Afiksasi Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah penggabungan akar kata atau pokok
dengan afiks. Afiks ada tiga macam, yaitu awalan, sisipan, dan akhiran. Karena letaknya yang
selalu di depan bentuk dasar, sebuah afiks disebut awalan atau prefiks. Afiks disebut sisipan
(infiks) karena letaknya di dalam kata, sedangkan akhiran (sufiks) terletak di akhir kata. Dalam
bahasa Indonesia, dengan bantuan afiks kita akan mengetahui kategori kata, diatesis aktif atau
pasif, tetapi tidak diketahui bentuk tunggal atau jamak dan waktu kini serta lampau seperti yang
terdapat dalam bahasa Inggris.
a. Prefiks (Awalan)
1) Prefiks be(R )-
Prefiks be(R)- memiliki beberapa variasi. Be(R)- bisa
berubah menjadi be - dan bel -.
Be(R)- berubah menjadi be - jika (a) kata yang dilekatinya
diawali dengan huruf r dan (b) suku kata pertama diakhiri dengan
er yang di depannya konsonan.
be (R)- + renang → berenang .
be(R)+ ternak — beternak
be(R)+kerja – bekerja
19
2) Prefiks me (N)-
Prefiks me(N)- mempunyai beberapa variasi, yaitu me(N )- yaitu
mem-, men-, meny-,meng-, menge-, dan me -. Prefiks me (N) - berubah
menjadi mem - jika bergabung dengan kata yang diawali huruf /b /,
/f/, /p /, dan /v/, misalnya,
me (N) - + baca →membaca
me (N )- + pukul → memukul .
Prefiks me (N )- berubah menjadi men - jika bergabung dengan
kata yang diawali oleh huruf /d /, /t /, /j /, dan /c /, misalnya,
me (N )- + data → mendata , me (N )- + tulis → menulis , me (N )- +
jadi → menjadi , dan me (N )- + cuci →mencuci .
Prefiks me (N )- berubah menjadi meny - jika bergabung dengan
kata yang diawali oleh huruf /s /, misalnya, me (N )- + sapu →
menyapu .
Prefiks me(N)- berubah menjadi meng - jika bergabung dengan kata
yang diawali dengan huruf /k/ dan /g/, misalnya, me (N )- + kupas
→mengupas dan me (N )- + goreng menggoreng .
Prefiks me (N )- berubah menjadi menge - jika bergabung dengan
kata yang terdiri dari satu suku kata, misalnya, me (N )- + lap →
mengelap , me (N )- + bom→ mengebom , dan me (N )- + bor → mengebor .
20
3) Prefiks pe (R)-
Prefiks pe(R )- merupakan nominalisasi dari prefiks be (R ).
Perhatikan contoh berikut!
Berawat→ perawat
Bekerja → pekerja.
Prefiks pe(R)- mempunyai variasi pe - dan pel -. Prefiks
pe (R )- berubah menjadi pe jika bergabung dengan kata yang
diawali huruf r dan kata yang suku katanya berakhiran er ,
misalnya, pe (R )- + rawat →perawat dan pe (R )- + kerja→ pekerja .
Prefiks pe (R) - berubah menjadi pel - jika bergabung dengan
kata ajar , misalnya, pe (R )- + ajar→ pelajar .
4) Prefiks pe(N)-
Prefiks pe (N )- mempunyai beberapa variasi. Prefiks pe-(N)-
sejajar dengan prefiks me (N )-. Variasi pe (N )- memiliki variasi
pem -, pen -, peny -, peng -, pe -, dan penge -.
Prefiks pe(N )- berubah menjadi pem - jika bergabung dengan
kata yang diawali oleh huruf /t /, /d /, /c /, dan /j /, misalnya,
penuduh , pendorong , pencuci , dan penjudi . Prefiks pe(N )-
berubah menjadi pem - jika bergabung dengan kata yang diawali
21
oleh huruf /b / dan /p /, misalnya, pebaca dan pemukul . Prefiks
pe (N )- berubah menjadi peny - jika bergabung dengan kata yang
diawali oleh huruf /s /, misalnya, penyaji. Prefiks pe(N)-
berubah menjadi peng - jika bergabung dengan kata yang diawali
oleh huruf /g / dan /k /, misalnya, penggaris dan pengupas .
Prefiks pe (N )- berubah menjadi penge - jika bergabung dengan
kata yang terdiri atas satu suku kata, misalnya, pengebom,
pengepel , dan pengecor. Prefiks pe(N )- berubah menjadi pe - jika
bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /m /, /l /, dan /r /,
misalnya, pemarah, pelupa, dan perasa.
5) Prefiks te(R)-
Prefiks te(R)- mempunyai beberapa variasi, yaitu ter - dan
tel -, misalnya, terbaca, ternilai, tertinggi, dan telanjur.
b. Infiks (Sisipan)
Infiks termasuk afiks yang penggunaannya kurang produktif.
