Anda di halaman 1dari 25

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Arduino
Arduino merupakan sebuah mikrokontroler yang memiliki fungsi yang banyak
dan dirancang agar mudah digunakan, dan penggunaan mikrokontroler ini sendiri
sangat mudah karena bersifat open-source (dapat dengan mudah ditemukan di
internet).
2.1.1 Arduino Uno
Arduino Uno adalah sebuah modul mikrokontroler yang memiliki
chip ATMega328 dan juga memiliki 14 buah pin input atau output digital (6
diantaranya dapat berfungsi sebagai output PWM), 6 buah pin input analog,
beberapa pin sumber tegangan, koneksi USB, Jack DC, dan juga terdapat
osilator kristal yang berkisar antara 11.0592 Mhz sampai dengan 24 MHz
(dapat dilihat pada modul masing – masing). Bentuk fisik Arduino UNO
dapat dilihat pada gambar 2.1. dan spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.1.

Gambar 2.1 Gambar Arudino UNO (Arduino, 2012)


Fitur – fitur yang dimiliki oleh Arduino Uno R3 dari pada Arduino lainnya
adalah sebagai berikut:
• Memiliki pin SDA dan SCL yang terdapat diatas pin AREF yang
berfungsi untuk komnunikasi I2C
• Terdapat juga dua buah pin baru, ditempatkan dekat ke pin RST,
dengan I/O REF yang memungkinkan sebagai buffer untuk memiliki
nilai referensi tegangan dari board sistem.

7
8

• Sirkuit reset
• ATMega 16U2 ganti 8U yang digunakan sebagai konverter USB-to-
serial.

Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno

Mikrokontroler ATMega328
Operating Voltage 5V
Input Voltage
7-12V
(recommended)
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O pin 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input pin 6
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
32 KB (ATMega328) of which 0,5 KB
Flash Memory
used by bootloader
Clock Speed up to 24 MHz

2.1.2 Arduino Mega


Arduino Mega adalah sebuah modul mikrokontroler yang memiliki
chip ATMega2560 dan juga memiliki 54 buah pin input atau output digital
(14 diantaranya dapat berfungsi sebagai output PWM), 16 buah pin input
analog, beberapa pin sumber tegangan, koneksi USB, Jack DC, dan juga
terdapat osilator kristal sebesar 16 Mhz. Bentuk fisik Arduino Mega dapat
dilihat pada gambar 2.2 dan spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.2.

Gambar 2.2 Gambar Arduino Mega 2560 (Robotshop)


9

Fitur – fitur yang dimiliki oleh Arduino Mega 2560 dari pada Arduino
lainnya adalah sebagai berikut:
• Arduino Mega 2560 memiliki flash memory untuk menyimpan
kodingan sebesar 256kB, 8kB SRAM, dan 4kB EEPROM.
• Arduino Mega 2560 memiliki 4 pasang pin untuk komunikasi
USART, terdapat juga pin untuk melakukan komunikasi SPI dan I2C
Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino Mega 2560

Mikrokontroler ATMega2560
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O pins 54 (of which 14 provide PWM output)
Analog Input pin 16
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
Flash Memory 256 kB of which 8 kB used by bootloader
SRAM 8 kB
EEPROM 4 kB
Clock Speed up to 24 MHz

2.2 LoRa
LoRa merupakan salah satu teknologi komunikasi wireless yang baru.
Teknologi komunikasi ini dapat diberikan pada objek-objek yang dirasa perlu
berkomunikasi antar objek lainnya. LoRa hanya perlu diberikan baterai sebagai
supply utama untuk dapat beroperasi dengan baik. Implementasi LoRa pada
objek-objek tersebut sangatlah mudah karena tidak membutuhkan instalasi yang
kompleks. Hal ini mempermudah semua orang yang hendak membuat sebuah
sistem yang berbasis IoT.
Topologi jaringan LoRa pada umumnya berbentuk star-of-stars dimana
gateway berperan sebagai jembatan penghubung node-node LoRa dengan
jaringan pusat. Gateway terhubung dengan internet menggunakan koneksi IP,
sementara node-node LoRa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan
menggunakan metode komunikasi single-hop wireless. Pada umumnya, node-
node LoRa berkomunikasi secara 2 arah, namun apabila diperlukan, node-node
tersebut juga dapat melakukan broadcast ke semua node sekitar. Kemampuan ini
10

membuat jaringan LoRa dapat diatur sesuai dengan kebutuhan sistem yang
hendak dibuat.
Komunikasi antara node-node LoRa dengan gateway dapat diatur
berdasarkan frekuensi dan data rate yang digunakan. Nilai dari data rate
menentukan jarak dan lama waktu dari transaksi sebuah paket data. Berkat
teknologi spread spectrum, komunikasi dengan menggunakan data rate yang
berbeda tidak akan saling berinterferensi satu dengan lainnya, dengan demikian
gateway dapat menerima paket data dari beberapa node LoRa secara bersamaan.
(lora-alliance, 2016)

2.2.1 Jarak dan Bandwidth LoRa


Kualitas dari sebuah teknologi komunikasi wireless ditentukan oleh 3 hal,
yaitu jarak, kecepatan, dan konsumsi daya. Hukum fisika menyebabkan
komunikasi wireless tidak dapat memiliki jarak jangkauan yang jauh, kecepatan
tinggi dalam mengirim paket data, serta membutuhkan daya yang kecil untuk
dapat beroperasi secara bersamaan. Hanya 2 dari 3 spesifikasi tersebut yang
dapat diterapkan secara bersamaan.

LoRa memiliki jarak jangkauan yang luas, namun memerlukan daya


yang kecil untuk dapat beroperasi. Hal ini dapat terjadi karena LoRa
menggunakan bandwidth yang kecil untuk mendapatkan jangkauan yang jauh
tanpa membutuhkan daya yang besar. Perbandingan dari beberapa teknologi
komunikasi wireless dengan LoRa ditampilkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Bandwidth v.s. Range (LoRa-Alliance,2016)


11

2.2.2 Konfigurasi LoRa


Beberapa konfigurasi LoRa yang pada umumnya harus diatur agar
perangkat LoRa dapat bekerja dengan baik adalah sebagai berikut:

• Frekuensi • Spreading factor • Code Rate

• Bandwidth • TX Power

Frekuensi yang digunakan oleh perangkat LoRa pada umumnya


memiliki kisaran frekuensi yang telah ditentukan oleh pabrik. Perangkat LoRa
berdasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu 915 MHz, 868 MHz,
433 MHz. Perangkat LoRa dengan frekuensi 915 MHz tidak akan pernah bisa
beroperasi pada frekuensi 433 MHz, dengan demikian pengguna harus
memastikan kisaran frekuensi yang akan digunakan saat hendak menggunakan
perangkat LoRa. Untuk perangkat LoRa 433 MHz, kisaran frekuensi yang dapat
digunakan adalah 410 MHz – 525 MHz. Konfigurasi frekuensi yang dapat
dilakukan pengguna bergantung pada spesifikasi ini.

Kombinasi nilai bandwidth, spreading factor, dan TX power


mempengaruhi kinerja perangkat LoRa yang digunakan. Kedua nilai bandwidth
dan spreading factor mempengaruhi nilai sensitivity perangkat LoRa. Sedangkan
nilai TX power dan sensitivity mempengaruhi nilai link budget. Semakin tinggi
nilai link budget, maka semakin jauh jangkauan jaringan LoRa yang didapat dan
juga ketahanan paket data terhadap halangan, difraksi, dan refleksi akan semakin
baik.

