Anda di halaman 1dari 15

1.

Afiksasi Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah penggabungan akar kata atau pokok
dengan afiks. Afiks ada tiga macam, yaitu awalan, sisipan, dan akhiran. Karena letaknya yang
selalu di depan bentuk dasar, sebuah afiks disebut awalan atau prefiks. Afiks disebut sisipan
(infiks) karena letaknya di dalam kata, sedangkan akhiran (sufiks) terletak di akhir kata. Dalam
bahasa Indonesia, dengan bantuan afiks kita akan mengetahui kategori kata, diatesis aktif atau
pasif, tetapi tidak diketahui bentuk tunggal atau jamak dan waktu kini serta lampau seperti yang
terdapat dalam bahasa Inggris.

a. Prefiks (Awalan)
1) Prefiks be(R )-
Prefiks be(R)- memiliki beberapa variasi. Be(R)- bisa
berubah menjadi be - dan bel -.
Be(R)- berubah menjadi be - jika (a) kata yang dilekatinya
diawali dengan huruf r dan (b) suku kata pertama diakhiri dengan
er yang di depannya konsonan.
be (R)- + renang → berenang .
be(R)+ ternak — beternak
be(R)+kerja – bekerja
19
2) Prefiks me (N)-
Prefiks me(N)- mempunyai beberapa variasi, yaitu me(N )- yaitu
mem-, men-, meny-,meng-, menge-, dan me -. Prefiks me (N) - berubah
menjadi mem - jika bergabung dengan kata yang diawali huruf /b /,
/f/, /p /, dan /v/, misalnya,
me (N) - + baca →membaca
me (N )- + pukul → memukul .
Prefiks me (N )- berubah menjadi men - jika bergabung dengan
kata yang diawali oleh huruf /d /, /t /, /j /, dan /c /, misalnya,
me (N )- + data → mendata , me (N )- + tulis → menulis , me (N )- +
jadi → menjadi , dan me (N )- + cuci →mencuci .
Prefiks me (N )- berubah menjadi meny - jika bergabung dengan
kata yang diawali oleh huruf /s /, misalnya, me (N )- + sapu →
menyapu .
Prefiks me(N)- berubah menjadi meng - jika bergabung dengan kata
yang diawali dengan huruf /k/ dan /g/, misalnya, me (N )- + kupas
→mengupas dan me (N )- + goreng menggoreng .
Prefiks me (N )- berubah menjadi menge - jika bergabung dengan
kata yang terdiri dari satu suku kata, misalnya, me (N )- + lap →
mengelap , me (N )- + bom→ mengebom , dan me (N )- + bor → mengebor .
20
3) Prefiks pe (R)-
Prefiks pe(R )- merupakan nominalisasi dari prefiks be (R ).
Perhatikan contoh berikut!
Berawat→ perawat
Bekerja → pekerja.
Prefiks pe(R)- mempunyai variasi pe - dan pel -. Prefiks
pe (R )- berubah menjadi pe jika bergabung dengan kata yang
diawali huruf r dan kata yang suku katanya berakhiran er ,
misalnya, pe (R )- + rawat →perawat dan pe (R )- + kerja→ pekerja .
Prefiks pe (R) - berubah menjadi pel - jika bergabung dengan
kata ajar , misalnya, pe (R )- + ajar→ pelajar .
4) Prefiks pe(N)-
Prefiks pe (N )- mempunyai beberapa variasi. Prefiks pe-(N)-
sejajar dengan prefiks me (N )-. Variasi pe (N )- memiliki variasi
pem -, pen -, peny -, peng -, pe -, dan penge -.
Prefiks pe(N )- berubah menjadi pem - jika bergabung dengan
kata yang diawali oleh huruf /t /, /d /, /c /, dan /j /, misalnya,
penuduh , pendorong , pencuci , dan penjudi . Prefiks pe(N )-
berubah menjadi pem - jika bergabung dengan kata yang diawali
21
oleh huruf /b / dan /p /, misalnya, pebaca dan pemukul . Prefiks
pe (N )- berubah menjadi peny - jika bergabung dengan kata yang
diawali oleh huruf /s /, misalnya, penyaji. Prefiks pe(N)-
berubah menjadi peng - jika bergabung dengan kata yang diawali
oleh huruf /g / dan /k /, misalnya, penggaris dan pengupas .
Prefiks pe (N )- berubah menjadi penge - jika bergabung dengan
kata yang terdiri atas satu suku kata, misalnya, pengebom,
pengepel , dan pengecor. Prefiks pe(N )- berubah menjadi pe - jika
bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /m /, /l /, dan /r /,
misalnya, pemarah, pelupa, dan perasa.
5) Prefiks te(R)-
Prefiks te(R)- mempunyai beberapa variasi, yaitu ter - dan
tel -, misalnya, terbaca, ternilai, tertinggi, dan telanjur.
b. Infiks (Sisipan)
Infiks termasuk afiks yang penggunaannya kurang produktif.
Infiks dalam bahasa Indonesia terdiri dari tiga macam: -el-, -
em-, dan –er-.
1) Infiks -el-, misalnya, geletar;
22
2) Infiks -er-, misalnya, gerigi, seruling; dan
