Anda di halaman 1dari 7

UPEJ 2 (3) (2013)

Unnes Physics Education Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

PENGEMBANGAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI ALAT EVALUASI


PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KONSERVASI PADA MAHASISWA
PENDIDIKAN FISIKA FMIPA UNNES

Reni A  , A. Sopyan, N. Hindarto


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,
Indonesia, 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Tujuan penelitian ini difokuskan untuk mengembangkan self assessment sebagai alat evaluasi
Diterima November 2013 pendidikan karakter berbasis konservasi pada mahasiswa Pendidikan Fisika FMIPA Unnes. Data
Disetujui November 2013 pada penelitian ini diperoleh dari hasil angket untuk memperoleh bukti identifikasi kelayakan self
Dipublikasikan assessment sebagai alat evaluasi dan hasil uji coba produk. Data kelayakan alat evaluasi dan hasil
Desember 2013 uji coba produk selanjutnya dianalisis menggunakan deskriptif persentase. Uji validitas isi dan
________________ validitas konstruk digunakan untuk mengetahui kelayakan instrumen. Hasil uji validitas isi pada
Keywords: penelitian yaitu 75 % sehingga menunjukkan alat evaluasi ini layak untuk digunakan sedangkan
Conservation Based berdasarkan validasi konstruk diperoleh 39 butir soal yang tergolong valid. Uji validitas dilakukan
Character Education, dengan korelasi product moment yang mengkorelasikan dengan taraf signifikan 5%. Koefisien
Self Assessment. reliabilitas alat evaluasi yang dikembangkan melalui persamaan alpha diperoleh nilai r = 0,792,
____________________ koefisien ini menunjukkan klasifikasi tinggi.

Abstract
___________________________________________________________________
This study is a kind of research and development (R&D), which is focused on developing self-assessment as
evalaution instrument of conservation based character education for Unnes Physics Education student. Data of
the research were obtained from feasibility and product testing, then analyzed using descriptive percentages.
Content validity and construct validity test are used to determine the instrument feasibility.The results of
content validity test was 75% , it showed that instrument was feasibility to used, whereas based on construct
validation test obtained that 39 items were valid. Validity test in this research used product moment correlation
with the significant level of 5%. The value of reliability coefficient for the evaluation instrument that developed
by an equation alpha are r = 0.792, this coefficient indicates an high classification.

© 2013 UniversitasNegeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6935
Gedung D7 Lantai 2 Kampus UNNES,Semarang, 50229
E-mail: asriningrum77@gmail.com
R. Asriningrum, dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (3) (2013)

PENDAHULUAN
Pendidikan karakter merupakan usaha melalui kegiatan pembinaan kemahasiswaan.
yang disengaja untuk mengembangkan karakter Melalui keterpaduan kegiatan di bidang
yang baik berdasarkan nilai-nilai inti yang baik pembelajaran dan kemahasiswaan, diharapkan
untuk individu dan masyarakat. Salah satu dapat tercipta budaya kampus yang mampu
lembaga yang dapat berperan dalam pendidikan menyemaikan dan menumbuhsuburkan nilai-
karakter adalah perguruan tinggi. Dengan nilai karakter di kalangan sivitas akademika
catatan, dalam lingkungan perguruan tinggi Unnes (Handoyo, 2010:6). Nilai utama karakter
tersebut tersedia suatu lingkungan moral yang Unnes yang sekaligus juga merupakan visi
menekankan nilai-nilai yang baik dan Unnes, yaitu sehat, unggul, dan sejahtera
menjaganya dalam kesadaran setiap orang. menjadi acuan bagi pengembangan nilai-nilai
Sebuah lingkungan yang dapat mengubah nilai karakter luhur Unnes yang mencakupi delapan
menjadi sebuah kebaikan dan mengembangkan pilar nilai, yaitu religius, jujur, peduli, santun,
kesadaran intelektual menjadi kebiasaan toleran, demokratis, cerdas, dan tangguh.
personal dalam pikiran, perasaan, dan tindakan. Nilai utama karakter yang akan
Keteladanan guru dalam implementasi dikembangkan tidak hanya dilakukan pada mata
pendidikan karakter memiliki ruang lingkup kuliah yang berhubungan dengan kepribadian,
pengaruh yang cukup signifikan. Maka dari itu tetapi dikembangkan juga kedalam semua mata
perlu adanya suplai guru yang dapat kuliah, sebagaimana yang disampaikan oleh
memberikan keteladanan kepada siswanya. Hindarto (2010) yang menyebutkan bahwa
Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai setiap mata kuliah mempunyai content yang
institusi pendidikan tinggi memiliki tanggung sangat berharga dan relevan dengan nilai-nilai
jawab dalam mengembangkan misi pendidikan pendidikan karakter. Menurut Supriyono Koes
karakter kepada mahasiswa. Lebih-lebih sebagai H (2012) terdapat tiga bagian penting dari
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan pendidikan Fisika yang memuat karakter yaitu
(LPTK), sudah sepantasnya jika Universitas unsur karakter yang termuat dalam bidang
Negeri Semarang senantiasa melibatkan diri Fisika dan profil Fisikawan, kurikulum Fisika
dalam setiap aspek pengembangan pendidikan dari tingkat SD/MI sampai perguruan tinggi,
nasional, termasuk pengembangan pendidikan dan interaksi pola pembelajaran Fisika. Cara
karakter ini, karena nantinya tenaga mengaktualisasikan pendidikan karakter melalui
kependidikan (guru) merupakan sosok yang mata pelajaran Fisika dapat dilakukan dengan
akan memberikan contoh kepada peserta didik. cara keteladanan guru dan dengan
Pendidikan karakter yang mengintegrasikan ke dalam pembelajaran
dikembangkan di Unnes adalah pendidikan Fisika.
karakter berbasis konservasi. Ini dimaksudkan Karakter yang dimaksudkan dalam
bahwa penyemaian nilai-nilai karakter kepada pendidikan karakter sering dikaitkan dengan
mahasiswa harus dilandasi oleh niat baik untuk seberapa baik seseorang. Seseorang yang
merawat, memelihara, menjaga, dan menampilkan kualitas personal yang cocok
mengembangkan lingkungan fisik dan sosial dengan yang diinginkan oleh masyarakat maka
serta nilai-nilai budaya demi terwujudnya dia disebut sebagai orang yang mempunyai
kehidupan harmoni antara lingkungan hidup karakter yang baik. Mengembangakan kualitas
dan manusianya. Pendidikan karakter berbasis karakter sering dilihat sebagai tujuan pendidikan
konservasi yang diterapkan di Universitas dimana komponen ini merupakan aspek afektif
Negeri Semarang diselenggarakan secara dalam standar pendidikan nasional. Nilai-nilai
terpadu yang dikemas dalam dua program, pendidikan karakter tidak cukup jika hanya
yaitu: (1) program pendidikan karakter dalam diintegrasikan dalam pembelajaran maupun
pembelajaran; (2) program pembinaan karakter kurikulum, tetapi juga harus terintegrasi dalam
41
R. Asriningrum, dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (3) (2013)

penilaian. Penilaian (assessment) sebagai konservasi, dan menuangkan kedalam butir-


