1. DEFINISI
Kernikterus adalah sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak terkonjugasi di
dalam sel-sel otak.
Kernikterus ialah kerusakan otak akibat perlekatan bilirubin indirek pada otak terutama
pada korpus striatum, thalamus, nucleus subtalamus, hipokampus dan nucleus pada dasar
ventrikel IV.
2. ETIOLOGI
Kernik
Kernikter
terus
us terjad
terjadii akibat
akibat peninggi
peninggian
an kadar
kadar blirubi
blirubin
n indire
indirek
k sehing
sehingga
ga mencapa
mencapaii
keadaan yang disebut sebagai hiperbilirubinemia, yaitu bila kadar bilirubin mencapai 12
mg% untuk bayi cukup bulan dan 1 mg% untuk bayi kurang bulan.
2.1.#eningkatan produksi
#enyaki
#enyakitt hemoli
hemolitik
tik atau
atau peningk
peningkata
atan
n laju
laju destru
destruksi
ksi eritr
eritrosi
ositt merupak
merupakan
an penyebab
penyebab
tersering dari pembentukan bilirubin yang berlebihan. Ikterus yang timbul sering disebut
sebagai ikterus hemolitik. Konjugasi dan trans$er pigmen empedu berlangsung normal,
tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan hati. al ini mengakibatkan
peningkatan kadar bilirubin tak terkonjugasi dalam darah. &eskipun demikian, pada
penderita hemolitik berat, kadar bilirubin serum jarang melebihi mg'dl dan ikterus yang
timbul bersi$at ringan serta ber(arna kuning pucat. )ilirubin tak terkonjugasi tidak larut
dalam air, sehingga tidak dapat di ekskresi dalam urin dan tidak terjadi bilirubinuria.
*amun demikian terjadi peningkatan pembentukan urobilinogen +akibat pen ingkatan beban
bilirubin terhadap hati dan peningkatan konjugasi serta ekskresi, yang selanjutnya
mengakibatkan peningkatan ekskresi dalam $eses dan urine. rine dan $eses ber(arna lebih
gelap.
#ada orang de(asa, pembentukan bilirubin berlebihan yang berlangsung kronis dapat
menyebabkan terbentuknya batu empedu yang mengandung sejumlah besar bilirubin
diluar itu, hiperbilirubinemia ringan umumnya tidak membahayakan. #engobatan langsung
ditujukan untuk memperbaiki penyakit hemolitik. kan tetapi, kadar bilirubin tak
terkonjugasi yang melebihi 23 mg'dl pada bayi dapat menyebabkan terjadinya kernikterus.
mbilan bilirubun tak terkonjugasi terikat-albumin oleh sel hati dilakukan dengan
memisahkan dan mengikatkan bilirubin terhadap protein penerima. anya beberapa obat
yang telah terbukti berpengaruh dalam ambilan bilirubin oleh hati " asam $lavaspidat
+dipakai untuk mengobati cacing pita, novobiosin, dan bebrapa at (arna kolesistogra$i.
iperbilirubinemia tak terkonjugasi dan ikterus biasanya menghilang bila obat pencetus
dihentikan. 5ahulu, ikterus neonatal dan beberapa kasus sindrom gilbert dianggap
disebabkan oleh de$isiensi protein penerima dan gangguan ambilan oleh hati. *amun pada
sebagian besar kasus ditemukan adanya de$isiensi glukoronil trans$erase, sehingga keadaan
ini paling baik dianggap sebagai de$ek konjugasi bilirubin.
iperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan +:12,; mg'133ml yang timbul antara hari
kedua dan kelima setelah lahir disebut sebagai ikterus $isiologis neonatus. Ikterus neonatal
yang normal ini disebabkan oleh imaturitas enim glukoronil trans$erase. ktivitas
glukoronil trans$erase biasanya meningkat beberapa hari hingga minggu kedua setelah
lahir, dan setelah itu ikterus akan menghilang.
pabila bilirubin tak terkonjugasi pada bayi baru lahir melampaui 23 mg'dl, terjadi
suatu keadaan yang disebut kernikterus. Keadaan ini dapat timbul bila suatu proses
hemolitik +seperti eritroblastosis $etalis terjadi pada bayi baru lahir dengan de$esiensi
glukoronin trans$erase normal. Kernikterus +atau bilirubin ense$alopati timbul akibat
penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah ganglia basalis yang banyak
mengandung lemak. )ila keadaan ini tidak diobati maka terjadi kematian atau kerusakan
neurologis yang berat. <indakan pengobatan terbaru pada neonatus dengan
hiperbilirubinemia tak terkonjugasi adalah dengan $oto terapi. =oto terapi adalah
pemajanan sinar biru atau sinar $luoresen +panjang gelombang >83->?3 nm pada kulit
bayi. #enyinaran ini menyebabkan perubahan struktural bilirubin +$oto-isomerisasi
menjadi isomer terpolarisasi yang larut dalam air, isomer ini diekskresikan dengan cepat
kedalam empedu tanpa harus dikonjugasi terlebih dahulu.