3) Infiks -em-, misalnya, gemuruh, gemetar
c. Sufiks (Akhiran)
Sufiks dalam bahasa Indonesia mendapatkan serapan asing
seperti wan, wati, man. Adapun akhiran yang asli terdiri dari –
an, -kan, dan –i.
1) sufiks -an, misalnya, dalam ayunan, pegangan, makanan ;
2) sufiks -i, misalnya, dalam memagari memukuli, meninjui ;
3) sufiks -kan, misalnya, dalam memerikan, melemparkan ; dan
4) sufiks -nya, misalnya, dalam susahnya, berdirinya .
d. Konfiks
Konfiks adalah “gabungan afiks yang berupa prefiks (awalan)
dan sufiks (akhiran) yang merupakan satu afiks yang tidak
terpisah-pisah. Artinya, afiks gabungan itu muncul secara
serempak pada morfem dasar dan bersama-sama membentuk satu makna
gramatikal pada kata bentukan itu” (Keraf, 1984: 115).
23
Berikut ini konfiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
1) Konfiks pe(R)-an misalnya, dalam perbaikan, perkembangan ,
2) Konfiks pe(N)-an misalnya, dalam penjagaan , pencurian,
3) Konfiks ke-an misalnya, kedutaan, kesatuan ,
4) Konfiks be(R)-an misalnya, berciuman.
b. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata dasar baik
keseluruhan maupun sebagian. Reduplikasi dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi sebagai berikut:
1) Pengulangan seluruh
Dalam bahasa Indonesia perulangan seluruh adalah perulangan
bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak dengan proses
afiks.
Misalnya:
orang → orang-orang
cantik → cantik-cantik
24
2) Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian morfem
dasar, baik bagian awal maupun bagian akhir morfem.
Misalnya:
tamu → tetamu
berapa → beberapa
3) Pengulangan dengan perubahan fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem adalah morfem dasar yang
diulang mengalami perubahan fonem.
Misalnya:
lauk → lauk-pauk
gerak → gerak-gerik
25
4) Pengulangan berimbuhan.
Pengulangan berimbuhan adalah pengulangan bentuk dasar
diulang secara keseluruhan dan mengalami proses pembubuhan
afiks. Afiks yang dibubuhkan bisa berupa prefiks, sufiks, atau
konfiks.
Misalnya :
batu → batu-batuan
hijau → kehijau-hijauan
tolong → tolong-menolong
PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI
Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak
mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna gramatikal, sertadapat dilekatkan
pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk membentuk bentuk  dasar dan atau kata
baru. Sebagai contoh, satuan gramatik
{meN-}, {di-},  {ter-},{ k e - a n } ,   { s e - n y a } ,   { m e m p e r - } ,   { m e m p e r - i } ,   { b e r - a n }
d a n   s e b a g a i n y a .   K a r e n a satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat dan tidak
mempunyai maknaleksikal dan hanya akan mempunyai makna gramatikal
setelah digabung dengansatuan gramatik lain.Afiks adalah bentuk terikat yang apabila
ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (
Kridalaksana,
 1993  . !asar
yangd i m a k s u d   p a d a   p e n " e l a s a n   t e r s e b u t   a d a l a h   b e n t u k   a p a   s a " a ,   b a i k   s e d e r
h a n a maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (
Samsuri,
 19##.Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk
dasar atau "uga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atauimbuhan men"adi
kata. $asil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebutkata berimbuhan.Afiksasi
merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dandalam linguistik afiksasi
bukan merupakan pokok kata melainkan
pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bah%a, afik
sm e r u p a k a n   b e n t u k   t e r i k a t   y a n g   d a p a t   d i t a m b a h k a n   p a d a   a % a l ,   a k h i r  
m a u p u n tengah kata (
Richards,
 199&.Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, haltersebut
ter"adi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem
aglutinasi.Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya 
dilakukandengan "alan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
B.
 
