Anda di halaman 1dari 11

Jurnal STIKES

Vol. 7, No.2, Desember 2014

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MEMINIMALKAN STRES


HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

PARENT PARTICIPATION MINIMIZING STRESS HOSPITALIZATION


TO PRESCHOOL

Fransiskus Tae, Kili Astarani


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend Panjaitan No. 3B Kediri 64102
(stikes_rsbaptis@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Partisipasi orang tua dalam meminimalkan stress hospitalisasi pada anak usia
prasekolah. Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan stres pada semua tingkat usia.
Penyebab stres dipengaruhi banyak faktor, baik dari petugas, lingkungan baru, maupun
keluarga yang mendampinginya. Tujuan penelitian mempelajari gambaran partisipasi
orang tua dalam meminimalkan stres hospitalisasi anak usia pra sekolah. Desain
penelitian deskriptif, populasi yang diteliti seluruh orang tua anak usia pra sekolah yang
dirawat diRumah Sakit Baptis Kediri, dengan teknik purposive sampling. Sampelnya
berjumlah 44 responden. Variabel penelitian iniyaitu gambaran partisipasi orang tua
dalam meminimalkan stres hospitalisasi. Instrumen yang dipergunakan kuesioner. Hasil
penelitian partisipasi orang tua dalam meminimalkan stres hospitalisasi pada anak usia
pra sekolah yang dirawat di Rumah Sakit Baptis Kediri diketahui paling banyakresponden
memiliki partisipasi dalam kategori kurang yaitu 20 responden (45,5%) meliputi
menyemangati anak, partisipasi perencanaan perawatan, dukungan emosional dan
psikosoial, serta dukungan informasi. Simpulan penelitian adalah partisipasi orang tua
kurang dalam meminimalkan stress hospitalisasi pada anak usia pra sekolah yang
dirawat di rumah sakit Baptis Kediri.

Kata Kunci : Partisipasi orang tua, Stres hospitalisasi

ABSTRACT

Parent participation helps to minimize stress hospitalization to preschool.


Hospitalization in pediatric patients may cause stress at all level of age. The cause of
stress is influenced by many factors, both of officers, new environment, and with family.
The objective of research was to study description of parent participation minimizing
stress hospitalization to preschool. The research design was descriptive. Population was
all parents of prechool using purposive sampling technique. The samples were 44
respondents. The variable was parent participation minimizing stress hospitalization. The
instrument used questionnaire. The result showed parent participation minimizing stress
hospitalization to preschool in Kediri Baptist hospital most respondent had less
participation, there were 20 respondents (45.5%) such as encourage children,participate
nursing planning, encourage emotional and psychological support and support beneficial

153
Partisipasi Orang Tua dalam Meminimalkan Stres Hospitalisasi pada Anak Usia Pra Sekolah
Kili Astarani, Fransiskus Tae

information. It was concluded that parent participation was less in minimizing stress
hospitalization to preschool hospitalized in Kediri Baptist hospital.

