Anda di halaman 1dari 68

Nama: Teungku Kemal Ente

NIM: 931418205

MK: Manajemen SDM A

Resume Skripsi

Jurnal Skripsi

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM


PADA BANK UMUM MILIK NEGARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2017

ABSTRAK

Zulfiah S. Bakari. 2018 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Return


Saham Pada Bank Umum Milik Negara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2013-2017. Dibimbing oleh Pembimbing I Raflin Hinelo, S.Pd, M.Si dan
Pembimbing II Srie Isnawaty Pakaya, S.Pd, M.Si Jurusan Manajemen. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Gorontalo.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Return Saham Pada Bank Umum Milik Negara Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2017. Penelitian ini
menggunakan indikator Good Corporate Governance dan Return Saham Pada Bank
Umum Milik Negara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode
pengamatan yaitu 2013 sampai 2017. alat statistik yang digunakan untuk pengujian
statistik adalah Uji Regresi Sederhana.

Hasil uji regresi membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh Good Corporate
Governance terhadap Return Saham pada Bank Umum Milik Negara yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2017, pada uji t dan uji F semuanya juga
menunjukkan pengaruh yang negatif. Ditemukan juga model persamaan sebagai
berikut : Y = 1,194 – 0,012 X.

Kata Kunci: Return Saham, Good Corporate Governance, Uji Regresi Sederhana,
Bursa Efek Indonesia.
1.1 Latar Belakang merupakan tempat untuk menyalurkan

Pasar modal di Indonesia kini dananya dengan pengharapan investor

telah berkembang sangat pesat, bahkan memperoleh peningkatan terhadap nilai

sudah menjadi salah satu tujuan investasi awalnya yaitu memperoleh

investasi menarik bagi para investor, tingkat pengembalian (Return) yang

baik dari dalam maupun luar negeri. tinggi.

Pasar modal Indonesia juga sekarang Return saham merupakan alasan

sudah berkembang menjadi salah satu utama investor melakukan investasi

sumber pendanaan jangka panjang bagi pada suatu perusahaan. Return saham

dunia usaha dan pemerintah. yang tinggi akan mampu menarik

Perusahaan yang membutuhkan dana investor untuk berinvestasi, karena

dapat menjual surat berharganya di menunjukkan kinerja yang baik bagi

pasar modal. Pasar modal merupakan suatu perusahaan. Dimana perusahaan

pasar diperjual-belikannya instrumen dapat menghasilkan laba yang

jangka panjang, baik dalam bentuk meningkat dan berdampak pula pada

hutang (obligasi) maupun modal sendiri peningkatan harga saham, dimana bila

(saham). Bagi pihak perusahaan harga saham meningkat maka tingkat

(perusahaan go public) pasar modal Return yang diperoleh investor juga

merupakan sarana untuk memperoleh akan meningkat. Sehingga investor

sumber dana eksternal jangka panjang, yakin bahwa saham yang

sementara bagi investor pasar modal ditanamkannya pada perusahaan


tersebut akan memberikan dampak tersebut adalah prinsip Good Corporate

yang baik. Governance (kemudian disingkat GCG)

atau yang dalam Bahasa Indonesia


Perusahaan pada umumnya
disebut dengan Tata Kelola Perusahaan
memiliki motif kegiatan yang sama,
yang Baik.
memaksimalisasi keuntungan dan

menciptakan nilai bagi para pemangku Good Corporate Governance

kepentingan (stakeholder) dan para pada dasarnya merupakan suatu sistem

pemegang saham (shareholder). (input, proses, output) dan seperangkat

Sebagai upaya pencapaian motif peraturan hubungan antara berbagai

kegiatan yang ada, perusahaan akan pihak yang berkepentingan

terus berupaya untuk meningkatkan (stakeholder) terutama dalam arti sempit

kinerja dari para pekerja dan hubungan antara pemegang saham,

perusahaan secara keseluruhan. Tentu dewan komisaris, dewan direksi demi

hal ini akan berimbas pada jumlah tercapainya tujuan perusahaan. Good

keuntungan yang didapat dan Corporate Governance memerlukan

meningkatnya nilai perusahaan di mata komitmen dari seluruh jajaran organisasi

investor. Sebagai langkah untuk dan dimulai dengan penetapan

pencapaian tujuan tersebut, efisiensi kebijakan dasar serta tata tertib yang

dan profesionalisme kemudian muncul harus dianut oleh top manajemen dan

sebuah prinsip yang dapat mendorong penerapan kode etik yang harus

terjadinya peningkatan kinerja dari dipatuhi oleh semua pihak yang ada

perusahaan agar dapat mencapai didalamnya (Murwaningsari, 2009).

tujuan-tujuan yang dimaksud, prinsip


Good Corporate Governance manfaat jangka panjang, sekaligus

oleh The Indonesian Institude For memenangkan persaingan bisnis

Corporate Governance didefinisikan terutama bagi perusahaan yang mampu

sebagai proses dan struktur yang berkembang sekaligus menjadi terbuka.

diterapkan dalam menjalankan Penerapan prinsip GCG di Indonesia

perusahaan dengan tujuan utama sendiri mulai coba diterapkan pada

meningkatkan nilai pemegang saham tahun 1999 dengan semangat untuk

dalam jangka panjang dengan tetap menciptakan iklim usaha yang kondusif,

memperhitungkan kepentingan pemulihan ekonomi, serta menciptakan

stakeholder yang lain. Good Corporate pemerintah yang bersih. Dimana pada

Governance memiliki lima prinsip, yaitu tahun 1997 Indonesia mengalami krisis

transparansi (transparency), moneter sehingga berkembang menjadi

akuntabilitas (accountability), krisis multi dimensi termasuk

pertanggungjawaban (responbility), perekonomian yang menyebabkan

independensi (independency), banyak perbankan dan perusahaan

kewajaran dan kesetaraan (fairness). mengalami kebankrutan, ini akibat dari

lemahnya penerapan Good Corporate


Penerapan Good Corporate
Governance (tata kelola perusahaan).
Governance bukan lagi sekedar

kewajiban, namun telah menjadi suatu Survey dari Booz-Allen di Asia

kebutuhan bagi setiap perusahaan. Timur pada tahun 1998 menunjukkan

Good Corporate Governance juga Indonesia memiliki indeks corporate

merupakan kunci kesuksesan governance skornya yang paling rendah

perusahaan untuk tumbuh dan memberi yaitu 2,88 dibandingkan dengan


Negara-negara lain seperti Singapura Perception Index (CGPI).

sebesar 8,93; Malaysia sebesar 7,72; Pemeringkatan tersebut memberikan

dan Thailand sebesar 4,89. Rendahnya penilaian sangat terpercaya, terpercaya,

kualitas Good Corporate Governance dan cukup terpercaya bagi perusahaan

(GCG) dapat menjadi pemicu jatuhnya yang suka rela mendaftarkan dirinya

perusahaan-perusahaan tersebut. Pada untuk dilakukan survei. Pelaksanaan

tahun 1999 melihat negara-negara di GCG akan membuat investor merespon

Asia Timur yang sama-sama mengalami secara positif terhadap nilai perusahaan

krisis, mulai mengalami pemulihan yang ditunjukkan dengan peningkatan

kecuali Indonesia. Karena menurut harga saham (Retno dan Pratinah,

Philip Kottler dan Gary Hamel, 2012). GCG akan memberikan

kompetensi global bukan kompetensi kepastian bahwa investasi yang

antar negara, tetapi korporat yang ada diberikan oleh pihak pemegang saham

di negara-negara tersebut. Berkembang telah dipergunakan secara tepat dan

atau tetap terpuruknya perekonomian efisien oleh pihak manajemen

suatu negara adalah hubungan (Nuswandari, 2009).

korporat-korporat dengan masing-


Good Corporate Governance
masing negara.
(GCG) hingga saat ini terus

Saat ini Indonesian Institute of dikembangkan oleh pemerintah agar

Corporate Governance (IICG) telah dapat dikembangkan oleh dunia usaha.

mengadakan survei mengenai GCG Saat ini Indonesia termasuk kedalam

pada perusahaan yang sukarela untuk peringkat terbawah dalam tata kelola

disurvei yaitu Corporate Governance perusahaan di Asia tenggara. Untuk itu,


masih terdapat pekerjaan rumah pemeringkatan Corporate Governance

berikutnya bagi pemerintah agar yang dilaksanakan oleh IICG dengan

terbentuk kultur tata kelola yang baik majalah SWA sebagai media publikasi.

pada setiap perusahaan. Indonesia ada Perusahaan-perusahaan yang

diperingkat kedua terbawah, yang mengikuti penilaian CGPI ini akan

hanya unggul atas Vietnam dengan skor mendapat reaksi dari investor dan

54,55 sedangkan Vietnam ada diposisi indeks ini akan dijadikan sebagai salah

buncit dengan skor 38,7. Adapun dalam satu indicator yang akan selalu menjadi

peringkat tersebut Thailand ada diposisi pegangan investor (Almilia dan Sifa,

puncak dengan skor 75,39 yang telah 2006). Namun apakah dengan adanya

menduduki peringkat pertama dalam 2 indeks ini akan mampu memperngaruhi

tahun berturut-turut. kepercayaan investor yang ditandai

dengan perubahan harga saham


Informasi dianggap bermanfaat
perusahaan dan Returnnya.
apabila informasi tersebut dapat

mengubah kepercayaan para investor. Penelian GCG pada Return

Informasi mengenai perusahaan saham dilakukan oleh Siti Nadhira

diperlukan oleh investor untuk dapat Yasmine (2013) yang menyatakan

dijadikan dasar sebagai pengambilan bahwa terdapat hubungan antara

keputusan untuk menanamkan penerapan Good Corporate

modalnya diperusahaan tersebut atau Governance dengan Return saham.

tidak. Survei CGPI adalah salah satu Return saham dipengaruhi secara positif

informasi yang dapat mempengaruhi oleh jumlah rapat dewan direksi dan

para investor. CGPI merupakan independensi dewan komisaris, namun


menurut Farah Ina (2009) bahwa Good pada Bank Umum Milik Negara yang

Corporate Governance berpengaruh terdaftar di Bursa Efek Indonesia

negatif terhadap Return saham. Meski, (BEI) Periode 2013-2017”.

perusahaan di Indonesia sudah

menerapkan kebijakan Good Corporate

Governance, nilai tinggi tidak menjamin

bahwa investor akan merespon positif 1.2 Identifikasi Masalah

terhadap peristiwa tersebut. Beradasarkan latar belakang

diatas, masalah yang dapat diidentifikasi


Penarikan sampel pada
adalah sebagai berikut:
penelitian ini menggunakan metode
1. Penerapan Good Corporate
Purposive Sampling. Sampel yang
Governance (GCG) perusahan
digunakan adalah Bank Umum Milik
terbuka di Indonesia kurang
Negara yaitu Bank Negara Indonesia
memuaskan dan belum merata
(Persero) Tbk (BBNI), Bank Rakyat
karena masih bersifat voluntary.
Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank
2. Skor Good Corporate Governance
Tabungan Negara (Persero) Tbk
(GCG) Indonesia masih tergolong
(BBTN), dan Bank Mandiri (Persero)
rendah untuk kawasan Asia
Tbk (BMRI). Periode waktu penelitian
Tenggara.
yaitu mulai tahun 2011 sampai 2015.
3. Penelitian lain mengenai pengaruh
Berdasarkan hal-hal diatas maka
Good Corporate Governance
peneliti tertarik untuk mengambil judul
terhadap Return Saham belum
“Pengaruh Good Corporate
menghasilkan hasil yang konsisten.
Governance terhadap Return Saham
khususnya manajemen keuangan.
1.3 Rumusan Masalah
Selain itu, dapat dijadikan sebagai
Berdasarkan latar belakang
bahan rujukan serta tambahan alternatif
diatas, maka permasalahan yang akan
untuk penelitian selanjutnya mengenai
dibahas yaitu apakah terdapat pengaruh
pengaruh Good Corporate Governance
Good Corporate Governance terhadap
terhadap Return Saham pada Bank
Return Saham?
Umum Milik Negara (BUMN) yang
1.4 Tujuan Penelitian terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Berdasarkan rumusan masalah periode 2011-2015.
diatas, maka tujuan yang akan diteliti
2. Manfaat Praktis
yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
Adapun manfaat praktis yang
pengaruh Good Corporate Governance
diharapkan dalam penelitian ini adalah
terhadap Return Saham.
sebagai berikut:
1.5 Manfaat Penelitian a. Manajemen Perusahaan
Manfaat penelitian ini terbagi Bagi pihak manajemen
dua, yaitu manfaat secara teoritis dan perusahaan, penelitian ini dapat
manfaat secara praktis. dijadikan sebagai pembelajaran utuk

memberikan pemahaman mengenai


1. Manfaat Teoritis penerapan Good Corporate
Seara teoritis, hasil dari Governance (GCG) pada Bank Umum
penelitian ini diharapkan dapat Milik Negara (BUMN), sehingga dapat
memberikan manfaat untuk membantu dalam penerapannya dapat
perkembangan manajemen perusahaan ditingkatkan.
b. Investor kepentingan berbeda, yaitu pemegang

