Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : RIZKY DWI SUGIRAHAYU

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 031074743

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI 4415 / TEORI AKUNTANSI

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ-UT SERANG / 22

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan pengertian, kelebihan, dan kekurangan dari metode FIFO dan LIFO!
2. PT XYZ memiliki kekayakan bersih Rp 100 juta pada 2 Januari 2011 dan pada 31
Desember 2012 menjadi Rp 155 juta. Untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik
perusahaan diperlukan biaya Rp 135 juta dengan tingkat harga umum naik 15%
selama periode tersebut. Tentukan besarnya money maintenance, GPP- money
maintenance, productivity capacity maintenance, dan GPP- productivity capacity
maintenance!
3. Apa yang dimaksud dengan laba komprehensif? Jelaskan dan berikan contoh!
4. Pendapatan baru dapat diakui jika memenuhi kriteria terealisasi atau cukup terealisasi.
Apa maksud dari kriteria tersebut? Jelaskan dan berikan contoh!
5. Jelaskan sifat-sifat laba ekonomi menurut Fischer, Lindahl, dan Hick!

Jawaban

1. Pengertian metode FIFO dan LIFO


 Metode FIFO, First In First Out atau FIFO atau lebih mudahnya metode FIFO berarti
masuk pertama keluar pertama, metode ini pertama kali di perkenalkan dalam
akuntansi keuangan sebagai salah satu metode pada penilaian persediaan barang.
Harga yang di pakai sebagai dasar dalam menilai persediaan barang bisa dengan
menggunakan harga lama ataupun harga baru. Metode FIFO merupakan metode yang
paling umum di gunakan dalam penilaian persediaan, Metode FIFO menganggap
bahwa harga pokok dari suatu barang yang pertama kali dibeli akan dianggap sebagai
barang yang nantinya akan dijual lagi pertama kali. Di dalam metode ini suatu
persediaan akhir juga akan dianggap sebagai harga pokok pembelian yang paling
akhir.

Metode FIFO memiliki asumsi bahwa barang yang dapat dijual akibat dari pesanan
merupakan barang yang mereka beli. Maka dari itu, barang yang telah di beli pertama kali
merupakan barang pertama yang akan di jual dan barang yang tersisa atau persediaan akhir
termasuk biaya akhir. Sebab dalam menentukan pendapatan, biaya yang sebelumnya di
cocokan dengan pendapatan yang di terima serta biaya yang baru di gunakan untuk penilaian
laporan neraca maupun laporan keuangan.

Metode FIFO konsisten dengan arus biaya (cash flow) actual, sejak pemilik barang dagang
mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. Metode ini sangat sering tidak terlihat
secara langsung dalam aliran fisik dari suatu barang sebab pengambilan barang dari gudang
lebih di dasarkan oleh pengaturan barangnya. Dengan begitu, metode ini lebih terlihat dalam
perhitungan harga pokok barang. Pada metode FIFO, biaya yang digunakan dalam pembelian
barang pertama kali akan dikenal sebagai Cost of Good Sold (COGS). Bagi perhitungan
harga maka akan di gunakan harga dari stok barang dari transaksi yang sebelumnya.
Persediaan barang yang akan keluar untuk kegiatan produksi nilainya berdasarkan pada harga
menurut aturan yang pertama kali masuk. Sehingga dalam penilaian pada persedian barang
yang tersisa, berarti merupakan harga yang di dasarkan pada harga baru atau harga dengan
urutan terakhir.

 Sedangkan Metode LIFO (Last In First Out) berarti masuk terakhir keluar pertama.
Metode ini, yakni dapat mengasumsikan bahwa adanya sebuah unit dalam inventaris
pertama yang dapat dibeli akan dihabiskan pada akhirnya. Artinya, sebuah unit
pertama yang dapat terjual merupakan sebuah unit terhadap inventaris terakhir yang
dapat memasuki gudang. Metode biaya dalam persediaan LIFO yakni dapat
didasarkan pada asumsi bahwa pengeluaran biaya persediaan bertentangan dengan
kronologi biaya. Dengan metode ini, harga pembelian akhir dapat dibebankan pada
operasi bisnis dalam fase kenaikan harga (inflasi) sehingga laba yang dicapai rendah
dan pajak yang harus dibayar juga lebih rendah. Akan tetapi, dengan berdasarkan
PSAK 14, metode LIFO mungkin tidak lagi digunakan. Metode Penilaian Persediaan
LIFO jika dalam sebuah metode LIFO yakni dapat digunakan pada kenaikan harga
dan saat inflasi, hasilnya yaitu kebalikan dari dua metode lainnya. Dalam sebuah
metode LIFO yakni dapat menghasilkan harga pokok penjualan lebih tinggi.

Dan dalam jumlah yang lebih rendah untuk laba kotor serta jumlah yang lebih rendah untuk
stok akhir dibandingkan dengan metode lain. Alasan efek ini ialah bahwa adanya suatu biaya
unit terbaru kira-kira sama dengan biaya dalam suatu penggantian. Dalam sebuah periode
inflasi, biaya dalam suatu unit yang lebih baru lebih tinggi dari pada harga unit sebelumnya.
Karena itu dapat dikatakan metode LIFO hampir berhasil Pada saat harga akan naik, dalam
sebuah metode LIFO yakni dapat menawarkan dengan sejumlah penghematan terhadap pajak
penghasilan. Karena laba bersih lebih rendah yang akan dibandingkan dengan sebuah biaya
rata-rata dan metode FIFO.