Keywords: parent participation, stress hospitalization

Pendahuluan yang menjalani hospitalisasi pada tahun


2011 sebanyak 152 juta. Sedangkan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci
Anak yang mengalami sakit dan Sukoati mahasiswa STIKES RS Baptis
menjalani perawatan di rumah sakit, akan Kediri yang telah melakukan penelitian di
terpaksa berpisah dari lingkungan yang RS Baptis Kediri didapatkan hasil
dirasakannya aman, penuh kasih sayang, sebanyak 60% anak menunjukkan
dan menyenangkan, yaitu rumah, perilaku koping yang maladaptif (seperti
permainan, dan teman sepermainannya. menangis, mengamuk, tidak mau minum
proses ini dikatakan sebagai proses obat, tidak mau dilakukan tindakan
hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan keperawatan dan sebagainya) saat
suatu proses, dimana karena suatu alasan menghadapi hospitalisasi berdasarkan
tertentu baik darurat atau berencana hasil wawancara yang dilakukan di RS
mengharuskan anak tinggal di rumah sakit Baptis Kediri pada tanggal 16 – 17
menjalani terapi dan perawatan sampai Desember 2013 jumlah anak yang rawat
pemulangan kembali ke rumah (Suryanti, inap di Gedung Duvall Lantai 2 Ruang
2013). Sakit dan dirawat di rumah sakit Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada 3
merupakan krisis utama yang tampak pada bulan terakhir sebanyak 150 anak, hasil
anak. Jika seorang anak dirawat di rumah pengumpulan data pada 20 responden
sakit, maka anak tersebut akan mudah yang sedang menjalani rawat inap. 19
mengalami krisis karena anak mengalami responden (95%) mendapat partisipasi dari
stres akibat perubahan baik terhadap status orang tua dan semuanya (19 responden)
kesehatannya maupun lingkungannya mengalami stres hospitalisasi. Perawatan
anak dalam kebiasaan sehari-hari, di rumah sakit juga membuat anak
mempunyai sejumlah keterbatasan dalam kehilangan kontrol terhadap dirinya.
mekanismme koping untuk mengatasi Selama proses hospitalisasi anak dan
masalah maupun kejadian-kejadian yang orang tua dapat mengalami beberapa
bersifat menekan. berbagai perasaan yang pengalaman yang sangat traumatik dan
sering muncul pada anak, yaitu marah, mendorong terhadap munculnya stres
sedih, takut, dan rasa bersalah. hospitalisasi anak yang mengalami stres
hospitalisasi pada pasien anak dapat hospitalisasi memberikan dampak pada
menyebabkan stres pada semua tingkat munculnya gangguan suasana hati yang
usia. Penyebab stres dipengaruhi oleh berupa tidak bisa tidur, dan dengan
banyak faktor, baik dari petugas (perawat, demikian dapat menyebabkan sifat mudah
dokter, dan tenaga medis lainnya), marah, gangguan kognitif yang muncul
lingkungan baru, maupun keluarga yang dalam bentuk kekhawatiran dan
mendampinginya (Eni, 2010). Hasil pra keprihatinan pada anak mengenai hal-hal
penelitian melalui observasi diketahui yang tidak menyenangkan dan gangguan
bahwa hampir semua anak didampingi motorik yang berupa tidak tenang, gugup,
orang tuanya saat dilakukan tindakan kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan
perawatan di rumah sakit dan masih tujuan (Semiun, 2006). Hospitalisasi juga
banyak anak yang menangis dan menolak memberikan dampak negatif yaitu
saat dilakukan perawatan. memunculkan tantangan-tantangan yang
Rawat inap pada anak seringkali harus dihadapinya seperti, mengatasi suatu
memberikan dampak traumatis pada anak. perpisahan dan penyesuaian dengan
Data WHO menunjukkan jumlah anak lingkungan yang asing baginya.

154
Jurnal STIKES
Vol. 7, No.2, Desember 2014

penyesuaian dengan banyak orang dapat berpartisipasi dalam merawat anak


mengurusinya, dan kerap kali yang sakit terutama dalam perawatan yang
berhubungan dan bergaul dengan anak- bisa dilakukan.Upaya yang ketiga adalah
anak yang sakit serta pengalaman membuat ruang perawatan seperti situasi
mengikuti terapi yang menyakitkan dirumah dengan mendekorasi dinding
(Lumiu, 2013). Orang tua seringkali tidak memakai poster bergambar sehinga anak
menyadari bahwa kehadirannya sangat merasa nyaman jika berada dalam ruang
dibutuhkan anak pada saat proses tersebut (Nursalam, 2005). Tujuan
perawatan di rumah sakit. Kondisi ini penelitian ini adalah untuk mempelajari
memberikan pengaruh pada munculnya partisipasi orang tua dalam meminimalkan
stres hospitalisasi yang berlebihan pada stres hospitalisasi pada anak usia pra
anak sehingga anak tidak kooperatif pada sekolah.
saat perawatan di rumah sakit (Wahyuni,
2011). Trauma yang dirasakan oleh orang
tua menyebabkan orang tua mengurangi Metodologi Penelitian
partisipasinya dalam perawatan anak, ada
beberapa orang tua yang merasa tidak tega
dengan kondisi anak pada saat dirawat di Desain penelitian yang digunakan
rumah sakit sehingga mendelegasikan dalam penelitian adalah metode penilitian
perannya pada orang lain misalnya kakek deskriptif. Populasi adalah keseluruhan
atau nenek, namun ada beberapa orang tua objek penelitian atau objek yang diteliti
yang tetap tegar dengan kondisi anaknya dalam penelitian ini adalah semua orang
dan tetap mendampingi anaknya pada saat tua anak usia pra sekolah yang dirawat di
menjalani perawatan di rumah sakit Rumah Sakit Baptis Kediri yang
(Suryanti, 2013). berjumlah 44 anak.yang diambil dengan
Beberapa upaya untuk mencegah menggunakan teknik purposive sampling.
dan meminimalkan dampak dari stres Terdapat satu variabel tunggal yaitu
hospitalisasi yaitu romming in yang berarti partisipasi orang tua dalam meminimalkan
orang tua dan anak tinggal bersama, jika stres hospitalisasi. Pengumpulan data yang
tidak bisa sebaiknya orang tua dapat dilakukan oleh peneliti dengan
melihat anak setiap saat untuk menggunakan kuesioner kemudian data
mempertahankan komunikasi dengan diuji dengan menggunakan uji statistik
anak. Upaya yang kedua adalah partisipasi distribusi frekuensi.
orang tua dimana orang tua diharapkan

