ABSTRAK
.Perkembangan teknologi komunikasi saat ini berkembang pesat terutama pada Internet of
Things (IoT).Perkembangannya telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah
satu yang banyak dikembangkan adalah untuk efisiensi komunikasi pada pelacakan objek
bergerak. Dari beberapa jenis komunikasi yang tersedia, komunikasi seluler merupakan yang
umum dan banyak digunakan, namun kendala terbesar yang dihadapi, tidak semua daerah dapat
terjangkau oleh jaringan seluler khususnya pada pedesaan. Untuk mengatasi masalah tersebut,
dalam paper ini kami mengusulkan menggunakan Lora sebagia pengiriman data lokasi. LoRa
mengirim data dari Node ke Gateway dan diteruskan ke internet. Dari hasil implementasi
pegiriman data dari Node ke Gateway menunjukkan bahwa jarak berbanding lurus dengan
dengan kehilangan data dan kekuatan sinyal (RSSI) meleamah. Sebagai contoh jarak 1 km
dengan RSSI -98 jumlah paket hilang sekitar 2 dan jarak terjauh yaitu 2.5 km dengan RSSI -
128 jumlah paket hilang sekitar 19.
ABSTRCT
protokol dalam membantu komunikasi sapi terlalu jauh yang dapat mengakibatkan
yang efisien. Berbagai perangkat telah kehilangan atau kecurian ternak mereka.
terlibat dalam pengembangan IoT Masalah keamaan sejak lama menjadi
diantaranya perangkat mobile, komputer maslaah klasik dihampir semua tempat-
dan mesin (Anupriya K et al. 2016) tempat peternakan sapi, entah itu
Teknologi komunikasi telah banyak peternakan pribadi dengan 5 sampai 10
diadopsi dan dikembangkan untuk ekor sapi sampai pada peternakan ratusan
kepentingan pemantauan dan pelacakan ekor sapi. Solusi yang paling sederhana
sebuah objek, seperti pemantauan gunung yang dapat dilakukan adalah dengan
merapi, pemantauan daerah bawah laut dan penambahan pekerja oleh peternak untuk
luar angkasa serta pemantauan benda- menjaga dan memaksimalkan
benda bergerak. Penggunaan sebuah pemeliharaan sapi-sapi meraka. Tapi
jaringan komunikasi didasari pada cakupan dengan penambahan pekerja akan
area, konsumsi daya, serta biaya menimbulkan biaya operasional yang
implementasi untuk menciptakan membengkak karena peternak harus
komunikasi yang efisien pada kondisi dan membayar gaji untuk semua pekerja.
sebuah studi kasus tertentu (Anupriya K et Masalah lain terjadi pada peternak pribadi,
al. 2016) yang tidak mampu untuk menggaji pekerja
Pelacakan sebuah objek telah banyak dikarenakan jumlah sapi yang tidak banya
maka mereka harus mengurusi sapi-sapi
dikembangkan untuk keperluan pribadi
mereka sendiri.
maupun keperluan masyarakat umum,
seperti pelacakan kendaraan, manusia, dan Kasus pencurian sapi akhir-akhir ini
hewan. Dari beberapa pelacakan yang telah telah banyak terjadi terutama bagi peternak
disebutkan, jenis komunikasi yang kampung, yang masih dengan cara-cara
digunakan sangat beragam, namun yang konvensional. Dipagi hari mereka
paling umum digunakan adalah seluler. Hal membawa sapi-sapi mereka ke ladang,
ini dikarenakan implementasi yang mudah terkadang beberapa mereka hanya
dan telah banyak dikembangkan pada studi mengikat di pohon-pohon sekitar agar tidak
akhir-akhir ini. menjauh, dan meninggalkannya beberapa
waktu hingga menjelang petang lalu
Populasi sapi disebuah peternakan
membawa pulang kembali.
yang banyak mengharuskan pengelolah
untuk bekerja ekstra dalam menjaga dan Dari permasalahan tersebut, maka
mengurusi sapi-sapi mereka. Beberapa dibuatlah sebuah alat yang dapat membantu
kegiatan rutin harian seperti membawa sapi dalam pelacakan sapi agar peternak dapat
ke ladang dan memantau keberadaan sapi- memantau sapi-sapi mereka. Pemantaun
sapi agar tidak terlalu jauh dari kawanan, dapat dilakukan di rumah-rumah mereka,
hingga membawa kembali ke kandang sehingga para peternak bisa melakukan
menjelang petang. Masalah yang sering kegiatan yang lain dan pada saat ada hal
dialami oleh peternak jika beberapa sapi yang mencurigakan pada hewan ternak
meninggalkan kawanan sapi lainya, ketika mereka, mereka maka dapat segera ditindak
hal ini terjadi maka peternak harus segera lanjuti.
membawa ke kawanan untuk mencegah
34
Angriawan, Sistem Pelacak Lokasi Sapi dengan Sistem Komunikasi LoRa
35
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 9, Nomor 1, Juni : 23 – 29 E-ISSN : 2621-5608
3. PERANCAANGAN SISTEM
Pada bagian ini berisi tentang Gambar 2. Node (A) Arduino(B)
perancangan sistem yang dikembangkan, LoRa(C)GPS
yaitu perancangan perangkat keras dan Untuk komponen pada Gateway
perancangan perangkat lunak. Untuk meliputi Arduino Uno, Dragino LoRa
gambaran umum dari sistem yang dibuat Shield 915Mhz, Ground Plane Antenna
dapat dilihat pada gambar 1. FPV Telemetry, SIM900 Mini V4.0,
rancangan Gateway dapat dilihat pada
gambar 3.
36
Angriawan, Sistem Pelacak Lokasi Sapi dengan Sistem Komunikasi LoRa
Start
Perangkat dinyalakan
(Aduino,Lora,Sim900)
Data
No
ditrima?
Yes
Yes
Tabel 1.Konfigurasi LoRa
Lokasi dikirim ke
Konfigurasi Lora Nilai Settingan
Gateway
Bandwidth 125 kHz
Gambar 4. Flowchar Node Coding Rate 4/5
(A) Node
Perangkat lunak Gateway dirancang
Spreading Factor 7
untuk meneruskan paket dari Node ke
internet. Untuk proses yang terjadi pada Preamble Length 8
Gateway dilihat pada gambar 4.
TX Power 13 dBm
37
Inspiration : Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi P-ISSN : 2088-6705
Volume 9, Nomor 1, Juni : 23 – 29 E-ISSN : 2621-5608
38
Angriawan, Sistem Pelacak Lokasi Sapi dengan Sistem Komunikasi LoRa
International Conference on
Intelligent Computing Applications,
ICICA 2014: 324–29.
Dragomir, Dan, Laura Gheorghe, Sergiu
Costea, and Alexandru Radovici.
2016. “2016 International Workshop
on Secure Internet of Things A Survey
on Secure Communication Protocols
for IoT Systems.”
LoRa Alliance. 2015. “A Technical
Overview of LoRa and LoRaWAN.”
(November): 1–20. https://www.lora-
alliance.org/portals/0/documents/whit
epapers/LoRaWAN101.pdf.
Mcroberts, Michael. 2010. Arduino. United
States of America.
Rahman, Marufi, Jannatul Robaiat Mou,
Kusum Tara, and Ismail Sarkar. 2016.
“Real Time Google Map and Arduino
Based Vehicle Tracking System.”
(December): 8–10.
Shah, Sajjad Hussain, and Ilyas Yaqoob.
2016. “A Survey: Internet of Things
(IOT) Technologies, Applications and
Challenges.” 2016 IEEE Smart
Energy Grid Engineering (SEGE) i:
381–85.
http://ieeexplore.ieee.org/document/7
589556/.
39