Bagi investor, hasil dari penelitian saham, manajemen yang diwakili oleh

ini diharapkan dapat menjadi masukan manajer, supplier dan pihak-pihak

bagi pihak investor, sebagai bahan lainnya termasuk calon investor dan

pertimbangan dalam strategi investasi karyawan. Teori yang menjelaskan

yang efektif untuk memprediksi return di hubungan antara pihak-pihak tersebut

masa mendatang dan membantu dalam (pihak principal dan agent) disebut teori

pengambilan keputusan untuk keagenan (agency theory). Masalah

melakukan investasi pada Bank Umum yang mendasari dari teori keagenan

Milik Negara (BUMN). adalah konflik kepentingan antara

c. Peneliti pemilik dan manajer dalam perusahaan

Bagi peneliti, penelitian ini tersebut. Manajer yang disebut agent

dilakukan untuk memperdalam dan pemilik yang disebut principal

pengetahuan dalam bidang manajemen merupakan dua pihak yang masing-

keuangan khususnya mengenai masing memiliki tujuan berbeda dalam

pengaruh Good Corporate Governance mengendalikan perusahaan terutama

terhadap Return Saham. menyangkut bagaimana

memaksimumkan kepuasan dan

TINJAUAN PUSTAKA kepentingan dari hasil yang dicapai

melalui aktivitas usaha (Budiharjo,


2.1 Teori Keagenan (Agency Teory)
2016).
Perusahaan merupakan pusat

perjanjian kontrak antara berbagai pihak Menurut Gundono (2012), inti

yang masing-masing memiliki hubungan keagenan adalah adanya


pemisahan antara kepemilikan prakteknya manajer ingin menaikan

(principal/investor) dan pengendalian jabatan dan mendapatkan kompensasi

(agent/manajer), investor yang yang tinggi (Gundono, 2012).

menyerahkan wewenangan kepada


Pemegang saham dapat
manajer, dalam hal ini manajer diberi
menggunakan cara langsung untuk
wewenang untuk mengelola kekayaan
memonitor manajer sehingga dapat
investor. Teori keagenan ini
memecahkan konflik keagenan.
menjelaskan hubungan konseptual
Pertama, pemegang saham mempunyai
antara manajer (agent) dengan pemilik
hak untuk mempengaruhi cara
(principal). Pemilik modal memberkan
perusahaan menjalankan kegiatannya
wewenang kepada manajer untuk
melalui voting pemegang saham pada
mengambil keputusan dengan tujuan
saat rapat pemegang saham. Kedua,
memaksimalkan kepentingan principal.
pemegang saham juga mempunyai opsi

Satu hal penting dalam divestasi (pengurangan beberapa asset)

manajemen keuangan, bahwa tujuan untuk menjual saham mereka

perusahaan adalah memaksimalkan (Warsono, 2006).

kemakmuran pemegang saham. Tetapi


Menurut Eisenhardt (1989), teori
dalam kegiatan perusahaan manajer
keagenan dilandasi oleh tiga asumsi,
memiliki tujuan lain yaitu mementingkan
yaitu:
diri sendiri, yang justru bertentatangan
1. Asumsi tentang sifat manusia
dengan tujuan utama perusahaan.
mengemukakan bahwa manusia
Karena manajer diangkat oleh
memiliki kecenderungan untuk
pemegang saham, namun dalam
mementingkan diri sendiri (self suatu keputusan harus diambil (the

interest), memiliki keterbatasan believe revision role)

rasionalitas (bounded rationality), 2. Mengevaluasi hasil dari keputusan

dan menghindari risiko (risk yang telah diambil untuk

aversion) memudahkan pengalokasian hasil

2. Asumsi keorganisasian antara principal dan agen sesuai

menerangkan bahwa adanya konflik dengan persetujuan dalam kontrak

antar anggota organisasi, efisien kerja (the performance evaluation

sebagai criteria produktivitas dan role)

adanya asimetris informasi antara


2.2 Teori Asimetri Informasi
pemilik perusahaan dan
(Information Asymmetry Teory)
manajemen.
Adanya perilaku dari manajer/agen
3. Asumsi tentang informasi
untuk bertindak hanya untuk
menerangkan bahwa informasi
menguntungkan dirinya sendiri dengan
dipandang sebagai komoditas yang
mengorbankan kepentingan pihak
dapat diperjual-belikan.
lain/pemilik, karena manajer mempunyai

Anggraini (2011 dalam informasi yang lengkap mengenai

Muwahidummah, 2013) menyimpulkan perusahaan, sedangkan informasi

bahwa teori agensi paling tidak memiliki tersebut tidak dimiliki oleh pemilik

dua tujuan, yaitu: perusahaan/shareholders yang disebut

dengan asymmetric information


1. Meningkatkan kemampuan individu
(Ujiyanto, 2005).
(baik principal maupun agen) dalam

mengevaluasi lingkungan dimana


Satu dari berbagai kondisi yang yang tercermin melalui harga saham

menyebabkan perbedaan antara agen (Jugiyanto, 2014).

dan pemilik, disamping masalah


Nelson (2003 dalam Hasan, 2013)
keagenan adalah ketidakmerataan
mengemukakan bahwa terdapat
informasi (information asymmetry) yang
beberapa kondisi perusahaan yang
berakibat pada besarnya peluang
dapat menimbulkan kondisi information
manajer untuk melakukan hal yang
asymmetry yaitu perusahaan yang
menguntungkan bagi kepentingannya.
sangat besar, memiliki penyebaran
Disamping itu kondisi perusahaan yang
secara geografis, memiliki produk yang
dapat dilihat perkembangannya dapat
beragam serta membutuhkan teknologi.
pula mempengaruhi terjadinya
Hal ini jelas akan memberikan pengaruh
ketidakmerataan informasi ini. Asimetri
kepada investor dimana akan sulit
informasi merupakan suatu kondisi
secara objektif dalam membedakan
dimana informasi rahasia yang hanya
antara perusahaan yang berkualitas
dimiliki perusahaan dan manajer
tinggi dengan perusahaan yang
sedangkan investor hanya
berkualitas rendah. Menurut Klien (2002
mendapatkan informasi secukupnya.
dalam Hasan, 2013) beberapa
Hal tersebut terlihat bahwa manajer
perusahaan yang menjalankan transaksi
tidak secara penuh menyampaikan
bisnisnya kemungkinan akan memiliki
semua informasi tersebut sebagai suatu
suatu keuntungan dari sisi informasi
sinyal terhadap suatu kejadian yang
dibandingkan yang lain.
akan mempengaruhi nilai perusahaan
Menurut Scott (2000), terdapat dua norma mungkin tidak layak

macam asimetri informasi, yaitu: dilakukan.

1. Adverse Selection, yaitu bahwa 2.3 Good Corporate Governance

para manajer serta orang-orang Definisi Good Corporate

dalam lainnya biasanya mengetahui Governance

lebih banyak tentang keadaan dan Kata governance berasal dari

prospek perusahaan dibandingkan prancis governance yang berarti

investor pihak luar. Dan fakta yang pengendalian selanjutnya kata tersebut

mungkin dapat mempengaruhi dipergunakan dalam konteks kegiatan

keputusan yang akan diambil oleh perusahaan atau jenis organisasi yang

pemegang saham tersebut lain yang menjadi corporate

disamping informasinya kepada governance, dalam bahasa Indonesia

pemegang saham. corporate governance diterjemahkan

2. Moral Hazard, yaitu bahwa kegiatan sebagai tata kelola atau tata pemerintah

yang dilakukan oleh seorang (Sutojo dan Aldrige, 2008). Corporate

manajer tidak seluruhnya diketahui governance adalah konsep untuk

oleh pemegang saham maupun peningkatan kinerja perusahaan melalui

pemberi pinjaman. Sehingga supervisi atau monitoring kinerja

manajer dapat melakukan tindakan manajemen dan menjamin akuntabilitas

diluar pengetahuan pemegang manajemen terhadap stakeholder

saham yang melanggar kontrak dan dengan mendasarkan pada kerangka

sebenarnya secara etika atau peraturan (Nasution dan Setiawan,

2007). Istilah Corporate governance


pertama kali diperkenalkan oleh Forum for Corporate Governance

Cadbury committee di tahun 1992 yang in Indonesia (FCGI) (2001)

menggunakan istilah tersebut dalam menjelaskan, sistem corporate

laporan mereka yang kemudian dikenal governance memberikan perlindungan

dengan Cadbury report. Laporan ini efektif bagi pemegang saham dan

menjadi titik balik (turning point) yang kreditor sehingga mereka yakin akan

sangat menentukan bagi praktik good memperoleh return atas investasinya

corporate governance diseluruh dunia dengan benar. Corporate governance

(Cadbury, 2000 dalam Ajiwanto, 2013). juga membantu menciptakan lingkungan

Cadbury Comitee of United kondusif demi terciptanya pertumbuhan

Kingdom (dalam Agoes dan Ardana, yang efisien dan sustainable di sektor

2009) mendefinisikan corporate korporasi.

governance sebagai: “Seperangkat


BCG (Indonesian Institute of
peraturan yang mengatur hubungan
Corporate Governance) mendefinisikan
antara pemegang saham, pengurus
corporate governance sebagai: “Suatu
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
proses dan struktur yang diterapkan
pemerintah, karyawan, serta para
dalam menjalankan perusahaan,
pemegang kepentingan internal dan
dengan tujuan utama meningkatkan nilai
eksternal lainnya yang berkaitan dengan
pemegang saham dalam jangka
hak-hak dan kewajiban mereka; atau
panjang, dengan tetap memperhatikan
dengan kata lain suatu sistem yang
kepentingan stakeholders yang lain”.
mengarahkan dan mengendalikan
Prinsip Good Corporate
perusahaan.”
Governance
Elemen dasar dari tata kelola Prinsip keterbukaan ini tentunya tidak

perusahaan (corporate governance) mengurang kewajiban untuk menjaga

terdiri dari lima prinsip. Menurut Ariyoto kerahasiaan perusahaan sesuai dengan

dalam Indrayani dan Nurkholis (2001) peraturan perundang-undangan, rahasia

dalam rangka melaksanakan praktik jabatan, dan hak-hak pribadi.

Goof Corporate Governance terdapat


Informasi material dan relevan
prinsip dasar yang harus selalu menjadi
yang dimaksud diatas antara lain
acuan dalam penyelenggaraan
meliputi visi dan misi, sasaran dan
perusahaan, yaitu:
strategi perusahaan, kebijakan

1. Transparansi (Transparency) perusahaan yang harus dibuat secara

Transparansi yaitu keterbukaan tertulis, kondisi keuangan, susunan

dalam proses pengambilan kebijakan kepengurusan, pemilikan saham yang

dan mengungkapkan informasi material mungkin saja didalamnya termasuk

dan relevan dalam perusahaan. Hal ini anggota direksi dan anggota dewan

dapat tercapai apabila perusahaan komisaris yang berpotensi mempunyai

dapat menyampaikan informasi yang benturan kepentingan, sistem

jelas, memadai, akurat, tepat waktu, dan manajemen risiko, sistem pengawasan

dapat diperbandingkan serta mudah dan pengendalian internal, sistem dan

diakses oleh pihak yang berkepentingan pelaksanaan GCG serta tingkat

sesuai dengan haknya didalam kepatuhannya, dan hal-hal lainnya yang

perusahaan termasuk diantaranya dapat mempengaruhi perusahaan.

informasi keuangan atau lainnya yang Perusahaan harus memberikan

dapat mendukung kinerja perusahaan. informasi kepada stakeholder yang


cukup memadai, akurat, dan tepat keberhasilan pengawasan dan wajib

waktu. Dengan adanya transparansi memberikan nasehat kepada direksi

bisa memudahkan control atas jalannya atas pengelolaan perusahaan sehingga

aktivitas perusahaan, karena dalam tujuan perusahaan dapat tercapai.

prinsip ini informasi harus disiapkan, Pemegang saham bertanggung jawab

diaudit dan diungkapkan sejalan dengan atas keberhasilan pembinaan dalam

pembukuan yang berkualitas. rangka pengelolaan perusahaan.

2. Akuntabilitas (Accountability) 3. Keadilan (fairness)

Akuntabilitas adalah kejelasan Keadilan yaitu kepastian dalam hal

fungsi, struktur, sistem, dan sistem hukum dan penegakkan hukum

pertanggungjawaban organ perusahaan yang dapat memberikan perlindungan

sehingga pengelolaan perusahaan bagi hak-hak investor atau pemegang

terlaksana secara efektif. Prinsip ini saham dan pihak-pihak yang

memuat kewenangan-kewenangan berkepentingan lainnya dari berbagai

yang harus dimiliki oleh dewan kejahatan atau kecurangan dalam

komisaris dan direksi beserta perusahaan. Selain itu, perusahaan juga

kewajiban-kewajibannya kepada harus membuka kesempatan pada

pemegang saham stakeholder lainnya. pihak-pihak yang berkepentingan untuk

Dewan direksi bertanggungjawab atas member informasi, masukan dan

keberhasilan pengelolaan perusahaan pendapat demi kepentingan

dalam rangka mencapai tujuan yang perusahaan, dan memberi informasi,

telah ditetapkan oleh pemegang saham. masukan dan pendapat demi

Komisaris bertanggung jawab atas kepentingan perusahaan, dan


memberikan perlakuan yang setara dan merealisasikan tujuan yang hendak

wajar sesuai dengan manfaat dan dicapai dalam good corporate

kontribusi yang diberikan kepada governance yaitu mengakomodasikan

perusahaan, serta harus memberikan kepentingan pihak-pihak yang berkaitan

kesempatan yang sama dalam dengan perusahaan seperti masyarakat,

permintaan karyawan, berkarir, dan pemerintah, asosiasi bisnis dan

melaksanakan tugasnya secara sebagainya. Prinsip ini menuntut

professional. Prinsip ini tidak membeda- perusahaan melakukan kegiatannya

bedakan antara pemegang saham satu secara bertanggung jawab.

dengan lainnya, semua dianggap sama


5. Kemandirian (Independency)
hak dan kewajibannya. Untuk itu
Kemandirian yaitu keadaan
diperlukan aturan dan penetapan sistem
dimana suatu perusahaan dijalankan
peraturan yang melindungi hak-hak
secara professional dan dapat berdiri
yang dimiliki pemegang saham.
sendiri tanpa adanya benturan

4. Responsibilitas (Responsibility) kepentingan dan pengaruh dari pihak

Kesesuaian (kepatuhan) didalam lain. Untuk melancarkan pelaksanaan

pengelolaan perusahaan terhadap asas GCG, perusahaan harus dikelola

prinsip ini menekankan pada adanya secara independen sehingga masing-

sistem yang jelas untuk mengatur masing organ perusahaan tidak saling

mekanisme pertaggungjawaban mendominasi dan tidak dapat

perusahaan kepada pemegang saham diintervensi oleh pihak lain. Dalam

dan pihak-pihak lain yang pelaksanaannya, perusahaan harus

berkepentingan. Hal tersebut untuk dapat menghindari dari adanya


dominasi atau intervensi dari pihak Indikator Good Corporate
Governance
manapun, tidak terpengaruh oleh
N
Prinsip Indikator
kepentingan tertentu, bebas dari o
1 Transparanc 1. Waktu
y penerbitan
benturan kepentingan dan dari segala laporan
keuangan
pengaruh atau tekanan, sehingga 2. Visi
perusahaan
3. Misi
pengambilan keputusan dapat dilakukan perusahaan
4. Sasaran
secara objektif. Selain itu, organ perusahaan
5. Strategi
perusahaan juga harus dapat perusahaan
6. Kondisi
keuangan
menjalankan tugas dan fungsinya 7. Susunan
pengurus
sesuai dengan anggaran dasar 8. Kompensasi
pengurus
9. Pemegang
perusahaan dan peraturan perundang- saham
pengendali
undangan yang berlaku, dan tidak saling 10. Pejabat
eksekutif
melempar tanggung jawab antara satu 11. Pengelolaan
risiko
12. Sistem
dengan yang lainnya sehingga terwujud pengawasan
dan
sistem pengendalian internal yang pengendalian
internal
13. Sistem
efektif. pelaksanaan
GCG
14. Kejadian
penting
15. Kepemilikan
saham dewan
komisaris
16. Hubungan
keluarga dan
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, hubungan
keuangan
dewan
indikator dari Good Corporate komisaris
dengan pihak
Governance sebagai berikut: lain
2 Accountabilit 1. Jumlah
y anggota
Tabel 2.1 komite audit
paling kurang
3 (tiga) dan Forum Corporate Governance Indonesia
paling banyak
sama dengan
jumlah direksi
(FCGI) ada beberapa manfaat GCG
2. Reward and
punishment yang dapat kita ambil (dalam, setiawan,
system
3 Responsibilit 1. Prinsip kehati- 2017):
y hatian
2. Melaksanakan
tanggung
jawab sosial
4 Independenc RUPS minimal 1
y (satu) kali dalam
satu periode 1. Meningkatkan kinerja perusahaan.
5 Fairness 1. Keberadaan
dewan 2. Mempermudah diperolehnya dana
komisaris
independen
2. Uraian untuk
pembiayaan yang lebih mudah dan
memberikan
kesempatan dapat meningkatkan corporate
kepada
seluruh value.
stakeholders
untuk
memberikan 3. Mengembalikan kepercayaan
masukan dan
menyampaika investor untuk kembali menanam
n pendapat
bagi
kepentingan
modal di indonesia
bank serta
mempunyai 4. Mengurangi biaya modal (cost of
homepage
sebagai akses capital) pengelolaan perusahaan
informasi
Sumber : Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/FBI/2006
Pedoman Umum Good Corporate yang baik mengakibatkan tingkat
Governance Indonesia Perbankan (KNKG, 2004)
bunga atas dana atau sumber daya
Manfaat dan Tujuan Good
yang dipinjam semakin kecil resiko
Corporate Governance
perusahaan.
GCG dapat memberikan acuan
5. Meningkatkan harga saham
yang memungkinkan pengawasan
perusahaan sekaligus dapat
berjalan efektif dalam melaksanakan
meningkatkan citra perusahaan
operasional perusahaan. Menurut
kepada publik luas.
6. Menciptakan dukungan stakeholder berfungsi sebagai indicator tren pasar,

(para pihak yang berkepentingan). yang berarti pergerakan indeks

7. Meningkatkan kinerja perusahaan menggambarkan kondisi pasar pada

melalui terciptanya proses suatu waktu. Pergerakan indeks ini

pengambilan keputusan yang baik, memerlukan dua macam waktu dimana

meningkatkan efisiensi operasional kegiatan akan diperbandingkan dengan

perusahaan, meningkatkan waktu dasar (Oktavia, 2015).

pelayanan kepada shareholder. Menurut Oktavia (2015) terdapat 2

jenis indeks saham, yaitu:


2.4 Indeks Harga Saham
a. Indeks Harga Saham Individu
Indeks Harga Saham Merupakan
Indeks yang hanya menunjukkan
Indikator yang menggambarkan
perubahan dari harga saham suatu
pergerakan harga-harga saham
perusahaan (ekuitas). Waktu dasar dan
(Sundjaja & Barlian, 2003). Menurut
waktu yang berlaku memang diperlukan
Supranto (1994, dalam Oktavia, 2015),
dalam menghitung saham. Harga dasar
angka indeks atau sering disebut indeks
sering disebut Ho dan harga yang
saja, pada dasarnya merupakan suatu
berlaku sering disebut Ht. indeks saham
angka yang dibuat sedemikian rupa
individual tidak akan berubah jika harga
sehingga dapat dipergunakan untuk
pasar saham tersebut tidak berubah.
melakukan perbandingan antara
Harga ini disebabkan karena harga
kegiatan yang sama dalam waktu yang
dasar bersifat tetap.
berbeda. Indeks harga saham adalah
b. Indeks Harga Saham Gabungan
indicator perdagangan saham, yang
(IHSG)
disusun dengan satu formula. Indeks
Indeks ini menunjukkan perusahaan baik maka harga saham

pergerakan harga saham secara umum tersebut akan meningkat. Saham

yang tercatat di bursa efek. Kita dapat merupakan bukti kepemilikan yang

mengetahui harga indeks ini dimana memberikan penghasilan yang tidak

kondisi pasar ramai, lesu, atau dalam tetap tergantung pada mekanisme

keadaan stabil. Angka IHSG pasar. Penghasilan yang didapat dari

menunjukkan diatas 100 berarti kondisi saham tersebut disebut dengan return.

pasar sedang ramai, sedangkan pada Return merupakan hasil yang

saat IHSG menunjukkan dibawah 100 diperoleh dari suatu investasi. menurut

berarti kondisi pasar sedang lesu, IHSG Samsul (2006), return adalah

menunjukkan nilai 100 berarti pasar pendapatan yang dinyatakan dalam

dalam keadaan stabil. persentase dari modal awal investasi.

Pendapatan investasi dalam saham ini


2.5 Return Saham
merupakan keuntungan yang diperoleh
Menurut Sartono dalam Utami
dari jual beli saham, jika untung disebut
(2014), saham merupakan tanda
capital gain dan jika rugi capital loss.
penyertaan modal pada suatu
Menurut Brigham dan Houston (2006),
perseroan terbatas. Dengan memiliki
return adalah selisih nilai antara jumlah
sagan suatu perusahaan , maka
yang diterima dan jumlah yang di
manfaat yang diperoleh berupa deviden,
investasikan.
capital gain dan manfaat non-financial.

Jika para pemodal membeli saham Menurut Legiman (2015)

berarti mereka (investor) membeli berpendapat bahwa return saham

prospek perusahaan. Bila prospek merupakan hasil yang diperoleh dari


investasi. harapan untuk memperoleh a. Return realisasi, yaitu return yang

return juga terjadi dalam asset financial. sudah terjadi yang sudah dihitung

Suatu asset financial menunjukkan berdasarkan data historis.

kesediaan investor menyediakan b. Return ekspektasi, yaitu return yang

sejumlah dana pada saat ini untuk diharapkan oleh investor dimasa

memperoleh sebuah aliran dana pada yang akan datang.

masa yang akan datang sebagai


Menurut Tandelin (2001), return
kompensasi atas faktor waktu selama
saham terdiri dari 2 komponen, yaitu:
dana ditanamkan dan risiko yang
a. Capital gain yaitu kenaikan atau
ditanggung. Dengan demikian para
penurunan suatu harga saham yang
investor sedang mempertaruhkan suatu
bisa memberikan keuntungan atau
nilai sekarang untuk sebuah nilai yang
bahkan kerugian bagi investor.
diharapkan pada masa mendatang.
b. Yield yaitu komponen return yang
Dalam konteks manajemen investasi,
mencerminkan aliran kas atau
return tau tingkat keuntungan
pendapatan yang diperoleh secara
merupakan imbalan yang diperoleh dari
periodik dari suatu investasi saham.
investas. Dari beberapa pengertian

diatas return saham adalah tingkat Cara menghitung return saham

pengembalian atas investasi dan jual dapat dihitung dengan rumus sebagai

beli saham. berikut:

Menurut Jogiyanto (2014), return Pt −( P t−1)


Rit =
P t−1
saham dibagi menjadi 2 yaitu:

Ket:
Rit : return saham i pada periode t Corpo propors
rate i
Gover dewan
Pt : harga saham I pada periode t nance komisa
Perce ris
Pt-1 : harga saham I pada periode t-1 ption indepe
Index nden
Dan dan
Bursa komite
2.6 Penelitian Terdahulu Efek audit
Indon secara
Penelitian ini tidak lepas dari esia bersam
Perio a-sama
de berpen
penelitian terdahulu yang pernah 2010 garuh
– signifik
dilakukan oleh peneliti-peneliti 2012 an
terhada
pn
sebelumnya. Penelitian-penelitian variabe
l
tersebut dijadikan rujukan dalam depend
en
yaitu
penelitian ini, secara rinci dapat dilihat return
saham.
pada table dibawah ini: Secara
parsial
komite
Table 2.2 instititu
Penelitian Terdahulu sional
berpen
Pengaruh Good Corporate garuh
Governance terhadap Return Saham positif
dan
NA JUD signifik
TA
MA UL KESIM an
H
PEN PEN PULA terhada
U
ELIT ELITI N p
N
I AN return
20 Awa Peng H saham,
13 n aruh asil sement
Wer Good dari ara itu
dhy Corpo peneliti propors
Ajiw rate an ini i
anto Gover menunj dewan
, nance ukkan komisa
Juni Terha bahwa ris
Hera dap variabe indepe
wati Retur l nden
n indepe dan
Saha nden komite
m yang audit
Perus diwakili berpen
ahaa oleh garuh
n kepemi negatif
Yang likan dan
Terda institusi tidak
ftar Di onal, signifik
an 2015.
terhada 20 Andi Peng P
p 17 ka aruh enelitia
return Les Good n ini
saham. man Corpo mengk
20 Sri Kontri H a rate aji dan
17 Harti busi asil Gover menga
yah, Good peneliti nance nalisis
Suk Corpo an ini (GCG pengar
owiy rate menunj ) uh
ono Gover ukkan Terha Good
nance bahwa dap Corpor
Terha profitab Profit ate
dap ilitas abilita Govern
Profit tidak s ance
abilita memed Perus (GCG)
s Dan iasi ahaa terhada
Retur hubung n p
n an Manu profitab
Saha Good faktur ilitas
m Corpor Yang dengan
Studi ate Terca mengg
Empir Govern tat Di unakan
is ance Bursa indikat
Pada (GCG) Efek or
Perus terhada Indon return
ahaa p esia on
n return asset
Keua saham (ROA),
ngan perusa return
Perba haan on
nkan keuang equity
Bei an (ROE),
perban return
kkan di on
Bursa invest
Efek ment
Indone (ROI)
sia. dan
Analisi net
s profit
laporan margin
keuang (NPM)
an dan
berdas kinerja
arkan saham
data dengan
perusa mengg
haan- unakan
perusa indikat
haan or
keuang return
an saham
perban dan
kan di price
Bursa earnin
Efek g ratio
Jakarta (PER).
2010- Hasil
peneliti aftar dewan
an Di direksi
yang di Burs dan
dapat a indepe
di Efek ndensi
dalam Indon dewan
peneliti esia komisa
an ini Tahu ris
adalah n
hipotes 2009
is -
ditolak. 2012)
Artinya 20 Fara Peng H
good 09 h Ina aruh asil
corpor Good peneliti
ate Corp an
govern orate menunj
ance Gove ukkan
(GCG) rnanc bahwa
berpen e Good
garuh terha Corpor
tidak dap ate
signifik Retur Govern
an n ance
terhada Saha berpen
p m garuh
profitab yang negatif
ilitas. linstin terhada
20 Siti Peng H g di p
13 Nad aruh asil BEI Return
hira Pene peneliti saham.
Yas rapan an Meski,
mine Good menjel perusa
Corp askan haan di
orate bahwa Indone
Gove terdapa sia
rnanc t sudah
e hubung menera
Terh an pkan
adap antara kebijak
Kinerj penera an
a pan Good
Keua Good Corpor
ngan Corpor ate
Dan ate Govern
Retur Govern ance,
n ance nilai
Saha dengan tinggi
m Return tidak
Peru saham. menja
saha Return min
an saham bahwa
(Stud dipeng investo
i aruhi r akan
Pada secara meresp
Bum positif on
n oleh positif
Yang jumlah terhada
Terd rapat p
peristiw penilaian CGPI (Corporate Governance
a
tersebu
t. Perception Index) yang dilakukan oleh
Sumber: Penelitian Terdahulu
IICD (Indonesian Institute of Corporate