Hasil Penelitian

Tabel 1 Partisipasi Orang Tua Dalam Meminimalkan Stres Hospitalisasi pada Anak
Usia Pra Sekolah yang dirawat di Rumah Sakit Baptis Kediri Bulan Mei –
Juni 2014 (n=44)
Partisipasi Orang Tua Jumlah
Indikator Partisipasi Orang Tua Kurang Cukup Baik
F %
F % F % F %
Menjembatani Komunikasi 1 2,3 29 65,9 14 31,8 44 100
Menyemangati 41 93,2 3 6,8 0 0 44 100
Dukungan Emosi dan Psokilogis 18 40,9 22 50 4 9,1 44 100
Dukungan Informasi 18 40,9 18 40,9 8 18,2 44 100
Kolaborasi dengan Perawat 11 25 24 54,5 9 20,5 44 100
Partisipasi dalam Rencana Perawatan 23 52,3 19 43,2 2 4,5 44 100
Partisipasi dalam Perawatan 4 9,1 31 70,5 9 20,5 44 100

155
Partisipasi Orang Tua dalam Meminimalkan Stres Hospitalisasi pada Anak Usia Pra Sekolah
Kili Astarani, Fransiskus Tae

Berdasarkan tabel 1 diketahui hospitalisasi sangat penting. Orang tua


bahwa paling banyak responden dapat memberikan dukungan berupa
memiliki partisipasi dalam kategori psikis dan dukungan berupa emotional
kurang yaitu 20 responden (45,5%). kepada anak yang menjalani
Berdasarkan indikator partisipasi hospitalisasi. Anak pra sekolah
keluarga dalam menurunkan stress mengalami hospitalisasi dengan
hospitalisasi pada anak yang kurang bermacam-macam sebab, seperti
adalah menyemangati (93,2%), cedera, penyakit infeksi, pembedahan,
Partisipasi dalam rencana keperawatan dan penyakit kronik. Anak prasekolah
(52,3%), dan dukungan informasi dan sesuai dengan tahap perkembangannya
dukungan emosi dan psikologis sudah mempunyai sifat bertanya-tanya
masing-masing 40,9%. tentang suatu hal, kemampuan bahasa
yang cukup baik, dan menikmati awal
kemandirian mereka, tetapi anak
Pembahasan prasekolah juga membutuhkan
kehadiran dan dukungan orang tua
dalam hidup mereka (Kavin, 2011).
Gambaran Partisipasi Orang Tua Kehadiran orang lain di dalam kehidupan
dalam Meminimalkan Stress pribadi seseorang begitu diperlukan hal ini
Hospitalisasi terjadi karena seseorang tidak mungkin
memenuhi kebutuhan fisik maupun
psikologisnya secara sendiri individu
Hasil penelitian menunjukkan membutuhkan dukungan sosial baik yang
bahwa paling banyak responden memiliki berasal dari atasan, teman sekerja maupun
partisipasi dalam meminimalkan stres keluarga, perubahan dalam anggota
hospitalisasi pada anak usia pra sekolah keluarga yang bisa mempengaruhi anggota
yang dirawat di Rumah Sakit Baptis keluarga yang lain adalah stress, misalnya
Kediri dalam kategori kurang yaitu 20 yaitu anak yang mengalami sakit
responden (45,5%). kondisi sakit, membuat perubahan
Partisipasi orang tua merupakan dalam keluarga dalam hal ini fokus
bentuk keikutsertaan orang tua dalam interaksi keluarga adalah pada anak
segala kegiatan yang terjadi pada anak yang sakit sedangkan kebutuhan
mulai dari penyusunan perencanaan interaksi dengan anggota atau
sampai dengan pelaksanaan suatu kegiatan lingkungan yang lain menjadi
yang akan dilaksanakan pada anak berkurang stres dalam keluarga dapat
(Kresnani, 2012). Stres adalah suatu diminimalkan dengan cara melibatkan
respon kondisi dari tubuh terhadap situasi keluarga dalam perawatan anak
yang terlihat menakutkan, mengejutkan, keterlibatan keluarga terutama dalam
membingungkan, membahayakan, dan perawatan anak diterapkan dalam asuhan
merisaukan seseorang (Yosep, 2009). keperawatan yang dikenal dengan konsep
Hospitalisasi adalah suatu proses Family Centered Care (perawatan yang
karena suatu alasan darurat atau berencana berfokus pada keluarga), partisipasi orang
yang mengharuskan anak untuk tinggal di tua terdapat hirarki, hirarki ini merupakan
rumah sakit menjalani terapi dan proses family care center antara orang tua
perawatan sampai pemulangan kembali ke dan perawat dalam membangun hubungan
rumah (Supartini, 2004). Sebagian besar kerja sama dalam perawatan anak. pada
stres hospitalisasi yang terjadi pada setiap tahap, dibahas beberapa aspek yang
bayi di usia pertengahan sampai anak ditingkatkan oleh orang tua dan perawat
periode prasekolah, khususnya anak agar mencapai hubungan kerjasama yang
yang berumur 6 sampai 30 bulan adalah baik untuk menunjang perawatan anak di
stres karena perpisahan. Partisipasi rumah sakit aspek tersebut adalah status
orang tua dalam upaya mengatasi stres hubungan orang tua dan keluarga,
pada anak yang sedang menjalani komunikasi, peran perawat dan peran

