Anda di halaman 1dari 34

PT.

Jaya Konstruksi
Manggala Pratama
KELOMPOK

Febri Fitra Nur P27834117003


Winona Syifa Qonita P27834117018
Talitha Rahma Faisa P27834117031
Andari Tiara P27834117039
PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
merupakan bagian dari Grup Jaya, dan
bertindak sebagai perusahaan infrastruktur
yang terintegrasi dengan kompetensi inti
dalam sektor infrastruktur dan sektor
konstruksi bangunan, perdagangan aspal
dan bahan bakar gas cair (LPG), pabrikasi
beton pracetak dan pekerjaan mekanikal
dan elektrikal serta jasa pemeliharaan.
SURVEY PENDAHULUAN

Menejemen Produk Hasil


•PT merekrut dan Tenaga Kerja
mengelola karyawan Kapal tanker aspal
dengan tingkat Aspal • Direksi dan karyawan
pendidikan dan sertifikasi Gas LPG perseroan 278 orang
yang ditentukan dalam
QSHE • Direksi dan karyawan
(quality,safety,health,envi entitas 1.027 orang
rontment)
•Terdapat pelatihan
yntuk karyawan yaitu
pengembangan sikap dan
pelatihan pekerjaan
tugas.
BAHAN BAHAN DALAM PRODUKSI ASPAL

1. SULFUR

Merupakan senyawa yang berasal dari H2S yang merupakan hasil reduksi CaSO4 oleh karbon dan methan.

•Meskipun sulphur dianggap memiliki toksisitas rendah, senyawa sulphur yang berikatan dengan senyawa kimia
lain akan menghasilkan toksisitas yang tinggi seperti karbon disulfida, hydrogen sulfida, dan sulphur dioksida.
•Menghirup sulphur dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama akan mengalami kesulitan bernapas hingga
berujung kematian.
•Pada 4 ppm dapat menyebabkan iritasi mata.
•Pada 20 exposure ppm selama lebih dari satu menit menyebabkan cedera parah pada saraf mata.
•Kerusakan otak permanen.
•Pada 700 ppm dapat menimbulkan kematian apabila tidak ada penyelamatan dan penanganan yang cepat.

•Upaya pencegahan yang dilakukan pabrik aspal PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama untuk mencegah hal ini
adalah mengintruksikan pekerjanya untuk menggunakan APD lengkap seperti masker agar tidak menghirup sulphur
secara berlebihan dan melindungi saluran pernafasan mereka.
2. Klor (Cl2)

– Klorin memiliki toksisitas yang cukup tinggi, terutama berbahaya bagi kesehatan manusia. Baik dalam bentuk gas
maupun cair, klorin dapat mengakibatkan luka permanen terutama kematian.
– Dalam bentuk gas, klorin sangat berpotensial mengakibatkan terjadinya penyakit di tenggorokan, hidung, dan tract
respiratory.
– Dalam wujud gas klorin juga dapat merusak membrane mucus.
– Dalam bentuk cair dapat menghancurkan kulit.
– Pekerja yang terpapar klor 250 ppm selama tiga puluh menit dapat menyebabkan iritasi tinggi waktu gas klor
dihirup dan menyebabkan kulit dan mata terbakar.
– Jika berpadu dengan udara lembab, asam hidroklorik dan hipoklorus dapat mengakibatkan peradangan jaringan
tubuh yang terkena.
– Pekerja pabrik yang terkena paparan klor pada 14-21 ppm selama 30-60 detik terserang penyakit paru-paru seperti
pneumonitis, sesak napas, ephiseva, dan bronchitis.
3. Nitrogen (N2)

– Pekerja yang terpapar gas nitrogen dalam konsentrasi rendah umumnya dalam jangka waktu
tertentu hanya menyebabkan batuk-batuk, kelelahan, dan mual-mual ringan. NO 2 merupakan uap
yang iritan yang menyerang selaput lendir pernafasan bagian atas, dan menimbulkan sakit pada
kelopak mata.
– Efek lokal gas ini adalah iritasi pada mata, dan iritasi pada membran mukosa saluran pernafasan
atas.
– Pekerja pada PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk yang terpapar konsentrasi uap NO 2
tinggi sewaktu-waktu terjadi reflex pernafasan dan kekejangan katup pangkal tenggorok,
pengerutan cabang paru-paru yang mendorong hingga pingsan karena tidak bernafas.
4. Vanadium 5. Nikel

Vanadium umumnya tidak berbahaya, Gejala awal yang ditimbulkan dari


namun pekerja yang terpapar debu paparan Ni(CO)4 adalah sakit
vanadium peroksida berpotensi kepala,, mual, muntah, epigastrik,
mengalami iritasi mata, hidung, dan sakit dada, sakit lambung dan usus,
tenggorokan yang parah. serta keadaan lemah.

Paparan kronis pada debu dan asap Kadar Ni tertinggi adalah di paru-
dapat menyebabkan iritasi pada mata, paru dan dalam kadar rendah
kulit, saluran pernafasan seperti radang terdapat di ginjal, hati, dan otak.
trakea, edema paru-paru, dan kercunan
sistemik.
Proses Produksi PT. Jaya Konstruksi
Manggala Pratama, Tbk.
1. Persiapan Bahan Baku

disimpan di gudang
Bahan Baku Batu menghasilkan untuk
Pecah/Agregat beberap jenis dijadikan stock dan
batu–batuan tersebut agregat sesuai
diperoleh dari hasil sebagian di simpan
diproses melalui dengan yang di
penambangan batu- pada bin-bin
mesin inginkan dalam
batuan pada sungai- penampung bahan
perengkahan Stone perkerjaan
sungai yang ada di baku untuk
Crusher  kosntruksi menurut
Aceh Tamiang dan pembuatan aspal
daerah lainya standar SNI beton pada unit
AMP (Aspal Mixing
Plant).
 
2. Bahan Baku Aspal 3. Filler
Aspal ialah bahan baku  yang digunakan Filler adalah bahan penambah pada proses
untuk mengikat antara agregat yang satu pencampuran atara agregat dengan aspal yang
dengan yang lainya atau juga sebagai berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada
katalis agar agregat dapat menjadi satu permukaan aspal beton yang disebabkan karena
padu, kuat, keras dan tahan terhadap kurangnya campuran dari gradasi agregat pada unit
perubahan cuaca. Jenis aspal yang timbangan.
digunakan ialah aspal emulsi yang
diperoleh dari hasil penyulingan minyak Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu
bumi. diimpor dari berbagai produsen batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated
yang ada di dalam maupun luar negeri.  lime), semen atau abu terbang yang sumbernya
disetujui oleh Direksi Pekerjaaan.  
Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan
bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji
dengan pengayakan sesuai SNI (Standar Nasional
Indonesia) 03-1968-1990 harus mengandung bahan
yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang
dari 75 % terhadap beratnya.
 
4. Cold bin
Bin dingin (coold bin) adalah Tiap agregat dipisahkan
bak tempat menampung dengan pemasangan pelat
material agregat dari tiap- baja pemisah antara bin.
tiap fraksi mulai dari agregat
halus sampai agregat kasar Sehingga Agregat-agregat
yang diperlukan dalam tersebut terpisah satu
memproduksi campuran sama lain.
aspal panas (hot mix).
5. Pengeringan Agregat pada Unit Dryer

Agregat pada bin-bin dingin diangkut membakar agregat di


(Cool bin) sudah sesuai menuju dryerdengan dalam kilen yang
dengan ukuran masing- menggunakan belkonveyor  berputar dengan suhu
masing . untuk dikeringkan dengan ±1500 C proses
unit dryer tujuannya untuk pembakaran dengan
menghilangkan kadar air menggunakan bahan
bakar solar lama
pembakaran ini
belangsung selama ± 45
detik dengan kapasitas ±
6. Dust collector 80 ton/jam.

Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat


pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP (aspal mixing
plant). Gas buang yang keluar dari sistem pengering ditambah
dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke
pengumpul debu. Sehinnga tidak menimbulakn pilusi udara.
7. Proses Pemisahan Agregat pada Hot
Screen

Agregat yang panas yang peroses  pemisahan agregat Agregat yang telah


telah melalui proses ini adalah dengan cara disaring/dipisahkan
pembakaran gravitasi agregat berdasarkan
dari dryerselanjutnnya di dijatuhkan pada ukurannya kemudian
bawa oleh hot ayakan/screen yang masuk pada unit hot
elevator menuju ke dirancang sedikit miring bin guna untuk
atas tower untuk di lakukan agar dapat mengayak atau menampung
pemisahan pada hot screen memisahkan agregat sesuai sementara agregat
dengan ukurannya masing- yang akan masuk
masing. pada timbangan.
8. Hot Bin

Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP (aspal mixing plant)  jenis takaran (batch).

Pada AMP (aspal mixing plant) jenis takaran umumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas
yang rapat dan kuat dan tidak boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampu
menampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkan melalui unit ayakan
panas.

Pada bagian bawah dari tiap bin panas harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih
dari tiap bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Jika agregat halus masih menyisakan
kadar air (pengering kurang baik) setelah pemanasan, maka agregat yang sangat halus (debu) akan menempel
dan menggumpal pada dinding bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat.
Timbangan

Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menakar/menimbang jumlah


masing-masing agregat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses
penimbanga dilakukan dengan sistem komputerisasi/otomatis. sebelum timbangan
digunakan timbangan telebih dahulu dikalibrasi agar hasil timbangan dapat akurat
biasanya timbangan dikalibrasi dengan bobot teringanya 10 kg, ini dikarenakan
berat jenis dari agregat yang terlalu tinggi sehingga timbangan tidak akan akurat/
tidak dapat membaca apabila agregat yang ditimbang di bawah 10 kg.
10. Proses pemanas aspal pada
boiler fire tube
Pada proses ini dilakukan pemanasan
sebelum aspal diproses di dalam mix
11. Proses akhir mixer

Mixer adalah alat untuk proses pencampuran


dimana agregat yang telah dipanaskan dan telah
melalui timbangan ditakar sesuai dengan
komposisi yang diinginkan selanjutnya
dituangkan kedalam mixer dengan membuka
pintu bin panas menggunakan sistem hidrolik
yang dikendalikan secara otomatis/manual.
Tenaga penggerak (genset)

Untuk menjalankan semua bagian-bagian atau komponen-komponen AMP sumber


tenaga utamanya adalah generator set atau genset. Pada umumnya genset ini
diputar oleh mesin diesel. Kekuatan atau kapasitas genset ini berkapasitas 250 KVA
(Kilo Volt Ampere) cukup untuk melayani kebutuhan motor-motor listrik yang
dipakai serta peralatan-peralatan lain yang memakai tenaga listrik dan untuk
penerangan. Semua sambungan-sambungan aliran listrik harus tertutup untuk
mencegah arus pendek serta untuk keamanan lingkungan. Genset yang
dipergunakan pada unit Asphalt Mixing Plant.
MSDSD
1. Identitas bahan dan perusahaan

Nama produk : Aspal


Perusahaan : PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Alamat Jl. Deandels,
Desa Kentengrejo, Kec. Purwodadi Kab. Purworejo
2. Komposisi / informasi

Asphalt
Hydrogen sulfide
3. Identifikasi bahaya

– Status peraturan :
Bahan ini dianggap berbahaya oleh Occupational Safety Health Communication
(OSHA)
– Ringkasan bahaya :
Material panas dapat menyebabkan mata dan kulit luka bakar yang parah pada
kontak. hidrogen sulfida dari bahan dipanaskan dapat terakumulasi dalam ruang
uap tangki dan kontainer. Kontak antara bahan dipanaskan dan air dapat
menyebabkan letusan kekerasan. Uap dari bahan dipanaskan dapat menyebabkan
iritasi pada mata, kulit, dan sistem pernapasan
4. Tindakan pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K)

– Kontak mata
Bilas dengan air sebanyak-banyaknya dan sedikitnya 15 menit. Jika terjadi iritasi, hubungi dokter
– Kontak kulit
Jika terkena, keringkan bagian kulit yang terkena kontak dengan lap kering dan bersih. Segera
basuh kulit menggunakan air sabun.
– Terhirup
Jauhkan korban dari pemaparan selanjutnya. Bawa ke udara segar bila terdapat gejala
mencurigakan. Berikan pernapasan buatan bila perlu bawa ke dokter bila sakit berlanjut
– Tertelan
Segera panggil/bawa ke dokter, IGD atau pusat pelayanan medis.
5. Tindakan Penanggulangan
Kebakaran
– Kebakaran kecil
APAR untuk Kelas B, CO2, foam, halon, atau air
– Kebakaran besar
Air atau foam
6. Tindakan mengatasi kebocoran
dan tumpahan
– Prosedur
Mengevakuasi personil yang tidak penting dan menghapus atau mengamankan semua sumber pengapian.
– Penanggulangan
Pertimbangkan arah angin; tinggal melawan angin dan menanjak, jika memungkinkan.
– Mengevaluasi
Kebocoran atau arah perjalanan produk, diking, selokan, dll untuk mengkonfirmasi daerah tumpahan.
Respon dan pembersihan kru harus dilatih dengan baik dan harus menggunakan peralatan pelindung yang
tepat Perlindungan lingkungan Hati-hati mengandung dan menghentikan sumber tumpahan, jika aman
untuk melakukannya. Melindungi tubuh dari air dengan diking, penyerap, atau booming penyerap, jika
memungkinkan. Jangan menyiram ke bawah saluran pembuangan atau drainase sistem, kecuali sistem
dirancang dan diizinkan untuk menangani materi tersebut. Pihak berwenang harus diberitahu jika rilis
kuantitas dilaporkan terjadi
7. Penyimpanan dan penanganan
bahan
– Prosedur
Mengevakuasi personil yang tidak penting dan menghapus atau mengamankan semua sumber pengapian.
– Penanggulangan
Pertimbangkan arah angin; tinggal melawan angin dan menanjak, jika memungkinkan.
– Mengevaluasi
Kebocoran atau arah perjalanan produk, diking, selokan, dll untuk mengkonfirmasi daerah tumpahan.
Respon dan pembersihan kru harus dilatih dengan baik dan harus menggunakan peralatan pelindung yang
tepat Perlindungan lingkungan Hati-hati mengandung dan menghentikan sumber tumpahan, jika aman
untuk melakukannya. Melindungi tubuh dari air dengan diking, penyerap, atau booming penyerap, jika
memungkinkan. Jangan menyiram ke bawah saluran pembuangan atau drainase sistem, kecuali sistem
dirancang dan diizinkan untuk menangani materi tersebut. Pihak berwenang harus diberitahu jika rilis
kuantitas dilaporkan terjadi
8. Pengendalian
Pemaparan/Perlindungan Diri
Pelindung pernapasan Pakailah alat pelindung pernapasan jika konsentrasi di udara
telah melebihi Nilai Ambang Batas Pelindung mata Pakailah pelindung wajah
penuh Pelindung kulit Pakailah pakaian tahan panas (fullbody)
9. Sifat fisika /kimia

Bentuk : Bentuk padat , cairan kental saat dipanaskan


Penampilan : Coklat kehitaman
Bau : Bau tar - seperti asam Karakteristik
Titik nyala : > 218 ° C ( > 424 ° F )
Dekomposisi termal : Tidak dekomposisi jika disimpan dan
digunakan sebagai diarahkan .
Batas ledakan : 0,9 % ( V )
Batas ledakan : 7%(V)
pH : Tidak berlaku
Titik beku : Tidak ada data yang tersedia
Titik didih : 343 ° C ( 649 ° F )
Tekanan uap : Data tidak tersedia
Kepadatan : 0,9-1,05 g / mL
Viskositas, kinematik : Tidak ada data yang tersedia
Persen volatile : Volatilitas diabaikan
10. Stabilitas dan 11.Informasi toksikologi
Reaktifitas Bahan