Governance) dengan Return Saham

sebagai variabel dependen yang diukur

dengan hasil perhitungan Return Saham

2.7 Kerangka Pikir Pt −(P t−1)


menggunakan rumus Rit = ,
P t−1
Berikut ini digambarkan kerangka
penelitian ini nantinya akan diuji
pikir yang dijadikan dasar dalam
menggunakan Uji Regresi Linear
penelitian ini.
Sederhana.
Good Return
Corporate Saham
Governance 2.8 Hipotesis

Corporate governance adalah

Uji Regresi konsep untuk peningkatan kinerja


Linear
Sederhana perusahaan melalui supervisi atau

monitoring kinerja manajemen dan

Terdapat Tidak menjamin akuntabilitas manajemen


Pengaruh Terdapat
Pengaruh terhadap stakeholder dengan

mendasarkan pada kerangka peraturan.


Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Forum for Corporate Governance in
Penelitian ini akan membuktikan
Indonesia (FCGI) (2003) menjelaskan,
bahwa ada tidaknya pengaruh Good
sistem corporate governance
Corporate Governance sebagai variabel
memberikan perlindungan efektif bagi
independen yang diukur dengan Hasil
pemegang saham dan kreditor sehingga berpengaruh negatif dan tidak signifikan

mereka yakin akan memperoleh return terhadap return saham. Berbeda

atas investasinya dengan benar. dengan Lesmana (2017), hasil yang di

Corporate governance juga membantu dapat di dalam penelitiannya adalah

menciptakan lingkungan kondusif demi hipotesis ditolak. Artinya good corporate

terciptanya pertumbuhan yang efisien governance (GCG) berpengaruh tidak

dan sustainable di sektor korporasi. signifikan terhadap profitabilitas.

Profitabilitas menggunakan indikator


Beberapa studi empris telah
return on asset (ROA), return on equity
dilakukan mengenai pengaruh Good
(ROE), return on investment (ROI) dan
Corporate governance terhadap Return
net profit margin (NPM) dan kinerja
Saham menunjukkan hasil yang
saham dengan menggunakan indikator
berbeda-beda. Menurut Ajiwanto dan
return saham dan price earning ratio
Herawati (2013) variabel independen
(PER). Bedasarkan teori dan hasil
yang diwakili oleh kepemilikan
penelitian terdahulu maka diajukan
institusional, proporsi dewan komisaris
hipotesis sebagai berikut:
independen dan komite audit secara

bersama-sama berpengaruh signifikan “Diduga terdapat pengaruh Good

terhadapn variabel dependen yaitu Corporate Governance terhadap

return saham. Secara parsial komite Return Saham”

instititusional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham, METODOLOGI PENELITIAN

sementara itu proporsi dewan komisaris


3.1 Jenis dan Desain Penelitian
independen dan komite audit
Berdasarkan tingkat Berdasarkan jenisnya, data yang

eksplanasinya, penelitian ini merupakan disajikan dalam penelitian ini adalah

penelitian kausal. Menurut Sanusi data kuantitatif yaitu data dalam bentuk

(2011), asosiatif-kausal (causal angka-angka. Sampel dipilih dengan

assosiative research) adalah penelitian menggunakan metode purposive

yang mencari hubungan antara dua sampling.

variabel atau lebih. Tujuan dari


3.2 Definisi Operasional Variabel
penelitian asosiatif adalah untuk
Variabel yang digunakan dalam
mencari hubungan antara satu variabel
penelitian ini terdiri dari variabel
dengan variabel lain.
dependen dan variabel independen.
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini
Operasional variabel penelitian tentang
termasuk penelitian ex post facto,
Pengaruh Good Corporate Governance
karena penelitian ini dilakukan untuk
Terhadap Return Saham dapat
meneliti sesuatu peristiwa yang telah
diringkas dalam tabel 3.1 berikut ini:
terjadi tanpa ada manipulasi langsung
Tabel 3.1
terhadap variabel atau tanpa
Definisi Operasional
menciptakan kondisi tertentu. Data JENIS DEFINISI PENG RA
VARIABE OPERASIONA UKUR SI
dikumpulkan setelah semua peristiwa L L AN O
Variabel
Independe
yang diperhatikan terjadi, kemudian n
Good BCG Hasil
peneliti memilih satu atau lebih efek Corporate (Indonesian penilai
Governanc Institute of an
(variabel dependen) dan menguji data e Corporate CGPI
Governance) yang Ra
mendefinisikan dilaku sio
dengan kembali menelusuri waktu kan
corporate
governance oleh
(Saifuddin, 2001:9). sebagai: Suatu IICD
proses dan (Indo
struktur yang nesia 1. Terdaftar sebagai perusahaan
diterapkan n
dalam Institu
menjalankan te of
perbankan di BEI.
perusahaan, Corpo
dengan tujuan rate 2. Perusahaan perbankan
utama Gover
meningkatkan nance yang menyampaikan data
nilai pemegang )
saham dalam
jangka secara lengkap selama
panjang,
dengan tetap periode pengamatan tahun
memperhatikan
kepentingan
stakeholders
2013-2017 berkaitan
yang lain.
Variabel dengan variabel.
Dependen
Return saham 3. Perusahaan perusahaan
merupakan
hasil yang Pt −(RaP t−1)
Return
diperoleh dari Rit = perbankan yang tidak mengalami
Saham Psio
investasi. t −1
(Legiman, delisting selama periode
2015).
pengamatan dari tahun 2013-2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4. perusahaan perbankan yang
Populasi penelitian ini adalah
termasuk dalam Bank BUMN
perusahaan-perusahaan perbankan
selama periode pengamatan dari
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2017.
tahun 2013-2017. Dari populasi yang

ada diambil sejumlah sampel tertentu Menurut kriteria tersebut di

dengan menggunakan teknik Purposive atas, jumlah sampel perusahaan

random sampling, yaitu teknik yang digunakan sebanyak 4

penentuan sampel dengan perusahaan selama 5 periode, lebih

pertimbangan tertentu (Suliyanto, 2005). jelasnya pada tabel 3.2:

Dalam penelitian ini pertimbangan yang


Tabel 3.2
digunakan adalah: Sampel Perusahaan Bank BUMN
yang terdaftar di BEI
periode 2013-2017 sebelumnya berkaitan dengan penelitian

Sub dan buku-buku pendukung lainnya.


No Kod
Nama Saham Sekto
. e
r 2. Penelitian Lapangan (field research)
Bank Negara
1 BBNI Indonesia (Persero) Bank Teknik ini dilakukan dengan

Tbk. mengunjungi PIPM (Pusat Informasi


Bank Rakyat
2 BBRI Indonesia (Persero) Bank Pasar Modal) Universitas Negeri

Tbk. Gorontalo, Bursa Efek Indonesia melalui


Bank Tabungan
BBT situs www.idx.co.id untuk
3 Negara (Persero) Bank
N
Tbk. mengumpulkan data-data yang
BMR Bank Mandiri
4 Bank diperlukan dalam melakukan analisis.
I (Persero) Tbk.

3.5 Jenis dan Sumber Data


3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam
Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data kuantitatif,
penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data yang diukur dalam suatu
eksternal berupa laporan keuangan
skala secara numerik. Data yang
perusahaan bank BUMN tahun 2013-
digunakan didalam penelitian ini
2017 yang telah dipublikasikan. Teknik
adalah data sekunder. Data sekunder
pengumpulan data yang dilakukan
meruapakan data yang diterima oleh
dalam penelitian ini adalah:
peneliti secara tidak langsung. Data

sekunder dalam penelitian ini berupa


1. Penelitian kepustakaan (library
laporan keuangan tahunan yang
research)
dihasilkan oleh perusahaan yang
Teknik ini dilakukan dengan cara
terdaftar sebagai Peserta Corporate
membaca literatur majalah, jurnal ilmiah
Governance Perception Index (CGPI) dengan menggunakan statistik non

selama tahun 2010-2012. Laporan parametrik. Sebelum data diolah lebih

keuangan ini diperoleh dari website lanjut akan dilakukan pengujian statistik

BEI (www.idx.co.id) dan website deskriptif.

perusahaan. Sedangkan untuk skor

Corporate Governance Index A. Statistik Deskriptif

diperoleh melalui website IICD Statistik deskriptif adalah

(www.iicd.org), Majalah Digital SWA pengujian yang memberikan gambaran

(www.swa.co.id), Lembaga riset atau deskripsi suatu data yang dilihat

online (www.mitrariset.com), dan dari nilai rata-rata (mean), standar

beberapa laporan tahunan deviasi, varian, maksimum, minimum,

perusahaan yang menampilkan sum, range, kurtosis dan skewness

Corporate Governance Index. Dan (kemencengan distribusi).

histori harga saham diperoleh dari


B. Uji Asumsi Klasik
Yahoo Finance
Sebuah model sebelum dapat
(www.finance.yahoo.com).
digunakan seharusnya memenuhi

3.6 Teknik Pengolahan Data beberapa asumsi, yang biasa disebut

asumsi klasik. Berikut dijelaskan secara


Pengolahan data dalam
singkat asumsi-asumsi tersebut.
penelitian ini dilakukan dengan bantuan

program komputer SPSS (Statistical 1. Uji Heteroskedastisitas

Package for the Social Sciences) IBM Menurut Ghozali (2012: 139), uji

versi 20. Metode analisis data yang heteroskedastisitas bertujuan untuk

digunakan adalah analisis kuantitatif menguji apakah dalam model regresi


terjadi ketidaksamaan variance dari autokorelasi bertujuan menguji apakah

residual satu pengamatan ke dalam model regresi linear ada korelasi

pengamatan yang lain. Jika variance antara kesalahan pengganggu pada

dari residual satu pengamatan ke periode t dengan kesalahan

pengamatan lain tetap, maka disebut pengganggu pada periode t-1

homoskedastisitas dan jika berbeda (sebelumnya). Metode pengujian yang

disebut heteroskedastisitas. dasar digunakan adalah dengan uji Durbin-

pengambilan keputusan dalam uji Watson (Uji DW) dengan ketentuan

heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:

dengan cara: a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih

a. Jika nilai signifikansi lebih besar besar dari (4-dL) maka H0 ditolak,

dari 0,05, maka disimpulkan yang berarti terdapat autokorelasi.

adalah tidak terjadi b. Jika d terletak diantara dU dan (4-

heteroskedastisitas antara variabel dU), maka H0 diterima, yang

predictor (X) dengan variabel berarti tidak terdapat autokorelasi.

kriterium (Y). c. Jika d terletak diantara dL dan dU

b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari atau diantara (4-dU) dan (4-dL),

0,05, maka disimpulkan adalah maka tidak menghasilkan

terjadi heteroskedastisitas antara kesimpulan yang pasti.

variabel predictor (X) dengan

variabel kriterium (Y).

