Anda di halaman 1dari 17

KONSEP KOMUNIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi ujian tengah semester Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Syukur, M.A.

Disusun oleh

Isnaini Qodriyatul Jannah 11190130000060

PBSI 7B

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah Swt. yang masih memberi kita
usia diiringi kesehatan sebagai bagian dari curahan Rahmat-Nya hingga saat ini.
Atas Rahmat tersebut pula, segala tugas dan kegiatan kita dapat terlaksana dan
terselesaikan termasuk dalam proses pembuatan makalah ini sebagai salah satu
yang perlu ditempuh dalam Mata Kuliah Manajemen Pendidikan pada semester
tujuh ini. Selanjutnya, salawat beserta salam tak pernah lupa kita haturkan kepada
Baginda Nabi Muhammad Saw. sampai pada nanti kita semua bisa mendapat
syafaatnya di akhir kelak. Ucapan terakhir pada bagian ini, kami sampaikan pula
rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Syukur, M.A. selaku dosen
pengampu yang senantiasa membimbing dan selalu membagi ilmunya kepada kami,
terutama hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran mata kuliah Manajemen
Pendidikaan ini. Semoga Bapak senantiasa diberi kesehatan dan kebahagiaan oleh-
Nya.

Bersama dengan hadir dan dibacanya isi makalah ini, kami sangat berharap
segala hal yang tertuang di dalamnya dapat memberi manfaat bagi para pembaca
maupun penulis. Terutama, besar harapan kami bahwa isi makalah ini mampu
menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang pendidikan khususnya. Tak
ada gading yang tak retak, pun begitu dengan makalah ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan masukan pembaca atas makalah ini agar kemudian dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan agar tidak terulang lagi pada penulisan
makalah yang akan datang.

Bekasi, 30 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1


B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Definisi Komunikasi Organisasi Pendidikan..............................................3


B. Konsep Komunikasi Organisasi Pendidikan..............................................4
C. Peranan Komunikasi Organisasi Pendidikan............................................5
D. Prinsip-prinsip Komunikasi Organisasi Pendidikan...................................6
E. Komunikasi Organisasi Pendidikan dalam Islam.......................................8
F. Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi Pendidikan........................9
G. Solusi atas Hambatan Komunikasi Organisasi Pendidikan.......................10

BAB III : PENUTUP.............................................................................................13

A. Simpulan..................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah sarana untuk menjalin hubungan antara satu orang


dengan orang lain. Akan ada hubungan sosial jika ada komunikasi. Karena manusia
adalah makhluk sosial, maka akan banyak interaksi timbal balik.Orang yang masih
hidup mungkin akan terlepas dari komunikasi, meskipun faktanya ini tidak
menyiratkan bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Dengan kata lain, ada
banyak aktivitas manusia yang hanya dapat dilakukan dengan bantuan teknologi
komunikasi.

Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu


orang kepada orang lain, baik langsung atau tidak langsung, lisan, maupun tidak
lisan. Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilannya dan peranannya yang bersangkutan dalam hal berkomunikasi,
Orang sering berkata bahwa suatu perusahaan pendidikan dipengaruhi oleh faktor
komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan dengan tinggi rendahnya suatu
pencapaian.

Adanya peran komunikasi yang sangat menonjol di pelaksanaan pendidikan


formal (pendidikan sekolah) sangat jelas. Proses belajar mengajarnya terjadi karena
proses komunikasi, baik komunikasi yang berlangsung secara intrapersonal atau
antar personal. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjadi lebih percaya diri
dalam keterampilan komunikasi dan memahami prinsip-prinsip komunikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi pendidikan?


2. Bagaimana konsep komunikasi organisasi pendidikan?
3. Apa saja peranan komunikasi organisasi pendidikan?
4. Apa saja prinsip-prinsip komunikasi organisasi pendidikan?
5. Bagaimana komunikasi organisasi pendidikan dalam Islam?
6. Apa saja hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi pendidikan?

