Anda di halaman 1dari 15

MENIMBANG :

Untuk meningkatkan aksesibilitas,


keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
kefarmasian, perlu penataan
penyelanggaraan Yan Farmasi di apotik

Ketentuan dan Ketentun dan Tata Cara


Pemberian Izin Apotik telah dirubah
dari PMK 922/MENKES/PER/X/1993
menjadi PMK 1332/MENKES/SK/
X/2002
Meningkatkan
Kualitas Yan
Farmasi

TUJUAN
Menjamin Kepastian Memberikan
Hukum bagi Tenaga
Kefarmasian dalam
perlindungan
memberikan Yan pasien dan
Farmasi masyarakat
BAB II PERSYARATAN PENDIRIAN

Pasal 3 :
1. Pemilik Modal dan Perorangan
2. Walaupun ada Pemilik modal, Pekerjaan
Kefarmasian harus sepenuhnya dilakukan oleh
Apoteker

Pasal 4 :
Persyaratan : a. Lokasi b. Bangunan c. Sarana,
prasarana, peralatan d. Ketenagaan
LOKASI-BANGUNAN-Sarana Prasarana-Peralatan

Pasal 5 Lokasi : Akses masyarakat

Pasal 6 Bangunan :
1. a. Aman, Nyaman, Mudah dalam pelayanan dan perlindungan,
keselamaan (Penyandang cacat, anak, lanjut usia)
2. Permanen
3. Dapat meruoakan bagian dan/atau terpisah dari pusat
perbelanjaan, rumah toko, rumah kantor, rumah susun

Pasal 7 Sarana :
a. Penerimaan resep
b. Pelayanan resep dan peracikan
c. Penyerahan SF & Alkes
d. Konseling
e. Penyimpanan SF & Alkes
f. Arsip
Pasal 11 SDM:
a. Apoteker Pemegang SIA, Apoteker Lain, Tenaga Kefarmasian
b. Apoteker dan Tenaga Kefarmasian : SIP
BAB III
PERIZINAN
Pasal 12 1. Izin dari Menteri
2. Pemerintah melimpahkan pemberian izin kepada Pem Da
Kab/Kota
3. Izin berupa SIA
4. SIA berlaku 5 tahun, dapat diperpanjang
Pasal 13 1. Apoteker megajukan permohnan kepada PemDa
2. Kelengkapan Administrasi :
a. Fotokopi STRA & menunjukkan STRA Asli
b. Fotokopi KTP
c. Fotokopi NPWP
d. Fotokopi Peta Lokasi & Denah Bangunan
e. Daftar Sarana, Prasarana& Peralatan

Pasal 15 1. Perubahan Ijin :Pindah alamat, Pindah Lokasi, Perubahan


(perubahan Apoteker Pemeang SIA, Nama Apotik
Ijin) 2. Permohonan perubahan ijin Apotik dikirim ke PemDa
BAB IV PENYELENGGARAAN
Pasal 16 : 1. Fungsi Pengelolaan SF, Alkes, BMHP
2. Fungsi Pelayanan Farmasi Klinis

Pasal 17 : Penyerahan
a
• Apotik Lain

b • Puskesmas

c • Instalasi Farmasi Rumah Sakit

d • Instalasi farmasi klinik


• Dokter

e

f • Bidan Praktik Mandiri

g Pasien

h • Masyarakat

a sampai dengan d : Untuk menutup kekurangan (langka atau kosong)


e sampai dengan h : sesuai peraturan perundangan
Pasal 18.
Apotik Wajib memasang :
a. Papan Nama : Nama Apotik, Nomor SIA, Alamat
b. Papan Praktik : Nama Apoteker, Nomor SIPA, Jam Praktik

Pasal 19.
Apoteker Wajib Praktik sesuai : Standar Profesi, SPO, Standar
Pelayanan, Etika Profesi, Menghormati Hak Pasien ,
mengutamakan Kepentingan Pasien

Pasal 20.
Menjamin ketersediaan SF, Alkes, BMHP yang
aman, bermutu, bermanfaat
Pasal 21.
1. Apoteker wajib melayani resep dokter
2. Obat Merek dagang dapat diganti dengan obat generik
atau obat merek dagang lainnya dengan persetujuan
Dokter/dan atau pasien
3. Bila obat tidak tersedia /pasien tidak dapat menebus
obat, dapat diganti setelah mendapat persetujuan dokter
4. Apabila terjadi kekeliruan/tidak tepat, apoteker wajib
memberi tahu dokter
5. Bila dokter tetap dalam pendiriannya, apoteker wajib
memberikan pelayanan sesuai resep dokter dan memberi
catatan pada resep
22 1. Pasien berhak minta slinan resep

2. Salinan resep harus disyahkan oleh Apoteker


3, Salinan resep harus sesuai aslinya

23 1. Resep bersifat rahasia


2. Resep haris disimpan 5 tahun
3. Resep hanya dapat diperlihatkan pada : dokter penulis resep,
Pasien/yang merawat pasien, petugas kesehatan, petugas lain
yang berwenang
BAB V
PENGALIHAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 26
1. Apabila Apoteker Pemegqng SIA meninggal dunia,
keluarga harus melaporkan ke PemDa Kab/Kota
2. PemDa Kab/Kota menunjuk Apoteker lain paling lama 3
bulan

Bab VI
PEMBINAA DAN PEGAWASAN
Pasal 27
Pembinaan dilakukan oleh Menteri, Kadinkes Propinsi,
Kadinkes kabupaten/Kota (sesuai kewenangan)
terhadap Yan Farmasi di Apotik

Anda mungkin juga menyukai