KELOMPOK 1:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kehendak-Nya lah penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan penyusun membuat makalah ini, adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah Teknologi Semen yang diampu oleh Ibu Prof. Dr. Nyoman Puspa
Asri, MS dan juga untuk menambah wawasan mengenai materi Teknologi Semen.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini masih kurang dari kata sempurna. Maka dari
itu, penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan
makalah ini dari segi manapun.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk
hari ini dan untuk masa yang akan datang .
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
A. Rotary Kiln
Rotary Kiln
Rotary Kiln
1. Prinsip Operasi
Kiln adalah bejana silinder, diletakkan pada posisi horizontal dan sedikit
miring, yang diputar perlahan pada porosnya. Material yang akan diolah
dimasukkan ke bagian atas silinder. Karena kiln berputar, maka material secara
bertahap bergerak menuju ujung bawah, dan tentunya akan mengalami sejumlah
pengadukan dan pencampuran. Gas panas melewati sepanjang kiln, kadang-
kadang dalam arah yang searah dengan material yang diproses (co-current), tetapi
biasanya dalam arah yang berlawanan (counter-current). Gas panas dapat
dihasilkan dalam tungku eksternal, atau dapat dihasilkan oleh api di dalam tungku.
Api yang dihasilkan dari burner-pipe (atau firing pipe) berperan seperti Bunsen-
burner yang besar. Bahan bakar untuk pembakaran ini bisa berasal dari gas,
minyak atau batu bara bubuk, yang paling banyak dipakai adalah batu bara bubuk.
2. Konstruksi
Komponen dasar dari rotary kiln adalah shell, lapisan tahan api (refractory
lining), support tyres dan rollers, gigi drive (drive gear) dan penukar panas
internal (internal heat exchanger).
Kiln shell Ini terbuat dari plat baja ringan yang di-rol, ketebalannya
biasanya antara 15 dan 30 mm, dilas untuk membentuk sebuah silinder yang yang
panjangnya bisa mencapai 230 m dengan diametre 6 m. Penempatannya biasanya
terletak pada posisi poros arah timur / barat karena untuk mencegah Eddy current .
Ukuran diameter dibatasi sampai pada diameter tertetu karena untuk mencegah
kecenderungan shell yang akan berubah bentuk penampangnya menjadi oval yang
disebabkan oleh berat kiln tersebut, hal ini ini merupakan konsekuensi kiln selama
berputar. Untuk ukuran panjangnya tidak ditentukan berapa batasnya, tetapi akan
menjadi sulit
untuk mengatasi perubahan panjang/pemuaian akibat dari pemanasan dan
pendinginan jika kiln terlalu panjang (biasanya sekitar 0,1 sampai 0,5% dari
panjang), karena kiln berbentuk silinder.
3. Refractory Lining
Tujuan dari lapisan refraktori adalah untuk melindungi shell baja dari suhu
tinggi di dalam kiln, dan untuk melindunginya dari sifat korosif dari material
proses. Refractory Lining dapat terdiri dari batu bata tahan api atau beton cor
tahan api.
Refraktori dipilih berdasarkan suhu di dalam kiln dan sifat kimia dari
bahan yang diproses. Dalam beberapa proses, misalnya semen, umur refraktori
dapat bertahan lama dengan menjaga lapisan dari bahan yang diproses pada
permukaan refraktori. Ketebalan lapisan umumnya dalam kisaran 80-300 mm.
Tipikal refraktori akan mampu mempertahankan penurunan suhu 1000 °C atau
lebih antara permukaan panas dengan permukaan dingin. Suhu shell perlu
dipertahankan sekitar di bawah 350 °C untuk melindungi baja dari kerusakan, dan
scanner inframerah digunakan untuk memberikan peringatan dini "hot-spot"
apabila terjadi indikasi kegagalan pada refraktori.
5. Gear Drive
Kiln biasanya diputar dengan Single Girth Gear. Gigi tersebut
dihubungkan melalui gear train menggunakan variable-speed electric motor. Gigi
harus memiliki torsi awal yang tinggi untuk menggerakkan kiln dengan beban
eksentrik yang besar. Sebuah kiln 6 x 60 m membutuhkan sekitar 800 kW untuk
memutar pada 3 rpm. Kecepatan aliran material melalui kiln sebanding dengan
kecepatan rotasi, sehingga diperlukan variable speed drive untuk mengontrol
masalah ini.
7. Efisiensi termal
Efisiensi termal dari rotary kiln sekitar 50-65%.
8. System Pada Kiln
Semen merupakan perekat hidraulik yang memiliki unsur-unsur utama
klinker (campuran antara C3S, C2S, C4AF, dan C3A) dan gypsum (CaSO4 . 2H2O).
Klinker dibuat dengan bahan baku utama batu kapur (limestone sekitar 70% –
90%), tanah liat (clay sekitar 10% – 30 %), dan sisanya adalah bahan koreksi (0 –
10%). Bahan baku tersebut ditimbang dengan proporsi yang telah ditentukan
sesuai dengan jenis semen yang akan kita buat kemudian digiling (terutama untuk
proses kering) dan dibakar di sistem kiln.
Proses pembakaran bahan baku hingga berubah menjadi klinker serta
proses pendinginan klinker hingga bertemperatur tertentu yang aman untuk
digiling bersama gipsum sampai menjadi semen merupakan rangkaian proses
pembuatan semen yang penting. Pada tulisan ini, pembahasan untuk sementara
dibatasi pada proses pembakaran bahan baku menjadi klinker dan pendinginan
klinker. Dalam pembahasan ini beberapa parameter proses yang penting akan
dibahas pula mengingat parameter-parameter inilah yang akan dipergunakan
sebagai parameter pengendalian mutu proses sehingga akhirnya akan diperoleh
mutu klinker yang baik sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan.
Untuk memproduksi klinker semen, bahan baku (raw meal) harus
dipanaskan sampai ±1450 °C sehingga terjadi proses klinkerisasi. Proses
pembakaran raw meal membutuhkan kondisi oksidasi untuk menghasilkan klinker
yang berwarna abu-abu kehijauan. Jika kondisi ini tidak memadai akan dihasilkan
klinker yang berwarna coklat sehingga semen yang dihasilkan kekuatannya
rendah dan waktu setting-nya rendah. Proses kimia fisika penting yang terjadi
selama pembakaran adalah dehidrasi mineral tanah liat, dekarbonisasi senyawa
karbonat (kalsinasi), reaksi pada fasa padat, reaksi pada fasa cair dan kristalisasi.
Proses-proses yang terjadi di atas berlangsung sejak bahan baku
diumpankan ke dalam peralatan proses (preheater) hingga saat keluar dari reaktor
(kiln) dan kemudian diteruskan dengan pendinginan klinker di cooler.
Berdasarkan hasil penelitian, proses pertama hingga proses kelima yaitu
dekomposisi limestone didominasi oleh mekanisme perpindahan panas antara gas
pembakaran dengan material bahan baku dalam wujud serbuk atau debu.
Sedangkan dua proses berikutnya lebih didominasi oleh difusi material padat dan
sebagian cair di dalam kiln. Oleh sebab itu untuk proses difusi ini faktor utama
yang mempengaruhi jalannya proses adalah pertemuan antara oksida-oksida dan
temperatur tinggi serta waktu reaksi.
Dalam proses pembakaran raw material semen maka proses sebelum
menuju ke kiln maka terjadi proses kalsinasi di SP atau Suspension preheater.
Pengetahuan tentang SP perlu untuk mengoptimalkan proses pembakaran raw
meal yang lebih baik.