sub sistem pendidikan nasional juga harus fokus butir soal.
dan terlibat dalam proses pengembangan b) Penulisan Butir Soal
kemampuan dan pembentukan watak atau Butir-butir soal kartakter mahasiswa
karakter peserta didik. Pendidikan Fisika FMIPA Unnes yang
Rolheiser (M. Imam Farisi, 2012) dikembangkan mengacu pada skala model
menyebutkan bahwa assessment alternatif atau Likert. Butir soal ini memiliki empat pilihan
portofolio mampu memetakan atau jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
meningkatkan kualitas dalam hal credibility, Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai
transferability, dependability dan authenticity. (STS) dengan rentang nilai skor satu sampai
Assessment alternatif tersebut salah satunya dengan empat. Perntayaan dalam butir-butir
adalah self assessment. Berdsarkan penelitian soal dari dua arah yaitu positif dan negatif.
yang telah dilakukan oleh Zulrahman (2007) self c) Penilaian Ahli atau Validasi Isi
assessment dapat digunakan sebagai penilaian Tahap ini bertujuan untuk mengetahui
sumatif dan formatif. Penelitan yang dilakukan kelayakan produk yang dikembangkan dan
oleh Asih (2010) menyimpulkan bahwa self meningkatkan kualitas produk berdasarkan hasil
assessment dapat digunakan sebagai penilaian penilaian ahli. Penilaian pakar atau uji ahli,
sikap ilmiah siswa. Menurut Farisi (2012) melibatkan dua orang yang ahli dalam bidang
penilaian diri atau self assessment merupakan psikologi atau psikometri dan ahli dalam bidang
sistem penilaian yang berorientasi pada pembelajaran pendidikan Fisika, kedua pakar ini
pendidikan karakter. Pada pelaksanaan mengadakan penilaian terhadap draf alat
pendidikan karakter berbasis konservasi di evaluasi diri mahasiswa yang dikembangkan.
Unnes belum ada alat evaluasi yang digunakan d) Validasi Konstruk
untuk memberikan gambaran karakter Pada tahap ini peneliti melakukan uji
mahasiswa Unnes, untuk itu penulis validasi konstruk dengan menggunakan product
mengembangkan self assessment sebagai alat moment untuk mengetahui validitas soal dan
evaluasi pendidikan karakter berbasis persamaan alpha untuk mengetahui tingkat
konservasi. reliabilitas soal
e) Revisi Produk
METODE Pada tahap ini peneliti menghitung
Penelitian ini termasuk dalam metode validitas dan realibilitas dari produk yang
penelitian dan pengembangan (Research and dikembangkan, dalam hal ini self assessment.
Development). Metode ini adalah sebuah Kemudian membuang bagian yang tidak valid
proses untuk memvalidasi produk yang sedang dan reliabel.
dikembangkan (Sugiyono 2008). Metode f) Uji Coba Skala Terbatas
penelitian ini digunakan untuk menghasilkan Setelah melakukan revisi produk, self
produk tertentu dan menguji keefektifan produk assessement diuji cobakan untuk mengetahui
tersebut. Beberapa tahapan yang dilakukan karakter yang ada pada 63 mahasiswa yaitu,
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: mahasiswa mata kuliah Fisika Dasar 2 rombel 1,
a) Studi Literatur dengan jumlah 26 mahasiswa dan pada
Beberapa hal yang peneliti lakukan pada mahasiswa mata kuliah Metodologi Penelitian
tahap ini meliputi: membuat langkah-langkah rombel 4, dengan jumlah 37 mahasiswa.
pelaksanaan self assessment sesuai dengan teori g) Penyempurnaan Produk
yang ada, menentukan aspek-aspek yang akan Pada tahap ini alat evaluasi diperbaiki
diukur (karakter mahasiswa Unnes dengan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji
berbasis konservasi), menentukan ciri-ciri atau coba pemakaian. Data tersebut dianalisis untuk
indikator karakter mahasiswa berbasis mengetahui kekurangan dan kesulitan
penerapan alat evaluasi.
42
R. Asriningrum, dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (3) (2013)

h) Produk Final Tahap pengembangan self assessment


Produk final merupakan produk hasil sebagai alat evaluasi pendidikan karakter
penyempurnaan dari uji coba pemakaian produk berbasis konservasi dapat digambarkan sebagai
skala luas dan revisi produk. berikut.

Penggalian potensi Merencanakan desain Menyusun Instrumen


dan masalah pelaksanaan self assessmetn Penelitian (kisi-kisi skala,
melalui kajian dan rancangan penelitian skala karakter, lembar
literatur validasi ahli, angket
mahasiswa dan dosen, lembar
penilaian dosen )

Uji coba produk skala Validasi Konstruk Penilaian produk


terbatas pada 2 kelas yakni produk dengan oleh pakar
rombel Fisika dasar 2 dan persamaan product (kurikulum
Metodologi Penelitian moment dan alpha pembelajaran,
psikometri)

Mengevaluasi hasil
uji coba produk,
dokumentasi,
mengkaji dan
memperbaiki Produk Final
kekurangan yang ada
dan Revisi