Infiks dalam bahasa Indonesia terdiri dari tiga macam: -el-, -
em-, dan –er-.
1) Infiks -el-, misalnya, geletar;
22
2) Infiks -er-, misalnya, gerigi, seruling; dan
3) Infiks -em-, misalnya, gemuruh, gemetar
c. Sufiks (Akhiran)
Sufiks dalam bahasa Indonesia mendapatkan serapan asing
seperti wan, wati, man. Adapun akhiran yang asli terdiri dari –
an, -kan, dan –i.
1) sufiks -an, misalnya, dalam ayunan, pegangan, makanan ;
2) sufiks -i, misalnya, dalam memagari memukuli, meninjui ;
3) sufiks -kan, misalnya, dalam memerikan, melemparkan ; dan
4) sufiks -nya, misalnya, dalam susahnya, berdirinya .
d. Konfiks
Konfiks adalah “gabungan afiks yang berupa prefiks (awalan)
dan sufiks (akhiran) yang merupakan satu afiks yang tidak
terpisah-pisah. Artinya, afiks gabungan itu muncul secara
serempak pada morfem dasar dan bersama-sama membentuk satu makna
gramatikal pada kata bentukan itu” (Keraf, 1984: 115).
23
Berikut ini konfiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
1) Konfiks pe(R)-an misalnya, dalam perbaikan, perkembangan ,
2) Konfiks pe(N)-an misalnya, dalam penjagaan , pencurian,
3) Konfiks ke-an misalnya, kedutaan, kesatuan ,
4) Konfiks be(R)-an misalnya, berciuman.
b. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata dasar baik
keseluruhan maupun sebagian. Reduplikasi dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi sebagai berikut:
1) Pengulangan seluruh
Dalam bahasa Indonesia perulangan seluruh adalah perulangan
bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak dengan proses
afiks.
Misalnya:
orang → orang-orang
cantik → cantik-cantik
24
2) Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian morfem
dasar, baik bagian awal maupun bagian akhir morfem.
Misalnya:
tamu → tetamu
berapa → beberapa
3) Pengulangan dengan perubahan fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem adalah morfem dasar yang
diulang mengalami perubahan fonem.
Misalnya:
lauk → lauk-pauk
gerak → gerak-gerik
25
4) Pengulangan berimbuhan.
Pengulangan berimbuhan adalah pengulangan bentuk dasar
diulang secara keseluruhan dan mengalami proses pembubuhan
afiks. Afiks yang dibubuhkan bisa berupa prefiks, sufiks, atau
konfiks.
Misalnya :
batu → batu-batuan
hijau → kehijau-hijauan
tolong → tolong-menolong
PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI
Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak
mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, sertadapat dilekatkan
pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk dasar dan atau kata
baru. Sebagai contoh, satuan gramatik
{meN-}, {di-}, {ter-},{ k e - a n } , { s e - n y a } , { m e m p e r - } , { m e m p e r - i } , { b e r - a n }
d a n s e b a g a i n y a . K a r e n a satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat dan tidak
mempunyai maknaleksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal
setelah digabung dengansatuan gramatik lain.Afiks adalah bentuk terikat yang apabila
ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (
Kridalaksana,
1993 . !asar
yangd i m a k s u d p a d a p e n " e l a s a n t e r s e b u t a d a l a h b e n t u k a p a s a " a , b a i k s e d e r
h a n a maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (
Samsuri,
19##.Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk
dasar atau "uga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atauimbuhan men"adi
kata. $asil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebutkata berimbuhan.Afiksasi
merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dandalam linguistik afiksasi
bukan merupakan pokok kata melainkan
pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bah%a, afik
sm e r u p a k a n b e n t u k t e r i k a t y a n g d a p a t d i t a m b a h k a n p a d a a % a l , a k h i r
m a u p u n tengah kata (
Richards,
199&.Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, haltersebut
ter"adi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem
aglutinasi.Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya
dilakukandengan "alan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
B.
Kata berimbuhan ialah bah%a kata-kata ini mempunyai makna gramatikal atau makna
gramatis.
3.
2.2.1 Prefiks (Awalan)
Yaitu imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi.
Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi
menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun
dari bahasa asing.
Imbuhan asli di, me, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :
· di- : diambil, dicuri, didengar, dipaksa, dimakan
· memper- : memperbanyak, memperindah, memperkecil, memperistri
· ber- : berdiri, berlari, bertamu, berjalan
· per- : perpanjang, percantik, persempit, perlebar, perkecil
· pe- : pedagang, pelari, petinju, peternak, pekebun, petenis
berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita sadari:
· a : amoral dan asocial. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau
‘tidak ber’.
