Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN KADAR KREATININ PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT


PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016

Muhammad Nur1, Anggunan2, Pradita Defi Wulandari2

Departemen patologi Klinik, Rumah Abdul Moeloek Lampung


1

Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati


2

ABSTRAK

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 melaporkan prevalensi penyakit


gagal ginjal kronis (GGK) berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2%.
Penurunan fungsi ginjal pada pasien GGK akan menghasilkan berbagai macam
komplikasi salah satunya adalah hiperurisemia, Ginjal mengalami gangguan untuk
memfiltrasi darah sehingga zat sisa metabolisme tubuh seperti urea, asam urat dan
kreatinin tidak dapat diekskresikan.Tujuan Penelitian adalahUntuk mengetahui hubungan
Kadar Asam Urat dengan Kadar Kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun
2016.Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan “cross sectional.”.
Populasi dalam penelitian ini adalah pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung berjumlah 55
orang. Sampel total populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan uji Laboratorium.
Analisa data yang digunakan adalah chi square.Hasil analisis didapatkan rata-rata Kadar
Kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa adalah 2,85mg/dl,
dengan SD 0,89 mg/dl. Rata-rata kadar asam urat pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa adalah 7,49mg/dl, dengan SD 1,34 mg/dl. Tidak ada hubungan
Kadar Asam Urat dengan Kadar Kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2016.

Kata Kunci : Asam Urat, Kreatinin, Pasien Gagal Ginjal Kronik

Latar Belakang Ginjal merupakan organ yang


Gagal ginjal kronik merupakan berfungsi untuk mempertahankan
salah satu penyakit yang berpotensi stabilitas volume, komposisi elektrolit,
fatal dan dapat menyebabkan pasien dan osmolaritas cairan ekstraseluler.
mengalami penurunan kualitas hidup Salah satu fungsi penting ginjal lainnya
baik kecacatan maupun kematian. Pada adalah untuk mengekskresikan produk-
gagal ginjal kronik (GGK) umumnya produk akhir/ sisa metabolisme tubuh,
akan terjadi penurunan massa ginjal misalnya urea, asam urat, dan kreatinin.
yang dapat mengakibatkan hipertrofi Apabila sisa metabolisme tubuh tersebut
struktural dan fungsional dari nefron dibiarkan menumpuk, zat tersebut bisa
yang masih tersisa, hal tersebut menjadi racun bagi tubuh, terutama bagi
merupakan upaya kompensasi yang otak. (Sherwood, 2012).
dilakukan oleh ginjal. Pasien yang Pada pasien dengan penyakit
mengalami gangguan fungsi ginjal, pada ginjal kronik, ginjal tidak dapat berfungsi
umumnya mempunyai komposisi atau dengan baik. Ginjal mengalami
volume urin yang tidak normal misalnya gangguan untuk memfiltrasi darah
adanya sel darah merah atau sejumlah sehingga zat sisa metabolisme tubuh
protein di dalam urin (Russell and seperti urea, asam urat dan kreatinin
Norman, 2008). Definisi lain dari GGK tidak dapat diekskresikan. Riset
adalah terjadinya penurunan nilai GFR Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
<60 ml/menit/1.73 m2 selama 3 bulan 2013 melaporkan prevalensi penyakit
atau lebih, dengan atau tanpa kerusakan gagal ginjal kronis (GGK) berdasarkan
ginjal (NKF, 2002). diagnosis dokter di Indonesia sebesar
0,2%. Riskesdas juga melaporkan

