Anda di halaman 1dari 11

Praktik Menyusun Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses


keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Kegiatan ini perlu
terdokumentasi dengan baik.

Tujuan Umum:
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu melakukan
evaluasi dalam proses keperawatan.

Tujuan Khusus:
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu:
1. Melakukan evaluasi keperawatan.

1|IdaZuhroidah
Tahap Evaluasi

Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan menurut Ali (2009), yaitu:


1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
intervensi keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
a) Tekanan darah normal 120/80
b) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
c) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah
penyakit demam berdarah
3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai
dengan tolak ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan
asuhan keperawatan dengan standar/rencana keperawatan, misalnya
hasil pengukuran tekanan darah 100/60, klien Ali hanya mampu mandi
sendiri satu kali dalam satu hari atau mampu menyebut satu cara
pencegahan demam berdarah.
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
a) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai
dengan standar/tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh: Tekanan darah normal 120/80, tetapi kenyataannya (hasil
tindakan keperawatan) tekanan darah 100/60, maka hasil yang
dicapai lebih rendah dari standar atau tekanan darah rendah. Jika
tujuan keperawatan mampu mandi sendiri dua kali sehari, ternyata
hanya mampu satu kali, berarti tujuan tidak tercapai.
b) Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan
standar prosedur atau rencana yang telah ditetapkan.
c) Contoh:
(a) Mengukur tekanan darah setiap 2 jam sekali, tetapi pengukuran
tekanan darah baru dilakasakan 8 jam sekali, maka hasil
penilainnya adalah ada penyimpangan prosedur.
(b) Sebelum makan harus cuci tangan (standar) tetapi
pelaksanaannya “tidak cuci tangan” berarti ada penyimpangan
prosedur.
5. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk
bahan penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan
6. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai,
kegiatan dapat diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau
promosi kesehatan atau promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan
yang lain. Apabila tujuan belum tercapai, perlu dilakukan modifikasi
rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah teratasi
semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan.
Langkah-langkah modifikasi rencana keperawatan, yaitu:

2|IdaZuhroidah
a) Jika ada penyimpangan atau ada masalah baru, diagnosis
keperawatan/diagnosis kolaboratif tersebut tetap menjadi modifikasi
diagnosis yang lama.
b) Susun urutan prioritas masalah tersebut.
c) Tetapkan tujuan sesuai dengan diagnosis baru tersebut. Dengan
memperhatikan:
(a) Tujuan direncanakan secara spesifik dan realistis dalam
kesempatan dan waktu yang memungkinkan.
(b) Tujuan merefleksikan kemampuan perawatan sesuai dengan
pilihan klien.
d) Kaji kembali intervensi keperawatan yang telah diberikan dengan
menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
(a) Apakah penilaian rencana tindakan telah dilakukan secara
konsisten?
(b) Apakah intervensi keperawatan dapat meningkatkan kemampuan
klien/meningkatakan kesehatan klien?
(c) Apakah waktu pemberian intervensi yang lalu sudah cepat?
(d) Apakah situasi lingkungan cukup mendukung pelaksanaan
intervensi?
(e) Intervensi apa yang dapat membantu meningkatkan kesehatan
klien?
e) Identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat
pencapaian tujuan.
f) Catat waktu (tanggal, jam) untuk revaluasi kembali.
g) Laksanakan intervensi sesuai dengan rencana modifikasi.
h) Semua data tersebut dicatat dalam format dokumentasi yang telah
ditetapkan.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan
tahapan dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan)
dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir. Evaluasi dapat dibagi
dalam 2 jenis, yaitu :
1. Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisan format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP (Setiadi, 2008).
2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan
yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan diantara keduanya,
mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali,
agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
(Setiadi, 2008).
Contoh format evaluasi formatif
Tanggal & Waktu No. Diag. Kep
Evaluasi : 15 Juni 2017 Jam 16.00 WIB

3|IdaZuhroidah
S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang
tidak dipahami yaitu tentang….
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
A: Implementasi yang dilaksanakan seminggu lalu dengan metode
ceramah dan media brosur, belum sepenuhnya dimengerti oleh
keluarga. Perlu metode dan media lain yang efektif.
P: Berikan pendidikan kesehatan ulang sesuai kesepakan dengan
keluarga : metode dengan demonstrasi, media ditambah dengan
bahan yang sesuai dengan kondisi di keluarga.
Contoh format evaluasi sumatif
Tanggal & Waktu No. Diag. Kep
Evaluasi : 15 Juni 2017 Jam 16.00 WIB
S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak
dipahami yaitu tentang…...
Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana bagi
lansia sesuai dengan saran perawat.
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
Lansia yang ada di keluarga Bapak An belum mengenakan sandal
karet setiap hari selama di rumah. Alat bantu untuk berjalan yang
ditempel di dinding belum disedikan oleh keluarga
A: Diagnosis keperawatan belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi :
Rujuk ke LSM yang menyediakan dana bagi Lansia.
Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas.
Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:
a) Observasi langsung
b) Wawancara
c) Memeriksa laporan
d) Latihan simulasi (Setiadi, 2008)
Mengukur pencapaian tujuan keluarga. Ada beberapa komponen yang
dievaluasi, meliputi:
a) Kognitif (Pengetahuan). Lingkup evaluasi, antara lain:
(a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.
(b) Mengontrol gejala-gejalanya
(c) Pengobatan
(d) Diet, aktivitas, persediaan alat-alat
(e) Resiko komplikasi
(f) Gejala yang harus dilaporkan
(g) Pencegahan (Setiadi, 2008)
Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :

4|IdaZuhroidah
(a) Interview, dengan cara : menanyakan kepada keluarga untuk
mengingat beberapa fakta yang sudah diajarkan, menanyakan
kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang spesifik
dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri),
mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan
yang tepat terhadap apa yang ditanyakan. (Setiadi, 2008)
(b) Kertas dan pensil
Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi
pengetahuan keluarga terhadap hal-hal yang telah diajarkan.
b) Afektif (status emosional) dengan cara observasi secara langsung,
yaitu dengan cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada
suara, isi pesan secara verbal pada waktu melakukan wawancara.
c) Psikomotor yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga
sesuai dengan yang diharapkan (Setiadi, 2008).
Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini, yaitu :
1) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,
sehingga rencana mungkin dihentikan (Setiadi, 2008).
2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan,
sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervasi sebelum
tujuan berhasil (Setiadi, 2008).
3) Keluarga tidak dapaat mencapai hasil yang telah ditentukan,
sehingga perlu :
(a) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.
(b) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak
realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap
tujuan yang disusun oleh perawat.
(c) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan
untuk mencapai tujuan sebelumnya (Setiadi, 2008).

5|IdaZuhroidah
Contoh Evaluasi

NO DX TANGGAL NO TANGGAL
KEP 15-03-2017 Jam : 14.00 DX 15-03-2017 Jam : 14.00
KEP

Tn R Ds: - Tn. R S:-


Dx 1 Do: Dx 2 O:
• k/u lemah • k/u lemah
• GCS 1 1 1 • GCS 1,1,1
• Kesadaran koma • Kesadaran koma
• TTV : • TTV :
TD: 175/90 mmHg TD: 175/90 mmHg
N: 93x/menit N: 93x/menit
RR: 30x/menit RR: 30x/menit
S: 36,7oC S: 36,7oC
• Irama pernafasan irreguler • Bloody othorrea
• Terdapat suara nafas • Bloody rhinorrea
tambahan gurgling +/+ • hematom di kepala
• Dispnea belakang
• Racoon eyes • laserasi pada pelipis
• Bloody othorrea sebelah kiri
• Bloody rhinorrea • laserasi pada tangan kanan
• Terpasang O2 NRBM 10 • laserasi pada tangan kiri
liter/menit • laserasi kaki kanan
A : Resiko aspirasi tidak A : Resiko ketidakefektifan
menjadi aktual perfusi jaringan otak tidak
P : lanjutkan intervensi menjadi aktual
P : lanjutkan intervensi

6|IdaZuhroidah
NO DX TANGGAL NO TANGGAL
KEP 15-03-2017 Jam : 16.00 DX 15-03-2017 Jam : 16.00
KEP

Tn R Ds: - Tn. R S:-


Dx 1 Do: Dx 2 O:
• k/u lemah • k/u lemah
• GCS 2 1 2 • GCS 2 1 2
• TTV : • TTV :
TD: 163/70 mmHg TD: 163/70 mmHg
N: 90x/menit N: 90x/menit
RR: 32x/menit RR: 32x/menit
S: 36,9oC S: 36,9oC
• Irama pernafasan irreguler • Bloody othorrea
• Terdapat suara nafas tambahan • Bloody rhinorrea
gurgling +/+ • hematom di kepala belakang
• Dispnea • laserasi pada pelipis sebelah
• Racoon eyes kiri
• Bloody othorrea • laserasi pada tangan kanan
• Bloody rhinorrea • laserasi pada tangan kiri
• Terpasang O2 NRBM 10 • laserasi kaki kanan
liter/menit A : Resiko ketidakefektifan
A : Resiko aspirasi tidak menjadi perfusi jaringan otak tidak
aktual menjadi aktual
P : Intervensi dihentikan pasien P : Intervensi dihentikan pasien
meninggal meninggal

