Resusitasi bayi biasanya dilakukan pada bayi yang baru lahir, terutama ketika melihat tanda-tanda
bayi sulit bernapas atau tidak bernapas setelah tali pusarnya dipotong. Pada situasi seperti ini,
tim medis akan langsung melakukan resusitasi sampai bayi bisa bernapas dengan normal.
Jika tidak ada respons, pastikan leher dan kepala bayi dalam keadaan lurus, tidak menekuk atau
mendongak.
2. Memeriksa pernapasan
Letakkan pipi Anda di dekat mulut dan hidung bayi untuk memastikan apakah ada napas yang
keluar atau tidak, sambil memperhatikan gerak dadanya. Periksa bagian dalam mulut dan
hidungnya dengan seksama apakah terdapat sumbatan pada jalan napas untuk memastikan ia
tidak tersedak.
Pastikan kepala dan leher dalam posisi lurus, kemudian angkat sedikit dagu bayi.
Tarik napas Anda, lalu embuskan udara dari mulut Anda ke mulut dan hidung bayi. Pastikan tidak
ada celah antara mulut Anda dan wajahnya. Jika mulut Anda tidak bisa melingkupi lubang hidung
dan mulut sekaligus, pilih salah satu, tapi pastikan lubang lainnya tertutup agar tidak ada udara
yang keluar.
Perhatikan apakah dada bayi mengangkat ketika Anda mengembuskan napas. Perhatikan juga
apakah dadanya kembali turun saat udara keluar.
4. Lakukan kompresi dada
Jika timbul tanda-tanda kesadaran, lanjutkan bantuan pernapasan sampai bayi bisa bernapas
kembali dengan normal, sambil membawanya ke rumah sakit terdekat. Bila belum ada respons
pernapasan atau gerakan tubuh, lanjutkan melakukan kompresi dada dengan cara berikut ini:
Tekan bagian tengah dada menggunakan jari telunjuk dan tengah Anda, kemudian lepaskan.
Ulangi dengan kecepatan 100 tekanan per menit.
Lakukan kompresi dada sebanyak 30 kali yang diselingi dengan 2 kali bantuan napas. Ulangi terus
sampai timbul respons pernapasan atau sampai bantuan medis tiba.
Kondisi gawat darurat pada bayi bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, setiap orang tua perlu
membekali dirinya dengan teknik-teknik di atas untuk pertolongan pertama. Bila perlu, Anda bisa
mengikuti pelatihan resusitasi bayi dari dokter atau bidan.
Selain itu, jangan lupa untuk rutin memeriksakan kesehatan bayi ke dokter anak. Beberapa
kondisi medis dapat menyebabkan henti napas atau henti jantung pada bayi. Namun, bila
ditemukan secara dini oleh dokter, kondisi tersebut bisa dikontrol.