemandirian belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
A2Y2 : skor prestasi belajar IPA siswa mengikuti pembelajaran konvensional.
belajar siswa yang mengikuti pembelajaran Dantes & A.A.I.N Marhaeni. 2012.
konvensional. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kedua, terdapat perbedaan prestasi (Implementasi dalam Perencanaan
belajar IPA yang signifikan antara siswa Pembelajaran, dan Evaluasi).
yang mengikuti model pembelajaran Self- Singaraja: Undiksha.
Directed Learning dengan siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional Dantes, 2012. Metode Penelitian.
konvensional diperoleh nilai F sebesar 29,54 Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
dan p < 0,05. Rata-rata prestasi belajar IPA
siswa yang mengikuti model pembelajaran Depdiknas, 2008. Panduan Pengembangan
Self-Directed Learning lebih tinggi dari Silabus Sekolah Menengah
prestasi belajar IPA siswa yang mengikuti Pertama Mata Pelajaran IPA.
pembelajaran konvensional. Jakarta: Depdiknas.
Ketiga, terdapat perbedaan
kemandirian belajar dan prestasi belajar IPA Jihad, A., & Haris, A. 2008. Evaluasi
secara simultan antara siswa yang mengikuti pembelajaran. Yogyakarta: Multi
model pembelajaran Self- Directed Learning Presindo.
dengan model pembelajaran konvensional
diperoleh nilai F sebesar 34,48 dan p < 0,05. Kirkman, S., Coughlin, K., & Kromrey, J.
Rata-rata kemandirian dan prestasi belajar 2007. Correlates of satisfaction and
IPA siswa yang mengikuti model success in self-directed learning:
pembelajaran Self-Directed Learning lebih relationships with school
tinggi dari kemandirian dan prestasi belajar experience, course format, and
IPA siswa yang mengikuti pembelajaran internet use. International Journal
konvensional. of Self-Directed Learning. 4(1). 39-
Saran dari hasil penelitian ini guna 52.
peningkatkan kualitas pembelajaran IPA
adalah sebagai berikut. Pertama kepada guru Marhaeni. 2007. Pembelajaran Inovatif dan
dalam mengembangkan model pembelajaran Asesmen Otentik dalam Rangka
Self-Directed Learning maka pengelolaan Menciptakan Pembelajaran yang
kelas agar lebih diefiktifkan guna Efektif dan Produktif (Makalah).
meningkatkan kemandirian dan prestasi Disajikan pada Lokakarya
belajar IPA siswa. Kedua kepada pengambil Penyusunan Kurikulum dan
kebijakan untuk mempertimbangkan Self- Pembelajaran Inovatif di Fakultas
Directed Learning sebagai model alternatif Pertanian Universitas Udayan,
dalam meningkatkan kemandirian dan tanggal 8-9 Desember 2007.
prestasi belajar IPA siswa. Ketiga kepada
peneliti lain yang ingin menerapkan model Nugraheni, E. 2007. Student Centered
Self- Directed Learning diharapkan Learning dan Implikasinya
melanjutkan penelitian dengan variabel yang Terhadap Proses Pembelajaran.
lain. Jurnal Pendidikan.
Astawan I Gede. 2010. Model-Model Song, L., & Hill, J. R. 2007. A conceptual
Pembelajaran Inovatif. Singaraja: model for understanding self-
Universitas Pendidikan Ganesha. directed learning in online
environments. Journal of Interactive
Online Learning. 6(1). 27-42