7|IdaZuhroidah
NO DX TANGGAL NO TANGGAL
KEP 13-03-2017 Jam : 18.00 DX 13-03-2017 Jam : 18.00
KEP

Tn S S:- Tn. S S:-


Dx 1 O: Dx 2 O:
• k/u lemah • k/u lemah
• GCS 2 3 3 • GCS 2 3 3
• TTV : • TTV :
TD: 175/74 mmHg TD: 175/74 mmHg
N: 84x/menit N: 84x/menit
RR: 30x/menit RR: 30x/menit
S: 36,6oC S: 36,6oC
• Terdapat suara nafas tambahan: • Bloody othorrea
Gurgling +/+ • Bloody rhinorrea
• Irama pernafasan irreguler • Hematom di kepala belakang
• Dispnea • Laserasi pada telinga sebelah
• Bloody othorrea kanan kurang lebih 1 cm
• Bloody rhinorrea • Abrasi pada tangan kanan dan
• Terpasang O2 masker 10 kiri
liter/menit A : Resiko ketidakefektifan
A : Resiko Aspirasi tidak menjadi perfusi jaringan otak tidak
aktual menjadi aktual
P : lanjutkan intervensi P : lanjutkan intervensi

NO DX TANGGAL NO TANGGAL
KEP 13-03-2017 Jam : 21.00 DX 13-03-2017 Jam : 21.00
KEP

Tn S S:- Tn. S S:-


Dx 1 O: Dx 2 O:
• k/u lemah • k/u lemah
• GCS 3 3 3 • GCS 3 3 3
• TTV : • TTV :
TD: 130/80 mmHg TD: 130/80 mmHg
N: 84x/menit N: 84x/menit
RR: 29x/menit RR: 29x/menit
S: 36,7oC S: 36,7oC
• Terdapat suara nafas tambahan: • Bloody othorrea
Gurgling +/+ • Bloody rhinorrea
• Irama pernafasan irreguler • Hematom di kepala belakang
• Dispnea • Laserasi pada telinga sebelah
• Bloody othorrea kanan kurang lebih 1 cm
• Bloody rhinorrea • Abrasi pada tangan kanan dan
• Sputum berlebih kiri
• Terpasang O2 masker 10 A : Resiko ketidakefektifan
liter/menit perfusi jaringan otak tidak
A : Resiko Aspirasi tidak menjadi menjadi aktual

8|IdaZuhroidah
aktual P : Intervensi dihentikan pasien
P : Intervensi dihentikan pasien pindah ruangan
pindah ruangan

EVALUASI

NAMA PASIEN : Bp. D


UMUR : 80 Tahun
NO. REGISTER : 01-99-xx

N TANGGAL 02 TANGGAL TANGGAL


O Juli 2018
.

D
X

K
E
P
.
S: 1
Pasien mengatakan
nyeri berkurang dengan
skala
nyeri 2

O:
Pasien terlihat lebih
Tenang, nyaman, dan tidak
lagi menyeringai

TTV :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 37,1oC

A:
Nyeri akut teratasi sebagian

P:
Pertahankan
Intervensi

S: 2
Pasien mengatakan
Lemas, mual, dan perut
terasa mual
9|IdaZuhroidah
O : Pasien terlihat pucat
sambil menahan sakit di
bagian perut,
Pasien makan 200cc
Minum 1 gelas air putih

A:
Defisit nutrisi belum
teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

S : Pasien
3 mengatakan
sudah sedikit paham
tentang penyakitnya

O : Pasien sudah tidak


terlihat bingung dan gelisah

A:
Defisit pengetahuan belum
teratasi

P : Lanjutkan intervensi

S : -4

O : pasien telihat lemas,


pucat, dan tidak nafsu
makan

A : Risiko Infeksi menjadi


aktual

P : Lanjutkan intervensi
1. P
a
s
i
e
n

b
e
r
i
s
t
i
r
10 | I d a Z u h r o i d a h
a
h
a
t

d
e
n
g
a
n

n
y
a
m
a
n

Daftar Pustaka

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan


Praktik. Jakarta: Salemba Medika

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:


Graha Ilmu

11 | I d a Z u h r o i d a h

Anda mungkin juga menyukai