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 305
prevalensi gagal ginjal kronis terbesar Nefrolitiasis didefinisikan sebagai
terdapat pada pasien berusia ≥ 75 pembentukan batu di dalam ginjal oleh
tahun, yaitu sebesar 0,6%. Prevalensi karena adanya pengendapan dari
gagal ginjal kronis di Sumatera Utara beberapa jenis senyawa, satu
dilaporkan mencapai 0.2%. Berdasarkan diantaranya adalah asam urat.
jenis kelamin, Riskesdas (2013) Nefrolitiasis asam urat sering terjadi
melaporkan prevalensi gagal ginjal pada pasien hiperurisemia dan pasien
kronis pada pria di Indonesia sebesar dengan keganasan pergantian sel yang
0,3% dan pada wanita di Indonesia cepat (misalnya leukemia). Kondisi
sebesar 0,2%. Data prevalensi di atas nefrolitiasis ini terjadi ketika kadar asam
menunjukkan bahwa penyakit gagal urat dalam serum diatas 10 mg/dl
ginjal kronis telah menjadi (Wilson and Price, 2005). Sedangkan
permasalahan utama dalam kesehatan nefropati urat kronik, atau nefropati
masyarakat pada umumnya (National gout akan terjadi pada pasien gout dan
Kidney Foundation, 2002). hiperurisemia yang berlarut – larut (> 7
Penurunan fungsi ginjal pada mg/dl) (Wortman, 2009).
pasien GGK akan menghasilkan berbagai Tahapan gagal ginjal kronik dapat
macam komplikasi salah satunya adalah dibagi menurut beberapa cara, antara
hiperurisemia. Hiperurisemia adalah lain dengan memperhatikan faal ginjal
ketidakseimbangan antara produksi dan yang masih tersisa. Bila faal ginjal yang
sekresi dari asam urat. Ketidak masih tersisa sudah minimal dan usaha-
seimbangan antara produksi dan sekresi usaha pengobatan konservatif berupa
akan menimbulkan hipersaturasi asam diet, pembatasan minum, obat-obatan
urat yaitu kelarutan asam urat dalam dan lain-lain tidak memberi pertolongan
serum melebihi ambang batasnya, yang diharapkan lagi, keadaan tersebut
sehingga merangsang timbunan urat diberi nama gagal ginjal terminal (GGT).
dalam bentuk garamnya terutama Pada stadium ini terdapat akumulasi
monosodium urat di berbagai toksin uremia (ureum dan kreatinin)
tempat/jaringan (Wortman, 2009). dalam darah yang dapat membahayakan
Kondisi hiperurisimia merupakan kelangsungan hidup pasien (Sudoyo dkk,
suatu faktor resiko timbulnya penyakit 2006).
ginjal. Berdasarkan penelitian, pasien Sindrom GGK merupakan
dengan kadar asam urat serum sekitar permasalahan bidang nefrologi dengan
7,0 – 8,9 mg/dl akan memiliki resiko angka kejadian yang masih tinggi,
dua kali lebih besar mengalami penyakit etiologi luas dan komplek, sering tanpa
ginjal, sedangkan peningkatan kadar keluhan maupun gejala klinik kecuali
asam urat serum ≥ 9,0 mg/dl pasien sudah terjun ke stadium terminal (gagal
mempunyai resiko menderita penyakit ginjal terminal) (Sudoyo dkk, 2006).
ginjal meningkat menjadi tiga kali lipat. Menurut Budiyanto (2002) kegagalan
Peningkatan kadar asam urat dalam ginjal dikarenakan kerusakan ginjal
serum dapat membentuk kristal – kristal ditandai dengan gejala adanya protein
asam urat di ginjal dan dapat dalam urin (proteinuria atau
mengendap di dalam insterstitium albuminuria), darah dalam urin
medular ginjal, tubulus atau sistem (hematuria) dan kenaikan tingkat ureum
pengumpul yang akhirnya akan atau kreatinin (sisa produksi
menyebabkan gagal ginjal akut maupun metabolisme protein) dalam darah.
kronik. Penyakit ginjal yang dapat Hemodialisis atau cuci darah
ditimbulkan dari kondisi hiperurisemia dilakukan dengan tujuan untuk
antara lain : nefropati asam urat akut, membuang hasil metabolisme dan cairan
nefrolitiasis asam urat, nefropati urat yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh
kronik (Wortman, 2009; Obemayr, karena ginjal gagal menjalankan
2008). fungsinya. Hemodialisis dapat dilakukan
Nefropati asam urat akut untuk mencegah komplikasi gagal ginjal
disebabkan oleh pengendapan kristal yang serius. Hemodialisis akan
asam urat dalam tubulus ginjal yang memperbaiki abnormalitas biokimia,
menyebabkan obstruksi dan menyebabkan cairan, protein dan
berkembangnya gagal ginjal akut. natrium dapat dikonsumsi secara bebas,

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 306
menghilangkan kecenderungan Lampung, Pasien Rutin HD selama
perdarahan dan membantu minimal 1 bulan, Bersedia menjadi
penyembuhan luka. responden. Sedangkan Kriteria Ekslusi:
Pasien GGK yang tidak menjalani
hemodialisa, Pasien GGK yang tidak
Metode Penelitian menjalani hemodialisa rutin, Tidak
mengkonsumsi obat-obatan yang dapat
Penelitian ini menggunakan metode meningkatkan kadar asam urat dalam
analitik dengan pendekatan “cross serum seperti alkohol, asam askorbit,
sectional.”. Populasi dalam penelitian ini aspirin dosis rendah, kafein, cisplatin,
adalah pada pasien gagal ginjal kronik diazoxide, diuretik, epinefrin,
yang menjalani hemodialisa di Rumah ethambutol, levodopa, metal-dopa,
Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar asam nikotinat, fenotiazin, dan theofilin.
Lampung berjumlah 55 orang. Sampel Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang
total populasi. Pengumpulan data menurunkan kadar asam urat dalam
dilakukan dengan uji Laboratorium. serum seperti alopurinol, aspirin dosis
Analisa data yang digunakan adalah chi tinggi, azathioprin, clofibrat,
square, dengan kriteria inklusi:Klien kortikosteroid, estrogen, infuse glucose,
yang menjalani Hemodialisa di Rumah guafenisin, manitol, probenecid, dan
Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar warfarin.

Hasil Penelitian

Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan


Dan Pekerjaan
Distribusi umur, jenis kelamin, Hemoldialisis Di Rumah Sakit Pertamina
pendidikan dan pekerjaan Pasien Bintang Amin terlihat pada table 4.1
Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani dibawah ini:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden menurut Umur, Jenis Kelamin,Pendidikan
Dan Pekerjaan

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur
- 30-39 Tahun 2 5.9
- 40-49 Tahun 10 29.4
- 50-59 Tahun 13 38.2
- 60-69 Tahun 7 20.6
- 70-79 Tahun 2 5.9
Jenis Kelamin
- Laki-laki 15 44.1
- Perempuan 19 55.9
Pendidikan
- Tidak Sekolah 2 5.9
- SD 3 8.8
- SMP 5 14.7
- SMA 14 41.2
- PT 10 29.4
Pekerjaan
- Tidak bekerja 8 23.5
- Ibu Rumah Tangga 4 11.8
- PNS 8 23.5
- Wiraswasta 4 11.8
- Buruh 3 8.8
- Petani 4 11.8
- Swasta 3 8.8
Total 34 100,0

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 307
Berdasarkan tabel 4.1 di atas banyak adalah perempuan yaitu 19
menunjukkan distribusi frekuensi responden (55.9%), berpendidikan SMA
berdasarkan umur menunjukkan yaitu 14 responden (41.2%), tidak
sebagian besar responden berumur 50- bekerja dan bekerja sebagai PNS
59 Tahun yaitu sebanyak 13 responden masing-masing sebanyak 8 responden
(38.2%), jenis kelamin yang paling (23.5%).
Analisis Univariat
Kadar Creatinin
Tabel 4.2Kadar Kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Pertamina Bintang
Amin Bandar Lampung Tahun 2016

Variabel Mean SD Min-Mak 95% CI

Kadar Kreatinin 2,85 0,89 1,2-4,7 2,54-3,16

Hasil analisis didapatkan rata-rata mg/dl. Hasil estimasi interval dapat


Kadar Kreatinin pada pasien gagal ginjal disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
kronik yang menjalani hemodialisa rata-rata Nilai Kadar Kreatinin
adalah 2,85mg/dl, dengan SD 0,89 responden adalah antara 2,54 -3,16
mg/dl. Kadar kreatinin terendah adalah mg/dl.
1,2 mg/dl dan yang tertinggi adalah 4.7

Kadar Asam Urat


Tabel 4.3Kadar Asam Urat pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Pertamina Bintang
Amin Bandar Lampung Tahun 2016

Variabel Mean SD Min-Mak 95% CI

Kadar Asam 7,49 1,34 4,5-10,7 7,03-7,96


Urat

Hasil analisis didapatkan rata-rata 4,5 mg/dl dan yang tertinggi adalah
kadar asam urat pada pasien gagal 10.7 mg/dl. Hasil estimasi interval dapat
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
adalah 7,49mg/dl, dengan SD 1,34 rata-rata kadar asam urat responden
mg/dl. Kadar asam urat terendah adalah adalah antara 7,03-7,96 mg/dl
.

Analisis Bivariat
..
Tabel 4.4Hasil Uji Korelasi Spearman Kadar Asam Urat dengan Kadar
Kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung Tahun 2016

Variabel Koefisien Korelasi Signifikasi (p)


Spearman (r)
Kadar Asam Urat, Kadar 0,277 0,053
Kreatinin

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 308
Hasil uji Korelasi Spearman didapatkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
nilai p sebesar 0,053 dan nilai r sebesar
penelitian Alfonso tahun 2016 tentang
0,277. Karena nilai p = 0,053> 0,05
Gambaran kadar kreatinin serum pada
sehingga dapat disimpulkan tidak ada
pasien penyakit ginjal kronik stadium 5
hubungan Kadar Asam Urat dengan
non dialysis yang menunjukkan terdapat
Kadar Kreatinin pada pasien gagal ginjal
35 pasien yang terdiagnosis penyakit
kronik yang menjalani hemodialisa di
ginjal kronik stadium 5 non dialysis
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
mengalami peningkatan kadar kreatinin
Bandar Lampung Tahun 2016.
serum (100%).
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat
Pembahasan
hasil analisis didapatkan rata-rata kadar
Berdasarkan tabel 4.1 di atas asam urat pada pasien gagal ginjal
menunjukkan distribusi frekuensi kronik yang menjalani hemodialisa
berdasarkan umur menunjukkan adalah 7,49mg/dl, dengan SD 1,34
sebagian besar responden berumur 50- mg/dl. Kadar asam urat terendah adalah
59 Tahun yaitu sebanyak 13 responden 4,5 mg/dl dan yang tertinggi adalah
(38.2%), jenis kelamin yang paling 10.7 mg/dl. Hasil estimasi interval dapat
banyak adalah perempuan yaitu 19 disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
responden (55.9%), berpendidikan SMA rata-rata kadar asam urat responden
yaitu 14 responden (41.2%), tidak adalah antara 7,03-7,96 mg/dl.
bekerja dan bekerja sebagai PNS Kadar asam urat pada tiap individu
masing-masing sebanyak 8 responden sangat bervariasi tergantung pada
(23.5%). sintesis dan ekskresinya. Hiperurisemia
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat terjadi bila kadar asam urat melebihi
hasil analisis didapatkan rata-rata Kadar daya larutnya dalam plasma yaitu 6,7
Kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik mg/dL pada suhu 37°C. Kondisi ini dapat
yang menjalani hemodialisa adalah disebabkan karena ketidakseimbangan
2,85mg/dl, dengan SD 0,89 mg/dl. antara produksi yang berlebihan,
Kadar kreatinin terendah adalah 1,2 penurunan ekskresi atau gabungan
mg/dl dan yang tertinggi adalah 4.7 keduanya. Produksi yang berlebihan
mg/dl. Hasil estimasi interval dapat terjadi pada keadaan diet tinggi purin,
disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa alkoholisme, turn over nukleotida yang
rata-rata Nilai Kadar Kreatinin meningkat, obesitas, dan dislipidemia.
responden adalah antara 2,54 -3,16 Sedangkan penurunan ekskresi asam
mg/dl. urat terjadi pada penyakit ginjal,
hipertensi, penggunaan diuretik,
Kreatinin adalah produk protein otot
resistensi insulin, dan kadar estrogen
yang merupakan hasil akhir metabolisme
yang rendah (Johnson et al., 2003;
otot yang dilepaskan dari otot dengan
Berry et al., 2004; Hediger et al., 2005).
kecepatan yang hampir konstan dan
diekskresi dalam urin dengan kecepatan Pada manifestasi sindrom gout
yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh mencakup atritis gout yang akut
ginjal melalui kombinasi filtrasi dan (serangan rekuren inflamasi artikuler
sekresi, konsentrasinya relatif konstan dan periartikuler yang berat), tofus
dalam plasma dari hari ke hari, kadar (endapan Kristal yang menumpuk dalam
yang lebih besar dari nilai normal jaringan artikuler, jaringan oseus,
mengisyaratkan adanya gangguan fungsi jaringan lunak serta kartilago),
ginjal (Corwin J.E, 2001). nefropati gout (gangguan ginjal) dan
Peningkatan dua kali lipat kadar pembentukkan batu asam urat dalam
kreatinin serum mengindikasikan adanya traktus urinarius. Ada empat stadium
penurunan fungsi ginjal sebesar 50 %, penyakit gout yang dikenal:
demikian juga peningkatan kadar hiperurisemia asimtomatik, arthritis gout
kreatinin tiga kali lipat mengisyaratkan yang kronis, gout interkritikal dan gout
penurunan fungsi ginjal sebesar 75 % tofeseus yang kronik (Doherty, 2009).
(Soeparman dkk, 2001). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Mubarokah (2013) tentang

