Makalah ini dibuat untuk memenuhi ujian tengah semester Manajemen Pendidikan
Disusun oleh
PBSI 7B
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah Swt. yang masih memberi kita
usia diiringi kesehatan sebagai bagian dari curahan Rahmat-Nya hingga saat ini.
Atas Rahmat tersebut pula, segala tugas dan kegiatan kita dapat terlaksana dan
terselesaikan termasuk dalam proses pembuatan makalah ini sebagai salah satu
yang perlu ditempuh dalam Mata Kuliah Manajemen Pendidikan pada semester
tujuh ini. Selanjutnya, salawat beserta salam tak pernah lupa kita haturkan kepada
Baginda Nabi Muhammad Saw. sampai pada nanti kita semua bisa mendapat
syafaatnya di akhir kelak. Ucapan terakhir pada bagian ini, kami sampaikan pula
rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Syukur, M.A. selaku dosen
pengampu yang senantiasa membimbing dan selalu membagi ilmunya kepada kami,
terutama hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran mata kuliah Manajemen
Pendidikaan ini. Semoga Bapak senantiasa diberi kesehatan dan kebahagiaan oleh-
Nya.
Bersama dengan hadir dan dibacanya isi makalah ini, kami sangat berharap
segala hal yang tertuang di dalamnya dapat memberi manfaat bagi para pembaca
maupun penulis. Terutama, besar harapan kami bahwa isi makalah ini mampu
menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang pendidikan khususnya. Tak
ada gading yang tak retak, pun begitu dengan makalah ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan masukan pembaca atas makalah ini agar kemudian dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan agar tidak terulang lagi pada penulisan
makalah yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Simpulan..................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
7. Apa saja solusi atas hambatan dalam komunikasi organisasi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mempunyai lima unsur dinamis yaitu (1) adanya struktur yang menggambarkan garis
komando (hierarkhi kekuasaan) dan garis staf sebagai garis advisory atau otoritas
gagasan-gagasan, (2) adanya pembagian kerja yang berkaitan dengan kedudukan
dan fungsi, (3) adanya kordinasi untuk mensinkronkan tindakan-tindakan dalam
rangka pencapaian tujuan, (4) adanya skala yang menggambarkan hierarkhi
hubungan antara atasan dengan bawahan, dan (5) adanya fungsional yaitu
perbedaan tugas dan tanggung jawab pada setiap individu dalam hierarkhi
organisasi.3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi pendidikan adalah
proses penyampaian suatu pernyataan yang menampung orang-orang dalam
organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama di suatu bidang atau lembaga
pendidikan.
3
H. Syaiful Sagala, “Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 4
No. 2, Desember 2017, hlm. 121.
4
Chairul Furqon, “Hakikat Komunikasi Organisasi”, Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, Program
Studi Manajemen-FPIPS, hlm. 6.
5
Ibid.
4
Tentu saja struktur komunikasi Universitas tidak selalu persis sama, tetapi bila
diasumsikan suatu Universitas memiliki struktur komunikasi yang demikian, maka
dapat terlihat bahwa titik berat komunikasi organisasi bergerak ke arah komunikasi
manajerial yang perhatian utamanya adalah komunikasi ke bawah, membawa
informasi melalui kelompok manajemen kepada kelompok operatif. Berkaitan
dengan ini. terdapat dua masalah utarna. yaitu: a. jenis informasi apa yang
disebarkan dan tingkat manajemen kepada tingkatan di bawahnya (para Pegawai),
b. bagaimana informasi tersebut disediakan. Seyogyanya kualitas dan kuantitas
informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan tepat. 6
Pihak manajemen memerlukan informasi dan semua unit organisasi,
dernikian pula sebaliknya. tetapi dalam kenyataannya proses tersebut tidaklah
sesederhana ini. Secara teoritis diperlukan pemilihan metode dan media yang tepat
dalam usaha mencapai komunikasi yang efektif. sebagaimana diungkapkan Level &
Galle (1988), terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan: ketersediaan, biaya,
pengaruh, relevansi, respon, dan keahlian. Tentu saja persoalan-persoalan
komunikasi organisasi, termasuk organisasi pendidikan berkaitan dengan
persoalan-persoalan lainnya. misalnya alasan ‘politis’, mempentahankan
kepentingan, dan sebagainya. oleh karena itu memerlukan pendekatan-pendekatan
lainnya.7
6
Ibid., hlm.7.
7
Ibid.
5
Fungsi ini merupakan proses penyampaian informasi kepada
masyarakat luas.8
8
Ety Nur Inah, “Peranan Komunikasi dalam Pendidikan”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 6 No. 1, Januari-Juni
2013, hlm. 183.
6
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di
luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat
memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika
kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam
melakukan proses komunikasi.
7. Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi
oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan.
Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal
tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia
bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,
pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut
mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak
mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling
dipertukarkan.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu
arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang
dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses
adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi
dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11. Komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat
mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang
dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah
berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu
saja pada diri orang lain tersebut.
7
12. Komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah.9
9
Fory Armin Naway, Komunikasi dan Organisasi Pendidikan, (Gorontalo: Ideas Publishing, 2016),hlm.
71-74.
8
bersabda: "Sesungguhnya diantara lafadz yang indah terdapat apa yang
disebut sihir." Dua grand teori diatas menunjukan pentingnya berkomunikasi
dengan menggunakan ketentuan berkomunikasi yang diikat dengan aturan
hukum berkomunikasi yakni harus dengan makruf bijaksana dan sewajarnya
dengan memperhatikan unsur kepantasan.10
10
Abidah dan Ika Hartika, “Model dan Penerapan Komunikasi Organisasi Pendidikan Islam”, Jurnal
Manajemen Pendidikan dan Keislaman, Vol. 6b No. 1, Januari-Juni 2017, hlm. 6-7.
9
yang berasal dari perbedaan individual manusia. Perbedaan persepsi,
perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan,
perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi. b. Hambatan
yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi. Suasana iklim kerja
dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi
organisasi.11
11
Rismayanti, “Hambatan Komunikasi yang Sering Dihadapi dalam Sebuah Organisasi”, Jurnal Al-Hadi,
Vol. IV No. 1, Juli-Desember 2018, hlm. 831.
10
menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan
mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
2. Hubungan Posisional
Hubungan posisional ditentukan dengan pendekatan struktur dan
tugastugas fungsional anggota organisasi. Menurut Koontz dan O’Donnel13
untuk mengatasi kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien
individu dalam organisasi yang disebabkan ketidaklancaran proses
komunikasi di organisasi adalah: a. Merencanakan penempatan / pengaturan
jabatan secara benar. Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan dengan
benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan yang
diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam
komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi.
Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan
rencana penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan
berdasarkan kemampuan dan kesenioritasan yang diakui oleh individu-
individu yang ada dalam organisasi b. Berusaha menjernihkan hubungan.
Kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan
kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan
tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam
pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang dapat menjadi
jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal dan
vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
3. Hubungan Berurutan
Informasi disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses;
dalam proses ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan; kepada orang
kedua yang kemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi
pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan
orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Peran kunci dalam sistem ini
adalah pengulang pesan (relayor). 12
12
Ibid., hlm. 832-833.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi organisasi pendidikan adalah proses penyampaian suatu
pernyataan yang menampung orang-orang dalam organisasi yang berusaha
mencapai tujuan bersama di suatu bidang atau lembaga pendidikan. Secara teoritis
12
diperlukan pemilihan metode dan media yang tepat dalam usaha mencapai
komunikasi yang efektif terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan:
ketersediaan, biaya, pengaruh, relevansi, respon, dan keahlian. Tentu saja
persoalan-persoalan komunikasi organisasi, termasuk organisasi pendidikan
berkaitan dengan persoalan-persoalan lainnya. misalnya alasan ‘politis’,
mempentahankan kepentingan, dan sebagainya. oleh karena itu memerlukan
pendekatan-pendekatan lainnya.
B. Saran
Penulisan makalah ini ditujukan sekadar bisa menjadi gambaran sekilas,
tambahan dan wawasan tentang “Komunikasi Organisasi Pendidikan”. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami konsep
komunikasi organisasi pendidikan. Penulis juga memohon maaf apabila masih
banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Daftar Pustaka
Abidah dan Ika Hartika. (2017). “Model dan Penerapan Komunikasi Organisasi
Pendidikan Islam”. Jurnal Manajemen Pendidikan dan Keislaman. Vol. 6b No.
1, hlm. 6-7.
13
Furqon, Chairul . “Hakikat Komunikasi Organisasi”. Jurnal Universitas Pendidikan
Indonesi. Program Studi Manajemen-FPIPS, hlm. 6.
Inah, Ety Nur. (2013). “Peranan Komunikasi dalam Pendidikan”. Jurnal Al-Ta’dib.
Vol. 6 No. 1, hlm. 183.
Naway, Fory Armin. 2016. Komunikasi dan Organisasi Pendidikan. Gorontalo: Ideas
Publishing.
Rismayanti. (2018). “Hambatan Komunikasi yang Sering Dihadapi dalam Sebuah
Organisasi”. Jurnal Al-Hadi. Vol. IV No. 1, hlm. 831.
Sagala, H. Syaiful. (2017). “Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan”. Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED. Vol. 4 No. 2, hlm. 121.
14