Anda di halaman 1dari 3

(Pentas Seni Islam dengan pertunjukan seni drama dalam rangka memperingati hari raya

kemerdekaan Indonesia oleh santri Pondok Pesantren Attaqwa Putri).

Kreativitas Santri Pondok Pesantren Attaqwa Putri melalui Pertunjukan Seni Drama

Diderot dan Beaumarchaid mengambil kata drama berasal dari bahasa Prancis yaitu
draime artinya menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam
istilah yang sendat, drama ialah lakon serius yang membenahi satu problema makna esensial
yang kemungkinan berhenti bahagia atau (tidak bahagia, tetapi tidak bermaksud meluhurkan
petaka). Para ahli mengatakan, bahwa dialog dan tokoh disebut teks utama. Sedangkan,
petunjuk pementasannya disebut teks sampingan. (Tato Nuryanto, 2017: 6).
Pondok atau asrama ialah tempat bermukim para santri di lingkungan pesantren,
biasanya terdiri dari beberapa kamar terdapat satu atau dua santri senior menjadi pengelola
kamar (Achmad Mucchaddam Fahham, 2020: 4). Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam
dengan sistem asrama, di mana kiai sebagai sosok fundamentalnya, masjid sebagai pusat
aktivitas yang meresapinya, dan pengajaran agama Islam di bawah pengarahan kiai yang
diikuti oleh santri sebagai aktivitas utamanya. (Zamakhsyari Dhofier, 1995: 44-60).
Pondok Pesantren Attaqwa Putri adalah berpusat di Kampung Ujungharapan,
Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Pondok ini dilatarbelakangi adanya wujud atensi yang besar dari pendiri Yayasan Attaqwa
(almaghfurlah K.H Noer Ali) terhadap edukasi etnik perempuan. Banyak dari perempuan-
perempuan Ujungharapan dan sekitarnya itu menikah di usia dini, sehingga kapasitas untuk
mengelola rumah tangga pun masih sangat minim.
Sebelum menjadi nama Pondok Pesantren Attaqwa Putri, pada tahun 1964 bernama
Pondok Pesantren al Baqiyatussalihat, mula berdirinya hanya mempunyai tujuh santri dan
belajar di tempat ala kadarnya. Perspektif masyarakat pun masih minim, bahkan tidak jarang
orang tua yang telah melibatkan anaknya untuk belajar di pondok ini dibawa pulang kembali
ke rumahnya, karena kecemasan terhadap anaknya yang akan menjadi perawan tua dan tidak
laku. ( Dikutip dari laman https://attaqwaputri.sch.id/ )

Bagaimana Kreativitas Santri di Pondok Pesantren Attaqwa Putri melalui Pertunjukan


Seni Drama?

Santri Pondok Pesantren Attaqwa Putri memiliki banyak ragam bakat mulai dari
nasyid, penelitian ilmiah, pidato tiga bahasa, pertunjukan seni drama, dan masih banyak lagi.
Santri di Pondok Pesantren Attaqwa Putri ini, tidak hanya diajarkan mengenai keagamaan
saja, tetapi di ajarkan bagaimana untuk bersosialisasi kepada masyarakat dengan mengasah
keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, menulis) melalui pertunjukan seni
drama, baik itu drama musikal, drama komedi, drama religius, dan lainnya.

Pertunjukan seni drama ini sudah menjadi tradisi di Pondok Pesantren Attaqwa Putri
dengan diadakannya acara pentas seni Islam setiap tahunnya dalam rangka memperingati hari
kemerdekaan Indonesia. Biasanya, santriwati sering mengambil tema pertunjukan seni drama
tentang sejarah para ulama dan para pahlawan yang telah berjuang demi Bangsa , karena
bagaimanapun sejarah itu tidak boleh dilupakan, walaupun sudah masa lampau.

Tema pertunjukan seni drama tersebut dijadikan acuan hidup santriwati agar mereka
termotivasi bagaimana lelahnya yang berwujud dengan kata lillah, demi memperjuangkan
keadilan dan kejujuran atau nilai-nilai religius. Islam itu harus disebarluaskan dengan cara
berdakwah, baik itu melalui menulis karya sastra islami, berpidato, kaligrafi, menggambar,
dan lainnya. Di zaman sekarang pasti anak milenial sangat menggemari menonton film atau
drama korea yang tidak ada habisnya.

Maka dari itu, sebagai umat muslim harus mendakwahi antar sesama, salah satunya
dengan diadakan pertunjukan seni drama yang berkonsepsi islami. Jadi, Pondok Pesantren
Attaqwa baik itu putra dan putri, mengajarkan ilmu dunia dan akhirat, sebagaimana
dijabarkan yakni ilmu dunia berhubungan dengan karya sastra, seni, dan pengetahuan di
bidang penelitian ilmiah, sedangkan ilmu akhirat berhubungan dengan Quran dan hadis.

Kreativitas santri Pondok Pesanttren Attaqwa Putri melalui pertunjukan seni drama
sangatlah berperan penting agar dapat memperluas kosa kata bahasa Indonesia dengan baik,
memiliki daya imajinasi yang kuat, mengembangkan jiwa sosialisasi dalam bermasyarakat,
dan masih banyak lagi. Biasanya santriwati sering menampilkan drama yang berkisah tentang
perjuangan almaghfurlah K.H Noer Ali, supaya beliau dapat dikenang hangat selamanya
oleh santri dan santriwati Attaqwa.

Almaghfurlah K.H Noer Ali yang merupakan sosok pahlawan dan pendiri yayasan
Attaqwa di Bekasi, beliau sering disebut Singa Karawang Bekasi oleh masyarakat
Ujungharapan. Kesimpulannya adalah santri di Pondok Pesantren Attaqwa Putri harus mahir
di segala bidang, khususnya seni drama yang menjadi tumpu acuan dalam bermasyarakat dan
seni drama ini pula mengasah keterampilan berbahasa pada santri atau santriwati. Sebab, kita
tak hanya hablum minallah, tetapi harus hablum minannas juga.

Anda mungkin juga menyukai