156
154
Jurnal STIKES
Vol. 7, No.2, Desember 2014

orang tua, orang tua dan perawat untuk yang diberikan dan perkembangan
pertama kalinya melakukan interaksi kondisi anak selama perawatan, pasien,
perawat berperan penuh dalam pengunjung, perawat dan dokter
memberikan asuhan keperawatan dan mempunyai kontribusi positif terhadap
bertindak sebagai pemimpin dalam keluarga dalam perawatan pasien di
memberikan perawatan dan orang tua rumah sakit, pengunjung dapat
dilibatkan dalam perawatan ini membuat diri mereka menjadi seorang
Sedangkan orang tua dan keluarga animator, pengawas, pembimbing dan
harus menghargai kehidupan anak yang pelaku. dari keseluruhan tersebut diatas
konstan menghargai pengetahuan yang keluarga menjadi sumber penting dalam
dimiliki oleh anak dan menerima memberikan dukungan psikososial dan
perbedaan yang ada dalam diri anak tahap emosional untuk pasien rawat inap
keterlibatan orang tua ini merupakan tahap status hubungan orang tua dan perawat
paling awal oleh karena itu komunikasi sama yaitu sebagai pemberi perawatan
dan penyampaian informasi dari perawat dengan memperhatikan kesejahteraan
mengenai perawatan anak dan dari orang keluarga misalnya perawat harus
tua kepada perawat mengenai informasi menyadari bahwa kondisi sakit yang
yang berkaitan dengan kehidupan anak dialami oleh anak tidak hanya menjadi
harus dilakukan dengan saling terbuka dan perhatian orang tua oleh karena itu
jujur sehingga terjalin rasa saling percaya. komunikasi antara perawat dan orang
peran orang tua adalah mendukung anak tua pada tahap ini adalah merundingkan
secara emosional dan sebagai advokator peran orang tua dan perawat dalam
bagi anak sedangkan peran perawat adalah memberikan perawatan serta
melakukan proses keperawatan menolong mengidentifikasi kebutuhan orang tua
keluarga untuk memaksimalkan terhadap dukungan baik psikis maupun
kehidupan normal mereka serta sebagai fisik misalnya perawat memastikan
advocator bagi keluarga, pada tahap ini orang tua mendapatkan istirahat yang
ditandai dengan telah terbinanya cukup dalam masa perawatan anak dan
hubungan kerja sama antara orang tua memberdayakan orang tua untuk
dan perawat anggota keluarga yang lain memberikan perawatan kepada anak
dapat dilibatkan dalam hubungan ini orang tua berperan sebagai pemberi
peran orang tua adalah berpartisipasi asuhan yang utama oleh karena itu,
dalam asuhan keperawatan saat di orang tua juga memiliki wewenang
minta oleh perawat maupun saat untuk memberikan perawatan kepada
dibutuhkan oleh anak. partisipasi orang anak sedangkan perawat berperan
tua dalam perawatan anak dirundingkan sebagai pendorong, penasihat dan
bersama dan orang tua berpartisipasi fasilitator perawat dan orang tua saling
secara sukarela. sedangkan perawat menghormati peran masing–masing dan
bertanggung jawab terhadap semua melibatkan anggota keluarga dalam
bentuk perawatan yang diberikan oleh perawatan anak orang tua menghargai
orang tua maupun yang diberikan oleh peran perawat sebagai konselor atau
perawat sendiri serta memberikan konsultan sedangkan perawat
pendidikan kesehatan yang dibutuhkan menyadari bahwa orang tua mampu
orang tua dan anak, orang tua dan merawat anak mereka dalam semua
perawat saling memberikan informasi aspek oleh karena itu, perawat
mengenai kondisi anak, orang tua mengkomunikasikan setiap keputusan
memberikan informasi mengenai yang akan diambil mengenai perawatan
kebiasaan dan tingkah laku anak selama anak dengan orang tua orang tua
di rumah untuk membantu perawat saat diharapkan dapat berpartisipasi dalam
merencanakan dan melakukan merawat anak yang sakit, terutama
intervensi keperawatan sedangkan dalam perawatan yang bisa dia lakukan
perawat memberikan informasi perawat dapat memberikan kesempatan
mengenai segala bentuk perawatan kepada orang tua untuk menyiapkan

55
157
Partisipasi Orang Tua dalam Meminimalkan Stres Hospitalisasi pada Anak Usia Pra Sekolah
Kili Astarani, Fransiskus Tae

makanan anak atau memandikannya baru maupun keluarga yang mendampingi


dalam hal ini, perawat berperan sebagai selama perawatan (Nursalam, 2008).
pendidik kesehatan health educator Sumber stres saat hospitalisasi antara lain
bagi keluarga partisipasi orang tua akibat perpisahan, kehilangan kontrol,
dimana orang tua diharapkan dapat cedera dan nyeri tubuh akibat prosedur
berpartisipasi dalam merawat anak yang invasif. Respon perilaku pada anak usia
sakit terutama dalam perawatan yang pra sekolah yiatu berupa regresi,
bisa dilakukan Partisipasi orang tua ketergantungan, perasaan takut, rasa
dalam perawatan anak yang menjalani bersalah serta respon fisiologis. Secara
hospitalisasi akan memberikan rasa teoritis menunjukkan bahwa banyak
nyaman dan aman pada anak sehingga faktor yang dapat menyebabkan orang
anak dapat lebih tenang dalam tua kurang berpartisipasi dalam proses
menjalaninya. Bentuk partisipasi orang keperawatan anak di rumah sakit,
tua ini meliputi mempertahankan diantaranya adalah orang tua merasa
komunikasi dengan anak, memberikan bahwa kehadiran orang tua di rumah
motivasi untuk sembuh kepada anak, sakit untuk mendampingi anak serta
memberikan dukungan emosional berpartisipasi pada proses pemberian
kepada anak dan memberikan dukungan asuhan keperawatan tidak berpengaruh
psikiskepada anak, berpartisipasi dalam secara signifikan terhadap proses
perencanaan keperawatan, membantu keperawatan anak. Apabila ditinjau dari
proses perawatan misalnya menyuapi pendidikan paling banyak responden
anak dan membantu dalam menjaga memiliki pendidikan dasar responden
kerapian ruang perawatan. dengan pendidikan memiliki dasar
Penelitian menunjukkan bahwa pemahaman yang rendah tentang peran
paling banyak responden yang memiliki orang tua dalam proses keperawatan anak,
partisipasi dalam meminimalkan stres dan ada kecenderungan responden tidak
hospitalisasi pada anak usia pra sekolah percaya diri dalam mendampingi anaknya
yang dirawat di Rumah Sakit Baptis di rumah sakit dan menyerahkan proses
Kediri dalam kategori kurang. Anak keperawatan seluruhnya kepada perawat,
yang dirawat dirumah sakit pasti akan padahal banyak hal-hal lain yang terkait
mengalami stres. Hal ini dapat diakibatkan dengan proses keperawatan yang tidak
oleh perpisahan dengan orang tua ataupun bisa dilakukan oleh perawat sepenuhnya
dengan lingkungan yang dirasa aman oleh misalnya adalah memberikan ketenangan
anak. Orang tua dalam hal ini sangat kepada anak. Partisipasi orang tua dalam
berperan penting atau berpartisipasi dalam pemberian perawatan kepada anak yang
mengurangi stres pada anak. Tetapi pada menjalani hospitalisasi akan memberikan
kenyataan dari hasil penelitian ini orang rasa nyaman dan aman pada anak
tua kurang berpartisipasi. Hal ini dapat sehingga anak dapat lebih tenang dalam
dipengaruhi oleh banyak faktor. menjalaninya. Bentuk partisipasi orang tua
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dapat dilakukan meliputi orang tua
menunjukan bahwa lebih dari 50% mempertahankan komunikasi dengan
yaitu 25 responden (56,8%) adalah ibu anak, memberikan motivasi kepada
yang mendampingi anak saat dirawat di anak, memberikan dukungan emosional
rumah sakit tetapi ada juga 43,2% anak kepada anak dan memberikan dukungan
yang didampingi oleh ayahnya. Dari psikis kepada anak, orang tua juga harus
jenis tingkat pendidikan orang tua anak berpartisipasi dalam perencanaan asuhan
didapatkan juga hasil yaitu 52,2% keperawatan, membantu proses perawatan
dengan tingkat pendidikan SD dan misalnya menyuapi anak dan membantu
SMP. dalam menjaga kerapian ruang perawatan
Stres yang dialami oleh anak (Bellou, 2007). Anak harus di kelompokan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara bersama sehingga mereka dapat diawasi
lain faktor dari petugas (perawat, dokter, oleh staf yang terlatih secara khusus dan
dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan berpengalaman dalam merawat anak-

158
154
Jurnal STIKES
Vol. 7, No.2, Desember 2014

anak. Perawat umum yang terdaftar dan selimut, memijat tubuh, menempatkan
biasanya jarang sekali menangani anak- termometer, membangunkan pasien dari
anak selama pelatihan dan membutuhkan tempat tidur, dan membantu dalam
pengalaman lebih banyak jika mereka memberikan obat, serta melindungi pasien
akan diberikan tanggung jawab posisi dari kecelakaan dan bahaya lain (Kresnani,
senior di unit anak-anak, demikian juga A.L. 2012).
dengan terapi guru, perawat taman kanak- Perawatan di rumah sakit membuat
kanak, pemandu anak untuk bermain anak kehilangan kontrol terhadap dirinya.
mengorganisasikan pendidikan dan Selama proses hospitalisasi anak dan
permainan pemisahan dengan orang orang tua dapat mengalami beberapa
dewasa memungkinkan tempat perawatan pengalaman yang sangat traumatik dan
anak menjadi tidak begitu formal kesan mendorong terhadap munculnya stres
pertama yang didapat dari tempat hospitalisasi. Partisipasi Orang tua dalam
perawatan anak mestinya bebas dan meminimalkan terjadinya stres
menyenangkan, bukan suasana yang hospitalisasi sangatlah penting. Pada saat
sangat medis dan teknis yang sampai anak sakit anak cenderung akan lebih
saat ini terus saja berjalan bentuk dekat dengan ibunya dan tidak mau
partisipasi orang tua itu sendiri disentuh dengan orang lain tidak terkecuali
diantaranya mengatur komunikasi ayahnya. Pada hasil partisipasi orang tua
pasien dengan keluarga dan kerabat, kurang hal ini dapat dipengaruhi oleh
contohnya yiatu seperti orang tua faktor orang tua yang menjaga anaknya
menanyakan bagaimana keadaanya karena ayah cenderung keras yang
anak saat ini?, apa anak masih mengakibatkan anak semakin merasa
merasakan sakit?, apakah anak sudah cemas dalam menghadapi hospitalisasi.
makan, atau sudah minum obat belum?, Tingkat pendidikan orang tua pun sangat
menyemangati pasien, misalnya memberi berperan dalam hal stress hospitalisasi
semangat untuk cepat sembuh, dengan tingkat pendidikan yang hampir
memberikan semangat kepada anak, lebih dari 50 % adalah SD dan SMP tidak
menghiburnya anak serta mengajaknya menutup kemungkinan orang tua belum
anak untuk bercanda bergurau dengan benar-benar memahami pentingnya
memberikan semangat, memberikan partisipasi orang tua dalam meminimalkan
dukungan emosional dan psikososial stres hospitalisasi yang terjadi pada anak.
pada pasien, dukungan dan semangat Melibatkan orang tua dalam setiap
agar anak tidak merasa cemas, tindakan yang akan dilakukan kepada anak
menjelaskan dan memberikan informasi merupakan upaya dalam meminimalkan
pada pasien tentang perawatan yang stres pada anak, karena akan merasa
sedang dijalaninya memberitahukan terlindungi dengan adanya orang tua di
kepada anak tentang sakitnya, dan samping mereka, terutama pada anak
menjelaskan tentang alasan perawatan berusia 1–3 tahun.
yang sedang dijalaninya, berkolaborasi Cara mengurangi dampak
dengan perawat selama proses perawatan, Hospitalisasi adalah menyiapkan anak
sering menanyakan kepada perawat untuk hospitalisasi ketakutan yang
tentang keadaan si anak dan berkonsultasi timbul biasanya desebabkan karena
tentang keadaan si anak, berpartisipasi tidak mempunyai pengalaman dirawat
dalam rencana perawatan pasien, atau ketidaktahuan tentang prosedur
seperti bertanya kepada perawat apa karena tidak mempunyai pengalaman
saja yang harus dilakukan oleh orang dirawat atau ketaktahuan tentang
tua untuk merawat pasien, mengetahui prosedur tindakan. Apabila anak tidak
mana yang boleh dan mana yang tidak mempunyai koping yang efektif, maka
boleh dilakukan atau diberikan kepada hal tersebut akan menimbulkan stres,
pasien, berpartisipasi dalam pemberian hal itu dapat dicegah dengan cara
perawatan pasien, membantu saat memberikan penjelasan kepada anak,
makan, kebersihan diri, mengganti sprei seperti membawa anak berkeliling di