B. Suspension preheater
Suspension preheater merupakan salah satu peralatan produksi untuk
memanaskan awal bahan baku sebelum masuk ke dalam rotary kiln. Suspension
preheater terdiri dari siklon untuk memisahkan bahan baku dari gas pembawanya,
riser duct yang lebih berfungsi sebagai tempat terjadinya pemanasan bahan baku
(karena hampir 80% -90% pemanasan debu berlangsung di sini), dan kalsiner
untuk sistem-sistem dengan proses prekalsinasi yang diawali di SP ini. Pada
awalnya proses pemanasan bahan baku terjadi dengan mengalirkan gas hasil sisa
proses pembakaran di kiln melalui suspension preheater ini. Namun dengan
berkembangnya teknologi, di dalam suspension preheater proses pemanasan ini
dapat dilanjutkan dengan proses kalsinasi sebagian dari bahan baku, asal peralatan
suspension preheater ditambah dengan kalsiner yang memungkinkan
ditambahkannya bahan bakar (dan udara) untuk memenuhi kebutuhan energi yang
diperlukan untuk proses kalsinasi tersebut. Peralatan terakhir ini sudah banyak
ditemui untuk pabrik baru dengan kapasitas produksi yang cukup besar, dan
disebut dengan suspension preheater dengan kalsiner.
Di dalam membahas proses yang terjadi di dalam suspension preheater,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain ukuran partikel bahan
baku, proses pemisahan oleh siklon dan proses pemanasan bahan baku oleh gas
panas.
a. Ukuran Partikel dan Separasi
Ukuran partikel bahan baku berkaitan erat dengan luas permukaan partikel
bahan baku dan massa masing-masing partikel bahan baku. Luas permukaan
partikel bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam proses
perpindahan panas dari gas ke bahan baku. Sedangkan massa per partikel bahan
baku sangat menentukan proses pemisahan partikel dari gas pemanasnya di dalam
siklon. Raw mix yang permukaannya luas, dalam keadaan tersuspensi, laju proses
perpindahan panas yang terjadi menjadi lebih tinggi dibanding yang
permukaannya lebih kecil. Sedangkan partikel dengan ukuran yang lebih besar
akan lebih mudah dipisahkan di dalam siklon selain masih tergantung pula pada
densitas (specific gravity) dari partikel. Pada umumnya untuk partikel dengan
ukuran yang sama akan lebih mudah dipisahkan di dalam siklon bila memiliki
densitas yang lebih tinggi. Dalam sistem kering distribusi partikel rawmix
umumnya dibuat sedemikian rupa agar residu di atas 90 mikron antara 12 – 15%
dan di atas 200 mikron tidak lebih dari 2 – 3%.
b. Proses Separasi di dalam Siklon
Proses separasi bahan baku dari aliran tersuspensi di dalam gas panas
terjadi sebagai akibat adanya gaya sentrifugal yang dialami oleh bahan baku
sehingga partikel bahan baku akan cenderung terlempar ke dinding siklon.
Proses separasi sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel, densitas partikel,
kecepatan aliran dan bentuk serta demensi siklon.
b. Refractory Lining
Refraktori (bata tahan api) adalah material non metal yang dapat dipakai
untuk konstruksi atau melapisi tungku yang beroperasi pada temperature tinggi
dan juga mampu untuk mempertahankan bentuk dan komposisi kimianya pada
temperatur tinggi. Fungsi refraktori pada industri semen adalah untuk melindungi
bagian metal agar tidak langsung kontak dengan nyala api atau gas/padatan yang
sangat panas. Sebagai contoh shell kiln akan sangat turun kekuatannya pada
temperatur di atas 400 0C sementara itu temperatur klinker berkisar 1350 – 1550
0
C, serta nyala api di kiln bias mencapai 1900 0C. Selain itu refraktori juga
berfungsi untuk mencegah kehilangan panas sehingga berada pada kondisi yang
masih bisa ditoleransi (12 – 22 % dari panas pembakaran). Hal ini penting untuk
mempertahankan temperatur nyala sehingga proses yang terjadi di dalam kiln
akan terjamin kualitasnya. Konsumsi refraktori berkisar 0,05 – 0,15 kg/ton
klinker. Jadi secara ringkas fungsi refraktori adalah sebagai proteksi (pengaman
operasi) kiln shell terhadap temperatur tinggi, sebagai bahan untuk
memperpanjang umur teknis shell kiln, dan sebagai isolator panas. Perpindahan
panas dan kerusakan bata tahan api akan dibahas tersendiri.
C. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses
pembakaran dengan sendirinya, disertai pengeluaran kalor. Bahan bakar dapat
terbakar dengan sendirinya karena: kalor dari sumber kalor < kalor yang
dihasilkan dari proses pembakaran (wulan,2010)
Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah
menjadi energi berguna lainnya. Contoh yang umum adalah energi potensial yang
dirubah menjadi energi kinetis. (wikipedia,2010)
Bahan bakar adalah setiap bahan yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi untuk menghasilkan kerja mekanik secara terkendali.
Dengan kata lain, ini adalah zat yang menghasilkan energi, terutama panas yang
dapat digunakan.
Ditinjau dari sudut teknis dan ekonomis, bahan bakar diartikan sebagai
bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan
sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor.
Bahan bakar terdiri dari beberapa jenis,yaitu :
a. Bahan bakar padat
Bahan bakar padat adalah bahan bakar yang sifat keras, atau strukturnya
sangat rapat. Contoh bahan bakar padat adalah batubara, arang, kayu. Bahan
bakar padat yang biasa dipakai dalam industri dan transportasi adalah
batubara. Batubara termasuk bahan bakar fosil karena terbentuk dari sisa
tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses geologis dalam jangka waktu
jutaan tahun. Berdasarkan perbedaan umur geologis, berturut-turut dari yang
paling tua, batubara dibagi sebagai:
- antrasit,
- semi -bitumen,
- bitumen,
- sub-bitumen,
- lignit.
Makin muda umur batubara, makin besar kandungan unsur hidrogennya,
makin rendah nisbah KT terhadap BTG. Karena berasal dari tumbuh-
tumbuhan maka batubara tersusun terutama oleh bahan organik. Untuk
menyatakan komposisi batubara, digunakan analisis pendekatan dan analisis
tuntas. Nilai kalor Berkisar antara 9 000-10000 kkal/kg, yang dipengaruhi
oleh kadar C, H dan S. Dibawah ini adalah gambar dari bahan bakar padat.
b. Bahan bakar cair
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat,
jika dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak
bebas. Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah contoh
bahan bakar cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri,
transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi
adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok
senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini
berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya. Minyak mentah, jika
disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti: bensin atau
premium, kerosene atau minyak tanah, minyak solar, minyak bakar, dan lain-
lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat kelompok
senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda. Perbedaan minyak mentah
yang utama ialah:
- minyak aspaltik, yang terdiri sebagian besar naphtena dan aromatik,
- minyak prafin, sebagian besar berupa parafin (lilin).
Dibawah ini diantaranya adalah bahan bakar cair :
1. Bensin atau Gasolin atau Premium
Gasolin dibuat menurut kebutuhan mesin, seperti avgas (aviation
gasoline), premium dan gasolin biasa, terdiri dari C 4 sampai C12. Sifat
yang terpenting pada gasolin adalah “angka oktana”. Angka oktana adalah
angka yang menyatakan besarnya kadar isooktana dalam campurannya
dengan normal heptana. Isooktana mempunyai angka oktana = 100,
sedang normal heptana mempunyai angka oktana = 0. Makin tinggi angka
oktana gasolin semakin baik unjuk kerjanya.
2. Kerosen
Termasuk kerosen adalah:
- Bahan bakar turbin gas pada pesawat terbang.
- Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah tangga, bahan bakar
kapal laut, dan penerangan lampu kereta api di masa lalu. Mutu kerosen
tergantung pada sifatnya dalam uji lampu (lamp test) dan uji bakar, seperti
timbulnya asap dan kabut putih. Asap disebabkan oleh hidrokarbon
aromatik sedang kabut putih oleh disulfida.
