Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

93

Jurnal Gigi
(Majalah Kedokteran Gigi)
2020 Juni; 53(2): 93–98

Laporan penelitian

Hubungan umur dengan dimensi lengkung gigi anak Jawa

Atiek Driana Rahmawati,1, 2 Iwa Sutardjo Rus Sudarso,3 Dibyo Pramono4 dan Eggi Arguni51Program
Doktor, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada
2Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3Jurusan Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
4Departemen Kedokteran Gigi Preventif dan Kesehatan Masyarakat Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
5Departemen Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta - Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang: Bentuk dan dimensi lengkung gigi merupakan faktor fundamental dalam diagnosis ortodontik dan perencanaan perawatan.
Dimensinya akan bertambah, karena erupsi gigi, dan juga dipengaruhi oleh etnis, nutrisi, penyakit sistemik, faktor hormonal, dan jenis kelamin.
Banyak gigi yang erupsi pada anak usia 8-10 tahun.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan usia dengan dimensi lengkung gigi
anak Jawa dengan status gizi baik untuk pertimbangan perawatan ortodontik. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang
dengan 66 anak usia 8-10 tahun dengan hubungan dentoskeletal normal, dikelompokkan berdasarkan usia sebagai subjek. Setiap kelompok
terdiri dari 22 pasang model studi gigi, laki-laki dan perempuan. Ukuran panjang lengkung gigi anterior dan posterior diukur dengan digital
sliding caliper dari titik tengah antara gigi insisivus sentralis permanen kanan dan kiri tegak lurus terhadap inter-kaninus dan inter-molar. Lebar
diukur pada inter-kaninus dan inter-molar.Hasil: Uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan
panjang lengkung gigi rahang atas (p = 0,01, r = 0,31 untuk anterior, dan p = 0,043, r = 0,249 untuk posterior). Kesimpulan: Berdasarkan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara umur dengan panjang lengkung gigi anak Jawa usia 8-10 tahun dengan
status gizi baik khususnya pada panjang lengkung gigi rahang atas.

Kata kunci: panjang lengkungan; lebar lengkungan; anak-anak; lengkungan gigi; dimensi

Korespondensi: Atiek Driana Rahmawati, Program Doktor, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Jl. Denta No. 1, Sekip
Utara, Yogyakarta 55281, Indonesia. Email: atiek.driana@umy.ac.id

PENGANTAR Perubahan pertumbuhan kompleks dentokraniofasial yang


disebabkan oleh gizi buruk dapat tercermin dari berkurangnya
Pada pasien yang sedang tumbuh, perkembangan gigi dan maturasi ruang untuk erupsi gigi.4. Mack1 menyatakan hubungan yang
tulang banyak digunakan untuk menentukan waktu perawatan signifikan antara status berat badan, ditentukan oleh persentil
ortodontik dan pemilihan modalitas perawatan.1 Ukuran lengkung BMI, dan usia gigi dan kematangan tulang serviks. Persentil BMI
gigi akan bertambah karena erupsi gigi permanen. Hal ini dipengaruhi meningkat dengan meningkatnya perkembangan gigi dan
oleh lingkungan, nutrisi, genetik, ras, jenis kelamin, dan usia.2 Anak tulang. BMI adalah metode pengukuran dan perhitungan yang
usia 8-10 tahun berada pada periode gigi bercampur. Ada beberapa mudah, yang merupakan alat diagnostik yang paling banyak
erupsi gigi permanen yang menggantikan beberapa gigi sulung. Gigi digunakan untuk mengidentifikasi status gizi suatu populasi, dan
erupsi yang terjadi pada anak usia 8 tahun adalah gigi insisivus lateral biasanya menentukan apakah seseorang kurus, sehat, atau
rahang atas permanen; pada anak usia 9 tahun, mereka adalah gigi kelebihan berat badan.5
kaninus permanen rahang bawah, dan pada usia 10 tahun, mereka Lombardo dkk.6 menemukan bahwa lengkung gigi dapat dipengaruhi
adalah gigi premolar pertama rahang atas dan rahang bawah oleh etnis. Ukurannya, baik lebar maupun panjangnya, dapat dipengaruhi
permanen, dan juga gigi premolar kedua rahang atas permanen.3 oleh faktor genetik, dan pengaruhnya sangat terlihat pada perbedaan
ukuran antara rahang atas dan rahang bawah.7 NS

Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Nomor Akreditasi 32a/E/KPT/2017.
Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia dihttp://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKGDOI: 10.20473/
j.djmkg.v53.i2.p93–98
94 Rahmawati dkk./Lekuk. J. (Majalah Kedokteran Gigi) 2020 Juni; 53(2): 93–98

dimensi lengkung gigi tidak sama untuk setiap populasi etnis fraktur, atau karies proksimal. Kriteria eksklusi adalah
yang berbeda.8 Populasi etnis yang berbeda juga akan memiliki anak pernah atau sedang menjalani perawatan
perbedaan yang signifikan dalam ukuran gigi mereka.9 Suku Jawa ortodontik dan trauma wajah dengan gejala klinis. Kriteria
merupakan suku bangsa yang paling banyak penduduknya di eksklusi lainnya adalah mereka memiliki penyakit sistemik
Indonesia. Menurut Jacob, orang Jawa termasuk dalam suku dan memiliki radix atau karies/fraktur/atrisi yang
Deutero-Melayu yang memiliki ciri-ciri seperti lubang hidung melibatkan dinding proksimal dan bentuk anomali gigi
lebar dan alae nasi serta bibir tebal sedang.10 yang diukur.
Diagnosis dan perencanaan perawatan yang komprehensif Status gizi ditentukan berdasarkan Indeks Massa
merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan perawatan Tubuh (IMT) menurut umur, sebagaimana tertuang
ortodontik. Bentuk lengkung gigi dan dimensinya merupakan salah dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/
satu faktor fundamental dalam diagnosis.11 Dimensi lengkung gigi MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri
dijelaskan oleh lebar lengkung, panjang lengkung, dan perimeter Penilaian Status Gizi Anak,19 dan kriteria gizi baik
lengkung.12 Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi (normal) digunakan dalam penelitian ini. Berat badan
merupakan proses yang berkesinambungan dengan beberapa anak diukur menggunakan timbangan digital
perubahan selama periode perkembangan anak. Perubahan terjadi elektronik (QC Pass P: ES-BG00 DO01193281, kapasitas
pada semua dimensi secara terus menerus pada masa remaja hingga hingga 180 kg) yang diletakkan di atas permukaan
dewasa.13 Kondisi ini penting untuk menentukan diagnosis dan datar untuk mencatat berat badan. Ketinggian dicatat
perencanaan perawatan ortodontik, serta stabilitas pasca perawatan. dengan menggunakan pita pengukur biasa yang
14 Banyak penelitian tentang dimensi lengkung gigi terutama di dipasang di dinding. Anak itu lurus, bidang Frankfurt
Indonesia dan orang Jawa yang difokuskan pada orang dewasa.15–18 horizontal, dan bagian yang menekan kepala
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, diturunkan dengan lembut sampai menyentuh bagian
panjang lengkung gigi, dan lebar pada anak Indonesia Jawa usia 8-10 atas kepala anak itu. Subyek berusia 8-10 tahun
tahun untuk pertimbangan perawatan ortodontik. dengan status gizi baik dilakukan pengambilan
cetakan gigi menggunakan cetakan alginat (Aroma
fine plus set normal, GC Corporation, Tokyo, Jepang)
untuk mendapatkan model studi gigi yang
BAHAN DAN METODE dikelompokkan berdasarkan usia. Titik acuan
ditentukan untuk setiap model studi gigi untuk
Semua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yang mengukur dimensinya, baik untuk panjang dan lebar
melibatkan partisipan manusia telah disetujui oleh Komite lengkung gigi.
Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Menggunakan jangka sorong digital (Mitutoyo digimatic caliper, kode no. 573-721-20, model

Muhamadiyah Yogyakarta, No: 455/EP-FKIK-UMY/X/2018. no. NTD12-P6”M, serial no. 0000644, Jepang), panjang lengkung gigi diukur dari titik tengah antara

Penelitian ini bersifat observasional dan analitik dengan kanan dan kiri gigi insisivus sentral permanen tegak lurus dengan titik tengah garis yang

desain potong lintang, dilaksanakan di SDN Grogol, menghubungkan ujung cusp kanan-kiri gigi kaninus. Ukuran ini menghasilkan panjang lengkung

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Orang tua anterior. Kemudian panjang lengkung posterior diukur dari garis vertikal yaitu jarak dari tengah

subjek telah diberitahu tentang semua prosedur penelitian gigi seri tengah tegak lurus terhadap garis yang terbentuk antara ujung mesiobukal cusp molar

ini. Hanya anak-anak yang diizinkan oleh orang tuanya yang pertama kanan dan kiri. Lebar lengkung gigi anterior diukur dari lebar inter-kaninus, dan lebar

dapat menjadi subjek penelitian ini, dan informed consent lengkung gigi posterior diukur dari lebar inter-molar. Lebar antar kaninus diukur dari ujung cusp

telah diberikan oleh orang tua masing-masing anak. Subyek satu sisi ke ujung cusp sisi lainnya untuk masing-masing kaninus, dan lebar inter-molar diambil

penelitian ini diambil secara simple random sampling, dan dari cusp mesiobukal ujung kanan ke kiri. Pengukuran ini dilakukan di kedua lengkungan. Semua

besarnya sampel dihitung dengan menggunakan pengukuran dan penilaian semua parameter yang diperlukan dilakukan oleh satu operator untuk

rumus ini: n = ( ) ; n = jumlah sampel yang dibutuhkan; n


mengurangi kesalahan pengukuran. Model studi dinilai dua kali, dan pengukuran individu yang

= jumlah penduduk (154) 1; d = tingkat validitas yang dipilih berbeda lebih dari 0,1 mm diukur untuk ketiga kalinya untuk mengatasi perbedaan tersebut. Data

(d = 0,1). Besar sampel minimal adalah 61, dan dalam dianalisis dengan korelasi Pearson untuk mencari hubungan antara usia dan dimensi lengkung

penelitian ini jumlah subjek adalah 66 anak, laki-laki dan gigi (Gambar 1) anak Indonesia Jawa dengan status gizi baik. Pengukuran ini dilakukan di kedua

perempuan. lengkungan. Semua pengukuran dan penilaian semua parameter yang diperlukan dilakukan oleh

Kriteria inklusi adalah anak Jawa (sampai filial satu operator untuk mengurangi kesalahan pengukuran. Model studi dinilai dua kali, dan

2, keturunan Jawa), usia 8–10 tahun, status gizi baik, pengukuran individu yang berbeda lebih dari 0,1 mm diukur untuk ketiga kalinya untuk mengatasi

oklusi normal, overjet dan overbite 2–4 cm, dan posisi gigi perbedaan tersebut. Data dianalisis dengan korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara

normal pada titik kontak dan permukaan kontak. usia dan dimensi lengkung gigi (Gambar 1) anak Indonesia Jawa dengan status gizi baik.

Sedangkan kriteria subjek lainnya adalah anak berusia 8 Pengukuran ini dilakukan di kedua lengkungan. Semua pengukuran dan penilaian semua

tahun yang telah erupsi gigi insisivus sentralis permanen parameter yang diperlukan dilakukan oleh satu operator untuk mengurangi kesalahan

rahang atas dan insisivus lateral rahang bawah, usia 9 pengukuran. Model studi dinilai dua kali, dan pengukuran individu yang berbeda lebih dari 0,1

tahun yang telah erupsi gigi insisivus lateral permanen mm diukur untuk ketiga kalinya untuk mengatasi perbedaan tersebut. Data dianalisis dengan

rahang atas, dan usia 10 tahun yang gigi kaninus korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara usia dan dimensi lengkung gigi (Gambar 1)

permanen rahang bawahnya telah erupsi. telah meletus. anak Indonesia Jawa dengan status gizi baik.

Gigi yang diukur harus bebas dari restorasi,

Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Nomor Akreditasi 32a/E/KPT/2017.
Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia dihttp://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKGDOI: 10.20473/
j.djmkg.v53.i2.p93–98
Rahmawati dkk./Lekuk. J. (Majalah Kedokteran Gigi) 2020 Juni; 53(2): 93–98 95

HASIL

Studi hubungan umur dan dimensi lengkung gigi anak


Indonesia Jawa usia 8-10 tahun dilakukan dengan mengukur
panjang dan lebar lengkung gigi anterior dan posterior
rahang atas dan rahang bawah, dan data dianalisis dengan
korelasi Pearson. Statistik deskriptif (rata-rata, standar
deviasi) panjang dan lebar lengkung gigi anterior dan
posterior pada rahang atas dan rahang bawah ditunjukkan
pada Tabel 1. Rerata panjang lengkung gigi anterior dan
posterior rahang atas meningkat pada semua kelompok
umur (Tabel 1) , dan analisis korelasi menunjukkan bahwa
ada korelasi lemah yang signifikan antara usia dan panjang
Gambar 1. Dimensi lengkung gigi. Panjang lengkung gigi anterior lengkung gigi anterior rahang atas (p = 0,011; r = 0,31) dan
(A); panjang lengkung gigi posterior (B); lebar lengkung panjang lengkung gigi posterior (p = 0,043; r = 0,249) (Tabel
gigi anterior (C); lebar lengkung gigi posterior (D). 2). Rata-rata dari gigi anterior rahang atas

Tabel 1. Rerata ± SD panjang dan lebar lengkung gigi rahang atas dan bawah pada anak Jawa usia 8-10 tahun

Lengkungan gigi rahang atas Lengkungan gigi mandibula


Usia
panjang (cm) lebar (cm) panjang (cm) lebar (cm)
(bertahun-tahun)

anterior posterior anterior posterior anterior posterior anterior posterior

8 7.17 ± 1.10 29,88 ± 1,94 33,34 ± 2,34 52,23 ± 2,08 4,03 ± 1,03 24,95 ± 2,14 27,32 ± 2,09 46,46 ± 1,96

9 7,37 ± 1,26 30.22 ± 2.27 32,74 ± 1,76 52,81 ± 2,31 4,51 ± 1,04 24,77 ± 2,75 26,28 ± 2,09 45,69 ± 1,97

10 8.08 ± 1.20 31,67 ±3,47 34,23 ± 1,65 53,40 ± 2,37 4,49 ± 1,21 25,12 ± 1,76 26,95 ± 1,75 46,03 ± 2,47

Meja 2. Korelasi antara usia dan panjang lengkung gigi rahang atas

Gigi anterior rahang atas Gigi posterior rahang atas


Usia
panjang lengkungan panjang lengkungan

Koefisien korelasi 1 0,578 0.310


anterior rahang atas
Sig. (2-ekor) 0,000 0,011
panjang lengkung gigi
n 66 66 66
Koefisien korelasi 0,578 1 0.249
posterior rahang atas
Sig. (2-ekor) 0,000 0,043
panjang lengkung gigi
n 66 66 66
Koefisien korelasi 0.310 0.249 1
Usia Sig. (2-ekor) 0,011 0,043
n 66 66 66

Tabel 3. Korelasi antara usia dan lebar lengkung gigi rahang atas

Gigi anterior rahang atas Gigi posterior rahang atas


Usia
lebar lengkungan lebar lengkungan

Korelasi Pearson 1 0,369 0,187


anterior rahang atas
Tanda tangan. (2-ekor) 0,002 0,133
lebar lengkung gigi
n 66 66 66
Korelasi Pearson 0,369 1 0.211
posterior rahang atas
Tanda tangan. (2-ekor) 0,002 0,089
lebar lengkung gigi
n 66 66 66
Korelasi Pearson 0,187 0.211 1
Usia Tanda tangan. (2-ekor) 0,133 0,089
n 66 66 66

Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Nomor Akreditasi 32a/E/KPT/2017.
Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia dihttp://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKGDOI: 10.20473/
j.djmkg.v53.i2.p93–98
96 Rahmawati dkk./Lekuk. J. (Majalah Kedokteran Gigi) 2020 Juni; 53(2): 93–98

Lebar lengkung rahang meningkat dari usia 8 tahun menjadi 10 perbedaan panjang dan lebar lengkung gigi antara anak usia
tahun, dan terjadi juga pada bagian posterior (Tabel 1). Ada 8, 9, dan 10 tahun. Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi
korelasi yang signifikan antara lebar lengkung gigi anterior peningkatan panjang lengkung gigi anterior dan posterior,
rahang atas dan rahang atas posterior (p = 0,002; r = 0,37), tetapi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Hasil ini
lebar lengkung gigi anterior rahang atas dan rahang posterior sesuai dengan penelitian Bisara et al., yang menyatakan
tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan usia (Tabel 3). bahwa pada anak usia 3–13 tahun, panjang lengkung rahang
atas meningkat secara signifikan, dan sebaliknya
Rerata panjang lengkung gigi anterior mandibula peningkatan panjang lengkung rahang bawah selesai 8
meningkat dari umur 8 sampai 10 tahun, dan hal ini tahun.20 Tabel 2 menunjukkan korelasi antara panjang
terjadi juga pada posterior dari umur 8 sampai 10 tahun, lengkung gigi anterior dan posterior rahang atas (p < 0,05; r =
tetapi terjadi penurunan lebar lengkung gigi anterior dan 0,578). Tabel ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan
posterior mandibula. Korelasi yang signifikan antara antara usia dengan panjang lengkung gigi anterior dan
panjang lengkung gigi anterior dan posterior mandibula posterior rahang atas.
(p = 0,024; r = 0,277) dapat dilihat pada Tabel 4, dan Koefisien korelasi bernilai positif; yang menunjukkan
korelasi yang signifikan antara lebar lengkung gigi hubungan antara dua variabel di mana kedua variabel
anterior dan posterior mandibula (p = 0,014; r = 0,301) bergerak dalam arah yang sama. Semakin bertambahnya
dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 juga menunjukkan usia maka panjang lengkung gigi rahang atas juga akan
bahwa ada nilai negatif untuk koefisien korelasi Pearson bertambah. Peningkatan ukuran lengkung gigi ini disebabkan
antara lebar dan usia lengkung gigi anterior (r = 0,075) oleh perubahan pada usia ini gigi sulung menjadi gigi
dan posterior (r = 0,082), tetapi p > 0,05, yang permanen, yang mengambil lengkung gigi yang lebih besar;
menunjukkan bahwa korelasinya tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena ukuran mesiodistal gigi permanen
lebih besar dari ukuran mesiodistal gigi sulung. Itu didukung
oleh Foster21yang menyatakan bahwa ukuran mesiodistal gigi
DISKUSI permanen lebih besar dari ukuran mesiodistal gigi sulung.
Panjang lengkung gigi anterior rahang atas bertambah
Perkembangan lengkung gigi merupakan proses yang berkesinambungan karena erupsi gigi anterior permanen. Usia 8-10 tahun
dengan beberapa perubahan selama periode perkembangan campuran. merupakan usia erupsi gigi insisivus lateral rahang atas yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berdampak pada peningkatan ukuran lengkung gigi anterior.

Tabel 5. Korelasi antara usia dan lebar lengkung gigi rahang bawah

Gigi anterior mandibula Gigi posterior mandibula


Usia
lebar lengkungan lebar lengkungan

Korelasi Pearson 1 0.301 0,075


Mandibula anterior
Tanda tangan. (2-ekor) 0,014 0,551
lebar lengkung gigi
n 66 66 66
Mandibula Korelasi Pearson 0.301 1 0,082
gigi posterior Tanda tangan. (2-ekor) 0,014 0,512
lebar lengkungan n 66 66 66
Korelasi Pearson 0,075 0,082 1
Usia Tanda tangan. (2-ekor) 0,551 0,512
n 66 66 66

Tabel 4. Korelasi antara usia dan panjang lengkung gigi rahang bawah

Gigi anterior mandibula Gigi posterior mandibula


Usia
panjang lengkungan panjang lengkungan

Korelasi Pearson 1 0.277 0,170


Mandibula anterior
panjang lengkung gigi
Tanda tangan. (2-ekor) 0,024 0,172
n 66 66 66
Korelasi Pearson 0.277 1 0,030
Mandibula posterior
panjang lengkung gigi
Tanda tangan. (2-ekor) 0,024 0,813
n 66 66 66
Korelasi Pearson 0,170 0,030 1
Usia Tanda tangan. (2-ekor) 0,072 0,813
n 66 66 66

Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Nomor Akreditasi 32a/E/KPT/2017.
Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia dihttp://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKGDOI: 10.20473/
j.djmkg.v53.i2.p93–98
Rahmawati dkk./Lekuk. J. (Majalah Kedokteran Gigi) 2020 Juni; 53(2): 93–98 97

Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Artinya terdapat hubungan terbalik antara variabel-variabel
oleh Ogodescu et al., yang menyatakan bahwa erupsi gigi tersebut, dimana keduanya bergerak berlawanan arah:
insisivus sentralis permanen, insisivus lateral permanen, dan semakin bertambahnya usia maka lebar lengkung gigi
kaninus permanen dapat menyebabkan pertambahan panjang rahang bawah semakin mengecil. Namun nilai p > 0,05; ini
lengkung gigi anterior.22 Hasil ini sesuai dengan penelitian menunjukkan bahwa korelasi tidak signifikan. Baik lebar
Thilander, yang menyatakan bahwa ada beberapa peningkatan lengkung gigi anterior maupun posterior mandibula tidak
panjang lengkung gigi anterior dan posterior mandibula dan hal memiliki korelasi yang signifikan dengan usia. Dalam
ini dapat disebabkan oleh perubahan gigi kaninus sulung penelitian Louly, ada sedikit peningkatan yang tidak
menjadi gigi kaninus permanen karena kaninus permanen signifikan untuk lebar inter-kaninus rahang atas dan
mesiodistal lebih besar. lebih besar dari kaninus sulung, dan penurunan lebar antar-kaninus rahang bawah. Perbedaan ini
karena erupsi gigi insisivus dalam posisi proklinasi.13 bisa terkait dengan variasi genetik atau etnis.26 Berdasarkan
Pada anak usia 8 tahun terdapat gigi kaninus sulung yang hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
ukurannya lebih kecil dari gigi kaninus permanen. Pada positif antara usia dengan dimensi lengkung gigi anak Jawa
usia 9 tahun gigi kaninus permanen mandibula telah dengan status gizi baik. Hubungan ini terutama pada panjang
erupsi dan bergerak dengan cepat, sehingga jarak antar lengkung gigi rahang atas, dan korelasinya lemah.
kaninus rata-rata meningkat pada usia ini karena ukuran
gigi permanen lebih besar dari kaninus sulung.8 Rerata
panjang lengkung gigi anterior mandibula meningkat REFERENSI
dengan bertambahnya usia antara 8 dan 10 tahun, dan
itu terjadi di posterior dari 8 hingga 10 tahun juga. 1. Mack KB, Phillips C, Jain N, Koroluk LD. Hubungan antara persentil
indeks massa tubuh dan maturasi tulang dan perkembangan gigi
Hubungan yang signifikan antara panjang lengkung gigi pada pasien ortodontik. Am J Orthod Dentofac Orthop. 2013;
anterior dan posterior mandibula (p = 0,024; r = 0,277) 143(2): 228–34.
dapat dilihat pada Tabel 4. 2. Alam MK hurshee., Shahid F, Purmal K, Ahmad B, Khamis MF adhl. Rasio
Lebar lengkung rahang atas anterior dan posterior ukuran gigi Bolton dan hubungannya dengan lebar lengkung, panjang
lengkung dan perimeter lengkung: studi cone beam computed
meningkat pada usia ini (Tabel 1). Kondisi tersebut sesuai
tomography (CBCT). Acta Odontol Scan. 2014; 72(8): 1047–53.
dengan hasil penelitian Thilander yang menyatakan bahwa 3. Dekan JA, Jones JE, Walker Vinson LQA. Kedokteran gigi McDonald
pada rahang atas terjadi peningkatan lebar lengkung rahang dan Avery untuk anak dan remaja. edisi ke 10 St. Louis: Mosby
yang tercatat hingga usia 16 tahun, terutama antara 5 dan 10 Elsevier; 2015. hal. 349–74.
4. Khan SH, Hasan MN, Anjum S, Rafique T. Apakah ada
tahun.13 Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Heikinheimo
hubungan antara maloklusi dengan pola gizi anak. Update
et al., yang menyatakan bahwa lebar kaninus rahang atas Dent Coll J. 2015; 4(2): 9–13.
meningkat dari usia 7 hingga 12 tahun, dan peningkatan 5. Al-Refeidi E, Gammash M, Hameed MS, Sadatullah S, Togoo RA.
tersebut berlanjut hingga usia 15 tahun.23 Ini mungkin terjadi Crowding, spacing dan gigi tertutup pada gigi sulung dan
hubungannya dengan BMI pada anak-anak Saudi. Sch J Dent Sci.
karena perbedaan ukuran gigi kaninus sulung dan
2016; 3(12): 312–6.
permanen.24 Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6. Lombardo L, Coppola P, Siciliani G. Perbandingan bentuk lengkung gigi
hubungan antara lebar lengkung gigi anterior dan posterior dan alveolar antara kelompok etnis yang berbeda. Int Ortod. 2015;
rahang atas (p = 0,002; r = 0,37), tetapi lebar lengkung gigi 13(4): 462–88.
7. SvalkauskienĖ V, Smigelska K, SalomskienĖ L, AndriuSkeviCSayaüTĖ
anterior dan posterior rahang atas tidak memiliki hubungan
SAYA,SalomskienĖ A, Vasiliauska A, Sidlauskas A. Perkiraan heritabilitas
yang bermakna dengan usia (Tabel 3). Hasil ini sesuai dengan parameter lengkung gigi pada kembar Lituania. Stomatol Balt Dent
penelitian Skripsa el al. yang menyatakan bahwa terdapat Maxillofac J. 2015; 17: 3–8.
hubungan yang signifikan antara lebar inter-kaninus dan 8. Lee KJ, Trang VTT, Bayome M, Park JH, Kim Y, Kook YA.
Perbandingan bentuk lengkung mandibula pasien Korea dan
lebar inter-molar.25
Vietnam dengan menggunakan titik sumbu wajah pada model
Lebar lengkung anterior dan posterior mandibula menurun tiga dimensi. Korea J Orthod. 2013; 43(6): 288–93.
dengan usia antara 8 dan 10 tahun (Tabel 1). Hal ini sejalan 9. Laba WR, Bidang HW, Sarver DM. Ortodontik kontemporer. edisi
dengan hasil penelitian Sinclair et al., sebagaimana dikutip Loulyi ke-4 St Louis-Missouri: Mosby Elsevier; 2007. hal. 24-94.
10. Jacob T. Beberapa pokok masalah tentang hubungan antara ras
et al., yang menemukan adanya penurunan lebar inter-kaninus
dan penyakit di Indonesia. Berkala Ilmu Kedokteran. 1978; 10(2):
mandibula antara gigi geligi campuran dan permanen awal.26 105–14.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Thilander yang menyatakan 11. Alam MK, Noor MIM, Tajuddin MF, Basri R, Purmal K, Rahman SA.
bahwa gigi geraham pertama permanen rahang bawah akan Perbandingan variasi ukuran gigi dan dimensi lengkung pada
subjek Melayu Malaysia dan Tionghoa Malaysia dengan torus
bergeser ke mesial, mengakibatkan penurunan kedalaman dan
palatinus. Int Med J. 2014; 21(2): 184–7.
lebar lengkung gigi.13 Hubungan yang signifikan antara lebar 12. Howe RP, McNamara JA, O'Connor KA. Pemeriksaan gigi berjejal
lengkung gigi anterior dan posterior mandibula (p = 0,014; r = dan hubungannya dengan ukuran gigi dan dimensi lengkung. NS
0,301) dapat dilihat pada Tabel 5. Hubungan ini didukung oleh J Ortod. 1983; 83(5): 363–73.
13. Thilander B. Perkembangan dentoalveolar pada subjek dengan oklusi
hasil penelitian dari Skripsa et al. yang mengatakan bahwa lebar
normal. Sebuah studi longitudinal antara usia 5 dan 31 tahun.
antar-kaninus dan antar-molar menunjukkan hubungan yang Eur J Orthod. 2009; 31: 109–20.
signifikan.25 Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien korelasi 14. Al-Khatib A, Rajion ZA, Masudi SM, Hassan R, Anderson PJ,
Pearson antara lebar dan usia lengkung gigi anterior dan Townsend GC. Ukuran gigi dan dimensi lengkung gigi: studi
stereofotogrametri di Melayu Asia Tenggara. Ortod
posterior mandibula memiliki nilai negatif. Dia
Craniofacial Res. 2011; 14(4): 243–53.

Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Nomor Akreditasi 32a/E/KPT/2017.
Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia dihttp://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKGDOI: 10.20473/
j.djmkg.v53.i2.p93–98
98 Rahmawati dkk./Lekuk. J. (Majalah Kedokteran Gigi) 2020 Juni; 53(2): 93–98

15. Erliera, Alamsyah RM, Harahap NZ. Hubungan status gizi dengan 20. Bishara SE, Jakobsen JR, Treder T, Nowak A. Panjang lengkungan berubah dari
kasus gigi berjejal pada murid SMP Kecamatan Medan Baru. 6 minggu menjadi 45 tahun. Ortod Sudut. 1998; 68(1): 69–74.
Dentika Dent J. 2015; 18(3): 242–6. 21. Pembina TD. Buku ajar ortodonsi. edisi ke-3 Jakarta: EGC; 2016. hal. 48–
16. Ardani IGAW, Kannayyah D, Triwardhani A. Hubungan bentuk 67.
lengkung rahang atas dan rahang bawah dengan rasio ukuran 22. Ogodescu AE, Tudor A, Szabo K, Daescu C, Bratu E, Ogodescu A. Perubahan
gigi pada pasien maloklusi etnis Jawa. J Int Oral Heal. 2019; 11(2): longitudinal lengkung gigi pada anak-anak yang sedang tumbuh. Jurnalul
75. Pediatrului. 2011; XIV (55–56): 12–7.
17. Park SJ, Leesungbok R, Song JW, Chang SH, Lee SW, Ahn SJ. Analisis 23. Heikinheimo K, Nystrom M, Heikinheimo T, Pirttiniemi P, Pirinen
dimensi dan bentuk lengkung gigi rahang atas dan bawah pada S. Lebar lengkung gigi, overbite, dan overjet pada populasi
dewasa muda Korea. J Adv Prostodontik. 2017; 9(5): 321–7. Finlandia dengan oklusi normal antara usia 7 dan 32 tahun. Eur J
Orthod. 2012; 34(4): 418–26.
18. Rieuwpassa IE, Toppo S, Haerawati SD. Perbedaan ukuran dan 24. Salzmann JA. Praktek ortodontik. Philadelphia: Perusahaan JB
bentuk lengkung gigi antara laki-laki dan perempuan suku Bugis, Lippincott; 1966. hal. 1074.
Makassar, dan Toraja. J Dentomaxillofacial Sci. 2012; 11(3): 156– 25. Skripsa TH, Rizal MF, Sutadi H, Budiardjo SB, Soetopo MS, Indriati
60. IS, Fauziah E, Wahono NA. Hubungan antara lebar intermolar,
19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri intercanine, dan intergonion pada anak usia 6-9 tahun. J Phys
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010 Conf Ser. 2018; 1073(2): 022010.
tentang Standar Penilaian Antropometri Penilaian Status Gizi 26. Louly F, Nouer PRA, Janson G, Pinzan A. Dimensi lengkung gigi pada gigi
Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011. bercampur: sebuah penelitian terhadap anak-anak Brasil dari usia 9
hal. 5, 19–20, 37–8. hingga 12 tahun. J Appl Oral Sci. 2011; 19(2): 169–74.

Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) p-ISSN: 1978-3728; e-ISSN: 2442-9740. Nomor Akreditasi 32a/E/KPT/2017.
Buka akses di bawah lisensi CC-BY-SA. Tersedia dihttp://e-journal.unair.ac.id/index.php/MKGDOI: 10.20473/
j.djmkg.v53.i2.p93–98

Anda mungkin juga menyukai