3. Uji Normalitas
2. Uji Autokorelasi
Uji normalitas bertujuan untuk
Menurut Ghozali (2012: 110), uji
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual Keterangan:

memiliki distribusi normal, menurut


Y’ = Return Saham
Ghozali (2012: 160). Pada penelitian ini
X = Good Corporate Governance
menggunakan uji normalitas data

dengan menggunakan uji statistik non a = konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

parametrik one sample Kolmogorov


b = Koefisien Regresi (nilai peningkatan
Smirnov.
atau penurunan)
H0 : Data residual berdistribusi
HASIL PENELITIAN DAN
normal.
PEMBAHASAN
HA : Data residual tidak

berdistribusi normal. 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan


C. Teknik Pengujian Hipotesis
dalam penelitian ini adalah perusahaan
Teknik pengujian hipotesis yang
Bank BUMN yang terdaftar di Bursa
digunakan dalam penelitian ini adalah
Efek Indonesia pada periode 2013-
analisis regresi linear sederhana. Guna
2017. Penarikan sampel berdasarkan
mengetahui apakah ada pengaruh yang
objek penelitian dilakukan dengan
signifikan dari variabel independen
metode purposive sampling, dimana
terhadap variabel dependen maka
pengambilan sampel berdasarkan
digunakan model regresi linear
kriteria pertimbangan dan kebutuhan
sederhana yang dirumuskan sebagai
peneliti. Bank-bank BUMN ini juga
berikut:
dijadikan sampel dalam penelitian ini
Y’ = a + bX
karena dianggap sesuai dengan kriteria Desember 1895, yang kemudian

yang diinginkan peneliti. dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Berikut ini deskripsi tentang Bank Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan

BUMN yang menjadi sampel dalam Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun

penelitian ini, yaitu: 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No.

21 tahun 1992 status BRI berubah


A. PT Bank Rakyat Indonesia
menjadi perseroan terbatas.
(Persero), Tbk
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di
PT Bank Rakyat Indonesia
tangan Pemerintah Republik Indonesia.
(Persero), Tbk (BRI atau Bank BRI)
Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
adalah salah satu bank milik pemerintah
memutuskan untuk menjual 30% saham
yang terbesar di Indonesia. Pada
bank ini, sehingga menjadi perusahaan
awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI)
publik dengan nama resmi PT. Bank
didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang
oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja
masih digunakan sampai dengan saat
dengan nama De Poerwokertosche
ini.
Hulp en Spaarbank der Inlandsche
PT BRI (Persero), Tbk. sebagai
Hoofden atau "Bank Bantuan dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Simpanan Milik Kaum Priyayi
yang bergerak disektor perbankan dan
Purwokerto", suatu lembaga keuangan
telah go public, dengan berpedoman
yang melayani orang-orang
pada ketentuan yang berlaku, telah
berkebangsaan Indonesia (pribumi).
mengimplementasikan prinsip-prinsip
Lembaga tersebut berdiri tanggal 16
Good Corporate Governance (GCG)
dalam setiap aspek pengelolaan berlandaskan pada

perusahaan. Implementasi dari Good pengimplementasian prinsip-prinsip

Corporate Governance (GCG) pada PT Good Corporate Governance (GCG).

BRI (Persero), Tbk diatur dalam “Surat Melalui implementasi prinsip-prinsip

Keputusan Bersama Dewan Komisaris GCG secara konsisten dan

dan Direksi PT Bank Rakyat Indonesia berkesinambungan diharapkan dapat

(Persero) Tbk. Nomor 05- memaksimalkan corporate value dan

KOM/BRI/12/13 jo. S. 64- kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan

DIR/DKP/12/2013 tentang Kebijakan agar Bank memiliki daya saing yang

Good Corporate Governance (Good kuat, baik secara nasional maupun

Corporate Governance Policy) PT. Bank internasional serta mampu menjaga

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.” BRI kelangsungan usaha dalam jangka

menyadari bahwa keberlangsungan panjang sehingga tujuan Perseroan

eksistensi perusahaan tidak hanya dapat tercapai.

diukur dari performa keuangan, dan Sejalan dengan upaya untuk

peningkatan keuntungan, melainkan menerapkan menejemen yang

juga melalui performa internal profesional dan tata kelola perusahaan

perusahaan yaitu etika dan Good yang baik, serta membangun perilaku

Corporate Governance. Guna yang sesuai standar etika Bank BRI

mendukung tercapainya tujuan dengan mengacu pada praktik terbaik

perusahaan, BRI menetapkan komitmen (best practice) dan memenuhi peraturan

untuk menjalankan sistem perbankan perundangan yang berlaku,

yang sehat di Indonesia dengan berkesinambungan dan konsisten


melalui penerapan nilai-nilai Good Bank tentang Kode Etik (Code of

Corporate Governance (GCG) yakni Conduct) PT. Bank Rakyat Indonesia

Transparency (Transparansi), Persero (Tbk). Di dalam Kode Etik

Accountability (Akuntabilitas), dipaparkan prinsip dasar perilaku

Responsibility (Responsibilitas), pribadi dan profesional yang diharapkan

Independence (Kemandirian), Fairness dilakukan oleh setiap Insan Bank dalam

(Kewajaran) yang menjiwai isi Standar melaksanakan tugas-tugasnya. Ini

Etika Perusahaan (Code of Conduct) merupakan sebuah standar perilaku

dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang relatif wajar, sesuai dan dapat

(Corporate Governance Policy) BRI. dipercaya untuk digunakan sebagai

Dalam rangka mewujudkan visi Bank pedoman bagi semua Insan Bank.

menjadi Bank komersial yang


B. PT. Bank Tabungan Negara
terkemuka yang selalu mengutamakan
(Persero) Tbk.
kepuasan nasabah, Bank memiliki
Bank Tabungan Negara atau BTN
komitmen untuk menerapkan dan
(IDX: BBTN) adalah Badan Usaha Milik
mencapai standar corporate
Negara Indonesia yang berbentuk
governance yang tinggi. Untuk
perseroan terbatas dan bergerak di
menunjukkan komitmen tersebut, telah
bidang jasa keuangan perbankan. Cikal
ditandatangani surat keputusan
bakal BTN dimulai dengan didirikannya
bersama Dewan Komisaris dan Direksi
Postspaarbank di Batavia pada tahun
Bank No. B. 06-KOM/BRI/12/2013/ S.
1897. Pada tahun 1942, sejak masa
65-DIR/DKP/12/2013 tanggal 16
pendudukan Jepang di Indonesia, bank
Desember 2013 mengenai kebijakan
ini dibekukan dan digantikan dengan
Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku. award, tapi karena ingin menjadikannya

Setelah proklamasi kemerdekaan dasar dalam pengelolaan bisnis

Indonesia bank ini diambil alih oleh perusahaan. Apalagi posisi BTN sendiri

pemerintah Indonesia dan diubah sebagai bank pemerintah atau BUMN,

menjadi Kantor Tabungan Pos. Nama yang dalam hal ini tidak bisa terlepas

dan bentuk perusahaan selanjutnya dari regulasi.

berubah beberapa kali hingga akhirnya Dari niatan itulah, BTN kemudian

pada tahun 1963 diubah menjadi nama menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG

dan bentuk resmi yang berlaku saat ini. yang mencakup Transparency,

Di pengujung tahun 2009, Bank Accountability, Responsibility,

BTN membuka lembaran barunya Independency dan Fairness (TARIF).

sebagai perusahaan terbuka pasca IPO. Pertama, Transparency yaitu aspek

Langkah strategis ini membawa hawa yang menunjukkan kesungguhan

segar bagi BTN untuk bertransformasi Direksi dan Dewan Komisaris dalam

dari yang semula hanya bertaraf lokal memanfaatkan pengetahuan dan

menjadi world class banking company. pengalamannya untuk mengungkapkan

Hal ini kemudian diwujudkannya dalam informasi yang relevan, akurat, serta

praktik tata kelola yang baik atau lebih tepat waktu kepada para stakeholder.

dikenal dengan Good Corporate Salah satu sarana penyampaiannya

Governance (GCG). Maryono, Direktur bisa melalui website www.btn.co.id yang

Utama BTN, bertutur bahwa latar memuat annual report, sustainability

belakangnya mengikuti pemilihan GCG report, financial report, analyst meeting,

bukan semata-mata untuk mendapatkan dll.


Kedua, Accountability yaitu aspek Direksi dan Dewan Komisaris dalam

yang menunjukkan kesungguhan memanfaatkan pengetahuan dan

Direksi dan Dewan Komisaris dalam pengalamannya untuk bersikap

memanfaatkan pengetahuan dan profesional dan obyektif dalam

pengalamannya untuk memastikan tidak adanya dominasi atau

mengintegrasikan berbagai kejelasan intervensi serta mampu mengelola

tugas pokok/fungsi, wewenang dan konflik kepentingan. Di sini kewenangan

tanggung jawab, mekanisme check & tertinggi berasal dari rapat Direksi di

balance, serta pengukuran kinerja mana dalam setiap

perusahaan. penyelenggaraannya telah dilakukan

Ketiga, Responsibility yaitu aspek dokumentasi terhadap adanya

yang menunjukkan kesungguhan dissenting opinion. Direksi juga telah

Direksi dan Dewan Komisaris dalam merumuskan Pedoman Penanganan

memanfaatkan pengetahuan dan Benturan Kepentingan (conflict of

pengalamannya untuk berpegang pada interest) sesuai dengan Peraturan

prinsip kehati-hatian dan memastikan Direksi No.31/PD/CSD/2010 maupun

pengelolaan perusahaan sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Dewan

anggaran dasar, peraturan perundang- Komisaris dan Direksi PT. Bank

undangan, serta memenuhi tanggung Tabungan Negara (Persero), Tbk No.

jawab sosial, lingkungan dan para 02/DEKOM-BTN/IV/2011 dan No. SKB-

pemangku kepentingan lainnya. 02/DIR-BTN/IV/2011 tanggal 25 April

Keempat, Independency yaitu 2011 tentang Panduan Tata Kerja

aspek yang menunjukkan kesungguhan Komisaris dan Direksi.


Terakhir, Fairness yaitu aspek Dalam perkembangannya,

yang menunjukkan kesungguhan implementasi prinsip-prinsip GCG di

Direksi dan Dewan Komisaris dalam seluruh aspek perbankan, tidak terlepas

memanfaatkan pengetahuan dan dari upaya pengelolaan risiko yang

pengalamannya untuk memberikan dihadapi oleh bank. Sebagai bank yang

perlakuan yang wajar sesuai dengan fokus utamanya di bidang pemberian

proporsinya terhadap seluruh pemangku kredit atau pembiayaan perumahan,

kepentingan. portofolio aset BTN didominasi oleh

Prinsip-prinsip itulah yang diyakini Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini

BTN untuk menjamin terciptanya dipengaruhi oleh adanya perubahan

keseimbangan bisnis secara iklim bisnis eksternal seperti inflasi serta

paripurna/menyeluruh. Dari sini, BTN BI Rate. Upaya meminimalkan dampak

kemudian merumuskan dan negatif tersebut dilakukan dengan

menerapkan nilai-nilai perusahaan ke pengelolaan pengetahuan yang

dalam Standar Perilaku Pegawai dan berlandaskan prinsip GCG dan kehati-

Etika Bisnis serta berbagai kebijakan hatian. Dalam hal ini, bank memberikan

lainnya seperti Kebijakan Pengelolaan pelatihan/workshop kepada direksi,

Benturan Kepentingan, Kebijakan komisaris, serta pegawai secara

Penerimaan dan Pemberian berkala. Sebagai contoh, saat ini BTN

Hadiah/Gratifikasi, Kebijakan Aktivitas telah memiliki learning centre yang

Politik, Kebijakan Whistleblowing, berfungsi sebagai sarana pelatihan bagi

Kebijakan Penyediaan Dana Besar dan pegawai baru dengan instruktur yang

Pihak Terkait, dll.


berasal dari internal maupun eksternal eksternal dari berbagai pihak antara lain

BTN. : Bank Indonesia (Peraturan Bank

BTN juga telah memiliki sistem Indonesia dan Surat Edaran Bank

pengelolaan pengetahuan yaitu Akses Indonesia), Keputusan Presiden,

Internal Manajemen Standar (AIMS) dan Keputusan Menteri, Peraturan Bapepam

FTP. AIMS sendiri terdiri dari dari 2 jenis LK/OJK, Peraturan Lembaga Penjamin

yaitu AIMS Internal dan AIMS Eksternal. Simpanan (LPS), Peraturan Menteri,

AIMS Internal diperuntukkan sebagai Peraturan Pemerintah, dan Undang-

sarana akses informasi terkait kebijakan Undang.

internal perusahaan maupun petunjuk Dari seluruh uraian di atas, hasil

teknis lainnya yang meliputi: Anggaran, penerapan GCG akhirnya berdampak

Dasar Perusahaan, Ketetapan Direksi pada beberapa hal. Pertama tentang

(KD), Peraturan Direksi (PD), Surat kinerja keuangan BTN yang secara

Edaran Direksi (SE Dir), Surat umum menunjukkan pertumbuhan

Keputusan Direksi (SK Dir), Surat positif, diantaranya : Aset tumbuh 25%

Kuasa Direksi, PA (Petunjuk Akuntansi), hingga mencapai Rp 118 triliun, Kredit

SOP (Standard Operational Procedure), dan Pembiayaan tumbuh 28% menjadi

POK (Petunjuk Operasional Komputer), Rp 75,4 triliun, Peningkatan Dana Pihak

SKB (Surat Keputusan Bersama), Mou Ketiga tumbuh 30% menjadi Rp 80,6

dan PKS, serta Presentation Kit. triliun, Peningkatan Ekuitas tumbuh 40%

Sementara AIMS Eksternal menjadi Rp 10,2 triliun, Peningkatan

diperuntukkan sebagai sarana akses laba tumbuh 21% menjadi 1,3 triliun,

informasi terkait peraturan/kebijakan


CAR tumbuh 17,69%, ROE tumbuh Utama[1] yang saat ini dijabat oleh

18,23%, serta NIM tumbuh 5,83%. Achmad Baiquni. Bank Negara

Lalu kinerja saham yang terus Indonesia (BNI) adalah bank komersial

meningkat juga akhirnya menarik tertua dalam sejarah Republik

perhatian investor global. Jika komposisi Indonesia. Bank ini didirikan pada

investor asing pada saat IPO hanya tanggal 5 Juli tahun 1946. Saat ini BNI

mencapai 40,30%, maka pada mempunyai 914 kantor cabang di

Desember 2012 komposisinya Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga

meningkat hingga 61,25% dari seluruh mempunyai unit perbankan syariah,

saham publik. Basis investor saham Namun sejak 2010 telah spin off

Bank BTN juga meluas dengan rincian (Memisahkan diri), yang dinamakan BNI

sebagai berikut : Indonesia (38,75%), Syariah.

Asia (37,60%), Eropa (11,02%), PT Bank Negara Indonesia Tbk

Australia (0,01%), serta Amerika didirikan oleh Margono

(17,62%). Djojohadikusumo, yang merupakan satu

dari anggota BPUPKI, lalu mendirikan


C. PT Bank Negara Indonesia Tbk
bank sirkulasi/sentral yang bertanggung
Bank Negara Indonesia atau BNI
jawab menerbitkan dan mengelola mata
(IDX: BBNI) adalah sebuah institusi
uang RI. Margono berjasa besar atas
bank milik pemerintah, dalam hal ini
perkembangan bisnis atau usaha
adalah perusahaan BUMN, di
perbankan di Indonesia. Karena
Indonesia. Dalam struktur manajemen
Margono adalah seorang pionir, maka
organisasinya, Bank Negara Indonesia
dia berhasil menanamkan nilai-nilai dan
(BNI), dipimpin oleh seorang Direktur
cara pandang bisnis perbankan di sejarah panjang, BNI memahami bahwa

Indonesia, menggantikan peranan De hanya institusi yang memiliki,

Javasche Bank pada era penjajahan. mempertahankan, dan melaksanakan

Komitmen dan Kontrol yang Ketat komitmen penerapan GCG yang

BNI sebagai suatu korporasi kembali mampu bertahan dalam berbagai

menegaskan komitmennya untuk kondisi perubahan zaman. Upaya untuk

senantiasa menerapkan Tata Kelola selalu melakukan pendalaman dalam

Perusahaan (Good Corporate menerapkan GCG dilakukan tiada henti.

Governance/GCG) secara maksimal. Upaya tersebut dirasakan telah

Hal tersebut secara eksplisit dinyatakan memberikan tuntunan positif dalam

dalam misi kelima BNI, yaitu: “Menjadi menghadapi persaingan, peningkatan

acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kinerja keuangan maupun non-

kelola perusahaan yang baik”. Bagi BNI, keuangan, dan semakin meningkatkan

penerapan GCG menjadi suatu kepercayaan stakeholder.

kebutuhan, bukan suatu keharusan Upaya untuk mewujudkan

karena adanya ketentuan yang sifatnya komitmen penerapan GCG semakin

memaksa (compulsory). Dengan nyata sejak tahun 2005, yaitu pada saat

penerapan GCG yang konsisten dan BNI membentuk satu unit organisasi

efektif, BNI dapat mempertahankan Pemantauan GCG dengan menerbitkan

kelangsungan perusahaan di tengah Surat Keputusan Direksi Nomor

persaingan usaha bisnis perbankan dan KP/174/DIR/R tanggal 26 April 2005.

situasi krisis ekonomi global. Sebagai Dalam perjalanannya, unit ini telah

suatu institusi keuangan yang memiliki berkembang sesuai dengan kebutuhan


bisnis yang pada akhirnya menjadi Directorship (IICD) dan The Most

Kelompok GCG dan Kesekretariatan. Trusted Company dari The Indonesian

Unit ini berada di bawah penyeliaan VP Institute for Corporate Governance

GCG & Office of The Board sesuai (IICG).

Surat Keputusan Direksi No.


D. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
KP/271/DIR/R tanggal 24 November
Bank Mandiri (IDX: BMRI) adalah
2010 tentang Perubahan Organisasi
bank yang berkantor pusat di Jakarta,
Divisi Komunikasi Perusahaan dan
dan merupakan bank terbesar di
Kesekretariatan. Keberhasilan dalam
Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan
implementasi GCG tak lepas dari
deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2
komitmen seluruh Insan BNI dalam
Oktober 1998 sebagai bagian dari
menjalankan prinsip-prinsip GCG.
program restrukturisasi perbankan yang
Sebagai salah satu hasil nyata
dilaksanakan oleh Pemerintah
implementasi GCG, pada tahun 2011
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat
BNI meraih berbagai penghargaan dari
bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi
berbagai institusi skala nasional
Daya (BBD), Bank Dagang Negara
maupun internasional. Beberapa
(BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia
penghargaan besar diantaranya, yaitu
(Bank Exim), dan Bank Pembangunan
Best of The Best Company BUMN 2011,
Indonesia (Bapindo), digabungkan[7] ke
The Most Admired ASEAN Enterprise,
dalam Bank Mandiri. Bank Mandiri
Economics Challenges Award 2011,
dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan
The Best Right of Shareholders dari
empat bank asalnya efektif mulai
Indonesian Institute for Corporate
beroperasi sebagai bank gabungan nasabah ‘’’corporate’’’ masih sebesar

pada pertengahan tahun 1999. 87% dari total kredit, sementara pada

Nasabah Bank Mandiri yang terdiri 31 Desember 2009, porsi kredit kepada

dari berbagai segmen merupakan nasabah UKM dan mikro telah

penggerak utama perekonomian mencapai 42,22% dan porsi kredit

Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, kepada nasabah consumer sebesar

nasabah Bank Mandiri bergerak 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada

dibidang usaha yang sangat beragam. nasabah ‘’’corporate’’’ mencakup

Sebagai bagian dari upaya penerapan 43,86% dari total kredit.

‘’’prudential banking’’’ & ‘’’best-practices Sesudah menyelesaikan program

risk management’’’, Bank Mandiri telah transformasi semenjak 2005 sampai

melakukan berbagai perubahan. Salah dengan tahun 2009, Bank Mandiri

satunya, persetujuan kredit dan sedang bersiap melaksanakan

pengawasan dilaksanakan dengan transformasi tahap berikutnya dengan

‘’’four-eye principle’’’, di mana merevitalisasi visi dan misi untuk

persetujuan kredit dipisahkan dari menjadi Lembaga Keuangan Indonesia

kegiatan pemasaran dan business unit. yang paling dikagumi dan selalu

Sebagai bagian diversifikasi risiko dan progresif. Pada Juni 2013, Bank Mandiri

pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil sudah mempunyai 1.811 cabang dan

mencetak kemajuan yang signifikan sekitar 11.812 ATM yang tersebar

dalam melayani Usaha Kecil dan merata di 34 provinsi di Indonesia tanpa

Menengah (UKM) dan nasabah ritel. terkecuali, semakin menegaskan Bank

Pada akhir 1999, porsi kredit kepada


Mandiri sebagai salah satu dari jajaran yaitu The Indonesia Institute fo

bank terbesar di Indonesia. Corporate Governance (IICG) yang

Dalam hal pengelolaan bekerja sama dengan majalah

perusahaan, Grup Bank Mandiri SWA. Mereka di antaranya adalah Bank

berusaha untuk mengimplementasikan Mandiri, Bank Syariah Mandiri (BSM),

good corporate governance (GCG) Bank Mandiri Taspen Pos (Bank

dengan baik. Tak hanya Bank Mandiri Mantap), PT AXA Mandiri Financial

saja, tapi semua anak perusahaan Services, PT Mandiri AXA General

didorong untuk meningkatkan Insurance, PT Mandiri Sekuritas, PT

pelaksanaan GCG seiring dengan Mandiri Manajemen Investasi, PT

perkembangan bisnis yang berubah Mandiri Tunas Finance, dan PT

secara cepat. Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

Hal ini sejalan dengan peraturan Sesuai dengan tema “Manajemen

OJK No. 18/POJK.03/2014 tentang Perubahan dalam Kerangka Good

Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Corporate Governance,” perubahan

Konglomerasi Keuangan di Indonesia. menjadi indikator perusahaan dalam

Pertauran tersebut mengharuskan menjalankan manajemen yang

perusahaan keuangan yang memiliki berlandaskan pada prinsip GCG. Bagi

anak usaha untuk menjalankan GCG Bank Mandiri, perubahan bukanlah hal

secara terintegrasi. Di tahun 2017, baru. Bank yang merupakan hasil

sembilan perusahaan yang tergabung merger empat bank pelat merah ini

dalam Grup Mandiri mengikuti GCG berhasil bangkit dari hantaman krisis

assasment oleh lembaga independen, moneter 1998. Perubahan yang


dlakukan berlanjut hingga sekarang. adalah Mandiri Group Principles

Upaya ini membuktikan respons atas Guidelines, ke bawahnya adalah

dinamika bisnis yang dilewatinya. kebijakan disusul deng Standard

Direktur Risk Management & Procedure/Memorandum Prosedur

Compliance Bank Mandiri, Ahmad kemudian diterjemahkan sampai ke

Siddik Badruddin, menjelaskan, petunjuk teknis.

transformasi bisnis dilakukan Bank Menurut CEO Bank Mandiri,

Mandiri sejak 2005 melalui beberapa Kartika Wiroatmodjo, bank BUMN ini

tahapan. Tahap 1 yaitu menjadi the menjalankan transformasinya dengan

dominant multispecialist di tahun 2005 tiga struktur untuk memastikan

hingga 2009. Kedua, menjadi prosesnya menyeluruh dan terdapat

Indonesia’s most admirer and check and balance. "Terdapat unit

progressive financial institution. Lalu, Pengelolaan Implementasi yang

tahun 2015-2018 yaitu menjalankan bertugas menyusun dan menyelaraskan

corporate plan untuk menjadi strategi untuk perubahan dalam rangka

Indonesia’s best ASEAN’s prominet in implementasi Corporate Plan (Corplan).

2020. Ahmad Siddik menegaskan Unit Corporate Transformation yang

pentingnya Bank Mandiri memiliki melakukan fungsi project management

guiding principles yang baku di mana office dan control tower menerapkan

karyawan harus dapat mematuhi inisiatif strategis. Baginya, peran Human

peraturan tersebut. Ini akan menjadi Capital Engagement juga berguna untuk

arsitektur kebijakan Bank Mandiri, menyiapkan SDM dan membangun

dalam bentuk segitiga. Paling atas budaya kerja unggul sebagai dukungan
implementasi strategis Bank Mandiri. menciptakan suasana, antusias, dan

Beberapa unit lainnya yang memiliki daya juang karyawan BSM”

peran penting, seperti Office of Chief Tahun 2016 menjadi tahun

Economist, Risk Management & konsolidasi BSM. Tony menjelaskan,

Compliance, IT Strategy & Architecture, sejak 2014 sebenarnya BSM

Corporate Secretary, dan Investor menghadapi tantangan baik dari sisi

Relations. “Guna memastikan internal maupun eksternal. “Sisi internal

pelaksanaan rencana kerja yang telah yaitu perbaikan portofolio pembiayaan,

disusun, perlu dilakukan monitoring dan pertumbuhan pembiayaan, infrastruktur

review berkala. Kemudian dilakukan bank, kualitas & kuantitas SDM,

restart corporate plan yang dibahas dan penyempurnaan proses bisnis, dan

disetujui dalam rapat direksi” kontrol internal untuk menciptakan zero

Hal serupa juga dijalankan oleh fraud”. Sedangkan sisi eksternal, kondisi

anak usahanya, Bank Syariah Mandiri makroekonomi yang cenderung belum

(BSM). Tahun 2016 adalah tahun membaik juga menjadi tantangan yang

trnsformasi budaya BSM. Menurut Tony harus dihadapi.

Eko Boy Subari, Dirut BSM, penguatan Selain trnasformasi budaya,

transformasi budaya ini merupakan Corplan BSM juga menjalankan

bagian dari Corplan 2016-20. transformasi bisnis dan organisasi.

Transformasi ini memberikan dampak Pengembangan bisnis BSM tahun 2016-

baik dan energi baru pada setiap 20 fokus pada segmen ritel dan cash

karyawan. “Spirit PAS (Percaya diri, management. Targetnya, tahun 2020

Antusias, dan Semangat) mampu BSM mampu membukukan laba bersih


Rp3,1 triliun, non performing financing dengan 80% portofolio  kredit

(NPF) 3%, pertumbuhan aset menjadi pensiunaan berusaha dicapai dan 20%

Rp200 triliun, pembiayaan Rp142 triliun, portofolio kredit ritel dan mikro di akhir

dan Dana Pihak Ketiga mencapai 2021 untuk menjadi The Best Pension

Rp156 triliun. Sementara dalam Business Bank in Indonesia.

transformasi organisasi, dilakukan Direktur Utama Bank Mantap,

penataan ualang pembagian fungsi Josephus K. Triprakoso, menjelaskan,

antara kantor pusat, wilayah, dan ada empat tahap transformasi

cabang serta penataan ulang implementasi strategi bisnis mereka.

pembagian unit bisnis risk & operation. Tahap pertama (2016-2017) yaitu

“Semua itu dilakukan untuk mewujudkan memasarkan kredit pensiunan dengan

visi BSM sebagai Bank Syariah low cost network expansion. Tahap

Terdepan dan Modern”. kedua

Sektor perbankan satu lagi dari

Grup Mandiri dalah Bank Mantap.

Mereka telah membuat strategi bisnis

jangka panjang 2016-2021 yang

diharapkan mampu meningkat dari Buku

I menjadi Buku III. Indikasinya, di tahun

2017 total aset ditargetkan mencapai

Rp42,8 triliun, modal inti meningkat dari

Rp700 miliar di tahun 2016 menjadi

Rp5,2 triliun di tahun 2021. Fokus bisnis


(2018-2019), melakukan masih mendominasi hingga 88%,

intensifikasi pasar pensiunan dan tetapi menurun menjadi 50% di

pengembangan mikro & ritel. tahun 2016, dan menurun lagi

Tahap ketiga (2020), menguasai menjadi 30% per September

pasar kredit pensiuanan dan 2017”. Ketiga usaha perbankan

fokus pada peningkatan dari Grup Mandiri ini berusaha

customer loyalty serta survive mengikuti perkembangan

pengembangan kredit produktif. zaman dengan lebih

Tahap keempat (2021) adalah meningkatkan pelaksanaan GCG.

menjadi bank pensiunan terbesar Upaya ini dilakukan untuk bisa

di Indonesia. beradaptasi dengan dinamika

Pada dasarnya Bank bisnis yang terjadi. Berdasarkan

Mantap adalah bank yang 100% penilaian IICG dan SWA, dua dari

menyasar nasabah mikro dan usaha perbankan Grup Mandiri,

dengan adanya perubahan Bank Mandiri (induk) dan BSM

kepemilikan, fokus utamanya kini meraih predikat “Sangat

menyasar pensiuanan tanpa Terpercaya”, sedangkan Bank

meninggalkan nasabah mikro. Mantap berpredikat “Terpercaya.”

“Komposisi berubah, secara


4.2 Statistik Deskriptif
signifikan terjadi perubahan
Analisis dimulai dengan
komposisi peruntukan kredit.
statistik deskriptif. Tujuan statistik
Tahun 2015, kredit mikro dan ritel
deskriptif adalah pengujian yang
memberikan gambaran atau Valid N 5
(listwise
deskripsi suatu data atau objek
)
Sumber: Data diolah (2018)
yang akan diteliti
Hasil Statistik Deskriptif

masing-masing variabel disajikan


Tabel 4.1 sebagai berikut:
Statistik Deskriptif
1. Good Corporate
N Mini Maxi Mea Std.
mum mum n Deviati Governance
on
Variabel Good
5 -,066 , , ,
Return_
7 3650 141 156653
BBNI Corporate Governance
882 1
5 , , , , mempunyai nila rata-
Return_
0135 2875 170 124106
BBRI rata tertinggi pada BMRI
572 7
5 -,092 , , ,
Return_ yaitu sebesar 92,424.
9 5319 184 311788
BBTN
689 7 Nilai minimum paling
5 -,040 , , ,
Return_
5 2613 120 112820 rendah pada BBRI
BMRI
753 3
Valid N 5 adalah 84,16 dan nilai
(listwise)
maksimum paling tinggi

N Mini Maxi Mea Std. pada BMRI adalah


mu mu n Deviati
m m on 93,29. Sedangkan nilai
GCG_B 5 85,7 87,7 86,8 ,87750 standar deviasi paling
BNI 5 3 400
GCG_B 5 84,1 87,7 86,1 1,3699 besar pada BBRI adalah
BRI 6 4 620 3
GCG_B 5 85,4 87,6 86,4 ,83939 1,36993. Hal ini
BTN 2 5 120
mengindikasikan bahwa
GCG_B 5 91,7 93,2 92,4 ,66478
MRI 1 9 240 variabel Good
Corporate Governance analisis statistik

terdistribusi normal, deskriptif diketahui nilai

karena nilai standar rata-rata Cumulative

deviasi Good Corporate Abnormal Return

Governance lebih kecil sebesar 0,154474 (rata-

dari nilai rata-rata Good rata 4 Bank) dengan

Corporate Governance. nilai standar deviasi

sebesar 0.1763422

(akumulasi 4 Bank),

2. Return Saham yang berarti variasi data

Dari pengujian deskriptif lebih besar sebesar

statistik yang tersaji 1,3%

pada tabel di atas ((0,154474/0.1763422)*

menunjukkan return 100%). Cumulative

saham yang diukur Abnormal Return

dengan Cumulative berkisar dari nilai

Abnormal Return. Rasio terendah sebesar

ini merupakan -0,0929 sampai dengan

akumulasi dari nilai tertinggi sebesar

abnormal return yang 0,5319 yaitu terdapat

didapat dari selisih pada PT Bank

antara actual return dan Tabungan Negara

expected return. Dari (Persero) Tbk.


Berdasarkan nilai rata- Model Unstand Stan t Si
ardized dardi g.
rata Cumulative Coeffici zed
ents Coeff
icient
Abnormal Return s
B Std Beta
menunjukkan bahwa .
Err
sebesar 1,3% or
, , , ,
61 78 7 4
perusahaan yang (Constant)
5 9 7 4
9 6
mendapat respon pasar 1
Good -,0 , -,141 -, ,
Corporate 05 00 6 5
positif dari investor. Governanc 9 0 5
e 3 4
Sumber: Data diolah (2018)
4.3 Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan output pada

Sebelum melakukan tabel 4.2 diketahui bahwa nilai

pengujian hipotesis, terlebih signifikansi variabel X (Good

dahulu melakukan uji asumsi Corporate Governance) sebesar

klasik. Uji asumsi klasik dalam 0,554 lebih besar dari 0,05.

penelitian ini terdiri dari Uji Artinya tidak terjadi

Heteroskedastisitas, Uji heteroskedastisitas pada

Autokorelasi, dan Uji Normalitas. variabel X (Good Corporate

Governance).

2. Uji Autokorelasi

1. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.3
Tabel 4.2 Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedastisitas
M R R Adjus Std. Durbin- autokorelasi secara negatif , nilai
o Sq ted R Error Watson
(4 - d) = 2,383 > dU = 1,4107
d uar Squar of the
el e e Estima maka tidak terdapat autokorelasi
te
negatif.
, , -,055 , 1,617
1 02 001 18430
a
Maka dapat disimpulkan
6 9740

Sumber: Data diolah (2018)


pada analisis secara positif tidak

Berdasarkan tabel 4.3, terdapat autokorelasi positif dan

diketahui nilai DW=1,617. secara negatif tidak terdapat

Selanjutnya nilai akan autokorelasi negatif sehingga

dibandingkan dengan nilai tabel dapat disimpulkan secara

signifikansi 5%, jumlah sampel keseluruhan tidak terdapat

N=20 dan jumlah variabel autokorelasi.

independen 1 (K=1) maka


3. Uji Normalitas
diperoleh dL=1,2015 dan
Tabel 4.4
dU=1,4107. Maka nilai hitung Uji Normalitas

terlebih dahulu nilai (4-d) = 4 – X Y


N 20 20
1,617= 2,383. 87,9 ,
Mean 595 15447
Berdasarkan perhitungan Normal 395
a,b
Parameters Std. 2,80 ,
tersebut, untuk mendeteksi Deviati 251 17945
on 4083
autokorelasi secara postif nilai
Absolut ,281 ,113
DW = 1,617 > dU = 1,4107 maka e
Most Extreme
Positive ,281 ,113
Differences
tidak terdapat autokorelasi positif. Negativ -,160 -,084
e
Sedangkan mendeteksi
1,25 ,504 diterima, dimana pada dasarnya
Kolmogorov-Smirnov Z
8
adalah untuk menguji apakah
Asymp. Sig. (2-tailed) ,085 ,961
Sumber: Data diolah (2018)
terdapat pengaruh yang
Berdasarkan hasil uji
signifikan antara Good Corporate
statistik dengan one sample
Governance (GCG) terhadap
Kolmogorov Smirnov seperti yang
Return Saham.
terdapat dalam tabel 4.5 dapat

disimpulkan data telah 1. Persamaan Regresi

terdistribusi secara normal. Hal Persamaan regresi

ini dapat dilihat dari nilai asymp sederhana dalam penelitian ini

(2-tailed) Kolmogorov Smirnov digunakan untuk melihat

pada variabel X sebesar 0,085 pengaruh Good Corporate

dan pada variabel Y sebesar Governance (GCG) terhadap

0,961. Nilai (2-tailed) Kolmogorov Return Saham pada Bank Umum

Smirnov kedua variabel lebih Milik Negara yang terdaftar di

besar dari 0,05 menandakan Bursa Efek Indonesia (BEI).

bahwa data terdistribusi secara Berikut hasil olahan regresi yang

normal. didapat:

Tabel 4.5
4.4 Uji Hipotesis Hasil Uji Regresi Sederhana

Pengujian hipotesis
Model Unstandardized Standar T Sig.
bertujuan untuk membuktikan Coefficients dized
Coeffici
apakah hipotesis dalam ents
B Std. Beta
penelitian ini ditolak atau
Error
(Cons 1,194 1,305 ,914 tersebut dapat diinterpretasikan
tant)
1 sebagai berikut yaitu nilai
-,012 ,015 -,185 -,79
GCG
konstanta sebesar 1,194. Angka
Sumber: Data diolah (2018)
ini merupakan angka konstan
Berdasarkan hasil
yang mempunyai arti bahwa jika
pengolahan data yang terlihat
tidak ada Good Corporate
pada tabel 4.5. maka dapat
Governance (X) atau GCG = 0
dirumuskan persamaan regresi
maka nilai konsisten Return
linier sederhana sebagai berikut:
Saham (Y) adalah sebesar 1,194.
Y = 1,194 – 0,012 X

-0,012 merupakan angka

Keterangan: koefisien regersi, angka ini

a = Konstanta mengandung arti bahwa setiap

b = Koefisien regresi, penambahan 1% tingkat Good

merupakan besarnya Corporate Governance (X) maka

perubahan variabel Return Saham (Y) akan

terikat akibat meningkat sebesar -0,012.

perubahan tiap-tiap
Karena nilai koefisien
unit variabel bebas.
regresi bernilai minus (-), maka
Y = Return Saham
dengan demikian dapat dikatakan
X = Good Corporate
bahwa Good Corporate
governance
Governance (X) berpengaruh

Persamaan regresi negatif terhadap Return Saham


(Y). Sedangkan nilai ttabel sebesar

2,101. Nilai ttabel tersebut didapat


Sementara itu, untuk
dari rumus; a/2 = 0,05/2 = 0,025
memastikan apakah koefisien
dan df = n-2 = 20-2 = 18, dengan
regresi tersebut signifikan atau
nilai 0,025 ; 18 dilihat pada tabel t
tidak. Kita dapat melakukan uji
menghasilkan nilai sebesar 2,101
hipotesis ini dengan cara
sebagai ttabel. Berdasarkan nilai-
membandingkan nilai signifikansi
nilai diatas dapat diketahui bahwa
(Sig.) dengan propabilitas 0,05
thitung = -0,796 < ttabel = 2,101
atau dengan cara lain yakni
sehingga disimpulkan bahwa
membandingkan thitung dan ttabel.
“Tidak terdapat pengaruh
Berdasarkan output pada tabel
Good Corporate Governance
4.5 diketahui signifikansi (Sig.)
(X) terhadap Return Saham
sebesar 0,436 lebih besar dari
(Y)”.
probabilitas 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H1 ditolak

dan H0 diterima, yang berarti

“Tidak terdapat pengaruh

Good Corporate Governance

(X) terhadap Return Saham

(Y)”.

Pada thitung yang didapat

dari hasil analisis sebesar -0,796.


bahwa “Tidak terdapat

pengaruh Good Corporate

Governance (X) terhadap

Return Saham (Y)”.

2. Uji Koefisien Korelasi (Uji

R)

Uji koefisien korelasi


Gambar 4.1 Kurva Uji Regresi
menunjukkan korelasi antara

Good Corporate Governance dan

Return Saham. Berkenaan


ttabel ttabel dengan besaran angka, jika 0,
- 2,1
2,1 01 maka artinya tidak ada korelasi
AREA 01
AREA
BERPEN AREA
GARUH TIDAK
BERPEN sama sekali dan jika korelasi 1
GARUH
NEGATIF BERPEN POSITIF
GARUH
berarti korelasi sempurna. Hasil
-3-2-10123
penelitian untuk uji koefisien
thitun
g
korelasi dapat dilihat pada tabel
-
0,7
96 4.6 berikut:

Tabel 4.6
Berdasarkan pengujian Hasil Uji Koefisien Korelasi

kurva 4.1 diatas, thitung terletak Mod R R Adjusted Std. Error


el Squar R Square of the
diarea “tidak berpengaruh”. e Estimate

Sehingga dapat disimpulkan


,185 ,034 -,020 , mengukur seberapa jauh
1 1812061
kemampuan model dalam
50
Sumber: Data diolah menerangkan variasi variabel
(2018)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dependen. Adjusted R Square

dilihat bahwa analisis regresi digunakan untuk mengetahui

secara keseluruhan menunjukkan seberapa besar pengaruh Good

nilai R atau koefisien korelasi Corporate Governance terhadap

sederhana sebesar 0,185. Ini Return Saham. Berdasarkan

artinya korelasi antara Good tabel 4.6 dapat dilihat analisis

Corporate Governance terhadap regresi secara keseluruhan

Return Saham sebesar 18,5%. menunjukkan nilai Adjusted R

Korelasi sebesar 18,5% Square sebesar -0,020 yang

menunjukkan bahwa Good berarti bahwa Return Saham

Corporate Governance mampu dijelaskan oleh Good

memiliki hubungan yang tidak Corporate Governance sebesar

cukup erat terhadap Return 2% dan selebihnya yaitu 98%

Saham. dijelaskan oleh faktor-faktor yang

tidak disertakan dalam penelitian

ini.

3. Uji Koefisien Determinasi 4. Uji F atau Anova

(Uji Adjusted R Square) Uji F digunakan untuk

Adjusted R Square menguji seberapa kuat hubungan


regresi antar obyek penelitian Governance tidak

untuk menunjukkan apakah berpengaruh terhadap

semua variabel independen yang Return Saham

dimasukkan dalam model H1 :Good Corporate

mempunyai pengaruh secara Governance berpengaruh

bersama-sama terhadap variabel terhadap Return Saham

dependen. Diperoleh hasil sebagai

Tabel 4.7 berikut:


Uji Anova dengan Variabel
Dependen Return Saham Sig : 0,436
α : 0,05
Fhitung : 0,634
Model Sum df Mea F Sig
Ftabel : 4,41
of n . Kesimpulan : Sig > 0,05 dan F hitung < F tab
Squa Squa Maka H0 diterima dan H1
res re
Reg ,021 1 ,021 , , ditolak yang berarti Good
ressi 63 43
Corporate Governance tidak
on 4 6
1 Resi ,591 18 ,033 berpengaruh terhadap Return
dual
Saham.
Tota ,612 19
l
Sumber: Data diolah (2018) Dari tabel Anova, diperoleh

bahwa nilai signifikansi lebih

besar dari tingkat alpha sebesar

0,05 pada variabel Good


Berdasarkan Tabel 4.7
Corporate Governance dan
dilakukan pengujian hipotesis
Return Saham. Oleh karena itu,
sebagai berikut:
hipotesis nol yang menyatakan
H0 :Good Corporate
bahwa Good Corporate ini belum mampu menarik minat

Governance tidak berpengaruh investor untuk menanamkan

terhadap Return Saham diterima. modalnya. Hasil penelitian

Artinya jumlah Good Corporate menunjukkan good corporate

Governance tidak berpengaruh governance tidak berpengaruh

terhadap Return Saham dengan dan tidak signifikan terhadap

tingkat signifikasi sebesar 95%. return saham dengan hubungan

yang negatif. Para investor

beranggapan bahwa perusahaan

yang mempunyai profit yang

besar belum tentu akan


4.5 Pembahasan
menghasilkan return yang besar
Dari hasil penelitian
pula. Hal ini menyatakan bahwa
diketahui bahwa good corporate
manajemen perusahaan tidak
governance tidak berpengaruh
berhasil meningkatkan return
terhadap return saham. Hal ini
saham perusahaan. Untuk itu
menunjukkan bahwa survei yang
perusahaan harus memperbaiki
dilakukan IICG tidak menjamin
kegiatan yang dijalankan
return saham perusahaan yang
perusahaan agar lebih produktif
mengikuti survei akan meningkat,
sehingga para pemegang saham
namun belum tentu juga
dapat merasakan keuntungan
menurunkan return saham
yang lebih besar dari saham yang
perusahaan tersebut.
ditanamnya. Untuk itu,
Penyebabnya adalah survei IICG
perusahaan dituntut untuk kegiatan perusahaan manajer

meningkatkan penerapan tata memiliki tujuan lain yaitu

kelola (GCG) yang lebih baik lagi mementingkan diri sendiri, yang

agar tidak terjadi asimetri justru bertentatangan dengan

informasi yang dapat tujuan utama perusahaan.

menurunkan kepercayaan Karena manajer diangkat oleh

investor. pemegang saham, namun dalam

prakteknya manajer ingin


Berdasarkan teori keagenan
menaikan jabatan dan
(agency teory), Menurut Gundono
mendapatkan kompensasi yang
(2012), inti hubungan keagenan
tinggi (Gundono, 2012).
adalah adanya pemisahan antara

kepemilikan (principal/investor) Hasil penelitian ini

dan pengendalian mendukung penelitian yang

(agent/manajer), investor yang dilakukan Farah Ina (2009) yang

menyerahkan wewenangan menyatakan bahwa “Good

kepada manajer, dalam hal ini Corporate Governance

manajer diberi wewenang untuk berpengaruh negatif terhadap

mengelola kekayaan investor. Return saham. Meski,

Satu hal penting dalam perusahaan di Indonesia sudah

manajemen keuangan, bahwa menerapkan kebijakan Good

tujuan perusahaan adalah Corporate Governance, nilai

memaksimalkan kemakmuran tinggi tidak menjamin bahwa

pemegang saham. Tetapi dalam investor akan merespon positif


terhadap peristiwa tersebut”.

Selain itu penelitian Sri Hartiyah

dan Sukowiyono (2017) juga

mendapatkan hasil serupa yaitu

“Profitabilitas tidak memediasi

hubungan Good Corporate

Governance (GCG) terhadap

return saham perusahaan

keuangan perbankkan di Bursa

Efek Indonesia”. Hasil lain

ditunjukkan penelitian yang

dilakukan oleh Siti Nadhira

Yasmine (2013) yang

menyatakan bahwa “Terdapat

hubungan antara penerapan

Good Corporate Governance

dengan Return saham. Return

saham dipengaruhi secara positif

oleh jumlah rapat dewan direksi

dan independensi dewan

komisaris”.
2013-2017” ditolak, karena

setelah melakukan uji t dan uji F


Kesimpulan
semuanya menunjukkan
Berdasarkan uraian-uraian
pengaruh yang negatif
yang telah peneliti paparkan
.Ditemukan juga model
terhadap data peneliti yang telah
persamaan sebagai berikut : Y =
terkempul yang kemudian diolah,
1,194 – 0,012 X.
mengenai Pengaruh Good

Corporate Governance terhadap

Return Saham pada Bank Umum

Milik Negara yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 2013-2017, maka

penelitian dapat mengambil Saran

kesimpulan sebagai jawaban


Berdasarkan kesimpulan
atas pertanyaan yang terdapat
yang telah dijelaskan di atas,
pada identifikasi masalah yang
adapun saran yang dapat
menjadi acuan dasar dari
diberikan di dalam penelitian ini
maksud dan tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
yaitu “Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Return 1. Untuk peneliti selanjutnya,

Saham pada Bank Umum Milik yang ingin melakukan

Negara yang terdaftar di Bursa penelitian mengenai

Efek Indonesia (BEI) Periode pengaruh good corporate


governance disarankan profitabilitas perusahaan

untuk menambah tahun sehingga mempengaruhi

penelitian dan keuntungan (khususnya

mempertimbangkan untuk bagi pemegang saham)

meneliti perusahaan- juga turut serta

perusahaan yang memiliki mendukung iklim bisnis

karakter yang sama yang sehat dan

(misal: perbankan, bertanggung jawab

perusahaan manufaktur sehingga bermanfaat bagi

dll) untuk mendapatkan semua pihak.

hasil yang lebih akurat. 3. Untuk perusahaan/emiten

2. Untuk para investor dan hendaknya terus

pemegang saham, meningkatkan atau

hendaknya konsisten dalam

memperhatikan menerapkan good

penerapan good corporate governance

corporate goveranance karena, disamping dapat

pada suatu perusahaan mendorong kinerja

sebagai bahan perusahaan, penerapan

pertimbangan good corporate

berinvestasi, karena governance ini juga

disamping GCG merupakan syarat mutlak

mempengaruhi untuk menghadapi


tantangan globalisasi di

masa depan.
4. DAFTAR PUSTAKA

5. Agoes, S., & Ardana, I. C. (2009). Etika Bisnis dan Profesi Edisi
Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
6. Almilia, L. S., & Sifa, L. L. (2006). Reaksi Pasar Publikasi Corporate
Governance Perception Index Pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang .
7. Ariyoto, K. (2000). Good Corporate Governance Dan Konsep
Penegakannya Di BUMN Dan Lingkungannya. Usahawan No. 10
Th. XXIX.
8. Brigham, E., & Houston, J. (2001). Manajemen Keuangan. Edisi
Kedelapan. Edisi Indonesia. Penerjemah Hermawan Wibowo. Buku
II. Jakarta: Erlangga.
9. Budiharjo, R. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Return Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Intervening Dan Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan
Peraih CGPI Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2012). Jurnal TEKUN/VOLUME VII No.01 , 80 - 98.
10. Cadbury, S. A. (2000). Corporate Governance: A Framework for
Implemetation.
11. Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assesment and
Review. Academy of Manajemen Review 14 , 57-74.
12. FCGI. (2001). Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan.
Edisi Ketiga. Jakarta: FCGI.
13. Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS. Edisi: 6. Semarang: FE-UNDIP.
14. Gundono. (2012). Teori Organisasi Edisi 2. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UGM.
15. Hasan, W. H. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Manajemen Laba Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia).
Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan .
16. Ina, F. (2009). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Return Saham. Skripsi .
17. Jogiyanto, H. (2014). Teori Fortofolio dan Analisis Investasi, Edisi
2. Yogyakarta: BPFE.
18. Jogiyanto, H. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 9.
Yogyakarta: PT BPFE.
19. Legiman, F. M. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi Return
Saham pada Perusahaan Agroindustry yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2012. Jurnal EMBA Vol. 3 No. 3 .
20. Mollah, S., & Zaman, M. (2015). Corporate Governance and
Performace: Conventional vs.Islamic Banks. Journal of Banking &
Finance 58 , 418-435.
21. Muwahidummah. (2013, 10). Teori Agensi. Retrieved 05 30, 2018,
from Pemersatu Ummat: http://www.muwahidummah.blogspot.com
22. Nuswandari, C. (2009). Pengaruh Corporate Governance
Perception Index terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Vol. 16 No. 2 .
23. Oktavia, A. (2015). Reaksi Pasar Modal terhadap Peristiwa Politik
Dalam Negeri: Pemilu Presiden 09 Juli 2014. Naskah Pulikasi .
24. Raharjo, S. (2014, 02). Cara Melakukan Uji Linearitas dengan
Program SPSS. Retrieved 06 01, 2018, from SPSS Indonesia:
http://www.spssindonesia.com
25. Retno, M., & D.Pratinah. (2012). Pengaruh Good Corporate
Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto .
26. Samsul, S. (2006). Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage
terhadap Pengembalian Saham: Studi Kasus Industri Manufaktur di
BEI.
27. Sanusi, A. (2011). Metodologi dan Penelitian Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
28. Scott, W. R. (2000). Financial Accounting Theory, Second Edition.
Canada: Prentice Hall.
29. Setiawan, A. (2017). Analisis Pengaruh Good Corporate
Governance dan Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2012-
2015. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Surakarta.
30. Suliyanto. (2005). Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
31. Sundjaja, R., & Barlian, I. (2001). Manajemen Keuangan dua.
Indonesia: Percetakan Tema Baru.
32. Sutojo, S., & Aldridge, J. E. (2008). Good Corporate Governance.
Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.
33. Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Fortofolio
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
34. Utami, W. B. (2014). Analisis Pengaruh EVA, ROA dan ROE
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2006-2008. Jurnal Akuntansi dan Pajak Vol. 12
No. 02 .
35. Yasmin, S. N. (2013). Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Dan Return Saham
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Skripsi .

36.

Anda mungkin juga menyukai