4. Minyak Residu
Minyak residu biasa digunakan pada ketel uap, baik yang stasioner
maupun yang bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak residu
dalam ketel uap akan lebih murah dibanding batubara. Disamping itu,
pemakaian minyak residu tidak menimbulkan masalah abu. Akan tetapi
pada ketel uap tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat menimbulkan korosi
dan kerusakan pada “superheater tube”. Pemakaian minyak residu kecuali
dalam ketel uap antara lain: Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam
industri semen dan industri lain yang mempunyai kaitan dengan semen,
serta berbagai dapur dalam industry petroleum dan industri kimia. Mesin
diesel, kecuali pada mesin diesel kecepatan tinggi seperti pada truk dan
lokomotif, pada mesin diesel kapal serta mesin diesel berkecepatan rendah
untuk pembangkit tenaga listrik. Turbin gas.
b. Bioetanol
Bioetanol dari tanaman yang mengandung pati / gula, seperti sagu,
singkong, tebu dan sogum. Digunakan untuk pengganti bensin. Bioetanol
(C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme
c. Bio-oil
Biooil dari minyak nabati (straight vagetable oil) dan Biomass melalui
proses pirolisa. Digunakan untuk pengganti minyak tanah.
d. Biogas
Biogas dari limbah cair dan limbah kotoran ternak. Digunakan untuk
pengganti minyak tanah. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas
anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya;
kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon
dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun
untuk menghasilkan listrik.
5. Sifta fisik dan kimia bahan bakar:
1. Batubara
Formula : C137H97O9NS (jenis bituminus)
Unsur utama : Carbon, Hidrogen, dan Oksigen
Warna : Black / Hitam berkilauan metalik
Kandungan : 86% – 98% unsur Carbon
2. Arang
Pengertian : Residu hitam berisi karbon tidak murni
Unsur utama : Carbon, Hidrogen, dan Oksigen
Warna : Hitam ringan mudah hancur
Kandungan : 86% – 98% unsur Carbon
3. Kayu
Pengertian : Bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan
Terbentuk dari : Akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel
Warna : rata-rata Coklat
Tekstur : Penampilan sifat struktur pada bidang lintang
4. Bensin (gasolin)
Pengertian : Campuran cairan yang berasal dari minyak bumi
Penyusunnya : Hidrokarbon
Warna : Kuning bening (cairan)
Berat jenis : 0,71 – 0,77 (719,7 kg/m3)
5. Kerosin (minyak tanah)
Pengertian : Keros Yunani: lilin, di Swiss sebagai minyak tanah
Jarak lebur : -61 oC – (-26 oC)
Suhu pengapian : 220 oC
Suhu pembakaran : 600 oC
6. Diesel
Pengertian : Produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar
Nama lain : Solar
Diciptakan oleh : Rudolf Diesel
Digunakan untuk : mesin diesel
7. Asetilin
Pengertian : Proses pengelasan secara manualdengan pemanasan permukaan
logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin
melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi.
Terbentuk dari : Campuran karbida ditambah air
Rumus : CaC2 + 2H2O C2H2 + Ca (OH)2 + kalor
8. Blast Furnace Gas
LEL & ULL : 27% dan 75%
Terbentuk dari : Produk samping tanur tiup
Suhu pembakaran : diatas 100 oC
Nilai panas : 93 BTU
9. Gas Alam
Pengertian : Bahan bakar fosil berbentuk gas
Terbentuk dari : metana (CH4)
Kandungan : terdiri dari etana,propana,butana
Warna : Biru muda atau kuning kemerah-merahan
10. Gas Petroleum
Disebut juga : LPG, GPL
Terbentuk dari : Campuran hidrokarbon gas propana dan butana
Nilai kalor : 26,1 kWh/m3
11. Lignit (batubara muda)
Pengertian : Bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan
komposisi : kandungan C 25-35%, kadar air 66%, abu 6%
Jenis : xyloid lignit dan kompak lignit
Warna : Coklat kehitaman