Anda di halaman 1dari 2

PERTEMUAN : 23

RESUSITASI PADA BBL

Resusitasi bayi biasanya dilakukan pada bayi yang baru lahir, terutama ketika melihat tanda-tanda
bayi sulit bernapas atau tidak bernapas setelah tali pusarnya dipotong. Pada situasi seperti ini,
tim medis akan langsung melakukan resusitasi sampai bayi bisa bernapas dengan normal.

Ada beberapa kondisi bayi yang membutuhkan resusitasi, di antaranya:


Bayi prematur
Bayi yang lahir setelah proses persalinan yang lama
Bayi yang lahir dari ibu yang menerima obat penenang saat tahap akhir persalinan
Namun, prosedur ini sebenarnya tidak hanya dilakukan pada bayi yang baru lahir, bayi usia di
bawah 1 tahun pun mungkin untuk mengalami kesulitan bernapas atau henti napas, hingga
kehilangan kesadaran.

Langkah yang Dilakukan Saat Resusitasi Bayi


Jika bayi Anda mengalami kesulitan bernapas, lakukanlah resusitasi. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:

1. Memeriksa kondisi kesadaran


Pastikan bayi Anda berada di area yang aman. Tepuk perlahan sambil bicara kepadanya untuk
memastikan apakah dia sadar. Setelah itu, periksa apakah bayi Anda mengalami cedera,
perdarahan, atau gangguan medis lain.

Jika tidak ada respons, pastikan leher dan kepala bayi dalam keadaan lurus, tidak menekuk atau
mendongak.

2. Memeriksa pernapasan
Letakkan pipi Anda di dekat mulut dan hidung bayi untuk memastikan apakah ada napas yang
keluar atau tidak, sambil memperhatikan gerak dadanya. Periksa bagian dalam mulut dan
hidungnya dengan seksama apakah terdapat sumbatan pada jalan napas untuk memastikan ia
tidak tersedak.

3. Berikan bantuan napas


Jika bayi Anda tidak menunjukkan respons apa pun, Anda disarankan untuk segera mencari
bantuan pertolongan medis, dan jika mampu, Anda bisa lakukan cardiopulmonary resuscitation
(CPR) pada bayi dengan langkah awal memberikan bantuan napas sebagai berikut:

Pastikan kepala dan leher dalam posisi lurus, kemudian angkat sedikit dagu bayi.
Tarik napas Anda, lalu embuskan udara dari mulut Anda ke mulut dan hidung bayi. Pastikan tidak
ada celah antara mulut Anda dan wajahnya. Jika mulut Anda tidak bisa melingkupi lubang hidung
dan mulut sekaligus, pilih salah satu, tapi pastikan lubang lainnya tertutup agar tidak ada udara
yang keluar.
Perhatikan apakah dada bayi mengangkat ketika Anda mengembuskan napas. Perhatikan juga
apakah dadanya kembali turun saat udara keluar.
4. Lakukan kompresi dada
Jika timbul tanda-tanda kesadaran, lanjutkan bantuan pernapasan sampai bayi bisa bernapas
kembali dengan normal, sambil membawanya ke rumah sakit terdekat. Bila belum ada respons
pernapasan atau gerakan tubuh, lanjutkan melakukan kompresi dada dengan cara berikut ini:

Tekan bagian tengah dada menggunakan jari telunjuk dan tengah Anda, kemudian lepaskan.
Ulangi dengan kecepatan 100 tekanan per menit.
Lakukan kompresi dada sebanyak 30 kali yang diselingi dengan 2 kali bantuan napas. Ulangi terus
sampai timbul respons pernapasan atau sampai bantuan medis tiba.
Kondisi gawat darurat pada bayi bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, setiap orang tua perlu
membekali dirinya dengan teknik-teknik di atas untuk pertolongan pertama. Bila perlu, Anda bisa
mengikuti pelatihan resusitasi bayi dari dokter atau bidan.

Selain itu, jangan lupa untuk rutin memeriksakan kesehatan bayi ke dokter anak. Beberapa
kondisi medis dapat menyebabkan henti napas atau henti jantung pada bayi. Namun, bila
ditemukan secara dini oleh dokter, kondisi tersebut bisa dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai