Anda di halaman 1dari 37

RELIABILITAS

INSTRUMEN TES
Reliabel
 Suatu instrumen yang baik harus valid dan reliabel.
 Reliabilitas suatu instrumen menunjuk kepada ketepatan, konsistensi, atau
stabilitas instrumen.
 Contoh:
 Pada Agustus 2017, seorang pendidik menggunakan instrumen inteligensi pada
peserta didik. Setelah diskor ternyata: A = 130, B = 120
 Sebulan kemudian, peserta didik yang sama diukur lagi dg instrumen yg sama,
ternyata skornya: A = 132 dan B = 121.
 Dari uji statistik, ternyata tidak berbeda secara berarti atau skor mereka
mempunyai korelasi yang tinggi.
 Maka instrumen itu memiliki reliabilitas yang tinggi.
Faktor-faktor yg mempengaruhi reliabilitas
1. Konstruksi item yg tdk tepat, sehingga tdk mempunyai daya beda yang
kuat.
2. Panjang/pendeknya instrumen
3. Evaluasi yg subjektif akan menurunkan reliabilitas
4. Ketidaktepatan waktu yg diberikan
5. Kemampuan yg ada dalam kelompok
6. Luas/tidaknya sampel yg diambil
7. Kondisi dan situasi pada pengadministrasian alat ukur
8. Jarak waktu pengadministrasian instrumen periode pertama dan
selanjutknya
9. Subjek yg secara aktual berubah dari satu periode instrumen ke periode
berikutnya.
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil
belajar bentuk uraian
 Rumus Alpha
𝑛 𝑆𝑖 2
 𝑟11 = 𝑛−1
1− 𝑆𝑡 2

 Ket:
 𝑟11 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑠
 n = Banyaknya butir item yg dikelurkan dalam tes
 𝑆𝑖 2 = Jumlah varian skor dari tiap butir item
 𝑆𝑡 2 = Varian Total
 1 = Bilangan konstan
 𝑆𝑖 2 , diperoleh dg menggunakan rumus, misalnya tes uraian yg akan
ditentukan reliabilitasnya terdiri dari 5 butir item, maka 𝑆𝑖 2 diperoleh
dg menjumlahkan varian dari item nomor 1 – 5:
 𝑆𝑖 2 =𝑆𝑖1 2 +𝑆𝑖2 2 +𝑆𝑖3 2 +𝑆𝑖4 2 +𝑆𝑖5 2
 𝑆𝑖1 2 , 𝑆𝑖2 2 , 𝑆𝑖3 2 , 𝑆𝑖4 2 , 𝑆𝑖5 2 diperoleh dg menggunakan rumus:
2
2 ( 𝑋𝑖1 )
𝑋𝑖1 − 𝑁
 𝑆𝑖1 2 = 𝑁

 Dst..
Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas
tes (r11)
1. Apabila 𝒓𝟏𝟏 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil
belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabilitas yang tinggi (= reliabel)

2. Apabila 𝒓𝟏𝟏 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang
diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (=
un-reliabel)
Contoh
Langkah pertama:
Menjumlah skor yg dicapai oleh masing2 testee
Skor utk butir item nomor (n)
Testee (N) 𝑋𝑡 𝑋𝑡 2
1 2 3 4 5

A 8 6 7 7 6 34 1156

B 7 6 6 5 6 30 900

C 4 4 3 5 4 20 400

D 6 5 5 5 6 27 729

E 5 5 4 5 4 23 529

Total 30 26 25 27 26 134 3714

N=5
Dik: 𝑋𝑖1 = 30, 𝑋𝑖2 = 26, 𝑋𝑖3 = 25, 𝑋𝑖4 = 27, 𝑋𝑖5 = 26,
Sedangkan, 𝑋𝑡 = 134, 𝑋𝑡 2 = 3714.
Langkah Kedua:
Menghitung jumlah kuadrat item 1 - 5

 𝐽𝐾𝑖𝑡𝑒𝑚 1 = 82+72 + 42 + 62 + 52= 64+49+16+36+25 = 190


 𝐽𝐾𝑖𝑡𝑒𝑚 2 = 62+62 + 42 + 52 + 52= 36+36+16+25+25 = 138
 𝐽𝐾𝑖𝑡𝑒𝑚 3 = 72+62 + 32 + 52 + 42= 49+36+9+25+16 = 135
 𝐽𝐾𝑖𝑡𝑒𝑚 4 = 72+52 + 52 + 52 + 52= 49+25+25+25+25 = 149 𝑋𝑖1 2 −
( 𝑋𝑖1 )
2

 𝐽𝐾𝑖𝑡𝑒𝑚 5 = 62+62 + 42 + 62 + 42 = 36+36+16+36+16 = 140 𝑆𝑖1 2 = 𝑁


𝑁

(25)2
135−
Langkah ketiga: 𝑆𝑖3 2 = 5 5 =
135−125
= 2,00
5
(27)2
(30)2
190− 5 2 149− 5 149−145,8
2
𝑆𝑖1 = =
190−180
= 2,00 𝑆𝑖4 = 5 = = 0,64
5 5 5

(26)2 (26)2
2 138− 5 138−135,2 140− 140−135,2
𝑆𝑖2 = 5 = 5
= 0,56 𝑆𝑖5 2 = 5 5 = = 0,96
5

𝑆𝑖 2 =𝑆𝑖1 2 +𝑆𝑖2 2 +𝑆𝑖3 2 +𝑆𝑖4 2 +𝑆𝑖5 2


Langkah keempat: = 2,00 + 0,56 + 2,00 + 0,64 + 0,96
= 6,16
Langkah kelima:
2
2 ( 𝑋 ) (134)2
2 𝑋𝑡 − 𝑁𝑡 3714− 5 3714−3591,2 122,8
 𝑆𝑡 = = = = = 24,56
𝑁 5 5 5

Langkah keenam:
𝑛 𝑆𝑖 2
𝑟11 = 1− KESIMPULAN:
𝑛−1 2
𝑆𝑡 Dengan koefisien reliabilitas (𝑟11) = 0,94,
=
5
1 − 24,56
6,16 𝑟11 > 0,70, maka dapat disimpulkan bahwa
5−1 tes hasil belajar itu telah memiliki kualitas
= (1,25)(1-0,251) yang baik.
= 1,25 x 0,749
= 0,93625
= 0,94 (pembulatan)
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil
belajar bentuk obyektif
Ada tiga pendekatan dalam pengujian reliabilitas bentuk obyektif:
1. Pendekatan Single Test – Single Trial (Single test – Single Trial Method)
2. Pendekatan Test – Retest (Single Test – Double Trial Method)
3. Pendekatan AlternatDouble Test – Double Trial Methode Form (Double
Test – Double Trial Method)
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

1. Pendekatan Single Test – Single Trial (Single test – Single Trial Method)

a. Formula Spearman – Brown


b. Formula Flanagan
c. Formula Rulon
d. Formula Kuder-Richardson
e. Formula C. Hoyt
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

1. Pendekatan Single Test – Single Trial (Single test – Single Trial Method)
a. Formula Spearman – Brown
2𝑟11
2𝑟ℎℎ
𝑟𝑡𝑡 = atau 𝑟11 = 22
1+𝑟ℎℎ 1+𝑟11
22

Ket:
𝑟𝑡𝑡 dan 𝑟11 =koefisien reliabilitas tes secara total (total tes)
𝑟ℎℎ dan 𝑟11 = koefisien korelasi product moment antara separoh
22
(bagian pertama) tes, dg separoh (bagian kedua) dr tes tsb (hh =
half-half)
1 & 2 = bilangan konstan
𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑟ℎℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟11 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟𝑥𝑦 =
22 2 2
𝑁 𝑋 2 − ( 𝑋) 𝑁 𝑌 2 − ( 𝑌)