/indrom @rigler najjar tipe 1 merupakan gangguan herediter yang jarang terjadi.
#enyebabnya adalah suatu gen resesi$, dengan tidak adanya glukoronil trans$erase sama
sekali sejak lahir . 4leh karena itu tidak terjadi konjugasi bilirubin sehingga empedu tidak
ber(arna dan kadar bilirubin tak terkonjugasi melampaui 23 mg'133ml. al ini
menyebabkan terjadinya kernikterus. =ototerapi dapat mengurangi hiperbilirubinemia tak
terkonjugasi untuk sementara (aktu, tetapi biasanya bayi meninggal pada usia satu tahun .
/indrom @iglerA*ajjar tipe II adalah bentuk penyakit yang lebih ringan , di(ariskan
sebagai suatu si$at genetik dominan dengan de$isiensi sebagian glokorinil transerase .
Kadar bilirubin tak terkonjugasi serum lebih $rendah +7-23 mg'dl dan ikterus mungkin
tidak terlihat sampai usia remaja. =enobarbital yang meningkatkan aktivitas glukoronil
trans$erase seringkali dapat menghilangkan ikterus pada pasien ini.
6angguan ekskresi bilirubin, baik yang disebabkan oleh $aktor $ungsional maupun
obstrukti$, terutama menyebabkan terjadinya hiperbilirubinemia terkonjugasi. )ilirubin
terkonjugasi larut dalam air, sehingga dapat diekskresi dalam urine dan menimbulkan
bilirubinuria serta urine yang gelap. robilinogen $eses dan urobilinogen urine sering
menurun sehingga $eses terlihat pucat. #eningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai bukti-bukti kegagalan ekskresi hati lainnya, seperti peningkatan kadar $os$atase
alkali, /<, kolesterol, dan garam empedu dalam serum. Kadar garam empedu yang
meningkat dalam darah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. Ikterus akibat
hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan akibat
hiperbilirubinemia tak terkonjugasi. #erubahan (arna berkisar dari oranyeAkuning muda
atau tua sampai kuningAhijau muda atau tua bila terjadi obstruksi total aliran empedu.
#erubahan ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik, yang merupakan nama lain
ikterus obstrukti$. Kolestatis dapat berupa intrahepatik +mengenai sel hati, kanalikuli, atau
kolangiola atau ekstrahepatik +mengenai saluran empedu diluar hati. #ada kedua keadaan
ini terdapat gangguan biokimia yang serupa.
2..6angguan transportasi
Cang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung
merusak sel hati dan darah merah seperti in$eksi, toksoplasmosis, syphilis, hepatitis
neonatus.
2.D. ipotiroidisme.
=aktor risiko untuk timbulnya hiperbilirubinemia"
1. =aktor &aternal
2. =aktor #erinatal
8. =aktor *eonatus
• #rematuritas
• =aktor genetik
• #olisitemia
• 4bat +streptomisin, kloram$enikol, benyl-alkohol, sul$isoEaol
• 0endahnya asupan /I
• ipoglikemia
• ipoalbuminemia
3. PATOFISIOLOGI
Ikterus adalah (arna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan
bilirubin. /edangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum
yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ense$alopati bilirubin bila kadar bilirubin
yang tidak dikendalikan.
*eonatal jaudince + kuning pada bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2 katagori
berdasarkan penyebabnya "
8.1.=isiologis
/ebagian besar bayi baru lahir mengalami peningkatan kadar bilirubin inderek pada
hari A hari pertama kehidupan + biasanya hari ke 2 A 8 , mencapai puncaknya pada hari ke
?, kemudian akan menurun kembali pada hari ke 13A1> . kadar bilirubin pun biasanya tidak
melebihi 12 mg'dl. #roses tersebut antara lain karena bayi baru lahir mempunyai kadar b
yang tinggi +1DA1; g'dl yang diperlukan selama masa janin untuk memba(a oksigen.