· multi : multipartai. Awalan ini artinya ‘banyak’
· anti :antikomunis, antipemerintah, antikarat yang maknanya
bertentangan atau melawan
· mikro : mikroorganisme. Awalan ini bermakna ‘kecil’
· non → contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’
2.2.2 Infiks ( Sisipan)
Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena
pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan
secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan
pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infiksasi.
Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
· el- : telunjuk,pelatuk
· er- : seruling, gerigi
· em- : temali, kemuning, kemilau,
· in- : kinerja, sinambung,tinambah
2.2.3 Sufiks (Akhiran)
Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak
pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut sufiksasi. Akhiran terdiri
dari kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah dan lain-lain
· -kah : bagaimanakah, apakah, siapakah
· -kan : ambilkan, siapkan, tuliskan
· -an : makanan, minuman, akhiran
· -i : temani, sadari, renungi
· -nya : ibunya, temannya, anaknya
· -man : seniman
· -wati : seniwati
· -in : hadirin
· -wi : manusiawi
2.2.7 Superfiks
Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
Dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.
2.2.8 Interfiks
Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks
terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
· Indonesia-logi → Indonesianologi
· Jawa-logi- → Jawanologi
2.2.9 Transfiks
Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa arab.
Contohnya:
· f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a → farraha (menyenangkan)
· m-d-d yang artinya (memanjangkan) + a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)
· k-f-r yang artinya (mengkafiri) + a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)
Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Afiks asli, merupakan afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia sendiri.
2. Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Perhatikan tabel dibawah ini.
Prefiks Infiks Sufiks Klofiks Konfiks
Asli Serapan Asli Asli Serapan Asli Asli
meN- pra- -el- -an -man me-i ber-an
ke- super- -em- -i -wan di-i ber-kan
ber- non- -er- -kan -wati me-kan ke-an
di- swa- -nya memper- pe-an
peN- tuna- diper- per-an
per- inter- memper-kan se-nya
per- mikro- diper-kan
se- dwi- ber-kan
anti- ke-an
homo- per-kan
auto- per-i
hetero- keber-an
epi- kese-an
tuna- keter-an
pember-an
pemer-an
penye-an
perse-an
perseke-an
2.3 AFIKSASI DALAM PEMBENTUKAN VERBA, NOMINA, DAN ADJEKTIVA
2.3.1 Afiksasi pembentukan verba
Afiks-afiks pembentuk verba ,yaitu prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an, klofiks ber-
kan, sufiks -kan, sufiks -i, prefiks per-, konfiks per-kan, konfiks per-i, prefiks me-, prefiks di-,
prefiks ter-, prefiks ke- dan konfiks ke-an
2.3.1.1 Verba berprefiks ber-
Afiksasi prefiks ber-
makna gramatikal
a) Mempunyai (dasar) atau ada dasarnya
Komponen makna (+umum),(+milik) atau (+bagian)
b) Memakai atau menggunakan (dasar)
Komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan)
c) Mengendarai atau menumpang naik(dasar)
Komponen makna (+kendaraan)
d) Berisi atau mengandung (dasar)
Komponen makna (+benda),(+dalaman) atau (+kandungan)
Contoh:beracun,berkuman
e) Mengeluarkan atau menghasilkan (dasar)
Komponen makna (+benda),(+hasil ) atau (+keluar)
Contoh : bertelur,berdarah
f) Mengusahakan atau mengupayakan
Komponen makna (+bidang usaha)
g) Melakukan kegiatan
Komponen makna (+benda) dan (+kegiatan)
h) Mengalami atau berada dalam keadaan
Komponen makna (+perasaan batin)
i) Menyebut atau menyapa
Komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan)
j) Kumpulan atau kelompok
Komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan)
k) Memberi
Komponen makna (+benda) dan (+berian)
Afiks-afiks pembentukan nomina, yaitu prefiks ke-, konfiks ke-an, prefiks pe,konfiks pe-
an, konfiks per-an,sufiks -an, sufiks –nya, prefiks ter-, infiks -el-,-em-, dan -er-,sufiks dari
bahasa asing
2.3.3 Afiks pembentuk
adjektiva
2.3.3.1 Dasar Adjektiva Berprefiks pe-
Makna gramatikal
a) yang memiliki sifat
komponen makna (+sikap batin )
b) yang menjadikan (dasar)
komponen makna (+keadaan fisik)
2.3.2.11 Dasar ajektiva berprefiks se-
Makna gramatikal
a) Sama dasar dengan nomina yang mengikutinya
b) Sama atau sederajat
2.3.2.12 Dasar ajektiva bersufiks –an
Makna gramatikal :
Lebih dasar
2.3.2.13 Dasar ajektiva berprefiks ter-
Makna gramatikal
Paling (dasar)
2.3.2.14 Dasar Ajektiva Berkonfiks ke-an
Makna gramatikal
Agak (dasar)
2.3.2.15 Dasar adjektiv berklofiks me-kan
Makna gramatikal
Menyebabkan jadi (dasar)
Komponen makna (+ sikap batin )