Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

SEMESTER GENAP T.A. 2020/2021

Nama : Ramdan Herdiana


NIM : 1183060062
Kelas : B
Jurusan/Semester : Hukum Pidana Islam/VI
Mata Kuliah : Kemahiran Hukum
Dosen Penguji : Setia Budi Hartono, S.H., M.H.

JAWABAN UAS

Berdasarkan putusan PN Bulukumba No. 150/Pid. B/2013/PN. BLK, tanggal 18 Juni


2014, agar di analisa hal-hal sebagai berikut :
1. Sebutkan alat bukti yang menentukan terbuktinya perkara tersebut ?
a) 1v(satu) lembar asli kwitansi tanggal 10 Maret 2009 yang ditandatangani Hasan
Basri S.Sos senilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) ;
b) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 16 Maret 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) ;
c) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 16 Maret 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) ;
d) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 27 Maret 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) ;
e) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 27 Maret 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) ;
f) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 31 Maret 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) ;
g) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 15 April 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) ;
h) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 19 April 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) ;
i) 1 (satu) lembar asli kwitansi tanggal 19 April 2009 yang ditandatangani Hasan Basri
S.Sos senilai Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) ;
j) 1 (satu) lembar asli Surat Pernyataan tertanggal 26 Juli 2012 yang ditandatangani
Hasan Basri S.Sos ;
k) 1 (satu) lembar asli kwitansi penyerahan uang antara H. Harmin dengan Hasan Basri
S. Sos tertanggal 19 April 2009 dengan jumlah uang yang diserahkan berjumlah Rp.
60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) ;

2. Uraikan substansi alat bukti yang menentukan dalam perkara tersebut ?


Bahwa saudara HASAN BASRI, S.Sos.,Bin MUH. SULTAN menawari Sudirman Bin
H.Caring Sumrah Binti H.Caring dan Saenal Bin Basri dnegan tawaran lolos CPNS tanpa
seleksi dengan syara kporban menyiapkan uang maisng-masing sejumlah Rp 40.0000.000
Dimana mekanismenya adalah, pembayaran pertama sebanyak Rp. 5.000.000,- (lima juta
rupiah) sebagai uang pengurusan awal, setelah SK CPNS diterima oleh saksi korban
(berteman) baru sisa pembayarannya bisa dilakukan. Terdakwa HASAN BASRI, S.Sos.,
Bin MUH. SULTAN mengatakan kalau saksi korban (berteman) tertarik cukup datang
saja ke rumah saksi H. Harmin, S. Bin Sanre. Pada tanggal 10 Maret 2009, saksi korban
beserta dua saudaranya datang ke rumah pengurusan awal CPNS. Kemudian pada tanggal
27 maret 2009, saksi korban (berteman) kembali dimintai uang oleh terdakwa HASAN
BASRI, S.Sos., Bin MUH. SULTAN sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
Pada tanggal 31 Maret 2009, terdakwa HASAN BASRI, S.Sos., Bin MUH. SULTAN
meminta uang sebesar Rp. 10. 000.000,- (sepuluh juta rupiah) kepada saksi korban
(berteman) sehingga jumlah uang yang diserahkan oleh masing-masing orang sebesar Rp.
25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).

3. Sebutkan lamanya pidana penjara yang dituntut oleh Penuntut Umum dan yang
diputus hakim ?.
Berdasarkan pasal 193 ayat 1 KUHAP terhadap diri terdakwa harus dijatuhi pidana dan
terhadap lamanya pemidanaan, Majelis Hakim tidak sependapat dengan tuntutan Jaksa
Penuntut Umum dan oleh karena pada pokoknya tindak pidana dalam perkara ini
merupakan perbuatan berlanjut dari tindak pidana sebelumnya, yang oleh putusan yang
telah berkekuatan hukum tetap telah dijatuhi pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan
oleh karena itu pemidanaan dalam perkara ini lebih bersifat sebagai pemberatan dari
hukuman yang pernah dijatuhkan kepada terdakwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
65 ayat (2) maka patut dipertimbangan penjatuhan pidana berupa pidana penjara yang
bersifat penambahan sejumlah sepertiga dari putusan terdahulu ;
4. Apabila Penuntut Umum mengajukan banding dalam perkara tersebut, agar
diuraikan alasan-alasan dalam memori banding ?
terhadap Pasal 74 KUHP mengenai delik aduan dan batas waktu pengaduan, bahwa
penyidik Kepolisian menerima pengaduan setelah melampaui batas waktu yang
dikehendaki Pasal 74 ayat (1) dan (2) dan Pelanggaran terhadap Pasal 76 KUHP tentang
larangan pengajuan perkara kedua kalinya dalam perbuatan/perkara yang telah diputus
oleh pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dengan alasan yang sama, subyek dan
obyek yang sama dan pengadilan yang sama (Nebis In Idem), hal ini juga diatur dalam
Pasal 18 ayat (5) UU N0.39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia (HAM), oleh karena
berkaitan dengan pembuktian materi pokok perkara, sebagaimana dinyatakan dalam
putusan sela, maka alasan-alasan tersebut akan dipertimbangkan dalam pembuktian
materi pokok perkara

5. Agar diuraikan bukti jika putusan pengadilan tersebut telah sesuai berdasarkan
Pasal 197 ayat (1) KUHAP ?
Tuntutan Jaksa Penuntut Umum mengenai pengurangan masa penahanan dari pidana
yang dijatuhkan, oleh karena pada tahap penyidikan terhadap terdakwa telah dilakukan
penahanan. berkaitan dengan barang bukti, Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh
karena bukti tersebut berkaitan dengan kepentingan para saksi terkait dengan harta
bendanya, maka patut apabila barang bukti berupa asli kwitansi dan asli surat pernyataan
tersebut dikembalikan kepada para saksi berdasarkan asal penyitaan dari barang bukti
tersebut, sebagaimana akan diuraikan dalam amar putusan ini.