Ket:
N = Jumlah subyek (sampel/testee
X = Skor-skor hasil tes pada separoh belahan pertama
Y = Skor-skor hasil tes pada separoh belahan kedua
𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑟ℎℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟11 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟𝑥𝑦 =
22 2 2
𝑁 𝑋 2 − ( 𝑋) 𝑁 𝑌 2 − ( 𝑌)
Kesimpulan:
𝑟11 = 0,84 > 0,70
Dgn demikian tes hasil
belajar dinyatakan
memiliki reliabilitas tinggi
Model Belahan Kiri dan Kanan
skor-skor item separoh bagian kiri, nomor skor-skor item separoh bagian kanan, nomor
Siswa jumlah Siswa jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
B 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 7 B 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 8
C 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 4 C 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 5
D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
E 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6 E 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9
F 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 6 F 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6
G 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 7 G 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 7
H 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 6 H 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 7
I 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 I 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 7
J 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 J 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 9
K 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 K 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7
L 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 L 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8
M 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 8 M 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10
N 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5 N 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6
O 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 O 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
P 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 P 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Q 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 6 Q 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9
R 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6 R 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6
S 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 S 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6
T 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 T 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10
U 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 U 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
V 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8 V 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 7
W 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 W 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 8
X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Y 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 Y 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6
SX = 195 SY = 206
Perhitungan untuk mendapatkan 𝑟𝑥𝑦 =
𝑟ℎℎ = 𝑟11
22
N = 25, SX = 195, SY = 206, SXY = 1709,
S𝑋 2 = 1659, S𝑌 2 = 1800
𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑟ℎℎ =
2 2
𝑁 𝑋 2 − ( 𝑋) 𝑁 𝑌 2 − ( 𝑌)

25 1709 −(195)(206)
=
25 1659 −1952 25 1800 −2062

427245−40170
=
(41475−38025)(45000−42436)
2555
= 2974,188965 = 0,859

2𝑟11
2𝑥0,859 1,718
maka, 𝑟11 = 1+𝑟22 = = 1,858
11 1+0,859
22
= 0,92415277 = 0,924
Kesimpulan:
.....?
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

1. Pendekatan Single Test – Single Trial (Single test – Single Trial Method)
b. Formula Flanagan

𝑆1 2 + 𝑆2 2
𝑟11 = 2 1 −
𝑆𝑡 2

Ket:
 𝑟11 =koefisien reliabilitas tes scr totalitas
 2 dan 1 = bilangan konstan
 𝑆1 2 = jumlah kuadrat deviasi (=varian) dari skor-skor hasil tes yg termasuk
pada belahan I
 𝑆2 2 = jumlah kuadrat deviasi (=varian) dari skor-skor hasil tes yg termasuk
pada belahan II
 𝑆𝑡 2 = jumlah kuadrat totaldeviasi (=varian total) dari skor-skor hasil tes yg
termasuk pada belahan I dan II
2 𝑥2  Jumlah kuadrat dari deviasi skor-skor X atau skor-skor item belahan
𝑆1 = I, dibagi dg jumlah subjek (testee)
𝑁

• Deviasi (x) = selisih antara skor item belahan I dg rata-rata hitung


𝑋
x = X-𝑀𝑥 dari skor item belahan I, 𝑀𝑥 =
𝑁

2 𝑦2 • Jumlah kuadrat dari deviasi skor-skor Y atau skor-skor item belahan


𝑆2 = II, dibagi dg jumlah subjek (testee)
𝑁

• Deviasi (y) = selisih antara skor item belahan II dg rata-rata hitung


y = Y-𝑀𝑦 dari skor item belahan II, 𝑀𝑦 =
𝑌
𝑁

2 (𝑥+𝑦)2 • Kuadrat dari jumlah deviasi skor item belahan I dan II, dibagi dg
𝑆𝑡 = jumlah subyek (testee)
𝑁
Langkah Pertama:

x = X-𝑀𝑥

y = Y-𝑀𝑦

𝑋
 𝑀𝑥 = =
𝑁
186
= 7,44
25
𝑌
 𝑀𝑦 = =
𝑁
215
= 8,6
25

𝑥=X-𝑀𝑥
=10-7,44
=2,56
𝑦 = 𝑌 − 𝑀𝑦
= 12-
8,6=3,4
Langkah kedua: menghitung varian skor2 item bernomor gasal
2 𝑥2 134,16
 𝑆1 = = = 5,3664
𝑁 25
Langkah ketiga: menghitung varian skor2 item bernomor genap
2 𝑦2 132
 𝑆2 = = = 5,28
𝑁 25
Langkah keempat: menghitung varian total
2 (𝑥+𝑦)2 444,96
 𝑆𝑡 = = = 17,7984
𝑁 25
Langkah kelima: mencari koefisien reliabilitas tes (𝑟11 )
𝑆1 2 +𝑆2 2 5,3664+5,28 10,6464
 𝑟11 = 2 1 − 𝑆𝑡 2
=2 1− 17,7984
= 2 1 − 17,7984 =
0,803667745 = 0,804(𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)
Langkah keenam: memberi interpretasi.
 Kesimpulan: ........?

Ctt: Utk mencari Formula Flanagan dg model Kiri-kanan, caranya seperti


model kiri-kanan Spearman-Brown, tetapi menggunakan rumus
Flanagan.
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

1. Pendekatan Single Test – Single Trial (Single test – Single Trial Method)
c. Formula Rulon

 Tinggi rendahnya reliabilitas tes diperoleh melalui perbedaan antar


skor2 yg berhasil dicapai oleh testee pada belahan I dan II.
 Perbedaan skor2 antara belahan I dan II dilambangkan dengan d
(difference), di mana d = (X-Y)
 Koefisien reliabilitas tes (𝑟11 )

𝑆𝑑 2 2 𝑋𝑑 2 2 ( 𝑑)
2
 𝑟11 = 1 −  𝑆𝑑 =  𝑋𝑑 = 𝑑2 −
𝑆𝑡 2 𝑁 𝑁

Ket:
 1 = bilangan konstan
 𝑆𝑑 2 = varian perbedaan antarskor yg dicapai oleh testee pada
belahan I dan II
 𝑆𝑡 2 = varian total
CONTOH:
Langkah 1:
2
2 2 ( 𝑑) −292 841
 𝑋𝑑 = 𝑑 − 𝑁
= 121 − 25
= 121 − 25
= 121 − 33,64 = 87,36
Langkah 2:
2 𝑋𝑑 2 87,36
 𝑆𝑑 = 𝑁
= 25
= 3,4944
Langkah 3:
2
2 2 ( 𝑋𝑡 )
 𝑥𝑡 = 𝑋𝑡 −
𝑁
4012
= 6877- = 6877-6432,04 = 444,96
25
Langkah 4:
𝑥𝑡 2 444,96
 𝑆𝑡 2 = = = 17,7984
𝑁 25
Langkah 5:
𝑆𝑑 2 3,4944
 𝑟11 = 1 − 2 = 1- = 0,803667746 = 0,804
𝑆𝑡 17,7984

 Kesimpulan: ........?

Ctt: Utk mencari Formula Rulon dg model Kiri-kanan, caranya seperti model kiri-
kanan Spearman-Brown, tetapi menggunakan rumus Rulon.
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

1. Pendekatan Single Test – Single Trial (Single test – Single Trial Method)
d. Formula Kuder-Richardson
 Ada dua formula yg dikemukakan oleh Kuder Richardson, yaitu
𝐾𝑅20 dan 𝐾𝑅21
 Rumus 𝐾𝑅20
𝑛 𝑆𝑡 2 − 𝑝𝑖 𝑞𝑖 2 𝑥𝑡 2 2 𝑋𝑡 2
 𝑟11 =  𝑆𝑡 =  𝑥𝑡 =
2 𝑋𝑡 −
𝑛−1 𝑆𝑡 2 𝑁 𝑁

 Ket:
 𝑟11 = koefisien reliabilitas tes
 n = banyaknya butir item
 1 = bilangan konstan
 𝑆𝑡 2 = varian total
 𝑝𝑖 𝑞𝑖 = jumlah dari hasil perkalian 𝑝𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑞𝑖
 𝑝𝑖 = proporsi testee yg menjawab benar dari item butir soal
 𝑞𝑖 = proporsi testee yg menjawab salah atau 𝑞𝑖 = 1 - 𝑝𝑖
 Rumus 𝐾𝑅21
𝑛 𝑀𝑡 (𝑛−𝑆𝑡 2 ) 𝑋𝑡
 𝑟11 = 1−  𝑀𝑡 =
𝑛−1 (𝑛)(𝑆𝑡 2 ) 𝑁

 Ket:
 𝑟11 = koefisien reliabilitas tes
 n = banyaknya butir item
 1 = bilangan konstan
 𝑆𝑡 2 = varian total
 𝑀𝑡 = mean total (rata2 hitung dari skor total)
 Menggunakan rumus 𝐾𝑅20
2 𝑋𝑡 2 4012
 𝑥𝑡 =2
𝑋𝑡 − = 6877- = 444,96
𝑁 25
2 𝑥𝑡 2 444,96
 𝑆𝑡 = = = 17,7984
𝑁 25
𝑛 𝑆𝑡 2 − 𝑝𝑖 𝑞𝑖 24 17,7984−5,1808
 𝑟11 = =
𝑛−1 𝑆𝑡 2 24−1 17,7984
24 12,6176
= = 0,74
23 17,7984

 Menggunakan rumus 𝐾𝑅21 :


𝑋𝑡 401
 𝑀𝑡 = = = 16,04
𝑁 25
𝑛 𝑀 (𝑛−𝑀 ) 24 16,04(24−16,04
 𝑟11 = 1 − 𝑡 2𝑡 = 1−
𝑛−1 (𝑛)(𝑆𝑡 ) 24−1 (24)(17,7984)
=0,71; kesimpulan: ......?
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

1. Pendekatan Single Test – Single Trial (Single test – Single Trial Method)
e. Formula C. Hoyt
 Menurut C. Hoyt  teknik analisis varian (ANAVA), keistimewaannya
adalah
1. Teknik anava ini tdk hanya dpt digunakan utk menguji reliabilitas tes dg
pendekatan single test-single trial saja, tetapi dpt juga digunakan pada
pendekatan test-retest dan pendekatan alternate form.
2. Dapat diterapkan pada tes hasil belajar di mana skor-skor hasil tesnya
tidak bersifat dikotomik (misal: skor 0 = salah, 1 = benar)
Rumus
𝑀𝐾
 𝑟11 = 1 − 𝑀𝐾𝑒
𝑠

 Ket:
 𝑟11 = koefisien reliabilitas tes
 1 = bilangan konstan
 𝑀𝐾𝑒 = mean kuadrat interaksi antara testee dan item
 𝑀𝐾𝑠 = mean kuadrat antar subyek
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

2. Pendekatan Test-retest (single test-double trial)


 Dikenal jg dg pendekatan ulangan, maka penentuan reliabilitas tes
dilakukan dg menggunakan teknik ulangan.
 Tester hanya menggunakan satu seri tes, tetapi percobaannya dua kali.
 Rumus
6 𝐷2
 𝜌=1− 𝑁(𝑁2 −1)

 Ket:
 𝜌 (baca: Rho) = koefisien korelasi antara variabel I (skor2 hasil tes I) dg
variabel II (skor2 hasil tes II)
 D = difference (beda antara rank variabel I dg rank variabel II), atau D =
𝑅𝐼 + 𝑅𝐼𝐼
 6 dan 1 = bilangan konstan
 N = banyaknya subyek (testee)
Teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif

3. Pendekatan alternate form (double test-double trial)

 Penentuan reliabilitas tes dg menggunakan pendekatan ini, dikenal dg


pendekatan bentuk paralel.
 Pendekatan ini dipandang lbh baik ketimbang dua jenis pendekatan yg tela
dikemukakan, dg alasan:
a. Karena butir2 item dibuat sejenis tetapi tidak sama, maka tes hasil belajar
(yg akan diuji reliabilitasnya) dpt terhindar dari kemungkinan timbulnya
pengaruh yg dtg dari testee, yakni pengaruh berupa latihan dan menghafal.
b. Karena kedua tes itu dilaksanakan secara berbareng (paralel), maka dpt
dihindarkan timbulnya perbedaan-perbedaan situasi dan kondisi yg
diperkirakan akan mempengaruhi penyelenggaraan tes, baik yg bersifat
sosial maupun bersifat alami.
 Utk menghitung koefisien korelasi antara variabel X (nilai hasil tes seri I)
dg variabel Y (nilai hasil tes seri II), digunakan teknik korelasi product
moment dari Pearson.
𝑁 𝑋𝑌 −( 𝑋)( 𝑌)
 𝑟𝑥𝑦
2 2
𝑁 𝑋 2 −( 𝑋) 𝑁 𝑌 2 −( 𝑌)

Anda mungkin juga menyukai