1
7. Apa saja solusi atas hambatan dalam komunikasi organisasi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi komunikasi organisasi pendidikan


2. Untuk menjabarkan konsep komunikasi organisasi pendidikan
3. Untuk mengidentifikasi peranan komunikasi organisasi pendidikan
4. Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip komunikasi organisasi pendidikan
5. Untuk menjabarkan komunikasi organisasi pendidikan dalam Islam
6. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi
pendidikan
7. Untuk mengidentifikasi solusi atas hambatan dalam komunikasi organisasi
pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Organisasi Pendidikan

Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apabila seseorang


melakukan hubungan komunikasi yang tetap, maka sistem komunikasi yang mereka
lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau
mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan
apabila muncul. Komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan
sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi,
yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang
dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human
communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social
comunication.1

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha orang dewasa dalam


mendewasakan peserta didiknya agar menjadi dewasa dan menjadi manusia yang
seutuhnya. Ada juga yang mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya dan usaha
untuk memanusiakan manusia. Pendidikan secara maknawi dapat diartikan sebagai
usaha sadar untuk membina kepribadian anak didik sesuai dengan nilai-nilai dalam
masyarakat dan kebudayaannya. Pendidikan merupakan transfer of knowledge,
transfer of value dan transfer of culture and transfer of religius. Hakikat proses
pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar
memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. 2

Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dalam


organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama. Pengetahuan mengenai
organisasi menurut Face dan Faules (2002:17) meliputi pengenalan akan struktur
atau rancangan apa menghasilkan apa. Sagala (2003:29) mengatakan organisasi
1
Fory Armin Naway, Komunikasi dan Organisasi Pendidikan, (Gorontalo: Ideas Publishing, 2016),hlm.
57-58.
2
Ibid., hlm. 47-49.

3
mempunyai lima unsur dinamis yaitu (1) adanya struktur yang menggambarkan garis
komando (hierarkhi kekuasaan) dan garis staf sebagai garis advisory atau otoritas
gagasan-gagasan, (2) adanya pembagian kerja yang berkaitan dengan kedudukan
dan fungsi, (3) adanya kordinasi untuk mensinkronkan tindakan-tindakan dalam
rangka pencapaian tujuan, (4) adanya skala yang menggambarkan hierarkhi
hubungan antara atasan dengan bawahan, dan (5) adanya fungsional yaitu
perbedaan tugas dan tanggung jawab pada setiap individu dalam hierarkhi
organisasi.3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi pendidikan adalah
proses penyampaian suatu pernyataan yang menampung orang-orang dalam
organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama di suatu bidang atau lembaga
pendidikan.

B. Konsep Komunikasi Organisasi Pendidikan


Di universitas. kita dapat melihat aliran informasi yang berpindah secara
formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada otoritasnya lebih rendah
(komunikasi ke bawah). misalnya dari rektor selaku pimpinan Universitas kepada
wakil Rektor/pembantu Rektor. Kemudian informasi yang bergerak dari suatu
jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tmggi
(komunikasi ke atas), katakanlah dari ketua jurusan kepada Dekan Fakultas
Selanjutnya, informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan
yang sama tingkat otonitasnya (komunikasi horizontal), misalnya komunikasi di
antara para koordinator bidang kajian/ketua program studi.4
Serta informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan
yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan lainnya dan mereka
menempati bagian fungsional yang berbeda (komunikasi lintas saluran), misalnya
komunikasi antara Ketua Jurusan A dengan Dekan Fakultas B. Atau aliran informasi
yang mengalir secara informal dalam wujud desas-desus/selentingan, misalnya
desas-desus mengenai akan diterapkannya kebijakan jurnlah hari dan jam kerja
tenaga administratif di lingkungan Univesitas, dan sebagainya.5

3
H. Syaiful Sagala, “Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 4
No. 2, Desember 2017, hlm. 121.
4
Chairul Furqon, “Hakikat Komunikasi Organisasi”, Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, Program
Studi Manajemen-FPIPS, hlm. 6.
5
Ibid.

4
Tentu saja struktur komunikasi Universitas tidak selalu persis sama, tetapi bila
diasumsikan suatu Universitas memiliki struktur komunikasi yang demikian, maka
dapat terlihat bahwa titik berat komunikasi organisasi bergerak ke arah komunikasi
manajerial yang perhatian utamanya adalah komunikasi ke bawah, membawa
informasi melalui kelompok manajemen kepada kelompok operatif. Berkaitan
dengan ini. terdapat dua masalah utarna. yaitu: a. jenis informasi apa yang
disebarkan dan tingkat manajemen kepada tingkatan di bawahnya (para Pegawai),
b. bagaimana informasi tersebut disediakan. Seyogyanya kualitas dan kuantitas
informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan tepat. 6
Pihak manajemen memerlukan informasi dan semua unit organisasi,
dernikian pula sebaliknya. tetapi dalam kenyataannya proses tersebut tidaklah
sesederhana ini. Secara teoritis diperlukan pemilihan metode dan media yang tepat
dalam usaha mencapai komunikasi yang efektif. sebagaimana diungkapkan Level &
Galle (1988), terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan: ketersediaan, biaya,
pengaruh, relevansi, respon, dan keahlian. Tentu saja persoalan-persoalan
komunikasi organisasi, termasuk organisasi pendidikan berkaitan dengan
persoalan-persoalan lainnya. misalnya alasan ‘politis’, mempentahankan
kepentingan, dan sebagainya. oleh karena itu memerlukan pendekatan-pendekatan
lainnya.7

C. Peranan Komunikasi Organisasi Pendidikan


1. Fungsi pengawasan.
Fungsi ini berupa peringatan dan kontrol maupun kegiatan persuasif.
Pengawasan dan kontrol ini dapat dilakukan untuk aktifitas prevensif untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemberian informasi bahaya
narkoba yang dilakukan melalui media masa dan ditunjukkan pada pelajar
dan lebih luas lagi kepada masyarakat.
2. Fungsi sosial learning.
Fungsi sosial learning ini adalah melakukan gui/ding dan pendidikan
sosial kepada semua orang. Fungsi ini memberikan pencerahan kepada
masyarakat dimana komunikasi masa itu berlangsung.
3. Fungsi penyampaian informasi.

6
Ibid., hlm.7.
7
Ibid.

5
Fungsi ini merupakan proses penyampaian informasi kepada
masyarakat luas.8

D. Prinsip komunikasi organisasi pendidikan


1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak
berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak
bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain
maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak
tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai
oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi
isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-
pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang
sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi
isi yang berbeda.
4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi
mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang
tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan
dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang
betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap
tujuannya tercapai)
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara
verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses
komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan
komunikasi itu berlangsung.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.

8
Ety Nur Inah, “Peranan Komunikasi dalam Pendidikan”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 6 No. 1, Januari-Juni
2013, hlm. 183.

6
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di
luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika
kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam
melakukan proses komunikasi.
7. Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi
oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan.
Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal
tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia
bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,
pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut
mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak
mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling
dipertukarkan.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu
arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang
dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses
adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi
dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11. Komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat
mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang
dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah
berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu
saja pada diri orang lain tersebut.