6. Putusan terjadi dissenting opinion, jelaskan substansi apa yang menimbulkan


dissenting opinion diantara para hakim ?
Musyawarah Majelis Hakim terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) mengenai
penafsiran azas hukum Nebis in idem dan hak keperdataan para saksi korban. Bahwa
Hakim Anggota II, BAMBANG SUPRIYONO, SH., berpendapat bahwa rumusan Pasal
76 ayat (1) KUHP yang dikenal dalam istilah azas hukum nebis in idem, mengandung
syarat – syarat yang pada pokoknya secara kumulatif telah terpenuhi untuk diterapkan
dalam perkara ini berdasarkan uraian sebagai berikut :
a) Bahwa perbuatan yang didakwakan kedua kalinya tersebut, sama dengan peristiwa
pidana yang sudah pernah didakwakan yaitu pidana yang sejenis mengenai
penipuan ;
b) Bahwa pelakunya sama yaitu terdakwa dan atas perbuatan / peristiwa pidana yang
sama dan sejenis yaitu mengenai penipuan;
c) Bahwa korban yang diajukan sama, atau ada tambahan yang belum pernah
diajukan dalam perkara tetapi tidak seharusnya menjadi dasar untuk dua kali
penuntutan atas hal yang sama atau sudah bersifat pengulangan ;
d) Bahwa obyeknya sama atau satu yaitu mengenai "penerimaan uang dalam rangka
penerimaan cpns tanpa seleksi atau tanpa tes";
e) Bahwa terhadap peristiwa pidana tersebut telah ada putusan Pengadilan yang
sudah berkekuatan hukum tetap ;

7. Apakah pertimbangan hal yang memberatkan dan hal yang meringankan dalam
putusan tersebut, berasal dari hasil pemeriksaan alat bukti dipersidangan,
jelaskan !
Hal-hal yang memberatkan : Perbuatan Terdakwa dapat meresahkan masyarakat karena
dalam bertindak mengatasnamakan institusi pemerintahan ; Perbuatan Terdakwa
merugikan secara ekonomi Para Saksi korban, walaupun sebelumnya pernah berjanji
untuk mengembalikan kerugian yang dialami para saksi tersebut;
Hal-hal yang meringankan : Terdakwa tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah

8. Apa dampaknya apabila pertimbangan pemidanaan tidak berasal dari hasil


pemeriksaan alat bukti dipersidangan ?.
Dalam hal adanya bukti yang diajukan Penggugat atau Pemohon ternyata
dimenangkan oleh hakim, maka dampaknya menurut asas res judicata pro veritate habetur
adalah putusan pengadilan tersebut dianggap benar sampai ada putusan pengadilan yang
lebih tinggi yang membatalkan putusan tersebut.
Apabila pemeriksaan surat tersebut menimbulkan sangkaan bahwa surat ini palsu,
maka segala surat-surat yang mengenai hal itu disampaikan kepada Jaksa yang berwajib
untuk dilakukan penuntutan secara pidana, yang menurut hukum acara perdata akan
menangguhkan proses pemeriksaan atas perkara perdata tersebut sampai adanya putusan
pengadilan pidana yang berkekuatan hukum tetap.
Apabila perkara perdata yang di dalamnya diduga terdapat bukti palsu telah diputus
dan bahkan dimenangkan oleh hakim, maka Anda dapat mengajukan laporan polisi atas
dasar dugaan tindak pidana pemalsuan surat atau penggunaan surat palsu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 263 KUHP. Nantinya, bukti surat yang sudah dinyatakan palsu
oleh putusan pengadilan pidana yang berkekuatan hukum tetap dapat menjadi salah satu
alasan hukum untuk mengajukan Peninjauan Kembali sebagai upaya hukum luar biasa.

9. Apabila persidangan tersebut dilakukan secara virtual, sebutkan hak-hak terdakwa


yang berpotensi tidak dapat dilaksanakan dengan prima ?
1) Saat persidangan melalui telekonferensi, terdakwa tidak bisa menyampaikan
secara utuh dan mengekspresikan semua yang ada dalam pikirannya.
2) Saat persidangan secara virtual akan berlangsung nyatanya lembaga
pemasyarakatan tidak mau menerima tahanan dari luar karena takut terpapar
Covid-19. ahanan masih tertahan di Polres, Polsek, dan Polda. Di sisi lain, saat
Covid-19 berjalan pun masa penahanan seorang terdakwa yang berada di masing-
masing rutan termasuk di Polres, Polsek, dan Polda terus berjalan.
3) Di lembaga pemasyarakatan (lapas) sendiri belum ada fasilitas untuk sidang
secara online melalui telekonferensi

10. Apabila terdakwa/penasehat hukum bersikukuh menghendaki sidang dilakukan


non virtual sedangkan Penuntut Umum berpendirian sidang tetap dilakukan secara
virtual dengan alasan wabah corona, seandainya anda sebagai Ketua Majelis
Hakim, bagaimana cara anda memecahkan persoalan tersebut ?
Jika saya seorang Ketua Majelis Hakim, saya akan tetap menegaskan bahwa sidang
dilakukan secara Virtual, karena menimbangkan beberapa hal saat ini dalam kondisi saat
ini yang sedang Covid, karena Ketua Majelis Hakim yang bertanggung jawab ketertiban
secara seleuruhnya proses sidang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai