Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP PENANGANAN

PADA KORBAN KERACUNAN

Ariska cristi 1904008


Enci nurhazijah 1904018
Erina ayusvita 1904019
Jumiati melia 1904029
Mutiara ayu 1904037
Putri mahami 1904045
Sinta nuriah 1904056
Sriyanti 1904061
DEFINISI
Menurut WHO Keracunan adalah kondisi yang mengikuti
masuknya suatu zat psikoaktif yang menyebabkan gangguan
kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perlaku, fungsi, dan repon
psikofisiologis. Sumber lain menyebutkan bahwa keracunan
dapat diartikan sebagai masuknya suatu zat kedalam tubuh yang
dapat menyebabkan ketidak normalan mekanisme dalam tubuh
bahkan sampai dapat menyebabkan kematian.
PATOFISIOLOGI
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu
faktor bahan kimia, mikroba, toksin, dan lain-lain. Dari penyebab tersebut
dapat mempengaruhi vaskuler sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi-
fungsi organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan
mual, muntah,diare, perut kembung, gangguan pernapasan, gangguan
sirkulasi darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan
bahan kimia).
............................
Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai
dengan jalur masuk racun ke dalam tubuh. Bila masuk melalui
saluran pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi pada
saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan nafas maka yang
terganggu adalah pernafasannya dan bila melalui kulit akan
terjadi reaksi setempat lebih dahulu.Gejala lanjutan yang terjadi
biasanya sesuai dengan sifat zat racun tersebut terhadap tubuh.
Mual dan muntah terjadi disebabkan karena adanya iritasi pada
lambung sehingga asam lambung meningkat.
MACAM-MACAM KERACUNAN
1. Keracunan Hidrokarbon
2. Keracunan makanan
3. Keracunan obat-obatan
MENCEGAH/MENGHENTIKAN
PENYERAPAN RACUN
1. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)
a. Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu dan norit.
b. Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam)
dengan cara

2. Racun melalui melalui kulit atau mata


c. Pakaian yang terkena racun dilepas.
d. Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat
penetralisir (asam cuka / bicnat encer).
e. Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi.
...............
3. Racun melalui inhalasi
a. Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.
b. Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang
terhisap,
c. Jangan menggunakan metode mouth to mouth.
4. Racun melalui suntikan
d. Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri
bagian distal
e. masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit.
f. Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.
g. Beri kompres dingin di tempat suntikan
PENATALAKSANAAN
Penilaian tanda-tanda vital sangat penting, yaitu tensi, nadi,
respirasi, temperatur.
Resusitasi ABCD :
A (airway = jalan nafas), bebaskan jalan nafas dari sumbatan
bahan muntahan, lendir, gigi palsu, pangkal lidah, dan lain-lain,
kalau perlu dengan alat bantu jalan nafas serta penghisapan
lendir (suction)
B (breathing = pernafasan), jaga agar pernafasan tetap dapat
berlangsung dengan baik, kalau perlu dengan respirator
..................
C (circulation = peredaran darah), hemodinamik harus dipertahankan
dengan pemberian cairan kristaloid maupun koloid, misalnya PZ atau RL 15-
20 tetes per menit, kalau perlu dengan kecepatan tinggi; pemberian cairan
koloid sebanyak 500-1000 ml dalam 24 jam dapat dikerjakan bila perlu. Bila
terjadi cardiac arrest dapat dilakukan resusitasi kardiopulmoner
D (drugs = obat), dalam hal ini adalah pemberian antidotum, jika terjadi syok
anafilaktik diberi adrenalin. Penatalaksanaan selanjutnya, yaitu
mengeluarkan bahan-bahan racun dari tubuh dengan cara dekontaminasi
yang bertujuan mengurangi pemaparan terhadap racun, mengurangi
absorbsi, dan mencegah kerusakan
KOMPLIKASI
1. Henti nafas
2. Henti jantung
3. Korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya
teringesti
4. Syok, sindrom gawat pernafasan akut
5. Edema serebral, konvulsi
KESIMPULAN
Setiap keracunan harus dianggap akan mengancam jiwa, karena
itu penanganan diperlukan seperti keadaan gawat darurat.
Prinsip penatalaksanaan keracunan pada keadaan gawat darurat
tetap memperhatikan Airways, Breathing, Circulation, dan Drug.
Penegakan diagnosis merupakan hal terpenting yang bisa
didpatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, beberapa
pemeriksaan penunjang yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai