Disusun oleh:
ISHAK BOKSAN (911419073)
1
KATAPENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
pembuatan makalah dengan Judul “Kajian Manajemen Transportasu di Provinsi Gorontalo”
ini dapat terselesaikan dengan lancer. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen transportasi.
Tak ada gading yang tak retak, maka saya menyadari bahwa makalah ini tentunya masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu atas saran dari berbagai pihak sangat diharapkan yang bersifat
membangun dan berguna untuk pembenahan dan penyempurnaan serta memotivasi saya dalam
penulisan selanjutnya.
Akhirnya pada kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada dosen pengampuh mata kuliah yang tak
pernah bosan dan sikap sabarnya memberikan pengajaran kepada kami dan rekan-rekan mahasiswa
yang banyak membantu dan mendukung Kami dalam mengerjakan Makalah ini. Semoga Makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Gorontalo,3 November2021
Penulis
2
Daftar isi
Contents
KATAPENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar isi....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Transportasi laut di provinsi Gorontalo......................................................................6
2.2 Transportasi Udara di provinsi Gorontalo..................................................................6
2.3 Kualitas SDM Perhubungan.........................................................................................7
2.4 Transportasi umum di provinsi Gorontalo.................................................................7
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Transportasi perkotaan di Gorontalo sudah mulai berkembang, mencerminkan
tumbuhnya kota ini dariklasifikasi kota sedang menuju kota besar.Pertumbuhan
permintaan perjalanan sangat cepatsebagai akibat langsung dari bertambahnya
jumlahpenduduk dan meningkatnya perekonomian kota.Struktur ruang kota yang
berkembang secara acak munculnya gejala awal dari permasalahan
transportasiperkotaan yang khas Indonesia, yakni rendahnya dayasaing dan peranan
dari sistem angkutan umum sertaterganggunya kelancaran lalu lintas di kawasan
pusatkota (central business district). Dalam jangka panjang,hal ini akan berdampak
pada perekonomian kota yangsangat bergantung pada efisiensi distribusi barang
danjasa serta menurunnya daya dukung kota sebagai pusataktivitas masyarakat.Trans
Hulonthalangi di Kota Gorontalo yangmelayani 3 koridor (Koridor 1 Lapangan
TarunaRemaja-Terminal 42 Andalas, Koridor 2 Terminal 42Andalas-Terminal Pusat
Kota, dan Koridor 3 Terminal42 Andalas-Terminal Leato) dioperasikan tahun
2009.Selanjutnya pada Tahun 2014 PT. Damrimengoperasikan bus pemadu moda
yangmenghubungkan Bandara Djalaluddin dan PelabuhanPenyeberangan Gorontalo
dengan pusat kota.Sayangnya, pengoperasian kedua jenis layanan bustersebut belum
4
mendapatkan sambutan yangmenggembirakan dari masyarakat pengguna, di
manaokupansinya masih di bawah 60%. Adapun keberadaanangkot di Kota Gorontalo
sudah sangat tersisih denganadanya layanan bentor (Dishubkominfo KotaGorontalo
2015).Upaya peningkatan peran angkutan umum diKota Gorontalo dilakukan melalui
pengintegrasianberbagai sistem layanan yang ada (TransHulonthalangi, Bus Damri
Pemadu Moda, AngkutanKota) baik dari sisi penyediaan prasarana,
jaringanpelayanan, maupun sistem pelayanannya. Dengandemikian, diharapkan dapat
tercipta aksesibilitaslayanan angkutan umum yang optimal dengan kinerjalayanan
(biaya, waktu, kenyamanan, dan keselamatan)sesuai standar pelayanan yang
ditetapkan.
1.3 Tujuan
Upaya peningkatan peranang kuta numum di Kota Gorontalo dilakukan melalui
pengintegrasi anber bagai system layanan yang ada (Trans Hulonthalangi ,Bus Damri
Pemadu Moda ,Angkutan Kota) baik dari sisi penyediaan prasarana,jaringan
pelayanan,maupun system pelayanannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sektor transportasi laut juga menjadi salah satu fasilitas perhubungan yang banyak
bersolek sepanjang tahun ini. Program nasional Tol Laut ikut dirasakan warga Gorontalo.
Akses transportasi laut semakin mudah dengan penyediaan kapal-kapal pengangkut
orang, barang dan ternak yang melayani pelayaran ke berbagai daerah.Pelabuhan
Kwandang di Kabupaten Gorontalo misalnya. Saat ini telah hadir kapal Ternak KM
Camara Nusantara 5 yang melayani Rute Kwandang-Balikpapan-Palu-Samarinda-
Kwandang. Selain mampu mengangkut ternak dalam jumlah banyak sekali jalan, kapal
ini mampu memangkas ongkos transportasi lebih kurang Rp 750 ribu per ekor ke
berbagai daerah tetangga dan mendapatkan asuransi jika ternak mati di atas kapal.Ada
juga KM Sabuk Nusantara 97 dengan rute Pelabuhan Kwandang – Palele – Leok – Toli-
toli – Tarakan – Nunukan – Pulau Sebatik – Tarakan – Toli-Toli – Leok – Kwandang.
Kapal tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk pendistribusian bahan
pokok dan pergerakan orang serta meningkatkan konektivitas wilayah.
Tidak cukup sampai di situ, ada juga layanan transportasi angkutan penyeberangan di
Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo. Ada Kapal perintis KMP Tuna Tomini yang
melayani Gorontalo – Wakai – Ampana – Wakai (PP). Pemprov Gorontalo berhasil
6
meyakinkan pemerintah pusat untuk meningkatkan trip KM Tuna Tomini menjadi tiga
kali seminggu yang sebelumnya hanya dua kali dalam seminggu. Selain itu terdapat juga
KMP Moinit, merupakan kapal penyeberangan komersil yang melayani Gorontalo –
Pagimana (PP) setiap dua hari sekali.Untuk Pelabuhan Tilamuta di Kabupaten Boalemo,
tersedia kapal tol laut KM Kendhaga Nusantara 13 dengan rute Pelabuhan Bitung –
Tilamuta – Parigi – Poso – Ampana – Luwuk – Banggai. Keberadaan kapal tol laut
tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena mampu menurunkan
disparitas harga yang selama ini dirasakan cukup berat oleh masyarakat, terutama pada
komoditas semen yang merupakan muatan utamanya.
Di sektor perhubungan udara, telah dilakukan Tinjau Ulang Rencana Induk Bandara
Djalaluddin Gorontalo oleh Kementerian Perhubungan RI melalui UPBU Kelas I
Djalaluddin Gorontalo. Tinjau ulang untuk mengakomodir kebutuhan infrastruktur
Bandara Djalaluddin sebagai Bandara Embarkasi Haji Penuh baru di Kawasan Timur
Indonesia.
“Untuk menjadi bandara internasional ada beberapa syarat lagi yang harus dipenuhi.
Salah satunya panjang dan lebar landasan. Naah ini yang sedang dikaji ulang melalui
UPBU Kelas I Djalaluddin Gorontalo,” jelas Jamal.
7
Pelayanan Kartu Pengawasan (SiPeKa) khususnya untuk Angkutan Sewa Khusus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterpaduan antarmoda transportasi di simpulPelabuhan Penyeberangan Gorontalo
belum didesaindan diimplementasikan dengan baik, sehinggakepastian layanan serta
kenyamanan dalam alih modatidak dapat dihadirkan. Hal ini akan cukup
berpengaruhterhadap pilihan pengguna untuk angkutan lanjutan(yang umumnya lebih
memilih bentor, sepeda motor,atau kendaraan pribadi, dibandingkan
denganmenggunakan BRT Trans Hulonthalangi).Pemilihan penggunaan modal
transportasi dari/kePelabuhan Penyeberangan tidak sepenuhnya berkaitandengan
biaya transportasi, tetapi juga faktor waktuperjalanan (termasukwaktu tunggu),
kenyamanan dankemudahan (conveniency) karena sebagian besarpelaku perjalanan
membawa bagasi yang cukup besar,termasuk faktor sosial setempat yang
masihmengganggap bus sebagai moda angkutan bagi kelasbawah.
3.2 Saran
Dalam jangka pendek perlu perubahan rutedengan cara memasukkan bus Trans
Hulonthalangike dalam areal Pelabuhan Penyeberangan Gorontaloyang dari dan ke
Terminal Leato, terutama pada waktukedatangan dan keberangkatan kapal.Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada narasumber
8
Bapak M.Isnaeni, ST, MT. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Pusat
Penelitian dan PengembanganTransportasi Antarmoda atas kesempatan yangdiberikan
sehingga tulisan ini dapat diterbitkan.
Daftar Pustaka
9
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Gorontalo 2010-2030
Transportasi Antarmoda.
SNI 03-7094-2005 tentang Rambu-Rambu di Terminal
10