/etelah bayi lahir dan dapat bernapas +menghirup oksigen, kadar b yang tinggi tidak
diperlukan lagi sehingga b mulai turun. #enurunan b sampai sekitar 11A12 g'dl ini
terjadi pada minggu pertama kehidupan dan pemecahan ini menyebabkan unconjugated
bilirubin +bilirubin inderek meningkat dalam darah. /elain itu belum matangnya $ungsi
hati bayi baru lahir. #ada keadaan ini peninggian bilirubin masih dianggap normal dan
karenanya disebut ikterus $isiologis.
<eori lain mengatakan bah(a sel-sel darah merah yang telah tua dan rusak akan
dipecah atau dihidrolisis menjadi bilirubin +pigmen (arna kuning, yang oleh hati akan
dimetabolisme dan dibuang melalui $eses. 5i dalam usus juga terdapat banyak bakteri yang
mampu mengubah bilirubin sehingga mudah dikeluarkan bersama $eses. al ini terjadi
secara normal pada orang de(asa. #ada bayi baru lahir, jumlah bakteri yang melakukan
metabolisme bilirubin ini masih belum mencukupi sehingga ditemukan bilirubin yang
masih beredar dalam tubuh tidak dibuang bersama $eses. )egitu pula dalam usus bayi
terdapat enim glukoronil trans$erase yang mampu mengubah bilirubin dan menyerap
kembali bilirubin ke dalam darah sehingga makin memperparah akumulasi bilirubin dalam
badannya. kibatnya pigmen tersebut akan disimpan di ba(ah kulit, sehingga jadilah kulit
bayi kuning. )iasanya dimulai dari (ajah, dada, tungkai dan kaki menjadi kuning.
8.2.#atologis
&asalah akan timbul apabila produksi bilirubin terlalu berlebihan atau konyugasi hati
menurun sehingga terjadi kumulasi bilirubin di dalam darah. #eningkatan kadar bilirubin
yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan sel otak apabila bilirubin tadi menembus
sa(ar darah otak. Kelainan pada otak ini disebut kernikterus.
<ingginya kadar bilirubin yang dapat menimbulkan e$ek patologik tersebut tidak selalu
sama pada tiap bayi tergantung usia gestasi, berat badan bayi dan usia bayi saat terlihat
kuning. #enyebab yang sering adalah hemolisis akibat inkompatibilitas golongan darah
atau 0h +biasanya kuning sudah terlihat pada 2> jam pertama, de$isiensi enim 67#5.
emolisis dapat pula timbul karena perdarahan tertutup seperti ce$al hematom. )ilirubin
inderek akan lebih mudah melalui sa(ar darah otak pada bayi berat lahir rendah,
immaturitas, hipoksia, hipoglikemia dan in$eksi.
#ada derajat tertentu bilirubin ini akan bersi$at toksik dan merusak jaringan tubuh.
<oksisitas terutama ditemukan ada bilirubin indirek yang bersi$at sukar larut dalam air tapi
mudah larut dalam lemak. /i$at ini memungkinkan terjadinya e$ek patologis pada sel otak
apabila bilirubin tadi dapat menembus darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak disebut
Kernikterus. #ada umumnya dianggap bah(a kelainan pada syara$ pusat tersebut mungkin
akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih dari 23 mg'dl. &udah tidaknya kadar
bilirubin mele(ati darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus.
)ilirubin indirek akan mudah mele(ati darah otak apabila bayi terdapat keadaan )erat
)adan 9ahir 0endah, hipoksia, dan hipolikemia.
)eberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik"
4. GEJALA KLINIS
<anda-tanda dan gejala kernikterus biasanya muncul 2- hari sesudah lahir pada bayi
cukup bulan dan paling lambat hari ke-? pada bayi premature, tetapi setiap saat
hiperbilirubinemia dapat menyebabkan sindrom setiap saat selama neonatus. <anda-tanda
a(al bisa tidak dapat dibedakan dengan sepsis, as$iksia, hipoglikemia, perdarahan
intracranial, dan penyakit sistemik akut lainnya pada neonatus.
• 9esu
• *a$su makan jelek
• 0e$leks &oro hilang
• )ayi tampak sangat sakit
• 0e$leks tendo +-
• Kega(atan perna$asan
• 4pistotonus
• =ontanela mencembung
• &uka dan tungkai berkedut
• <angisan melengking +high pitch cry
#ada kasus yang lanjut dapat terjadi konvulsi dan spasme, kekakuan pada bayi dengan
lengan yang terekstensi dan berotasi ke dalam serta tangannya menggenggam. 0igiditas
jarang terjadi pada stadium lanjut.