Kata berimbuhan ialah bah%a kata-kata ini mempunyai makna gramatikal atau makna
gramatis.
 
3.
 

PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI

Adapun pengertian afiks dan afiksasi menurut sumber dan  para ahli


1.      Kridalaksana, 1993
Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna
gramatikalnya
2.      Richards, 1992
Afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata.
3.      A.Chaer (106: )
Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori
verba,berkategori nomina maupun berkategori adjektiva.
4.      Kamus Besar Bahasa Indonesia
Afiksasi adalah proses atau  hasil penambahan afiks pada kata dasar

 Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bawa afiksasi adalah penggabungan


antara morfem-morfem untuk membent kata baru dan menghasilkan makna gramatikal yang baru
yaitu dengan menempelkan atau mwnambahkan unsur selainnya.
 Selain itu Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar.
Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar , (2) afiks dan (3) makna
gramatikal  yang dihasilkan.Proses ini dapat bersifat inflektif dan derivatif Namun proses ini
tidak berlaku untuk semua bahasa .Ada sejumlah bahasa yang tidak mengenal proses afiksasi ini.
Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar,
yakni bentuk terkecil yang dapat disegmentasikan ,misalnya meja,beli makan dan sikat dalam
bahasa Indonesia, dan go, write, sing dan like dalam bahasa inggris. Dapat juga berupa bentuk
kompleks, seperti terbelakang pada kata keterangan, berlaku pada kata memberlakukan, dan
aturan pada kata beraturan.Dapat juga frase, seperti ikut serta pada keikutsertaan, istri simpanan
pada istri simpanannya, dan tiba di Jakarta pada setiba di Jakarta
Afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang didalam satu kata merupakan unsur yang
bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain
untuk membentuk kata lain untuk membentuk kata baru. Misalnya kata minuman. Kata ini terdiri
dari dua unsur, ialah minum yang merupakan kata dan -an yang merupakan satuan terikat. Maka
morfem -an diduga merupakan afiks. Sebelum -an ditetapkan sebagai afiks, harus diteliti lebih
jauh, apakan –an itu mampu melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok
kata baru. Sesuai dengan sifat kata yang dibentuknya, dibedakan adanya dua jenis afiks, yaitu
afiks inflektif dan afiks derivative. Yang dimaksud dengan afiks inflektif adalah afiks yang
digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigm infleksional. Misalnya -s pada
kata books sebagai penanda jamak, atau ed  pada kata looked sebagai penanda lampau dalam
bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya prefiks me yang inflektif dan me
derivatif. Sebagai afiks inflektif prefiks me- menandai bentuk kalimat induktif aktif. Sebagai
kebalikan dari prefiks di- yang menandai bentuk indikatif  pasif. Sebagai afiks derivatif, prefiks
me membentuk kata baru , yaitu yang identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya.
Misalnya terdapat pada kata membengkok yang berkelas verba dari dasar adjektiva ; atau
mematung yang berkelas verba dari dasar nomina.
2.2 MACAM-MACAM AFIKS
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan
(infiks), akhiran (sufiks) awalan dan akhiran (konfiks). Tetapi dalam sumber lain disebutkan
bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,sufiks,konfiks, kombinasi
afiks(klofiks), simulfiks, superfiks, interfiks dan transfiks.