– Stabilitas Produk ini stabil Kondisi – Mungkin berisi jumlah jejak


untuk dihindari Panas, percikan benzena bahan kimia yang
api, nyala maupun kondisi dimana diketahui menyebabkan kanker
dapat terbentuk listrik statis Bahan Iritasi kulit , Iritasi kulit ringan.
untuk dihindari Halogen, asam Kontak kulit yang lama dapat
kuat, basa, dan oksidator kuat menyebabkan iritasi kulit dan/atau
Dekomposisi bahan berbahaya dermatitis Iritasi mata Iritasi mata
Carbon oxides, Hydrogen sulfide ringan. Kontak dengan mata dapat
menyebabkan iritasi.
12. Informasi Ekologi 13. Pembuangan Limbah

– Produk ini diperkirakan memiliki – Recover materi sebanyak mungkin


tingkat lambat biodegradasi. tumpahan materi untuk digunakan
Produk ini tidak diharapkan kembali atau didaur ulang
berbioakumulasi melalui rantai
makanan dalam lingkungan.
Analisis untuk efek ekologi belum
dilakukan pada produk ini.
Tumpahan ke air dapat
membahayakan organisme dan
pengumpan bawah
14. pengangkutan bahan

CFR
Proper shipping name : Elevated temperature liquid, n.o.s.
UN-No. : 3257
Class : 9
Packing group : III
Hazard inducer : (Asphalt)
TDG CFR
Proper shipping name : Elevated temperature liquid, n.o.s. Proper shipping name : Elevated temperature liquid, n.o.s.
UN-No. : UN3257 UN-No. : 3257
Class : 9 Class : 9
Packing group : III Packing group : III
Hazard inducer : (Asphalt) Hazard inducer : (Asphalt)
IATA Cargo Transport TDG
UN-No. : UN3257
Proper shipping name : Elevated temperature liquid, n.o.s.
Class : 9
UN-No. : UN3257
Not permitted for transport
Class : 9
IMDG-Code
Packing group : III
UN-No. : UN 3257
Hazard inducer : (Asphalt)
Description of the goods : Elevated temperature liquid, n.o.s.
IATA Cargo Transport
(Asphalt)
Class : 9 UN-No. : UN3257

Packaging group : III Class : 9


IMDG-Labels : 9 Not permitted for transport
EmS Number : F-A S-P IMDG-Code
Marine pollutant : No UN-No. : UN 3257
Description of the goods : Elevated temperature liquid, n.o.s.
(Asphalt)
Class : 9
Packaging group : III
IMDG-Labels : 9
EmS Number : F-A S-P
Marine pollutant : No
15. Informasi peraturan 14 . Informasi lain yang
diperlukan

– Perundang-undangan yang berlaku – Semua resiko penggunaan produk


On TSCA Inventory 16. ditanggung oleh pemakai. Tanda
peringatan dan prosedur
penanganan produk ini harus
dimiliki oleh pemakai dan petugas
yang menangani produk ini
Kesimpulan

– PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk memiliki salah satu jenis produksi
spesifik berupa aspal yang digunakan untuk mengerjakan proyek-proyek besar,
beberapa diantaranya yaitu proyek Gerbang Tol Cikarang Utama, Tol Cawang-
Tanjung Priok, Mass Rapid Transit (MRT), dan proyek pembangunan Universitas
Pembangunan Jaya.
– Identifikasi material/bahan kimia dan produksi PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama, Tbk yaitu sulfur, oksigen, klor, vanadium, dan nikel.
Kesimpulan

Proses Produksi PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk.


1. Persiapan Bahan Baku
2. Bahan Baku Aspal 
3. Filler
4. Bin dingin
5. Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer
6. Pengumpul Debu (dust collector)
7. Proses Pemisahan Agregat Pada  Hot Screen
8. Bin panas (hot binn)
9. Timbangan
10. Proses Pemanasan Aspal Padat Pada Boiler Fire Tube.
11. Proses Akhir Mixer
12. Tenaga penggerak (genset)

Anda mungkin juga menyukai