 Kelebihan dan kelemahan metode FIFO dan LIFO

 Kelebihan metode FIFO


- Menghasilkan harga pokok penjulan yang rendah
- Menghasilkan laba kotor yang tinggi
- Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
- Penggunaan FIFO akan mengakibatkan kenaikan harga saat periode inflasi, tapi
dalam kondisi ekonomi turun atau saat tidak terjadi inflasi akan menyebabkan
penurunan harga.
- Nilai persediaan disajikan secara relevan dilaporan posisi keuangan

 Kekurangan metode FIFO


- Pajak yang dihasilkan lebih besar
- Laba yang dihasilkan kurang akurat

 Kelebihan metode LIFO


- Mudah membandingkan cost saat ini dengan pendapatan sekarang
- Apabila harga naik maka barang jadi konservatif
- Laba operasional tidak terpengaruh oleh untung atau rugi dari fluktuasi harga
- Menghemat pajak

 Kekurangan metode LIFO


- Bertolak belakang dengan aliran fisik persediaan sesungguhnya
- Biaya pembukuan menjadi mahal karena metode ini lebih rumit
- Laba atau rugi yang dihasilkan lebih rendah
2. Dit : Berapa besarnya money maintenance ?
Jawab : Net Asset 2 Januari 2011 Rp. 100 juta
Net Asset 31 Desember 2012 Rp. 155 juta
Laba Rp. 55 juta

Dit : Berapa besarnya GPP-Money Maintenance ?


Jawab : Net Asset 31 Desember 2012 Rp. 155 juta
Net Asset 2 Januari 2011 Rp. 100 juta
Penyesuaian GPL
15 % x 100 juta = Rp. 15 juta
Rp. 115 juta
Laba Rp. 40 juta

Dit : Berapa besarnya Productive Capacity Maintenance?


Jawab Net Asset 31 Desember 2012 Rp. 155 juta
(Biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
Kapasitas produksi perusahaan) Rp. 135 juta
Laba Rp. 20 juta
Dit : Berapa besarnya GPP-Productive Capacity Maintenance ?
Jawab Net Asset 31 Desember 2012 Rp. 155 juta
(Biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
Kapasitas produksi perusahaan)
Net Asset 2 Januari 2011 Rp. 135 juta
Penyesuaian GPL =
15% X 135 juta (Rp. 20,25 juta)+
Laba Rp. 250.000

3. Laba komperhensif adalah pertambahan atau kenaikan kekayaan perusahaan yang


dipengaruhi oleh berbagai hal yang tidak ada hubungannya atau di pengaruhi oleh hal
hal diluar dengan operasi normal.
Contoh laba komprehensif misalnya laba yang dihasilkan dari adanya perubahan nilai
tukar, karena unsur laba seperti ini tidak dimasukan ke dalam laba bersih perusahaan
dan di anggap hanya memberikan sedikit informasi tentang kinerja ekonomi dari
operasi normal perusahaan.
4. Pendapatan baru dapat diakui jika memenuhi kriteria Terealisasi atau cukup pasti
terealisasi artinya Pendapatan dikatakan terealisasi bilamana produk telah terjual atau
ditukarkan dengan kas atau klai atas kas. Dan dikatakan cukup pasti terealisasi
bilamana aset berkaitan yang diterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas
atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya (mudah dicairkan).
Karena pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik
produk telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Dengan kata lain,
pendapatan terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsung atau
pada saat terjual atas dasar kontrak penjualan (barang mungkin belum jadi atau belum
diserahkan). Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi
tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau
kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau terbentuk.
Konsep penghimpunan dan realisasi pendapatan sangat penting artinya dalam
pengakuan pendapatan. Berdasarkan konsep dasar upaya dan hasil, konsep
penghimpunan pendapatan secara konseptual lebih unggul dan lebih konsisten
daripada konsep realisai bila dikaitkan dengan definisi pendaptan secara umum,
karena didukung oleh konsep dasar upaya dan hasil serta konsep homogenitas kos.
Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan secara
objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna pendapatan.
Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat
menandai pengakuan pendapatan yaitu :
1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya.
2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset
lancar.
Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi
merupakan konfirmasi proses penghimpunan dana.
- Contoh pendapatan baru dapat diakui jika memenuhi kriteria terealisasi misalnya
ketika seorang customer membeli pakaian dari PT Maju jaya yang memproduksi
pakaian kemudian transaksi jual beli nya secara cash atau dalam artian uangnya
diterima secara langsung.
- Contoh pendapatan baru dapat diakui jika memenuhi kriteria cukup terealisasi
misalnya ketika seorang customer membeli pakaian dari PT Maju jaya yang
memproduksi pakaian kemudian transaksi jual beli nya secara cash namun dalam
bentuk cek atau giro sehingga asset atau laba nya tertahan namun pembayarnya
mudah di cairkan atau mudah dikonversikan.
5. Sifat-sifat laba ekonomi berdasarkan definisi Fischer, Lindahl dan Hicks mencakup ke
dalam tiga tahapan yaitu :
1) Physical Income
Konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik
dalam pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.
2) Real Income
Kepuasan terjadi karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur
dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang atau jasa. Ukuran
yang digunakan adalah biaya hidup (cost of living)
3) Money Income
Hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi
kebutuhan hidup.

Referensi

Modul Teori Akuntansi UT Edisi 2

-https://www.sahamonline.id

http://nefendi01.blogspot.com/2013/12/teori-akuntansi-konsep-pendapatannendi.html

Anda mungkin juga menyukai