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 309
Perbedaan Kadar Hemoglobin, Ureum, menjalani terapi hemodialisis kadarnya
Kreatinin Pre Dan Post Hemodialisa berubah-ubah, bahkan melebihi kadar
Selama 3 Bulan Menjalani Hemodialisa normal (Suryawan, 2016).
Di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode Dalam penelitian ini diperoleh
Desember 2012 – Maret 2013, yang responden dengan kadar asam urat
menunjukkan rata-rata kadar ureum normal (< 6,5 mg/dl pada wanita dan
penderita GGK sebelum hemodialisa 7,5 mg/dl pada laki-laki) namun
sebesar 134.745 mg/dl (Mubarok, memiliki kadar creatinin yang tinggi
2013). yaitu >1,2mg/dl, hal ini dapat
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat disebabkan karena konsumsi obat-
hasil penelitian menunjukkan tidak ada obatan tertentu oleh responden seperti
hubungan Kadar Asam Urat dengan Obat – obatan yang dapat meningkatkan
Kadar Kreatinin pada pasien gagal ginjal kadar kreatinin: amfotericin B,
kronik yang menjalani hemodialisa di androgen, asam askorbat, barbiturat,
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin captopril, sefalosporin, cimetidine,
Bandar Lampung Tahun 2016 ( p value clonidine, kortikosteroid, dextran,
0,053). doksisiklin, fruktosa, gentamisin,
Kreatinin dalam urin berasal dari glukosa, hidralazin, levodopa, lithium,
filtrasi glomerulus dan sekresi oleh mannitol, metildopa, propanolol,
tubulus proksimal ginjal. Berat sulfonamide, streptokinase,
molekulnya kecil sehingga dapat secara testosterone, trimethoprim. Dan
bebas masuk dalam filtrat glomerulus. sebalinya terdapat responden dengan
Kreatinin yang diekskresi dalam urin kadar kreatinin tidak terlalu tinggi
terutama berasal dari metabolisme namun kadar asam uratnya tinggi, hal
kreatinin dalam otot sehingga jumlah tersebut dapat disebabkan karena
kreatinin dalam urin mencerminkan responden mengkonsumsi obat-obatan
massa otot tubuh dan relatif stabil pada yang dapat meningkatkan kadar asam
individu sehat (Levey, 2003; Remer et urat dalam serum seperti alkhol, asam
al. 2002; Henry, 2001). askorbit, aspirin dosis rendah, kafein,
Ginjal memiliki peran penting cisplatin, diazoxide, diuretik, epinefrin,
untuk mempertahankan stabilitas ethambutol, levodopa, metal-dopa,
volume, komposisi elektrolit, dan asam nikotinat, fenotiazin, dan theofilin.
osmolaritas cairan ekstraseluler. Salah
satu fungsi penting ginjal lainnya adalah KESIMPULAN
untuk mengekskresikan produk-produk 1. Hasil analisis didapatkan rata-rata
akhir atau sisa metabolisme tubuh, Kadar Kreatinin pada pasien gagal
misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. ginjal kronik yang menjalani
Apabila sisa metabolisme tubuh tersebut hemodialisa adalah 2,85mg/dl,
dibiarkan menumpuk, zat tersebut bisa dengan SD 0,89 mg/dl.
menjadi racun bagi tubuh, terutama 2. Hasil analisis didapatkan rata-rata
ginjal. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah kadar asam urat pada pasien gagal
kemunduran dari kemampuan ginjal ginjal kronik yang menjalani
dalam membersihkan darah dari bahan- hemodialisa adalah 7,49mg/dl,
bahan racun, yang menyebabkan dengan SD 1,34 mg/dl.
penimbunan limbah metabolik didalam 3. Tidak ada hubungan Kadar Asam
darah (Suryawan, 2016). Urat dengan Kadar Kreatinin pada
Hasil metabolit seperti ureum dan pasien gagal ginjal kronik yang
kreatinin akan meningkat. Bila fungsi menjalani hemodialisa di Rumah
ginjal hanya 5% atau kurang, maka Sakit Pertamina Bintang Amin
pengobatan cuci darah atau cangkok Bandar Lampung Tahun 2016.
ginjal mutlak diperlukan. Kadar ureum
dan kreatinin serum ini perlu dimonitor DAFTAR PUSTAKA
sebagai indikator kerusakan ginjal dan
pemeriksaan ini dilakukan setiap akan Berry CE and JM Hare (2004). Xanthine
menjalani terapi hemodialisis, seringkali Oxidoreductase and
terlihat bahwa kadar ureum dan Cardiovascular Disease: Molecular
kreatinin serum pasien yang akan Mechanism and