5. DIAGNOSA
)erbagai teknik diagnostik telah digunakan untuk menilai ikterus pada bayi baru lahir.
#engukuran bilirubin serum dianggap sebagai metode paling tepercaya, tetapi memiliki
keterbatasan karena bersi$at invasi$ dan juga keterbatasan dalam hal peralatan dan biaya.
#emeriksaan langsung secara visual tidak dapat dipercaya sepenuhnya dan dapat
menyebabkan kesalahan diagnosis. &etode pemeriksaan non-invasi$ lain seperti
transcutaneus bilirubinometry +<c) merupakan alternati$ pemeriksaan +skrining
pengukuran bilirubin serum.
. #ada ikterus yang lama, lakukan uji $ungsi hati, uji $ungsi tiroid, uji urin terhadap
galaktosemia.
7. )ila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, I< rasio
dan pemeriksaan @ reakti$ protein +@0#.
Ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. 5an membagi tubuh bayi baru lahir
dalam lima bagian ba(ah sampai tumut, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelanagn
tangan dan kaki seta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
@ara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk ditempat yang tulangnya
menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain. Kemudian penilaian
kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata didalam tabel di
ba(ah ini
. PENATALAKSANAAN
)erdasarkan pada penyebabnya maka manajemen bayi dengan hiperbilirubinemia
diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi e$ek dari hiperbilirubinemia.
#engobatan mempunyai tujuan "
1. &enghilangkan anemia
2. &enghilangkan antibody maternal dan eritrosit teresensitisasi
8. &eningkatkan badan serum albumin
>. &enurunkan serum bilirubin
&etode terapi hiperbilirubinemia meliputi " $ototerapi, trans$use pangganti, dan
therapi obat.
7.1.=ototherapi
=ototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan trans$use pengganti untuk
menurunkan bilirubin. &emaparkan neonatus pada cahaya dengan intensitas yang tinggi
akan menurunkan bilirubin dalam kulit. =ototerapi menurunkan kadar bilirubin dengan cara
mem$asilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi. al ini terjadi jika cahaya yang diabsorpsi
jaringan merubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut $otobilirubin.
=otobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme di$usi. 5i
dalam darah $otobilirubin berikatan dengan albumin dan di kirim ke hati. =otobilirubin
kemudian bergerak ke empedu dan di ekskresikan kedalam duodenum untuk di buang
bersama $eses tanpa proses konjugasi oleh hati. asil $otodegradasi terbentuk ketika sinar
mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui urine.
)ilirubin menyerap cahaya secara maksimal pada kisaran biru +dari >23->?3 nm.
&eskipun demikian cahaya putih berspektrum luas dan biru, biru +super berspektrum
sempit khusus, dan hijau e$ekti$ menurunkan kadar bilirubin.
Komplikasi $ototerapi pada bayi meliputi tinja lembek, ruam macular eritematosa,
kepanasan dan dehidrasi +peningkatan kehilangan air yang tidak terasa Hinsensible (ater
loss, diare, menggigil karena pajanan, dan sindrom bayi perunggu +perubahan (arna kulit
yang coklat keabu-abuan dan gelap. =ototerapi merupakan kontraindikasi bila ada por$iria.
Bejas mata atau oklusi hidung karena pembalut tidak laim terjadi.
7.2.<rans$usi <ukar
<rans$usi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang
dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang
dilakukan berulang-ulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar.
#ada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ense$alopati
bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. #ada bayi dengan
isoimunisasi, trans$usi tukar memiliki man$aat tambahan, karena membantu mengeluarkan
antibodi maternal dari sirkulasi bayi. /ehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan
memperbaiki anemia.
&unculnya tanda-tanda klinis yang memberikan kesan kernikterus merupakan indikasi
untuk melakukan trans$usi tukar pada kadar bilirubin berapapun.
7.8.<erapi 4bat
#henobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enim yang meningkatkan
konjugasi bilirubin dan mengekskresikannya. 4bat ini e$ekti$ baik diberikan pada ibu hamil
untuk beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum melahirkan. #enggunaan
#henobarbital pada post natal masih menjadi pertentangan karena e$ek sampingnya
+letargi. @oloistrin dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya le(at urine
sehingga menurunkan siklus enterohepatika.
a. #engaruhnya pada metabolisme bilirubin baru terlihat setelah beberapa hari pemberian.
b. !$ektivitas obat ini lebih kecil daripada $ototerapi dalam menurunkan kadar bilirubin.
c. &empunyai pengaruh sedative yang tidak menguntungkan.
d. <idak menambah respon terhadap $ototerapi.
. K#$-(kas(
• @erebral palsy
• <uli nada tinggi
• #aralisis dan displasia dental
• Koreoatetosis bilateral dengan spasme otot involunter
• 0etardasi mental
• Kuadriplegia spastis
. Pe"e'a*a"
a. #encegahan #rimer "
/I sedini mungkin dan sering +D-12 kali'hari selama hari-hari pertama. indari
suplementasi rutin dengan air atau dekstrosa pada bayi yang diberi /I yang tidak
mengalami dehidrasi. 0endahnya asupan kalori dan atau keadaan dehidrasi berhubungan
dengan proses menyusui dan dapat menimbulkan ikterus neonatorum. &eningkatkan
$rekuensi menyusui dapat menurunkan kecenderungan keadaan hiperbilirubinemia yang
berat pada neonatus. 9ingkungan yang kondusi$ bagi ibu akan menjamin terjadinya proses
menyusui yang baik.
# juga melarang pemberian cairan tambahan +air, susu botol maupun dekstrosa
pada neonatus nondehidrasi. #emberian cairan tambahan tidak dapat mencegah terjadinya
ikterus neonatorum maupun menurunkan kadar bilirubin serum.
/emua (anita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah )4 dan 0hesus
serta menjalani skrining antibodi isoimun. )ila ibu belum pernah menjalani pemeriksaan
golongan darah selama kehamilannya, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
golongan darah dan 0hesus. pabila golongan darah ibu adalah 4 dengan 0h-positi$, perlu
dilakukan pemeriksaan darah tali pusat. Bika darah bayi bukan 4, dapat dilakukan tes
@oombs.
• #enilaian Klinis
5okter harus memastikan bah(a semua neonatus dimonitor secara berkala untuk
menga(asi terjadinya ikterus. 0uang pera(atan sebaiknya memiliki prosedur standar tata
laksana ikterus. Ikterus harus dinilai sekurang-kurangnya setiap D jam bersamaan dengan
pemeriksaan tanda-tanda vital lain.
#ada bayi baru lahir, ikterus dapat dinilai dengan menekan kulit bayi sehingga
memperlihatkan (arna kulit dan subkutan. #enilaian ini harus dilakukan dalam ruangan
yang cukup terang, paling baik menggunakan sinar matahari. #enilaian ini sangat kasar,
umumnya hanya berlaku pada bayi kulit putih dan memiliki angka kesalahan yang tinggi.
Ikterus pada a(alnya muncul di bagian (ajah, kemudian akan menjalar ke kaudal dan
ekstrimitas. Bika ibu yang belum diketahui golongani darahnya atau 0h-negati$, harus
dilakukan uji @oombs, golongan darah, dan jenis 0hesus +5 pada darah plasenta bayi. Bika
terdapat kemungkinan tidak dilakukannya surveilans, penilaian risiko sebelum pulang dan
$ollo( up yang adekuat, maka jika golongan darah ibu 4 dianjurkan dilakukan
pemeriksaan golongan darah bayi dan uji @oombs. /emua bayi harus dimonitor secara
rutin untuk melihat adanya ikterus.
. PROGNOSIS
5engan menggunakan kriteria patologis, sepertiga bayi +semua umur kehamilan yang
penyakit hemolitiknya tidak diobati dan kadar bilirubinnya lebih dari 23 mg'dl, akan
mengalami kernikterus. <anda-tanda neurologis yang jelas mempunyai prognosis yang
jelek, ada ?% atau lebih bayi-bayi yang demikian meninggal, dan D3% yang bertahan
hidup menderita koreoatetosis bilateral dengan spasme otot involunter. 0etardasi mental,
tuli, dan kuadriplegia sapstis laim terjadi. )ayi yang berisikio harus menjalani skrining
pendengaran.
DAFTAR PUSTAKA
2. 6arna erry, dkk. 2333. Ikterus *eonatorum. #edoman 5iagnosis dan <erapi Ilmu
Kesehatan nak. !disi kedua. )agian'/&= Ilmu Kesehatan nak =K#'0//. ;?-
138
8. http"''re$erensikedokteran.blogspot.com'2313'3?'kern-icterus.html
>. http"''medicastore.com'penyakit'8;2'iperbilirubinemia.html
TASK READING
“KERNIKTERUS”
49! "
KELO6POK 31
=K9</ K!54K<!0*
231>