Code Rate memiliki nilai 4/(4 + n), dengan n ∈ {1,2,3,4}. Nilai ini
mempengaruhi toleransi paket data terhadap interferensi saat ditransmisikan oleh
transceiver. Semakin kecil nilai code rate maka Packet Error Rate (PER) akan
semakin kecil. (Network, 2016)

2.3 LoRa Module UM402


Modul LoRa UM402 adalah salah satu modul LoRa yang dibuat oleh
Manthink. UM402 bekerja pada frekuensi 433 MHz, besar dari nilai frekuensi
ini dapat diatur dengan aplikasi khusus yang dibuat oleh Manthink. Modul ini
memiliki ukuran yang kecil dan bekerja dengan low-power. UM402
menggunakan modulasi spread spectrum dan deteksi error sehingga dapat
12

menyaring data yang salah. UM402 dapat mengirim dan menerima data sampai
dengan 2 kali lipat jarak modul radio frequency lainnya. Bentuk fisik UM402
dapat dilihat pada gambar 2.4. (Manthink).

Gambar 2.4 Modul UM402 (Manthink)

2.3.1 Spesifikasi UM402

Gambar 2.5 Ukuran Modul UM402 (Manthink)


Modul LoRa terdiri dari 7 pin seperti yang ditunjukkan pada gambar
2.5. Pin-pin tersebut dari atas ke bawah adalah GND, VCC, SETA, RX, TX,
AUX, dan SETB. Spesifikasi UM402, antara lain:

• Frekuensi dari 410 MHz – 510 MHz • Maximum current 120 mA@20 dBm

• Sensitivity -144,1 dBm@50,8bps • Low sleep current 1,3 uA

• Maximum transmission power 20 dBm

2.3.2 Mode Pada UM402


Modul UM402 memiliki 4 mode, yaitu mode 1 - normal (SETA = 0
SETB = 0), mode 2 - awaken (SETA = 0 SETB = 1), mode 3 - low power
(SETA = 1 SETB = 0), dan mode 4 - set (SETA = 1 SETB = 1). Mode 1 dan
mode 2 pada modul UM402 memiliki fungsi dan cara kerja yang sama, hanya
saja pada mode 2, preamble akan lebih panjang dibandingkan preamble pada
13

mode 1. Preamble merupakan bagian “pembuka” dari sebuah paket data. Pada
mode 1 dan mode 2, UM402 dapat menerima dan mengirim paket data setiap
saat. Dapat dilihat pada gambar 2.6

Gambar 2.6 Diagram Sekuensi Modul LoRa (Manthink : 7)


Mode 3 pada UM402 bekerja secara periodik. Pada mode ini, UM402
akan memasuki kondisi sleep dan wake secara bergantian dengan interval
waktu yang ditentukan sebelumnya. Lama dari interval waktu antara sleep dan
wake pada mode ini dapat diatur dengan aplikasi yang akan dijelaskan pada
bagian berikutnya. Pada mode ini, UM402 tidak bisa menerima dan mengirim
data setiap saat.
Mode 4 pada UM402 berfungsi untuk mengatur pengaturan yang ada
pada modul UM402. Pengguna dapat mengatur besar frekuensi yang digunakan
modul UM402, air baud rate, transmission power, dan lain-lain yang akan
dibahas pada bagian berikutnya. Mode 4 ini hanya berfungsi untuk mengatur
pengaturan-pengaturan yang tadi dituliskan dan bukan untuk menerima dan
mengirim paket data.
2.4 LoRa Shield Dragino
Shield Dragino merupakan salah satu perangkat LoRa yang diciptakan oleh
Dragino. Shield ini merupakan shield yang digunakan Arduino board dan
menggunakan protokol SPI. Dengan menggunakan shield ini, pengguna dapat
mengirim dan menerima data dengan jarak yang jauh namun dengan data rate yang
rendah. Selain itu, shield Dragino dilengkapi dengan teknologi spread spectrum dan
kebal terhadap interferensi.

Pada shield Dragino, terdapat chip SX127x buatan Semtech, dimana chip ini
merupakan chip LoRa yang digunakan pada perangkat LoRa lainnya. SX127x
14

diaplikasikan di beberapa bidang seperti sistem irigasi, smart city, smart metering,
dan lainnya.

Dengan menggunakan teknik modulasi LoRa yang dipatenkan oleh Hope RF,
Shield Dragino memiliki nilai sensitivity sampai -148 dBm. Nilai ini dikombinasikan
dengan penguat daya yang terintegrasi hingga +20 dBm, sehingga menghasilkan link
budget yang sangat baik. Hal ini yang membuat shield Dragino dapat mencakup
jangkauan yang luas dan memiliki ketahanan paket data yang baik.

Shield Dragino juga mendukung modulasi FSK, sehingga dapat berkomunikasi


dengan beberapa perangkat komunikasi wireless yang juga menggunakan modulasi
FSK. Bentuk fisik Dragino dapat dilihat pada gambar 2.7. (Dragino, 2016)

Gambar 2.7 Shield Dragino untuk Arduino (Dragino, 2016)


15

2.4.1 Spesifikasi LoRa Sheild Dragino

Gambar 2.8 Keterangan pin out shield Dragino (Dragino, 2016)


Pin yang digunakan shield Dragino untuk dapat bekerja digambarkan pada
gambar 2.8. Pada gambar tersebut terdapat juga pin I/O yang tidak dipakai (unused
pin). Pin-pin tersebut dapat digunakan untuk kepentingan lainnya seperti
penambahan sensor. Spesifikasi shield Dragino, antara lain:

• Link budget maksimum 168 dB


• Frequency band: 915 MHz/868 MHz/433 MHz (pre-configured)
• Receive current 10,3 mA
• Sensitivity hingga -148 dBm
• Transmission power 100 mW@20 dBm

2.5 LoRa Module RA-02


RA-02 merupakan salah satu perangkat LoRa yang diciptakan oleh AI-
Thinker. RA-02 menggunakan Semtech SX1278 sebagai chip LoRa. Dengan nilai
sensitivity hingga -148 dBm dan output power hingga +20 dBm, RA-02 memiliki
spesifikasi yang sama seperti shield Dragino. Perbedaan antara Module RA-02
dengan shield Dragino hanya terdapat pada ukurannya saja. Bentuk fisik RA-02
dapat dilihat pada gambar 2.9.
16

Gambar 2.9 AI-Thinker RA-02 LoRa Module (AI-Thinker, 2018)


RA-02 dapat digunakan dengan Arduino dengan menggunakan protokol SPI.
Berbeda dengan shield Dragino yang langsung dapat dipasang ke board Arduino,
RA-02 memiliki beberapa PIN out yang harus dihubungkan dengan pin I/O Arduino.
Rangkaian sederhana RA-02 dan Arduino dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Rangkaian Arduino UNO dengan RA-02 (AI-Thinker, 2018)

2.5.1 Spesifikasi LoRa Module RA-02

Gambar 2.11 Ukuran modul dan pin out RA-02 (AI-Thinker, 2018)
Penjelasan fungsi pin pada gambar 2.11, dijelaskan pada tabel 2.3.
17

Tabel 2.3 Penjelasan pin pada RA-02

No. PIN Nama PIN Deskripsi

- ANT Antenna

1, 2 GND GND

3 3.3V 3.3V Power IN

4 RESET Reset

5 DIO0 Digital IO0, software setting

6 DIO1 Digital IO1, software setting

7 DIO2 Digital IO2, software setting

8 DIO3 Digital IO3, software setting

9 GND GND

10 DIO4 Digital IO4, software setting

11 DIO5 Digital IO5, software setting

12 SCK SPI clock input

13 MISO SPI data output

14 MOSI SPI data input

15 NSS SPI selected-IN

16 GND GND

Spesifikasi Module RA-02, antara lain:

• Frequency range: 410 MHz – 525 MHz


• Port: SPI & GPIO
• Operating voltage: 1,8 V – 3,7 V
• Working current: receive less than 10,8mA, transmit less than 120
mA
• Pin pitch: 2,0 mm
• Working temperature: -40 - +85 degrees
18

2.6 LG01-P LoRa Gateway


LG01-P merupakan open source LoRa gateway buatan Dragino yang bekerja
dengan 1 channel. LG01-P berfungsi untuk menyambungkan perangkat LoRa
dengan WiFi, Ethernet, 3G atau 4G agar dapat terkoneksi dengan internet. LG01-P
berdasarkan kisaran frekuensinya dibedakan menjadi 2, yaitu 915 MHz dan 433
MHz, nilai ini sudah diatur dari pabrik. Pengguna harus memastikan kisaran
frekuensi yang hendak digunakan pada sistem memiliki kisaran frekuensi yang sama
dengan LG01-P LoRa gateway. LG01-P memiliki link budget hingga 168 dB dan
dapat bekerja dengan daya yang rendah. Bentuk fisik LG01-P dapat dilihat pada
gambar 2.12. (Dragino, 2016)

Gambar 2.12 LG01-P LoRa gateway (Dragino, 2016)

2.6.1 Spesifikasi LG01-P LoRa Gateway


LG01-P LoRa gateway menggunakan chip LoRa SX127x buatan Semtech.
Spesifikasi LoRa untuk LG01-P LoRa gateway dijabarkan sebagai berikut:

• Kisaran frekuensi: 862 MHz – 1020 MHz / 410 MHz – 528 MHz
• Link budget 168 dB
• Transmission power 100 mW@20 dBm
• Sensitivity hingga -148 dBm
• Receive current 10,3 mA
• Maksimum paket data hingga 256 bytes termasuk CRC
19

Selain itu, terdapat juga beberapa port yang tersedia pada casing LG01-P dan 6
lampu indicator untuk menampilkan status kerja LG01-P. Beberapa port interface
yang terdapat pada casing LG01-P dijabarkan sebagai berikut:

• Power Input: 9 - 24V


• Port 2 RJ45
• Port eksternal USB 2.0
• Internal USB 2.0

LG01-P dilengkapi dengan mikrokontroler yang dapat diprogram dengan


menggunakan Arduino IDE. Hal ini memudahkan pengguna untuk
mengimplementasikan LG01-P ke dalam sistem yang hendak dibuat. Selain itu,
pengguna juga dapat memodifikasi firmware yang digunakan LG01-P dengan
menggunakan open-source Linux yang terintegrasi di dalam LG01-P.

MCU: LINUX:

• ATMega 328P • 400 MHz ar9331 processor

• Flash 32KB • 64MB RAM

• SRAM 2KB • 16MB Flash

• EEPROM 1KB

2.7 Sensor
2.7.1 Sensor Cahaya
Unsur Kimia yang disebut dengan cadmium sulfide (CdS) memiliki
sifat yang khas, yaitu resistansi akan berkurang apabila ada cahaya yang jatuh
diatasnya. Efek dari unsur kimia ini dimanfaatkan dengan menempatkan
lapisan kimia pada kotak logam yang ditutupi jendela tembus pandang.
Komponen elektronika yang terbentuk dinamakan Light Dependent Resistor
disingkat LDR. Dibandingkan transduser lainnya, tanggapan LDR sangat
lambat (dalam sepuluh milisekon). Bentuk fisik sensor LDR dapat dilihat
20

pada gambar 2.13. (Suyadhi, 2010)

Gambar 2.13 Gambar LDR


Sumber: https://www.raspberrypi.org/learning/physical-computing-with-
python/LDR/

Gambar 2.14 merupakan gambar spesifikasi LDR

Gambar 2.14 Gambar Characteristic LDR (Kennarar, 2008)


Dalam penelitian ini, LDR digunakan untuk mengenali intensitas
cahaya dari sekitar lampu. Data yang diperoleh dari kondisi sekitar lampu
akan dikirim ke sentral untuk mengenal situasi sekitar lampu tersebut, jika
nilai hambatannya tinggi maka lampu akan menyala secara otomatis, jika
nilai hambatannya rendah maka lampu akan mati secara otomatis.