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 310
Pathophysiological Implications. 3 Bulan Menjalani Hemodialisa Di
Am J Physiol : 589-606 RSUD Raden Mattaher Jambi
Periode Desember 2012 – Maret
Budiyanto, M.A.K., (2002), Dasar-dasar 2013.
Ilmu Gizi, Malang: UMM Press.
Hal. 149. National Kidney Foundation I, Kidney-
Dialysis Outcome Quality
Corwin, E. J. (2001). Patofisiologi. Initiative. K/DOQI clinical practice
Jakarta: EGC. Depkes RI guidelines : anemia. Am J Kidney
Dis 2001; 37
Daugirdas, J, T.,Blake, P, G.,& Ing, T, S.
(2007) Handbook Of Dialysis 4th National Kidney Foundation, 2002.
Edition. Philadelphia. Lippincott Definition and stages of chronic
Williams & Wilkins kidney disease. New York:
National Kidney Foundation.
Hastono. (2007) Analisa Data
Kesehatan. Jakarta : FKM. UI Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Hediger MA, Johnson RJ, Miyazaki H, Rineka Cipta
EndouH (2005). Molecular
Physiology of Urate Transport. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Am J Physiol :125-33 tahun 2013

Henry’s. Basic Examination of Urine in Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi


Clinical Diagnosis and Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi
Management by Laboratory 6. Jakarta. EGC.
Methods. Twenty- first Edition
2007 : 397 Silbernagl, S. and Lang F.,2012. Teks&
Atlas Berwarna Patofisiologi.
Johnson RJ, Kang DH, Feig D, Kivlighn S, Jakarta : EGC
Kannelis J, Watanabe S, Tuttle KR
(2003). Is there a pathogenetic Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit
role for uric acid in hypertension Dalam Jilid II. Jakarta : Balai
and cardiovascular and renal Penerbit FKUI
disease? Hypertension, 41:1183-
1190 Sudoyo, Aru W, Setiyohadi, Alwi,
Simadibrata, dkk, 2006, Buku
Lamb E, Newman JD and Price PC, Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
‘Kidney Function Test’ in Tietz Penerbit Departemen Ilmu
Textbook of Clinical Chemistry Penyakit Dalam Fakultas
and Molecular Diagnostic, eds. Kedokteran Universitas
Burtis C, Ashwood RE and Bruns Indonesia: Jakarta
ED, fourth edition, Elseiver
Saunders, 2006, p803-5. Suhardjono, dkk., 2001. Gagal Ginjal
Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Levey AS, Coresh J, Balk E, Kausz AT, Dalam. Jilid II. Edisi Ketiga. FK
Levin A, Steffes MW, et.al. UI, Jakarta
National Kidney Foundation
Practise Guidelines for Chronic Sukandar. 2006. Gagal Ginjal Dan
Kidney Disease : Evaluation, Panduan Terapi Dialisis. Fakultas
Classification, and Stratification. Kedokteran UNPAD. Bandung
An Intern Med 2003 : 139 : 137 –
47 Wortmann R. L., 2009. Gout dan
Gangguan Metabolisme Purin Lain
Mubarok (2013) Perbedaan Kadar dalam Harrison Prinsip-prinsip
Hemoglobin, Ureum, Kreatinin Ilmu penyakit Dalam. Edisi 13.
Pre Dan Post Hemodialisa Selama Jakarta : ECG. Hal.2300-2309

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 4, Oktober 2018 311

Anda mungkin juga menyukai