57
159
Partisipasi Orang Tua dalam Meminimalkan Stres Hospitalisasi pada Anak Usia Pra Sekolah
Kili Astarani, Fransiskus Tae

rumah sakit atau melalui pertunjukan memberinya dukungan dan semangat


boneka. Ketika anak didaftarkan untuk agar anak tidak merasa cemas,
dirawat, perawat sebaiknya menjelaskan menjelaskan dan memberikan informasi
mengenai prosedur-prosedur yang akan pada pasien tentang perawatan yang
dilakukan pada anak orang tua diharapkan sedang dijalaninya, misalnya
dapat berpartisipasi dalam merawat anak memberitahukan kepada anak tentang
yang sakit, terutama dalam perawatan sakitnya, dan menjelaskan tentang
yang bisa dia lakukan. perawat dapat alasan perawatan yang sedang
memberikan kesempatan kepada orang tua dijalaninya, berkolaborasi dengan
untuk menyiapkan makanan anak atau perawat selama proses perawatan,
memandikannya. Dalam hal ini, perawat sering menanyakan kepada perawat
berperan sebagai pendidik kesehatan tentang keadaan si anak dan
(health educator) bagi keluarga. Partisipasi berkonsultasi tentang keadaan si anak,
orang tua dimana orang tua diharapkan berpartisipasi dalam rencana perawatan
dapat berpartisipasi dalam merawat anak pasien, seperti bertanya kepada perawat
yang sakit terutama dalam perawatan yang apa saja yang harus dilakukan oleh
bisa dilakukan. orang tua untuk merawat pasien,
Berdasarkan hasil penelitian dari mengetahui mana yang boleh dan mana
indikator kuesioner ke 2 pada soal yang tidak boleh dilakukan atau
nomor 5 didapatkan hasil 81,8 % diberikan kepada pasien, berpartisipasi
menyatakan bahwa kadang – kadang dalam pemberian perawatan pasien,
dan tidak pernah memeluk anak saat misalnya membantu saat makan,
dirawat di rumah sakit dan ada soal kebersihan diri, mengganti seprei dan
nomor 8 didapatkan hasil 79,5 % selimut, memijat tubuh, menempatkan
menyatakan tidak pernah bercerita termometer, membangunkan pasien dari
tentang dongeng pada anak saat sakit tempat tidur, membantu dalam
atau dirawat dirumah sakit. memberikan obat, melindungi pasien
Hospitalisasi juga memberikan dari kecelakaan dan bahaya lain
dampak negatif yaitu memunculkan (Bellou, 2007). Partisipasi orang tua
tantangan-tantangan yang harus dalam upaya mengatasi stres pada anak
dihadapi seperti, mengatasi suatu yang sedang menjalani hospitalisasi
perpisahan dan penyesuaian dengan sangat penting. Orang tua dapat
lingkungan yang asing baginya. memberikan dukungan psikis dan
Penyesuaian dengan banyak orang emotional kepada anak yang menjalani
mengurusinya, dan kerap kali hospitalisasi anak prasekolah
berhubungan dan bergaul dengan anak- mengalami hospitalisasi dengan
anak yang sakit serta pengalaman bermacam-macam sebab, seperti
mengikuti terapi yang menyakitkan cedera, penyakit infeksi, pembedahan,
(Lumiu, 2013). Aktifitas penting yang dan penyakit kronik. anak prasekolah
dapat dilakukan keluarga selama proses sesuai dengan tahap perkembangannya
rawat inap adalah sebagai berikut : sudah mempunyai sifat bertanya-tanya
mengatur komunikasi pasien dengan tentang suatu hal, kemampuan bahasa
keluarga dan kerabat, seperti yang cukup baik, dan menikmati awal
menanyakan bagaimana keadaanya saat kemandirian mereka, tetapi anak
ini?, Apa masih merasakan sakit?, prasekolah juga membutuhkan
Sudah makan, atau minum obat belum, kehadiran dan dukungan orang tua
menyemangati pasien, misalnya dalam hidup mereka (Nursalam, 2008).
memberi semangat untuk cepat sembuh, Hasil rekapitulasi data khusus
memberi semangat dan menghiburnya dan dilihat dari pertanyaan kuesioner
mengajaknya bercanda bergurau didapatkan bahwa, ada jawaban dari
dengan memberikan semangat, orang tua yang masih kurang, hal ini
memberikan dukungan emosional dan seharusnya dilakukan oleh orang tua
psikososial pada pasien, seperti karena dengan melakukan hal-hal