2.7.2 Sensor Suhu dan Kelembaban Udara


DHT11 adalah sebuah sensor suhu dan kelembaban udara dengan
harga terjangkau. DHT11 memiliki sinyal output digital yang dapat
dikalibrasi. Dengan menggunakan teknik eksklusif digital-signal-acquisition
dan teknologi penginderaan suhu dan kelembaban, teknik ini menjamin
ketahanan yang tinggi dan stabilitas dalam jangka waktu yang panjang.
Sensor ini menggunakan komponen resistif untuk mengukur kelembaban dan
menggunakan komponen NTC untuk mengukur suhu, dan disarankan untuk
menggunakannya dengan mikrokontroler 8-bit agar sensor memiliki kualitas
pengindraan yang baik, respon yang cepat, mengurangi noise dan efektivitas
21

biaya. Bentuk fisik sensor DHT11 dapat dilihat pada gambar 2.15 dan
spesifikasinya dapat dilihat pada gambar 2.16.(AosongElectronics)

Gambar 2.15 Gambar pin dan bentuk fisik dari DHT11 (AosongElectronics)

Gambar 2.16 Gambar spesifikasi sensor DHT11 (AosongElectronics)

2.7.3 Sensor Pendeteksi Objek yang Lewat


Infrared adalah sebuah instrumen elektronik yang memiliki bentuk
seperti LED yang memiliki pelindung transparan, infrared LED akan
22

mengeluarkan cahaya infrared yang kasat mata. Infrared memiliki bentuk


fisik yang sama seperti LED pada umumnya. Panjang gelombang puncak dari
infrared LED adalah 940nm, dengan konsumsi arus maximum 100 mA.
Photodiode adalah sebuah instrumen elektronik yang memiliki bentuk
seperti LED, yang memiliki pelindung LED berwarna hitam, Photodiode
merupakan sebuah sensor yang dapat berfungsi untuk mendeteksi benda
sekitar melalui perubahan intensitas cahaya sekitar yang diterima.
Pemasangan photodiode dilakukan dengan metode reverse bias. Bentuk fisik
photodiode dan infrared dapat dilihat pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Gambar sensor photodiode dan infrared (Google)

2.7.4 Sensor Gerak


Sensor PIR merupakan sebuah sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi gerakan dengan mendeteksi panas tubuh manusia sekitar. Salah
satu tipe sensor PIR adalah HC-SR501 dengan menggunakan design probe
LH1778. Spesifikasi HC-SR501 adalah menggunakan tegangan 5 volt–20
volt, arus yang digunakan 65 mA, dan tegangan output 3,3volt untuk
beroperasi. Bentuk fisik sensor PIR dapat dilihat pada gambar 2.18.
23

Gambar 2.18 Gambar sensor PIR (Ada, 2017)

2.8 Motor servo


Motor servo merupakan sebuah actuator yang berfungsi untuk mengerakkan
sesuatu. Motor servo merupakan sebuah motor dengan sistem close loop yang umpan
baliknya memberikan informasi posisi dari motor yang akan diumpan balik ke
rangkaian kontrol. Isi dari motor servo meliputi motor DC, Gear box, rangkaian
kontrol, dan potensiometer.
Motor servo digunakan untuk menggerakan saklar pengaman dari lampu pada
sistem. Hal ini digunakan untuk mengotomasi lampu jalan apabila terjadi hubungan
singkat yang disebabkan oleh cuaca dan mengurangi biaya perbaikan lampu. Bentuk
fisik motor servo dapat dilihat pada gambar 2.19.

Gambar 2.19 Gambar Motor servo (Monk, 2015)


24

2.9 Solid State Relay


SSR (Solid State Relay) adalah sebuah saklar elektronik yang dapat di kontrol
menggunakan peralatan elektronik lainnya dan biasanya digunakan untuk listrik
dengan arus AC karena dapat menahan tegangan tinggi. Berbeda dengan relay
mekanik, SSR menggunakan MOSFET untuk menggerakan bagian saklar dan dengan
kumparan dapat memutuskan atau menyambungkan seperti saklar.
Solid state relay digunakan untuk menghidupkan lampu LED 220V. SSR
akan dikontrol oleh mikrokontroler untuk menghidupkan lampu. SSR mengendalikan
arus AC dengan logic digital. Bentuk fisik SSR dapat dilihat pada gambar 2.20.

Gambar 2.20 Gambar Solid State Relay (Google)

2.10 Miniature Circuit Breaker


Miniature Circuit Bereaker atau yang biasanya sering di sebut MCB biasanya
digunakaan oleh pihak PLN dalam membatasi arus sekaligus berfungsi sebagai
pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman untuk
hubung arus singkat dan juga sebagai pengaman dalam penggunaan beban berlebih,
MCB akan secara otomatis memutuskan arus apabila arus yang lewat melebihi arus
yang tertera pada spesifikasi MCB. Bentuk fisik MCB dapat dilihat pada gambar
2.21.

Gambar 2.21 Gambar MCB (Google)


25

2.11 LCD 16x2


LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu komponen elektornik yang
berfungsi untuk menampilkan tampilan berupa huruf ataupun karakter. Pada
penelitian ini, LCD 16x2 digunakan untuk menampilkan status pengiriman dan
beberapa status kesalahan dari node lampu. Gambar 2.22 menunjukkan bentuk fisik
dan fungsi pin pada LCD

Gambar 2.22 Gambar Pin dan fungsi pin pada LCD 16x2 (Amotec, 2008)
LCD 16x2 mempunyai banyak pin, dengan menggunakan board modul
PCF8574 dapat menghemat penggunaan pin yang dipakai akan digunakan atau
dikonfigurasikan ke mikrokontroler. Gambar 2.23 adalah contoh gambar dari modul
ekspander yang sudah terhubung dengan pin LCD.
26

Gambar 2.23 Gambar Board Modul PCF8574 (Amotec, 2008)


Pin yang terdapat pada board adalah GND, VCC, SDA, dan SCL. Pin ini akan
terhubung pada mikrokontroler dengan jalur komunikasi yang dinamakan I2C.

2.12 Light Emitting Diode (LED)


LED adalah salah satu jenis diode dengan fungsi khusus yaitu dapat
menyala ketika diberi tegangan yang cukup. LED digunakan akan digunakan
sebagai lampu indicator pada penelitian ini. LED memiliki sifat dan
konsumsi daya yang rendah, dan usia pemakainya Panjang. LED hampir
sama dengan diode biasa. Perbedaannya, jika energi pada dioda biasa akan
dikeluarkan dalam bentuk panas (disipasi daya), maka energi pada LED akan
dikeluarkan dalam bentuk pancaran cahaya. Dalam memilih LED, selain
warna, juga perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksium dan disipasi
daya dari setiap LED berbeda-beda tergantung jenis bahan pembentuknya.
Spesifikasi LED dapat dilihat pada tabel 2.4 dan bentuk fisik LED yang dapat
dilihat pada gambar 2.24. (Suyadhi, 2010)
Tabel 2.4 Tabel bahan pembetuk dan warna LED
Bahan Pembuat LED Warna yang Dihasilkan
Aluminium Galium Arsenida
merah dan inframerah
(AlGaAs)
Galium Aluminium Fosfida hijau
Galium merah, oranye-merah, oranye dan
Arsenida/Fosfida(GaAsP) kuning
Galium Nitrida(GaN) hijau, hijau mumi, dan biru
Galium Fosfida(GaP) merah, kuning, dan hijau
Zink Selenida(ZnSe) biru
Indium Galium Nitrida (InGaN) hijau kebiruan dan biru
Indium Galium Aluminium oranye-merah, oranye, kuning, dan
Fosfida hijau
Silikon Karbida (SiC) biru
Intan (C) ultraviolet
Silikon (Si) biru
Safir(Al2O3) biru
27

Gambar 2.24 Gambar LED (Google)

2.13 Jalur Komunikasi


Berikut merupakan penjelasan tentang beberapa jalur komunikasi yang diguankan.

2.13.1 Protokol Komunikasi I2C


Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Intergrated Circuit, I2C
merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang
pengaplikasian pada sistem embedded atau cellphone. Jalur I2C hanya menggunakan
2 jalur yang disebut dengan SDA dan SCL, dimana SCL merupakan jalur untuk
clock dan SDA merupakan jalur untuk data. Jenis komunikasi yang dilakukan antar
device dengan menggunakan protocol I2C mempunyai jenis komunikasi serial
synchronuous half duplex bidirectional. Komunikasi serial yang digunakan pada
jalur SDA adalah komunikasi dengan menggunakan 1 kabel yang datanya akan di
shift secara bergantian dan penggunan jalur data bergantian antar perangkat (half
duplex), sumber clock dapat ditransmisikan bersifat bidirectional dan bersifat
synchronuous pada jalur SCL. Konfigurasi pin yang digunakan dapat dilihat pada
gambar 2.25. (Surya, 2007)
28

Gambar 2.25 Gambar contoh penggunakan pin SDA dan SCL. (Surya, 2007)

2.13.2 Komunikasi serial One-Wire


Basis dari komunikasi One-Wire adalah menggunakan protokol serial
menggunakan satu jalur data dan satu buah jalur ground untuk referensi tegangan
saat berkomunikasi. Terdapat dua buah istilah dalam komunkasi One-Wire yaitu
One-Wire Master dan One-Wire Slave, Master akan memulai dan mengontrol
komunikasi dengan Slave, setiap Slave akan memiliki keunikan pada saat
pemograman dari pabrik. Pada keadaan standar One-Wire Slave akan beroperasi pada
tegangan 2.8 Volt sampai dengan 5.25 Volt. Pada penelitian digunakan komunikasi
ini untuk menggunakan modul DHT11 dan PIR sensor. Sinyal hasil keluar One-Wire
adalah sinyal digital yang akan digeser secara terus menerus sehinga data tersebut
berhasil dikirim. (Maxim, 2008)

2.13.3 Serial Peripheral Interface


Serial Peripheral Interface (SPI) adalah sebuah komunikasi yang sering
digunakan untuk mengirimkan data antar mikrokontroler dan beberapa keperluan lain
seperti shift registers, sensor, dan modul SD card. SPI digunakan untuk
membedakan antar clock dan jalur data, juga dengan jalur yang dipilih untuk
berkomunikasi dengan device pilihan.
Dalam komunikasi SPI terdapat 3 jalur komunikasi utama yaitu MISO, MOSI,
dan SCK. Komunikasi antar device akan lebih efisien dikarenakan Master akan
menciptakan clock sendiri pada saat ingin mengirimkan data, komunikasi ini
memiliki karakteristik yang sama seperti komunikasi serial synchronous,
perbedaannya adalah komunikasi serial synchronous clock hanya dapat
berkomunikasi antar device saja tidak dapat berkomunikasi terhadap banyak device,
dengan menggunakan SPI mikrokontroler akan mampu berkomunikasi terhadap
banyak device. Pemilihan Slave dapat dilakukan menggunakan pin SS. Dengan
menggunakan jalur yang berbeda Master akan selalu tahu saat Slave akan
mengirimkan data, berbeda dengan asynchronous yang dapat mengirimkan data
29

secara tiba-tiba, dan juga dengan berbedanya jalur komunikasi tersebut


memungkinkan untuk Master mengirimkan dan menerima data secara bersamaan.
Gambar 2.26 merupakan gambar pin yang digunakan dalam komunikasi SPI dan
juga timing diagram untuk pengiriman data

Gambar 2.26 Gambar pin yang digunakan dan timing diagram komunikasi SPI
(Surya, 2007)

Gambar 2.27 Gambar konfigurasi pin jika menggunakan komunikasi SPI dengan
banyak device (Surya, 2007)
. Dapat dilihat pada gambar 2.27 konesksi antar 3 jalur komunikasi utama pada
SPI berada pada jalur yang sama dengan konfigurasi parallel dan juga terdapat pin
SS jika dilihat pada gambar diatas jumlah Slave pada komunikasi SPI tergantung
30

pada banyak pin yang tersedia pada mikrokontroler tetapi jika ingin menggunakan
device yang lebih banyak dapat menggunakan multiplexer. Dalam peneliatan ini
digunakan komunikasi SPI untuk mikrokontroler berkomunikasi dengan modul LoRa
Dragino.

Anda mungkin juga menyukai