7
12. Komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah.9

E. Komunikasi Organisasi Pendidikan dalam Islam


Komunikasi sebagai penyampaian pesan dan pemahaman makna,
dalam Alquran sebagai sumber pendidikan Islam diatur bagaimana
berkomunikasi, banyak sekali ditemukan ayat-ayat yang membahas tentang
komunikasi, misal pada surat An-Nahl: 125:
ٖ‫ ِب ْيلِه‬M‫ َّل َعنْ َس‬M‫ض‬ َ ‫ ۗنُ اِنَّ َرب‬M‫ِي اَحْ َس‬
َ ْ‫و اَعْ لَ ُم ِب َمن‬Mَ M‫َّك ُه‬ َ ‫ا ُ ْد ُع ا ِٰلى َس ِبي ِْل َر ِّب‬
َ ‫ك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِيْ ه‬
‫ْن‬Mَ ‫َوه َُو اَعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َت ِدي‬
Artinya : ,”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”. Dalam Alquran dijelaskan Hidayat dan Wijaya (2017:
238-240), banyak sekali ditemukan ayat-ayat yang membahas tentang
prinsip-prinsip serta etika komunikasi efektif.
Begitu juga pada sumber pendidikan Islam yang kedua yakni hadits,
banyak ditemukan tata komunikasi, misal dalam berkomunikasi Rasul SAW
tidak menyenangi orang berbicara berbelit-belit berikut terjemahan hadits
Nabi SAW: ”Telah menceritakan kepada kami Abu Amir Abdul Malik bin Amr,
telah menceritakan kepada kami Zuhair dari Zaid bin Aslam, saya mendengar
Ibnu Umar berkata, dua orang laki-laki datang dari sebelah timur, keduanya
adalah khatib dijaman Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Dua orang laki-
laki itu berdiri kemudian menyampaikan pidato, lalu duduk kembali. Kemudian
Tsabit bin Qais -Khathib Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam- tampil,
berpidato, kemudian duduk kembali. Orang-orang menjadi terkesima
terhadap pidato mereka.
Nabi Shallallahu'alaihi wasallam kontan berdiri dan bersabda: "Wahai
sekalian manusia, berbicaralah yang sewajarnya saja, sesungguhya
pembicaraan yang berbelit-belit dari setan." Nabi Shallallahu'alaihi wasallam

9
Fory Armin Naway, Komunikasi dan Organisasi Pendidikan, (Gorontalo: Ideas Publishing, 2016),hlm.
71-74.

8
bersabda: "Sesungguhnya diantara lafadz yang indah terdapat apa yang
disebut sihir." Dua grand teori diatas menunjukan pentingnya berkomunikasi
dengan menggunakan ketentuan berkomunikasi yang diikat dengan aturan
hukum berkomunikasi yakni harus dengan makruf bijaksana dan sewajarnya
dengan memperhatikan unsur kepantasan.10

F. Hambatan dalam Komunikasi Organisasi Pendidikan


1. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi,
semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan
efesien sebagai media komunikasi. Menurut dalam bukunya, 1976, Cruden
dan Sherman Personel management jenis hambatan teknis dari komunikasi :
tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas, kurangnya informasi
atau penjelasan, kurangnya ketrampilan membaca, dan pemilihan media
[saluran] yang kurang tepat.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea
atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu
proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan
komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya
hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau
penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat
berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis
komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang
tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan
penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll. Menurut Cruden dan Sherman: a. Hambatan

10
Abidah dan Ika Hartika, “Model dan Penerapan Komunikasi Organisasi Pendidikan Islam”, Jurnal
Manajemen Pendidikan dan Keislaman, Vol. 6b No. 1, Januari-Juni 2017, hlm. 6-7.

9
yang berasal dari perbedaan individual manusia. Perbedaan persepsi,
perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan,
perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi. b. Hambatan
yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi. Suasana iklim kerja
dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi
organisasi.11

G. Solusi atas Hambatan dalam Komunikasi Organisasi Pendidikan


1. Hubungan Antar Personal
Hubungan yang harmonis dengan orang-orang lain dalam tingkat
pribadi, antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya
disebut hubungan antar persona. Suatu anailisis khusus tentang hubungan
antar pesona menyatakan bahwa kita akan berhasil menciptakan komunikasi
dalam organisasi bila melakukan hal-hal berikut ini a. Menjaga kontak pribadi
yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan, b. Menetapkan dan
menegaskan identitas kita dalam hubungan dengan orang lain tanpa
membesar-besarkan ketidaksepakatan, c. Menyampaikan informasi kepada
oranglain tanpa menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman,
penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja, d. Terlibat dalam
pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap bertahan atau
menghentikan proses, e. Membantu orang-orang lainnya untuk
mengembangkan gaya hubungan persona dan antar pesona yang efektif, f.
Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat.
Hubungan antar pesonal cenderung menjadi lebih baik bila kedua
belah pihak melakukan hal-hal berikut yaitu menyampaikan perasaan secara
langsung dan dengan cara yang hangat dan ekspresif, menyampaikan apa
yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka melalui penyingkapan diri,
menyampaikan pemahaman yang positif, hangat kepada satu sama lainnya
dengan memberikan respons-respons yang relevan dan penuh pengertian,
bersikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan sikap menerima
secara verbal maupun nonverbal, selalu menyampaikan pandangan positif
tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak

11
Rismayanti, “Hambatan Komunikasi yang Sering Dihadapi dalam Sebuah Organisasi”, Jurnal Al-Hadi,
Vol. IV No. 1, Juli-Desember 2018, hlm. 831.

10
menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan
mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
2. Hubungan Posisional
Hubungan posisional ditentukan dengan pendekatan struktur dan
tugastugas fungsional anggota organisasi. Menurut Koontz dan O’Donnel13
untuk mengatasi kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien
individu dalam organisasi yang disebabkan ketidaklancaran proses
komunikasi di organisasi adalah: a. Merencanakan penempatan / pengaturan
jabatan secara benar. Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan dengan
benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan yang
diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam
komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi.
Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan
rencana penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan
berdasarkan kemampuan dan kesenioritasan yang diakui oleh individu-
individu yang ada dalam organisasi b. Berusaha menjernihkan hubungan.
Kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan
kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan
tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam
pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang dapat menjadi
jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal dan
vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
3. Hubungan Berurutan
Informasi disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses;
dalam proses ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan; kepada orang
kedua yang kemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi
pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan
orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Peran kunci dalam sistem ini
adalah pengulang pesan (relayor). 12

12
Ibid., hlm. 832-833.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Komunikasi organisasi pendidikan adalah proses penyampaian suatu
pernyataan yang menampung orang-orang dalam organisasi yang berusaha
mencapai tujuan bersama di suatu bidang atau lembaga pendidikan. Secara teoritis
12
diperlukan pemilihan metode dan media yang tepat dalam usaha mencapai
komunikasi yang efektif terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan:
ketersediaan, biaya, pengaruh, relevansi, respon, dan keahlian. Tentu saja
persoalan-persoalan komunikasi organisasi, termasuk organisasi pendidikan
berkaitan dengan persoalan-persoalan lainnya. misalnya alasan ‘politis’,
mempentahankan kepentingan, dan sebagainya. oleh karena itu memerlukan
pendekatan-pendekatan lainnya.

B. Saran
Penulisan makalah ini ditujukan sekadar bisa menjadi gambaran sekilas,
tambahan dan wawasan tentang “Komunikasi Organisasi Pendidikan”. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami konsep
komunikasi organisasi pendidikan. Penulis juga memohon maaf apabila masih
banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Daftar Pustaka

Abidah dan Ika Hartika. (2017). “Model dan Penerapan Komunikasi Organisasi
Pendidikan Islam”. Jurnal Manajemen Pendidikan dan Keislaman. Vol. 6b No.
1, hlm. 6-7.

13
Furqon, Chairul . “Hakikat Komunikasi Organisasi”. Jurnal Universitas Pendidikan
Indonesi. Program Studi Manajemen-FPIPS, hlm. 6.
Inah, Ety Nur. (2013). “Peranan Komunikasi dalam Pendidikan”. Jurnal Al-Ta’dib.
Vol. 6 No. 1, hlm. 183.
Naway, Fory Armin. 2016. Komunikasi dan Organisasi Pendidikan. Gorontalo: Ideas
Publishing.
Rismayanti. (2018). “Hambatan Komunikasi yang Sering Dihadapi dalam Sebuah
Organisasi”. Jurnal Al-Hadi. Vol. IV No. 1, hlm. 831.
Sagala, H. Syaiful. (2017). “Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan”. Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED. Vol. 4 No. 2, hlm. 121.

14

Anda mungkin juga menyukai