Gambar 1. Rancangan Penelitian pengembangan Self Assessment sebagai Alat


Evaluasi Pendidikan Karakter

HASIL DAN PEMBAHASAN Delapan nilai tersebut dikembangkan ke dalam


Butir-butir karakter yang akan 19 indikator dan 60 butir soal soal, dengan 49
dikembangkan mengacu pada skala model butir soal arah positif serta 11 butir soal negatif.
Likert, dengan empat pilihan jawaban yaitu: Penilaian salah satu instrumen dalam
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), pengembangan instrumen self assessment yang
dan sangat tidak sesuai (STS). Rentang nilai satu dilakukan oleh ahli dirancang oleh peneliti
sampai dengan empat. Pernyataan dalam butir- dengan merujuk pada kaidah-kaidah penulisan
butir soal dari dua arah yaitu positif dan negatif. skala yang disampaikan oleh Edward (Azwar,
Terdapat delapan nilai yang 2005:114-119). Penilaian ini akan dilakukan
dikembangkan dalam butir soal evaluasi diri oleh dua ahli yaitu Bapak Prof. Drs. Nathan
mahasiswa Pendidikan Fisika FMIPA Unnes Hindarto, Ph.D sebagai pakar pembelajaran
yaitu religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, pendidikan Fisika dan Ibu Muslikah, S.Pd,
santun, cerdas, dan tangguh. Masing-masing M.Pd sebagai psikometri. Hasil penilaian
aspek dijabarkan dalam beberapa indikator. kelayakan disajikan dalam tabel berikut.
43
R. Asriningrum, dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (3) (2013)

Tabel 1. Hasil Penilaian Kelayakan Self assessment Sebagai Alat Evaluasi oleh Pakar
Prosentase
Penilai Instansi
(Kriteria)
Prof. Drs. Nathan Hindarto, Dosen Pendidikan Fisika 65%
Ph.D. FMIPA Unnes (layak)

Muslikhah, S. Pd, M. Pd. Dosen BK FIP Unnes 85%


(sangat layak)

random sampling. Ada 26 mahasiswa semester 2


Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa alat (Fisika Dasar 2 rombel 1) dan 37 mahasiswa
evaluasi diri mahasiswa yang akan digunakan semester 4 (Metodologi Penelitian rombel 4).
termasuk dalam kriteria layak dengan presentase Pelaksanaan uji coba self assessment ini sesuai
75%. dengan tahapan yang disampaikan oleh
Validasi konstruk dilakukan dengan Falkicov (Orsmond, 2004:16) Menurut Falkicov
menggunakan persamaan product moment. (Orsmond, 2014:16) pertama yang dilakukan
Butir soal dalam alat evaluasi dikatakan valid adalah membuat variabel yang akan
jika hasil perhitungan r dikonsultasikan pada diidentifikasikan dan pengukuran manfaat yang
tabel nilai koefisien korelasi dengan tabel nilai akan diperoleh untuk suatu mata pelajaran.
koefisien korelasi ( r ) pada taraf signifikan 5 %, Kedua, pelatihan pelaksanaan self assessment.
jika r > r maka butir soal tersebut valid. Reliabel Ketiga, menyampaikan informasi secara tulisan.
tidaknya instrumen ditentukan dengan Keempat, menjelaskan alasan penggunaan self
mengkonsultasikan r tabel pada taraf signifikan assessment. Tahap pertama sudah dilakukan
5 %. Jika hasil > r maka instrumen dinyatakan peneliti dengan penyusunan alat evaluasi. Pada
dan dapat digunakan untuk mengambil data uji coba ini tidak dilakukan penelitian karena
penelitian. Uji validitas dan reliabilitas ini sebagian besar dari objek penelitian sudah
dilakukan pada kelas Fisika Dasar 2 rombel 1 pernah melakukan penilaian diri atau self
dengan jumlah mahasiswa 26 mahasiswa. assessment. Informasi mengenai penggunaan
Dengan persamaan product moment diperoleh self assessment disampaikan secara tertulis,
39 soal yang dinyatakan valid. Tiga puluh dapat dilihat pada bagian pengantar alat evaluasi
sembilan soal tersebut mewakili ke-8 nilai yang diri mahasiswa.
di ujikan. Setelah melakukan uji coba pelaksanaan
Bedasarkan perhitungan dengan self assessment peserta diklasifikasikan kedalam
menggunakan persamaan alpha cronbach empat kelompok yaitu: MK (Mulai Karakter),
didapatkan nilai reliabilitas soal 0,792. Angka MB (Mulai Berkembang), MT (Mulai Terlihat),
tersebut memiliki arti bahwa perbedaan variasi dan BT (Belum Terlihat). Hal ini sesuai dengan
yang tampak pada skor tersebut mampu desain induk pendidikan karakter yang
mencerminkan 79,20% dari variasi yang terjadi dekeluarkan Depdiknas pada tahun 2010.
pada skor murni kelompok subjek penelitian. Keempat hal tersebut mempunyai makna
Koefisien 0,792 menunjukkan bahwa alat terjadinya proses pembangunan karakter. MK
evaluasi diri tersebut memiliki reliabilitas yang atau Mulai karakter apabila peserta didik terus
tinggi (Azwar, 2003). menerus memperlihatkan perilaku yang ada
Uji coba pelaksanaan self assessment dalam indikator secara konsisiten karena selain
pada penelitian ini dilakukan dengan uji coba sudah memiliki kepahaman, kesadaran, dan
skala terbatas. Self assessment dilakukan pada mendapat penguatan lingkungan baik
mahasiswa semester 2 dan mahasiswa semester lingkungan yang kecil ataupun luas, juga sudah
4. Sampel diambil dengan teknik purposive tumbuh kematangan moral (autonomi) pada diri
44
R. Asriningrum, dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (3) (2013)

peserta didik. MB atau Mulai Berkembang belum konsisiten, hal ini terjadi karena peserta
apabila peserta didik sudah mulai ada tanda didik baru mempunyai pemahaman dan
awal perilaku sesuai yang dinyatakan dalam penguatan lingkungan terdekat (heteronomi).
indikator dan sudah mulai konsisten, karena BT atau Belum Terlihat apabila peserta didik
sudah ada pemahaman, kesadaran, serta belum memperlihatkan tanda-tanda awal
penguatan lingkungan terdekat dan lingkungan perilaku sesuai yang dinyatakan dalam indikator
luas (sosionomi). MT atau Mulai Terlihat, karena belum memahami makna dari nilai
apabila peserta didik sudah mulai tersebut (anomi).
memperlihatkan tanda awal perilaku sesuai Hasil uji coba pemakaian self assessment
dengan yang dinyatakan dalam indikator tetapi sebagai alat evaluasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Penerapan Self Assessment


KETERANGAN
NO NILAI
MK % MB % MT % BT %
1 Religius 45 71% 18 29% 0 0% 0 0
2 Jujur 8 13% 48 76% 7 11% 0 0
3 Peduli 25 40% 38 60% 0 0% 0 0
4 Toleran 45 71% 18 29% 0 0% 0 0
5 Demokratis 31 49% 32 51% 0 0% 0 0
6 Santun 44 70% 19 30% 0 0% 0 0
7 Cerdas 16 25% 46 73% 1 2% 0 0
8 Tangguh 40 63% 23 37% 0 0% 0 0
Kedua, ada perubahan arah butir soal dari
Data tersebut memperlihatkan bahwa positif ke negatif dan sebaliknya. Butir 8 yang
seluruh nilai yang dikembangkan dalam awalnya dimasukkan ke dalam arah negatif
pendidikan karakter berbasis konservasi telah menjadi positif, dan butir 39 yang awalnya
ada dalam diri mahasiswa pendidikan Fisika positif menjadi negatif.
FMIPA Unnes. Hasil uji coba ini menunjukkan
bahwa alat evaluasi yang dibuat dapat SIMPULAN
diterapkan dalam mengevaluasi pendidikan Berdasarkan hasil penelitian dan
karakter berbasis kenservasi pada mahasiswa pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
pendidikan Fisika FMIPA Unnes. Alat ini telah 1. Berdasarkan validasi isi butir soal alat
mampu memperlihatkan gambaran mengenai evaluasi diri mahasiswa yang dinilai oleh
karakter yang terdapat pada mahasiswa pakar, butir soal layak untuk di gunakan
pendidikan Fisika FMIPA Unnes. sebagai alat evaluasi pendidikan karakter
Tahap akhir dari penelitian ini adalah berbasis konservasi bagi mahasiswa
penyempurnaan produk. Produk akhir produk Pendidikan Fisika FMIPA Unnes.
ini berupa alat evaluasi diri mahasiswa dan 2. Berdasarkan validasi konstruk diperoleh 39
panduan menilai karakter mahasiswa. Terdapat butir soal yang tergolong valid. Uji validitas
beberapa perubahan dalam pembuatan produk dilakukan dengan korelasi product moment
ini. Pertama, pada bagian pengantar terdapat yang mengkorelasikan dengan taraf
kesalahan perintah untuk memilih alternatif signifikan 5%.
jawaban. Peneliti menuliskan “hanya memilih 3. Koefisien reliabilitas alat evaluasi yang
satu dari lima alternatif jawaban yang tersedia”, dikembangkan melalui persamaan alpha
kata lima diganti dengan empat karena peneliti diperoleh nilai r = 0,792, koefisien ini
hanya menyediakan empat alternatif jawaban. menunjukkan klasifikasi tinggi.

45
R. Asriningrum, dkk/ Unnes Physic Education Journal 2 (3) (2013)

4. Aspek nilai yang paling banyak dapat Hindarto, Nathan. 2010. Pendidikan Karakter Dalam
dinilai dengan menggunakan alat ini adalah Pembelajaran Fisika Modern. Pidato
demokratis dan santun. Pengukuhan Guru Besar disampaikan
dalam Rapat Senat Terbuka Universitas
Negeri Semarang pada hari Kamis, 25
DAFTAR PUSTAKA
November 2010.
Juansyah. 2011. Pengertian Pendidikan Karakter.
Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Tersedia
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
http://juansyah.wordpress.com/2012/07/
Cipta.
29/pengertian-karakter
Asih. 2010. Pemanfaatan jejaring facebook dalam Self
Koes H, Supriyono. 2012. Membangun (sebagian)
assessment online untuk menilai sikap
Karakter Pelajar Melalui Pendidikan
ilmiah Peserta didik pada hasil kerja
Fisika. Disampaikan dalam Prosiding
praktikum pencemaran air. Skripsi UPI.
Pertemuan Ilmiah XXVI HFI
Bandung: tidak diterbitkan.
Jateng&DIY, Purworejo 14 April 2012.
Azwar, Safuddin. 2003. Reliabilitas dan
Orsmond,P. 2004. Self and Peer-Assessment:
Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Guidance on Practice in the Biosciences.
Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia Teori dan
Tersedia:
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
http://www.bioscience.heacademy.ac.uk
Pelajar.
Sa’dijah, Cholis. 2007. Asesmen Kinerja Dalam
Depdiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan
Pembelajaran Matematika. Tersedia:
Karakter. Jakarta: Depdiknas.
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009
Depdiknas. 2010. Pengembangan Budaya dan
/09/vol-4-no-2-cholis-sadijah.pdf
Karakter Bangsa. Jakarta: Depdiknas
Spiller, Dorothy. 2009. Assessment Matters:Self-
Griyani. 2013. Pengembangan Biology Experimental
Assessment and Peer Assessment.
Guide Berbasis Komik Sebagai Media
Newzeland: The University of WAIKATO
Pembelajaran Praktikum Biologi Untuk
Sudrajat, Akhmad. 2010. Tentang Pendidikan
Kelas VII SMP RSBI. Skripsi Unnes.
Karakter. Tersedia :
Semarang: tidak diterbitkan
http://www.akhmadsudrajat.wordpress.c
Faiq, Muhammad. 2012. Kelebihan Pembelajaran
om
Aktif (Active Learning). Tersedia:
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co
Kualitatif dan R&D. Bandung:
m
Alfabeta.
Farisi, Muhammad Imam. 2012. Pengembangan
Suhartini, Tuti. 2013. Hand Out Evaluasi Pendidikan.
Asesmen Diri Peserta didik (Student Self-
Bandung: UPI
Assessment) sebagai Model Penilaian dan
Yasa, I Made Suparta. 2012. Pengembangan Alat
Pengembangan Karakter. Disampaikan
Ukur Sikap Nasionalisme pada Siswa
dalam Konferensi Ilmiah Nasional.
RSBI SMA 1 Gianyar Tahun Ajaran
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
2011/2012. Dalam
Handoyo, Eko dan Tijan. 2010. Buku Pedoman
pasca.undiksha.ac.id/e-journal
Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berbasis
Zulrahman. 2007. Self dan Peer Assessment sebagai
Konservasi: Pengalaman Universitas
Penilaian Formatif dan Sumatif. Tersedia:
Negeri Semarang. Semarang: Widya
http://zulrahman79.wordpress.com
Karya Pres.

46

Anda mungkin juga menyukai