2.2.1                    Prefiks (Awalan)
Yaitu imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi.
Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi
menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun
dari bahasa asing.
Imbuhan asli  di, me, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :
·         di-                   : diambil, dicuri, didengar, dipaksa, dimakan
·         memper-          : memperbanyak, memperindah, memperkecil, memperistri
·         ber-                  : berdiri, berlari, bertamu, berjalan
·         per-                  : perpanjang, percantik, persempit, perlebar, perkecil
·         pe-                   : pedagang, pelari, petinju, peternak, pekebun, petenis

berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita sadari:
·         a                      : amoral dan asocial. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau
‘tidak ber’.
·          multi               : multipartai. Awalan ini artinya ‘banyak’
·         anti                  :antikomunis, antipemerintah, antikarat yang maknanya
bertentangan atau melawan
·         mikro               : mikroorganisme. Awalan ini bermakna ‘kecil’
·         non → contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’
2.2.2                    Infiks ( Sisipan)
Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena
pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan
secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan
pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infiksasi.
Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
·         el-                    : telunjuk,pelatuk
·         er-                    : seruling, gerigi
·         em-                  : temali, kemuning, kemilau,
·         in-                    : kinerja, sinambung,tinambah           

2.2.3                    Sufiks (Akhiran)
Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak
pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut sufiksasi. Akhiran terdiri
dari kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah dan lain-lain
·         -kah               : bagaimanakah, apakah, siapakah
·         -kan               : ambilkan, siapkan, tuliskan
·         -an                 : makanan, minuman, akhiran
·         -i                    : temani, sadari, renungi
·         -nya               : ibunya, temannya, anaknya
·         -man              : seniman
·         -wati              : seniwati
·         -in                  : hadirin
·         -wi                 : manusiawi

2.2.4                    Konfiks (Awalan dan akhiran)


Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata.
Imbuhan ini terdiri dari ber-an, pe-an, ke-an, se-an.
·         Ber-an             : berdatangan, berkenalan
·         Pe-an               : pegunungan, pedalaman
·         Ke-an              : kedatangan, keterlambatan
·         Ter-an              : terselesaikan
·         Me-kan            : memanfaatkan

2.2.5                    Kombinasi afiks (klofiks)


Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus.
Misalnya :
·         ber-an              : berpakaian
      Pakai-pakaian-berpakaian
·         member-kan    : memberlakukan
 Laku-berlaku-berlakukan-memberlakukan
           
2.2.6                    Simulfiks
Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata dasarnya.
Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas kata yang
lain menjadi kata kerja. Misalnya :
·         kopi → ngopi
·         sate → nyate
·         kebut → ngebut
·         tulis → nulis

2.2.7                    Superfiks
Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
Dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.
2.2.8                    Interfiks
Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks
terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
·         Indonesia-logi →        Indonesianologi
·         Jawa-logi- →              Jawanologi

2.2.9                    Transfiks
Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa arab.
                        Contohnya:
·         f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a → farraha (menyenangkan)
·         m-d-d yang artinya (memanjangkan) + a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)
·         k-f-r yang artinya (mengkafiri) + a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)

Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu:
1.       Afiks asli, merupakan afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia sendiri.
2.       Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Perhatikan tabel dibawah ini.
Prefiks Infiks Sufiks Klofiks Konfiks
Asli Serapan Asli Asli Serapan Asli Asli
meN- pra- -el- -an -man me-i ber-an
ke- super- -em- -i -wan di-i ber-kan
ber- non- -er- -kan -wati me-kan ke-an
di- swa- -nya memper- pe-an
peN- tuna- diper- per-an
per- inter- memper-kan se-nya
per- mikro- diper-kan
se- dwi- ber-kan
anti- ke-an
homo- per-kan
auto- per-i
hetero- keber-an
epi- kese-an
tuna- keter-an
pember-an
pemer-an
penye-an
perse-an
perseke-an
2.3      AFIKSASI DALAM PEMBENTUKAN VERBA, NOMINA, DAN ADJEKTIVA
2.3.1              Afiksasi pembentukan verba
               Afiks-afiks pembentuk verba ,yaitu prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an, klofiks ber-
kan, sufiks -kan, sufiks -i, prefiks per-, konfiks per-kan, konfiks per-i, prefiks me-, prefiks di-,
prefiks ter-, prefiks ke- dan konfiks ke-an
2.3.1.1 Verba berprefiks ber-
Afiksasi prefiks ber-
    makna gramatikal
a)      Mempunyai (dasar) atau ada dasarnya
Komponen makna (+umum),(+milik) atau (+bagian)
b)      Memakai atau menggunakan (dasar)
Komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan)
c)      Mengendarai atau menumpang naik(dasar)
Komponen makna (+kendaraan)
d)     Berisi atau mengandung (dasar)
Komponen makna (+benda),(+dalaman) atau (+kandungan)
Contoh:beracun,berkuman
e)      Mengeluarkan atau menghasilkan (dasar)
Komponen makna (+benda),(+hasil ) atau (+keluar)
Contoh : bertelur,berdarah
f)       Mengusahakan atau mengupayakan
Komponen makna (+bidang usaha)
g)      Melakukan kegiatan
Komponen makna (+benda) dan (+kegiatan)
h)      Mengalami atau berada dalam keadaan
Komponen makna (+perasaan batin)
i)        Menyebut atau menyapa
Komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan)
j)        Kumpulan atau kelompok
Komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan)
k)      Memberi
Komponen makna (+benda) dan (+berian)

2.3.1.2  Verba berkonfiks dan berklofiks ber-an


  Makna gramatikal
a)      Banyak serta tidak teratur
Komponen makna (+tindakan),(+sasaran ) dan (+gerak)
b)      Saling atau berbalasan
Komponen makna (+tindakan),(-sasaran)dan (+gerak)
c)      Saling berada di
Komponen makna (+benda),(+letak)dan (+tempat)

2.3.1.3  Verba berklofiks ber-kan


Memiliki makna masing-masing dimana prefiks ber- bermakna seperti di atas  dan sufiks - kan
bermakna akan

2.3.1.4  Verba bersufiks –kan


  Makna gramatikal
a)      Jadikan
Komponen makna (+keadaan ) atau (+sifat khas)
b)      Jadikan berada di
Komponen makna (+tempat) atau (+arah)
c)      Lakukan untuk orang lain
Komponen makna (+tindakan) dan atau (+sasaran)
d)     Lakukan akan
Komponen makna  (+tindakan ) dan (*sasaran )
e)      Bawa masuk ke
Komponen makna (+ruang)

2.3.1.5  Verba bersufiks -i ialah verba transitif


                Makna gramatikal
a)      Berulang kali
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
b)      Tempat
Komponen makna (+ tempat)
c)      Merasa sesuatu pada
Komponen makna (+sikap batin ) atau (+emosi)
d)     Beri atau bubuh pada
Komponen makna (+bahan berian)
e)      Jadikan atau sebabkan
Komponen makna (+keadaan) dan (+sifat)
f)       Lakukan pada
Komponen makna (+tindakan) dan (+tempat)

2.3.1.6  Verba berprefiks per-kan


  Makna gramatikal
a)      Jadikan bahan (per-an)
Komponen makna (+kegiatan)
b)      Lakukan supaya (dasar)
Komponen makna (+keadaan)
c)      Jadikan me-
Komponen makna (+tindakan)
d)     Jadikan ber-
Komponen makna (+kejadian)
2.3.1.7  Verba berkonfiks per-i
  Makna gramatikal
a)      Lakukan supaya jadi
Komponen makna (+keadaan)
b)      Lakukan dasar pada objeknya
Komponen makna (+tindakan) dan (+lokasi)

2.3.1.8  Verba berprefiks me dibedakan me inflektif dan me derivative


  Makna gramatikal me inflektif
a)      Melakukan (dasar)
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
b)      Melakukan kerja dengan alat
Komponen makna (+tindakan) dan (+alat)
c)      Melakukan kerja dengan bahan
Komponen makna (+tindakan) dan (+bahan)
d)     Membuat dasar
Komponen makna (+tindakan) dan (+benda hasil)
                                              
  Makna gramatikal me derivative
a)      Makan,minum,mengisap
Komponen makna (+makanan),(+minuman),(+isapan)
b)      Mengeluarkan
Komponen makna(+bunyi ) atau (+suara)
c)      Menjadi
Komponen makna (+keadaan warna,bentuk,situasi )
d)     Menjadi seperti
Kommponen makna (+sifat khas)
e)      Menuju
Komponen makna (+arah)
f)       Memperingati
Komponen makna (+bilangan ),(+hari),(+bulan)

2.3.1.9  Verba berprefiks di inflektif dan derivative


a)      Prefiks di inflektif
Bentuk pasif verba me- inflektif
b)      Prefiks di derivative
Sejauh data yang ditemukan hanya ada kata “dimaksud”

2.3.1.10          Verba berprefiks ter inflektif dan derivative


   Makna gramatikal ter- inflektif
a)      Dapat sanggup
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
b)      Tidak sengaja
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
c)      Sudah terjadi
Komponen makna (+tindakan) dan (+keadaan)
d)     Yang di (dasar)
Hanya ada di bidang hukum

Makna gramatikal ter- derivative


a)   Paling
Komponen makna (+ keadaan)
b)   Dalam keadaaan
Komponen makna (+keadaan) dan (+kejadian)
c)   Terjadi dengan tiba-tiba
Koponen makna (+kejadian)

2.3.1.11       Verba berprefiks ke-


 Makna gramatikal
a)      Tidak sengaja
b)      Dapat di
c)      Kena (dasar)
2.3.1.12          Verba berkonfiks ke –an
   Makna grmatikal
a)      Terkena ,menderita,atau mengalami
Komponen makna (+peristiwa  alam ) atau (+ hal yang tidak enak)
b)      Agak bersifat
Komponen makna (+warna )

2.3.2        Afiksasi pembentukan nomina

Afiks-afiks pembentukan nomina, yaitu prefiks ke-, konfiks ke-an, prefiks pe,konfiks pe-
an, konfiks per-an,sufiks -an, sufiks –nya, prefiks ter-, infiks -el-,-em-, dan -er-,sufiks dari
bahasa asing

2.3.2.1  Nomina berprefiks ke-


                  Hanya ada tiga kata, yaitu ketua ,kekasih,dan kehendak

2.3.2.2  Nomina berkonfiks ke -an


                  Makna gramatikal
a)      Hal (dasar) atau tentang dasar
Komponen makna (+bendaan ) dan (+objek bicara )
b)      Tempat atau wilayah
Komponen makna (+bendaan ),(+wilayah) dan (+jabatan)
2.3.2.3  Nomina berprefiks pe-
      Yang mengikuti kaidah persengauan
Prefiks pe yang mengikuti kaidah persengauan dapat berbentuk pe-,pem-,pen-, per-, peng-,
peny-, dan penge-. Persengauannya sama dengan persengauan pada prefiks me-.        
·         Bentuk atau alomorf pe- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai degan fonem / r, l, w, y, m,
n, ny, dan ng/
·         Bentuk atau alomorf pem- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem / b, p, f,
dan v /
·         Bentuk atau alomorf men digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /d dan t/.
Dengan catatan fonem / t / tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang
ada pada prefiks itu .
·         Bentuk  meny digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem s,c,dan j. Dengan
catatan fonem / s / tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada
prefiks itu .
·         Bentuk atau alomorf peng digunkan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem
K, g, h, kh, a, i, u, e, dan o. Dengan catatan fonem k tidak diwujudkan melainkan disenyawakan
dengan bunyi nasal ng.

Yang tidak mengikuti kaidah persengauan


      Nomina berprefiks pe- yang tidak mengikuti kaidah persengauan berkaitan dengan verba
berprefiks ber- atau verba berklofiks memper- kan yang dibentuk dari dasar itu. Makna gramtikal
yang dimiliki adalah ‘yang ber-(dasar).

Nomina berprefiks pe- melalui proses Analogi


a)      Adanya bentuk penyuruh (dengan makana gramatikal yang menyuruh) dan bentuk pesuruh
(dengan makna gramatikal yang disuruh)
b)      Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan makna grmatikal yang berolahraga tinju dan yang
berolahraga gulat.

2.3.2.4  Nomina berkonfiks pe-an


Makna gramatikal
a)      Proses atau hal me- (dasar) apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me-inflektif.
b)      Proses atau hal me-kan (dasar) apabila dibentuk dari dasar verba berkloviks me-kan yang
dibentuk dari dasar itu.
c)      Proses atau hal me-i (dasar) apabila dibentuk dari dasar verba berklofiks me-I yang dibentuk dari
dasar itu.
                                       
2.3.2.5  Nomina berkonfiks per-an
Makna gramatikal
a)      Hal ber- (dasar)
b)      Hal,tetang atau masalah (dasar)
c)      Daerah ,wilayah,atau tempat

2.3.2.6  Nomina bersufiks –an


Mempunyai tiga proses
a)      Di bentuk dari dasar verba ber prefiks me- inflektif
Makna gramatikal
·         Hasil me (dasar)
·         Yang di- (dasar)
·         Alat me-(dasar)
b)      Dibentuk dari dasar langsung
Makna gramatikal
·         Tiap-tiap
Komponen makna (+ukuran) atau (+takaran)
·         Banyak(dasar)
Komponen makna (+ bendaan) atau (+kecil)
·         Bersifat(dasar)
Komponen makna (+kedaaan)

2.3.2.7  Nomina bersufiks -nya


a)      –nya sebagai pronominal persona ketiga tunggal
b)      Sebagai sufiks
Makna gramatikal
·         Hal(dasar)
Komponen makna (+keadaan )
·         Penegasan
Komponen makna (+tindakan ) atau (+bendaan )

2.3.2.8  Nomina berprefiks ter-


        Makna gramatikal “yang dasar “ dan hanya terdapat dalam istilah bidang hukum

2.3.2.9  Nomina berinfiks -el-,-em-,-er-


        Dalam bahasa Indonesia tidak produktif lagi ,artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk
kata-kata baru.

2.3.2.10    Nomina bersufiks asing


        Kosakata asing biasanya diserap secara utuh artinya diserap sekaligus yang menjadi
penanda kategori kata serapan itu.

2.3.3         Afiks pembentuk
adjektiva                                                                                                                                             
                                                                                                                                                             
                                                                                                                                        
2.3.3.1              Dasar Adjektiva Berprefiks pe-
    Makna gramatikal
a)                  yang memiliki sifat
komponen makna (+sikap batin )
b)                  yang menjadikan (dasar)
komponen makna (+keadaan fisik)
2.3.2.11                      Dasar ajektiva berprefiks se-
      Makna gramatikal
a)      Sama dasar dengan nomina yang mengikutinya
b)      Sama atau sederajat
2.3.2.12                      Dasar ajektiva bersufiks –an
     Makna gramatikal :
Lebih dasar
2.3.2.13                      Dasar ajektiva berprefiks ter-
Makna gramatikal
Paling (dasar)
2.3.2.14                      Dasar Ajektiva Berkonfiks ke-an
    Makna gramatikal
Agak (dasar)
2.3.2.15                      Dasar adjektiv berklofiks me-kan
    Makna gramatikal
Menyebabkan jadi (dasar)
Komponen makna (+ sikap batin )

2.3.2.16                      Dasar adjektva berklofiks me – i


Makna gramatikal
Merasa (dasar)
Komponen makna (+rasa batin)

2.3.2.17                      Adjektiva dengan “Afiks “Serapan


a)      Penyerapan kata dari bahasa asing dilakukan secara utuh,bukan terpisah antara dasar dengan
afiksnya.
b)      Kata serapan dari bahasa inggris dan belanda yang berkategori adjektif seperti: if, ik, is, istis, al,
er dan il.

Anda mungkin juga menyukai