160
154
Jurnal STIKES
Vol. 7, No.2, Desember 2014

tersebut dapat meminimalkan terjadinya luang untuk berkomunikasi dengan


stres hospitalisasi pada anak. Dengan orang tua selama anak dirawat dirumah
memeluk anak, anak akan merasa aman sakit, sehingga terjalin komunikasi
dan terlindungi dan merasa berada pada terapeutik yang mendukung perawatan
lingkungan yang nyaman. Saat orang pada anak.
tua bercerita maka akan dapat
mengalihkan perhatian anak atau stres
hospitalisasi anak kepada cerita yang Daftar Pustaka
diceritakan oleh orang tua. Dengan
cerita anak akan memiliki imajinasi
yang baik sehingga akan merasa lebih Bellou, P, (2007). The Contribution Of
tenang. Family In The Care Of
Patient In The Hospital.
Health Science Journal Issue
Kesimpulan 3, Hal:3-4 Jurnal keperawatan
pediatrik
Eni.(2010). Perkembangan Anak.
Kurangnya partisipasi orang tua Jakarta: Penerbit Kedokteran
dalam meminimalkan stress hospitalisasi EGC.
pada anak usia pra sekolah yang dirawat di Kavin, D.(2011).Parental Involvement
rumah sakit Baptis Kediri. Kurangnya in the Treatment of Childhood
partisipasi ini meliputi partisipasi dalam Anxiety.Insights into Clinical
menyemangati anak yang sakit, Counselling Desember
berpartisipasi dalam rencana perawatan, 2011.http://bc-counsellors.org/
memberikan dukunagn emosional dan wp-content/uploads/2011/02/I
psikososial, dan menjelaskan dan ICC-Winter-2011.pdf, on line
memberikan informasi tentang perawatan diakses pada tanggal 11 Januari
yang dijalaninya. 2014 jam 17.00 WIB.
Kresnani, A.L. (2012).Keperawatan
Pediarik. Jakarta: EGC
Saran Lumiu. S.E. (2013) Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kecemasan Akibat
Dukungan orang tua dalam Hospitalisasi Pada Anak Di
proses perawatan anak di rumah sakit Usia Pra Sekolah Di Irina. E
sangatlah diperlukan guna Blu Rsup Prof Dr.R.D
mempercepat proses kesembuhan anak. Kandou Manado Ejournal
Dukungan yang perlu di tingkatkan keperawatan (e-Kp) Volume 1
adalah dukungan dalam menyemangati Nomor 1Agustus 2013
anak/pasien untuk mendukung Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep
perawatan yang diberikan. Upaya yang Dasar Keperwatan Anak.
dapat dilakukan adalah perawat/petugas Jakarta: EGC.
kesehatan di rumah sakit aktif Suryanti, M. (2013).Pengaruh Terapi
melibatkan orang tua dan memberikan Bernain Puzzle Terhadap
support selama perawatan. Hubungan Dampak Hospitalisasi pada
yang baik antara orang tua dan petugas Anak Usia Pra Sekolah di
kesehatan dirumah sakit akan Ruang Anggrek I Rumah Sakit
meningkatkan rasa percaya diri orang Polpus R.S. Sukanto. Jakarata:
tua, selain itu orang tua terus dilibatkan Fakultas Kedokteran UPN
secara aktif dalam perencanaan Veteran Jakarta
perawatan maupun memberikan Wahyuni.(2011). Faktor Yang
informasi yang dibutuhkan. Petugas Berhubungan Dengan Tingkat
kesehatan harus menyediakan waktu Kecemasan Pada Anak Di RS

59
161
Partisipasi Orang Tua dalam Meminimalkan Stres Hospitalisasi pada Anak Usia Pra Sekolah
Kili Astarani, Fransiskus Tae

Bhayangkara Andi Mappa


Oudang Makassar.Jurnal
kesehatan Masyarakat.

154
162

Anda mungkin juga menyukai